“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
“Hiks... atit Mama,” isak Ruchia. Butiran-butiran air mata gadis mungil itu jatuh tiap Ibunya mengolesi obat merah di lututnya yang terluka.
“Maaf ya sayang, gara-gara Mama, kamu jadi luka begini. Harusnya Mama lebih siaga lagi menjaga kalian,” kata Rea dengan mata berkaca-kaca.
“Butan talah Mama. Talah Luci cendili yang lali-lali tadi atuh talan,” ucap Ruchia menghapus air mata Ibunya dengan jari-jari mungilnya. Rea tersenyum lalu dengan lembut mengecup telapak Ruchia.
“Matana talo dituluh belenti ya belenti, atuh tan tadina,” marah Rhui ketus sambil berdiri di belakang Ibunya.
“Ya… Luci nda ulang ladi.” Ruchia mengangkat jarinya dan berjanji tidak berlari sembarangan. Lalu, anak mungil itu meniup pelan lukanya.
Selesai lututnya diperban, Nenek Rita datang dari dapur. Memanggil mereka makan malam. Baru saja berjanji tak akan lari-lari, Ruchia kembali berlari masuk ke dapur dan duduk di samping Kakek Romo yang sangat memanjakan anak mungil itu.
Rea pun berdiri, ia menggendong Rhui masuk ke dapur.
“Wah ada ayam bakal! Luci tuka! Sangkyu, Eyang!” ucap Ruchia bersorak riang.
“Thank you, sayang. Bukan Sangkyu,” ralat Rea.
“Upss … talah ya? Hehe…”
Ruchia terkekeh, begitu pula Nenek Rita.
Tak lama berselang, mereka pun selesai makan. Ruchia turun duluan, segera menuju ke ruang televisi. Sementara Rhui, bocah satu itu masuk ke kamarnya untuk membaca kembali buku-bukunya. Ia duduk di samping Ruchia yang menonton acara sulap. Mata bulatnya berbinar-binar. Ia terpukau melihat pertunjukannya yang menyenangkan.
“Wah… bulung bica telual dali topi, balapo!” sorak Ruchia bertepuk tangan.
“Abang Lui, bica nda main tulap-tulap?” tanya Ruchia.
“Nda, main tulap nda seluh,” kata Rhui datar, tak tertarik.
“Apa yang seluh dong?” tanya Ruchia penasaran.
“Bitin loket seluh, bica tewat utala,” terang Rhui membaca berbagai huruf kode rumus.
“Abang olang na bocenin. Puna ade tantik gini dicuetin,” gerutu Ruchia merajuk dan memilih menonton daripada membaca buku rumit kakaknya.
Tiba-tiba, Rhui berdiri. Ruchia menatap langkah Kakaknya yang mendekati meja di sebelah televisi. Bocah cadel itu mencabut charger Hp Ibunya lalu duduk kembali di dekat Ruchia. Ruchia mengerutkan dahi melihat Rhui yang main handphone.
Ruchia cukup terkejut sebab Rhui sudah bisa memainkan ponsel Ibu mereka. Perhatian Ruchia beralih hanya pada jemari kakaknya yang menggeser-geser layar Hp, bukan pertunjukan sulap di Tv.
“Woah… Abang Lui, atalin Luci yah,” rengek Ruchia ingin memainkan fitur-fitur benda itu yang tak Ruchia pahami. Ruchia tak sangka Rhui mengerti fungsi fitur benda itu.
“Abang Lui, napa bica ngetti?” tanya Ruchia polos.
“Lajal dali butu lah.” Rhui menunjuk buku-bukunya.
“Ohh… elus Abang cali apa?” tanya Ruchia melihat Rhui membuka sebuah web.
“Cali belita competi lobot,” jawab Rhui.
Mendadak, mereka membuka mata lebar-lebar melihat foto seseorang yang mirip dengan Rhui tercantum dalam pemilik perusahaan yang menyelenggarakan kompetisi yang ingin Rhui ikuti.
“Abang, liat olang ini, milip Abang!” Ruchia menunjuk foto pria tampan.
“Capa atu nama na?” Ruchia menyipitkan mata, mencoba membaca nama pria tampan itu.
