Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Nak jangan bicara seperti itu?? ". Ucapnya menahan tangis.
Dia tidak menyangka anaknya akan menyimpan luka mendalam seperti itu karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya
" Tidak apa bunda, toh bunda masih muda, bisa menikah lagi nanti jika sudah bercerai dari ayah, hanya saja bunda carilah yang menyayangi kita berdua jangan seperti ayah lagi".
Wira tersenyum mengelus pipi sang ibu, dia tahu bagaimana sakitnya hati ibunya atas kelakuan ayahnya, dia tidak akan membiarkan ayahnya terus menyakiti ibunya lebih baik ibunya melepaskan dan berpisah dari ayahnya.
"Ya Tuhan apa yang sudah dilakukan Reno sampai membuat anak ini seperti ini". Ucapnya dalam hati sambil mengelus kepala anaknya.
Wina meneteskan airmata nya karena tidak tahan melihat wajah sedih anaknya itu melihat kelakuan ayah mereka, belum tentu juga jika dia menikah kembali nanti ayah sambungnya menyayangi mereka.
" Kamu yakin nak, jangan seperti ini yah, dia tetap ayah kamu".
"Tenang saja bunda, aku sudah terbiasa sama bunda saja, nanti kalau aku punya ayah baru, aku harap dia mencintai aku dan juga bunda, tidak seperti ayah".
"Wira mau punya ayah baru, Wira tidak apa jika nanti punya adik baru
"Tidak dong bunda, aku mau jadi kakak yang baik nanti jika aku memiliki ayah baru". Girang Wira tanpa beban sedikitpun.
Seolah dia memang menantikan memiliki sosok ayah baru selain ayahnya, entah sesakit apa hati anaknya ini.
Wina tersentak kaget mendengar anaknya mencari orang lain untuk bisa menjadi ayah baru untuknya, dia bahkan langsung memeluk sang anak karena ucapannya itu.
"Tidak usah pikirkan itu lagi yah nak, kita fokus hidup kita berdua yah, oh iya bunda ada pekerjaan sedikit, kamu main sebentar sama bibi yah, tidak apa kan nak?? ". Wina menatap anaknya dengan meminta pengertian.
"Tentu bunda, jika sudah selesai bunda main sama aku yah".
Wina mengangguk menyetujui perkataan dan permintaan sang anak, dia sungguh beruntung memiliki anak yang dewasa dan pengertian seperti anaknya ini.
Wina bergegas membereskan pekerjaannya agar memiliki Quality Time dengan sang anak menjelang makan malam, setelah selesai dia menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya barulah dia akan kembali bermain bersama putranya dan mengajarnya belajar.
"Kamu senang tinggal disini nak?? ". Tanyanya dengan sendu di sela-sela waktu belajar itu.
"Tentu bunda, rumah ini bagus dan mewah, dan juga tidak ada yang mencari masalah dengan bunda".
"Terus bagaimana tadi disekolah baru nak, seru ga?? ".
Wira mengangguk kemudian menceritakan kesehariannya pada ibunya, dia juga tidak terlalu dekat dnegan orang lain, ibunya memang mengajarkan padanya agar tidak terlalu percaya pada orang.
Wina tersenyum senang mendengar cerita anaknya saat berada disekolah baru karena dia memang sudah pindah sekolah sejak kemaren.
Setelah urusan anaknya selesai, Wina masuk kedalam kamarnya merebahkan dirinya ke kasur dan menatap langit-langit kamar nya.
Percakapannya dengan sang anak menyusahkan rasa sakit yang mendalam dihatinya, tidak hanya dirinya yang merasakannya tapi juga putra semata wayangnya, seharusnya dia tidak pernah merasakan hal seperti ini di usianya yang masih kecil.
"Maafin bunda dan ayah yah nak, kamu bisa merasakan perasaan seperti itu selama ini, bunda tidak tahu kamu sangat terluka dengan sikap ayahmu".
