SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.
Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.
Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.
Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.
Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. INVESTIGASI
Langit Los Angeles malam itu menggantung berat, dibungkus awan kelabu yang menyembunyikan benda bulat perak dalam keheningan. Angin dari arah pelabuhan berhembus membawa bau asin dan besi tua, aroma dunia yang disimpan dalam rahasia dan karat.
Lucas Lorenzo berdiri di tepi atap gedung usang di Distrik Pelican, matanya menatap ke kejauhan, ke arah gudang nomor 9 yang dikelilingi pagar kawat dan gelap gulita. Di sisinya, Zen menyusun perangkat kecil dengan tangan cekatan. Wajah mereka tak berbicara, tapi udara di antara keduanya dipenuhi ketegangan.
"Kellan dan Sean sudah sedang mengumpulkan informasi dari tempat berbeda, dan ini adalah tempat yang mama. Kellan bilang para anggota Black Mantis kemarin datangi saat Kellan mengikuti mereka," ucap Zen ambil menyambungkan kabel dari drone ke monitornya. "Dan ini satu-satunya tempat yang tidak tercatat dalam jalur pengawasan resmi milik yayasan. Kita akan menemukan jejak Seraphine selanjutnya," lanjut Zen.
Lucas mengangguk, namun matanya tetap terpaku pada lantai pelabuhan yang gelap dan basah. "Terlalu banyak yang disembunyikan.Tapi aku masih tidak mengerti kenapa mereka mengincar dan menculik Seraphine padahal gadis itu hanya orang biasa jauh dari hal-hal berbahaya," ucapnya.
Jejak Seraphine tidak menghilang begitu saja. Bukti menjelaskan kalau Seraphine mendatangi Los Angles yang masih tidak diketahui alasannya kenapa ia datang ke sini, terlebih ke yayasan amal yang mana di balik layar yayasan Dawson tampak filantropis namun ternyata penuh teka-teki. Sejak ia lenyap dari apartemen mewahnya, Lucas hanya menemukan petunjuk dalam bentuk rekaman CCTV yang terhapus, pesan terenkripsi, dan satu panggilan telepon misterius ke sebuah nomor asing, okasi terakhir: Gudang nomor 9, Distrik Pelican.
Angin pelabuhan benar-benar cukup membekukan mengingat ini penghujung tahun. Lucas dan Zen menyelinap di antara kontainer, bayangan mereka membaur dengan gelap malam. Drone terbang rendah, mengirim gambar buram dari celah-celah gudang tua.
"Ada gerakan manusia. Tidak banyak," ujar Zen melihat monitor yang terhubung pada drone.
"Pancing keluar," perintah Lucas.
Zen mengangguk dan menekan tombol detonator kecil, tidak untuk meledak, hanya untuk memicu alarm palsu di bagian timur gudang.
Beberapa detik kemudian, pintu logam terbuka. Seorang pria bertopi berjalan cepat keluar, memegang ponsel dan senter. Lucas tak membuang waktu. Ia bergerak cepat, satu langkah, dua langkah, lalu membekap pria itu dari belakang dan membantingnya ke lantai dengan gerakan halus.
"Siapa kau?" desis Lucas, menempelkan pistol ke rahang pria itu. "Apa kau tahu ke mana Seraphine Vale dibawa?"
Pria itu tergagap. "A-aku cuma teknisi! Disuruh menjaga server di sini. Ada orang-orang bawa hard drive kemarin malam, langsung dibawa ke mobil tanpa lampu. Aku tidak tahu apa-apa. Sumpah!”
Zen menggeledah kantung pria itu dan menarik kartu akses serta catatan kecil bertuliskan angka GPS. Dengan cepat ia mencari tahu isi dari kartu akses tersebut.
"Ini koordinat," beritahu Zen ketika ia mendapatkan informasi dari kartu itu. Zen menatap Lucas dan berkata,. "Tengah gurun. Tempat pembuangan perangkat elektronik."
Lucas menoleh. Ada sinar tajam dalam matanya. "Kita ke sana sekarang."