“Pesdil Jilo!” jawab Rhui. Penyebutannya agak susah.
“Abang, muntin olang ini Papa?” gumam Ruchia sambil menggosok-gosok dagu dengan jari kanannya.
“Butan, Papa aclonot, butan pesdil. Papa di antasa, butan di bumi,” imbuh Rhui tak yakin.
“Apa itu pesdil?” tanya Ruchia tak paham.
Rhui pun hendak mencari artinya di internet, namun ia harus menyimpan ponsel itu cepat sebelum Rea melihat mereka bermain handphone. Rea melarang dua anaknya membuka ponsel karena ia takut si kembar mencari tahu tentang Ayah mereka.
“Mama!” panggil Ruchia pada Ibunya yang keluar setelah membantu Nenek Rita membereskan dapur. Sedangkan Kakek Romo tampak menelpon di belakang rumah. Rea mengulas senyum manisnya lalu mengajak si kembar tidur. Apa boleh buat, Rhui dan Ruchia masuk ke kamar.
Selepas menidurkan si kembar, Rea keluar. Ia hampiri pasangan lansia yang sedang duduk berbicara di teras rumah. Membicarakan sesuatu yang serius.
“Nenek, apa yang terjadi?” tanya Rea berdiri di pintu.
“Nak Rea, besok kami harus pergi ke Kota,” jawab Kakek Romo.
“Kota? Kenapa tiba-tiba, Kek?” tanya Rea cukup kaget.
Nenek Rita menjelaskan bahwa mereka dihubungi oleh cucunya yang meminta mereka tinggal di kota. Mereka sudah menolak karena sudah nyaman di Desa, tapi cucu mereka mendesak agar mereka ke Kota. Jika mereka menolak, cucunya sendiri yang akan datang menjemput mereka.
Nenek Rita dan Kakek Romo merasa sedih karena pasti mereka akan berpisah dari Ruchia dan Rhui. Tiba-tiba, perkataan Rea mengejutkan mereka.
“Nenek sama Kakek tidak usah khawatir, kami juga akan pergi ke Kota.”
Sudah waktunya kami kembali. Aku harus mengambil harta Ibuku yang seharusnya menjadi milik kami.
Rea berencana merebut rumah Ibunya.
“Abang! Abang! Abang Lui,” panggil Ruchia mengguncang tangan kakaknya. Mereka sudah sepakat pura-pura tidur, tapi Rhui malah ketiduran sungguhan.
“Hm, apa?” tanya Rhui menguap panjang.
“Tati Luci tengal Mama mau pelgi kota becok!”
Rhui langsung beranjak.
“Cius?”
“Cius!”
Rhui tersenyum menampakkan lesung pipi. Sudah lama ia menantikan kesempatan ini sebab ia sangat ingin tahu pemandangan kota saat dilihat secara langsung.
Saat kenop pintu diputar, kedua anak itu sontak berbaring dan buru-buru menarik selimut. Tanpa menoleh, mereka sudah tahu itu Rea yang datang mengecek apakah mereka sudah terlelap. Melihat kedua putranya terdiam, dengan lembut Rea mengecup kening Rhui dan Ruchia secara bergantian.
Meskipun tak mendapat cinta dari suaminya, Rea merasa cinta dari anak kembarnya sudah lebih dari cukup. Ia membetulkan selimut mereka, lalu berbaring di sebelah Ruchia. Ia memejamkan mata, namun tak lama kemudian matanya kembali terbuka. Tidurnya terganggu karena tiba-tiba teringat pada seseorang.
Rea menghela napas. Ia mencoba mengendalikan perasaannya yang bergemuruh. Kedua matanya terpejam erat, tapi sebutir air mata tetap membasahi pipinya. Kenangan akan pernikahan pahitnya menyeruak kembali. Pengorbanannya demi keluarga suaminya, tidak pernah dianggap ada. Di mata pria berhati dingin itu, apa pun yang Rea lakukan hanyalah untuk kesenangannya semata.
Kak Zilo pasti sudah bahagia bersama Kak Emi
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo
sama2 farah mafia