Sedangkan Reno yang tidak berhasil mendapatkan Wina pun kini meradang, kini dia tidak punya pekerjaan dan mengandalkan kontrakannya, dia juga terpaksa menjual sebagian karena harus melunasi kekurangan dana yang diambil dari perusahaan, dia memukul stir mobil sewaannya dengan penuh amarah.
"Kau tidak akan bisa lepas dariku Wina, aku tidak akan membiarkan ini terus, kau tidak akan pernah lolos sebelum aku mengambil hartamu".
Kini dia sampai ketempat tinggal ibunya, dia malas pulang kerumahnya karena ternyata kekasihnya itu sangat menyebalkan, dia baru menyadarinya setelah semua ini terjadi.
"Kamu pulang Reno, bagaimana keadaan sekarang, kamu sudah berhasil menemukan Wina?? ".
Bu Surti mendekati sang anak begitu melihat anaknya duduk di sofa sedang menyandarkan tubuhnya dan memijit kepalanya.
Reno menarik nafas dalam-dalam, dia tahu jika ini pasti akan kado masalah karena ibunya pasti akane ngomel.
"Aku sudah bertemu dengan Wina bu, ternyata dia sudah tahu semuanya, dia berpura-pura tidak tahu dan bergerak cepat tanpa kita tahu dan sekarang kita dalam masalah besar".
Mata bu Surti melotot sempurna, kalau mereka dalam masalah besar itu artinya mereka akan kembali menjadi gembel seperti semula dan dia tidak mau hal itu terjadi.
"Apa maksudmu Ren? , ibu tidak mau kembali seperti dulu, sudah cukup dulu saja". Ucapnya dengan penuh kekesalan pada sang anak.
Ria tidak mau kembali hidup susah seperti dulu, bahkan rumah yang dia tempati walau mengontrak tapi lumayan.
"Tapi Wina sudah tahu semuanya bu, Wina juga sudah mendapatkan semua kos yang ku bangun kecuali kontrakkan 200 pintu itu, aku bahkan menjualnya beberapa untuk menutupi uang perusahaan yang kuambil dan semua tabunganku ludes seketika".
Reno menghela nafas berat, semua kesalahannya karena akhirnya dia tak punya apa-apa, jika sampai kos itu diambil juga, habislah dia.
"Ibu tidak mau hidup miskin kembali Reno, pikir bagaimana caranya, ibu tidak mau, ibu tidak mau". Jerit Bu Surti dengan histeris.
"Diamlah bu, ibu berisik sekali!! ". Sentaknya dengan kasar.
Kepalanya hampir meledak, tapi ibunya bukan memberikannya solusi malah menambah beban pikirannya, menyebalkan sekali.
Bu Surti yang dibentak kasar oleh sang anak langsung terdiam, anaknya ini bahkan tidak pernah berani meninggikan suaranya dan sekarang bahkan membentak dan meneriaki dirinya dengan suara keras.
"Aku kesini untuk mencari solusi bukan mencari beban pikiran, aku sudah pusing malah ibu tambah dengan merengek dan menyebalkan seperti ini".
Reno menatap ibunya dengan amarah, walau dia menyayangi ibunya tapi sekarang kepalanya sedang kalut.
"Kau membentak ibu nak". Bu Surti menundukkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
Hatinya sakit diperlakukan seperti itu oleh anak kebanggan dan Kesayangannya itu, selama ini Reno selalu patuh dan lembut saat berbicara padanya.
Reno yamg menyadari raut wajah ibunya akhirnya menghela nafas kasar, dia meraup wajahnya dengan kasar, karena merasa bersalah.
"Maafkan aku karena membentak ibu tadi, aku sedang banyak pikiran bu, tolong berikan aku solusi, jangan tambah masalah dan beban ku untuk saat ini agar aku bisa berpikir jernih dan bisa lolos dari masalah ini, aku tidak mau lihat ibu dan Rena susah seperti dulu makanya tolong bantu aku".
"Tidak masalah nak, ibu yakin kos yang kamu dirikan tidak akan bisa diambil oleh Wina toh itu atas nama ibu kan?? itu bukan bagian dari harta Gono-gini".
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️