Lucas segera memukul tengkuk pria yang ia tahan hingga pingsan, tidak ingin mengambil resiko orang tersebut memberikan laporan. Setelah itu ia dan Zen dengan cepat berlari ke mobil dan melesat pergi ke tempat tujuan baru.
Perjalanan menembus malam memakan waktu dua jam. Mobil hitam mereka melaju melintasi jalan kosong yang membelah gurun Mojave. Tanah di luar seperti permadani abu-abu, dingin dan tak bersuara.
Saat mereka tiba di tempat tujuan yaitu bekas kompleks pemrosesan limbah elektronik, fajar baru saja menggurat cakrawala. Di antara bangkai komputer dan televisi tua, berdiri satu bangunan bata setengah runtuh.
Lucas dan Zen turun dari mobil, berjalan perlahan, senjata di tangan.
Lalu suara peluit melengking, dan tiba-tiba peluru meledak dari jendela atas.
“Cover!” teriak Lucas, berguling ke balik tumpukan kabel dan papan sirkuit raksasa. Zen membalas tembakan dengan dua peluru akurat ke arah jendela.
Dua pria bersenjata muncul dari balik bangunan, membawa senapan laras panjang. Perkelahian meledak dalam hitungan detik, debu dan peluru beterbangan, langit pagi dipenuhi bau mesiu.
Lucas bergerak lincah, menembak satu dari jarak dekat, lalu menghantam leher pria kedua dengan bagian belakang pistol.
Zen menginjak tangan satu pelaku yang mencoba lari dan membentaknya, "Dimana perempuan bernama Seraphine Vale?!"
Orang itu terbatuk, mulutnya berdarah. "Dia tidak di sini lagi. Atasan membawa gadis itu pergi sebulan lalu. Mereka … mereka bilang dia terlalu tahu banyak. Mereka akan 'menghapusnya', tapi aku sendiri tidak mengerti maksudnya," jawabnya.
Lucas merasakan dunia berguncang sejenak.
Menghapus? Apa ini bukan sekadar penculikan? Apa sebenarnya yang terjadi? batin Lucas penuh kebingungan.
Zen dengan cepat menembak orang tersebut, membiarkannya terkapar di lantai, merubah butiran pasir menjadi merah di bawah tubuh pria itu.
Mereka kembali melanjutkan pencarian di area pembuangan tersebut. Yakin kalau masih ada jejak yang tertinggal untuk menjawab kebingungan mereka tentang menghilangnya Seraphine.
Udara gurun masih sarat debu ketika Zen mengeluarkan laptop hitam dari ransel dan mulai menghubungkan kabel ke terminal listrik usang di dalam bangunan lain yang mereka temukan selain bangunan sebelumnya.
Lucas berdiri membungkuk di depan salah satu rak logam, tempat sebuah hard drive hitam matte tertinggal, hampir tertutup abu dan serat kabel yang terbakar. Di sampingnya, amplop lusuh dengan inisial "SV" tertulis dengan tinta merah.
"Aku rasa ini milik Seraphine," bisik Lucas, menyentuh amplop dengan hati-hati. Isinya terdapat satu lembar dokumen yang hampir robek dan sebuah flashdisk metalik ringan.
Zen menatap layar laptopnya. "Aku bisa pecahkan sebagian enkripsi di hard drive. Ada folder bertanda 'Ankaa', entah apa isinya."
Lucas hanya melihat, membiarkan ahlinya yang melakukan tugas dan tidak mengganggu.
Zen menunjuk serangkaian data acak yang mulai muncul, sebuah laporan transaksi rahasia, pemindahan dana yayasan Dawson ke rekening asing atas nama perusahaan fiktif Koralis International, dan … foto-foto.
Lucas menyipitkan mata saat gambar demi gambar muncul di layar.
Wajah-wajah tak asing seperti politisi, pengusaha, dan dengan jantung yang mulai berdegup lebih cepat, Alfred dan Vivian Dawson, orang tua Camellia.
Dalam salah satu foto, Alfred terlihat duduk di sebuah restoran mewah, berbicara dengan pria berkacamata hitam. Di latar belakang, gadis kecil yang jelas itu adalah Seraphine tampak berdiri di sana, diam layaknya patung. Ada ketegangan di wajahnya, bahkan dalam tangkapan diam itu.
Lucas menarik napas dalam.
"Dia tahu sesuatu," ucapnya pelan. "Seraphine tahu bahwa yayasan itu berisi hal tidak normal, digunakan sebagai kedok. Dan Alfred Dawson terlibat."
Zen menekan tombol dan layar berganti ke diagram jaringan yang tampak rumit, node-node bersambung seperti jaring laba-laba.
"Ada satu nama lain yang terus muncul dalam file ini," katanya. "Nama kode: Raja Hitam."
Lucas memejamkan mata sejenak. Ia kenal dengan panggilan menggelikan itu, amat sangat kenal hingga setiap kali mendengarnya Lucas ingin menghancurkan kepala orang tersebut.
Ketua Black Mantis.
Raja Hitam, Matthew Bellamy.
"Kita menemukan biangnya," gumam Lucas. "Tapi belum tahu seberapa dalam akarnya masuk ke dalam keluarga Dawson."
Zen menoleh. "Lucas, ini lebih besar dari kita kira. Kalau kita buka ini tanpa persiapan, kita bukan hanya menyeret kau ke dalam bahaya. Kita akan menempatkan semua yang pernah dekat denganmu dalam sasaran. Termasuk Camellia yang jelas anak dari Alfred dan Vivian."
Lucas menatap horizon yang mulai memudar di balik gurun. Di ujung sana, ada rumah kecil, dengan seorang gadis buta yang menunggunya pulang. Tapi kini ia tahu, bahaya itu telah terlalu dekat dengan Camellia, bahkan sebelum Lucas datang.
Menghilangnya Seraphine jelas bukan hal biasa sekelas penculikan. Dimana para politisi dan orang-orang besar sudah bergabung, artinya ada hal besar yang akan atau sudah terjadi di luar sana. Sama seperti konspirasi wabah virus yang disebarkan oleh para kaum elit, maka Lucas yakin kalau Seraphine dan Dandelion Project pastilah salah satu campur tangan para orang-orang sinting itu.
Dan sekarang, Seraphine hilang karena mungkin perempuan itu tahu sebuah kebenaran yang tidak orang lain tahu.
Lucas menggenggam flashdisk itu erat. "Kita pulang. Kita susun ulang strategi."
Setelah tempat itu diamankan, Lucas berdiri sendiri di atas bukit kecil gurun, memandangi matahari yang mulai naik. Pikirannya mengembara ke satu suara yang tak ia dengar beberapa hari terakhir. Suara lembut dan tenang yang selalu memanggilnya pulang.
Camellia.
Dan untuk pertama kalinya sejak ia memulai misi ini, Lucas merasa bersalah, bukan karena belum bisa menyelamatkan Seraphine tepat waktu, tetapi karena ia mulai mengabaikan seseorang yang berarti lebih dari apa pun.
Ia meraih ponselnya. Mengetik pesan.
Namun jari-jarinya terhenti.
Apa yang harus ia katakan? Bahwa ia terperangkap di antara kegelapan dan kewajiban? Bahwa ia ingin melindunginya, tapi justru membuat gadis itu terluka dalam diam?
Ponsel itu dimasukkan kembali ke saku.
Lucas menatap ke langit. Dan di sana, fajar tak lagi tampak hangat. Ia tampak seperti cahaya yang datang terlambat.
Mobil mereka melaju kembali ke kota saat malam pagi turun, membawa serta beban kebenaran yang setengah terbuka. Dan di dalam hati Lucas, sesuatu mulai bergeser.
Ia bukan hanya ingin menyelamatkan Seraphine tapi juga menjauhkan bahaya dari Camellia.
Ia ingin menghancurkan mereka yang selama ini berselimut dalam cahaya filantropi, tapi menyembunyikan racun di baliknya.
Dan petunjuk besar itu, dalam bentuk satu nama, satu jaringan, dan satu rahasia gelap sebuah keluarga baru saja membuka pintu menuju medan yang jauh lebih berbahaya dari yang pernah ia bayangkan.
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee