Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Penasaran
Hari ini Frans sengaja ke kampus lebih pagi, ia ingin melihat sendiri dengan mata dan kepalanya tentang yang dikatakan oleh Dila.
Pagi ini memang mereka ada kelas Frans sengaja menunggu Hana tidak jauh dari kelas mereka.
Sekitar sepuluh menit menunggu Frans melihat melihat sebuah mobil berhenti dengan posisi yang cukup jauh dari kelas. Ia Melihat seseorang wanita yang tidak asing baginya turun dari mobil, ya wanita itu memang Hana. Frans sedikit kecewa karena ia tidak dapat melihat siapa ya mengantarkan Hana.
Hana melangkah masuk kelas, kelas masih kosong ketika ia masuk, ia duduk di bangku dekat pojokan kelas. Belum sampai lima menit ia duduk Frans masuk kelas dan duduk di samping Hana,
" Tumben datang cepat, tanya Hana heran.
" Pengen cepat ketemu kamu, gombal Frans sambil cengengesan.
Hana memukul Bahu Frans dengan buku yang ada di tangannya.
" Kamu gak kangen sama aku, tanya Frans memelas dan melipat kedua tangannya di meja dan meletakan dagunya dipunggung tangannya.
Hana tersenyum melihat tingkah Frans yang terlihat konyol.
" Aku sangat merindukan mu Frans Mahardika, ejek Hana kemudian tertawa cekikikan.
"Cepatlah cari pacar sana sebelum penyakit mu tambah parah, ucap Hana menahan tawanya.
" Kalau kamu aja jadi pacar aku gimana? Frans balik bertanya dengan tatapan menggoda.
Mata Hana melotot mendengar pertanyaan Frans yang tidak terduga. Ia mencubit pinggang Frans dengan kesal.
" Kamu ini makin lama omongan nya makin ngawur, ucap Hana mulai kesal melihat tingkah Sahabatnya itu.
Dila masuk kelas ketika Hana masih asyik memukul Frans dengan buku, Dila langsung menghampiri kedua sahabatnya itu,
"Ada apa ini! pagi-pagi perang dunia sudah di mulai, dan kamu Frans tumben cepat datang nya, tanya Dila bertubi-tubi sambil duduk di sebelah Frans.
" Ini otak playboy cap kapak ini harus segera di cuci Dil, ntar habis kelas ini kamu beliin deterjen di warung, sungut Hana.
" Kamu nambah koleksi pacar kamu lagi Frans, tanya Dila terkekeh.
Hana ikut terkekeh mendengar pertanyaan Dila.
" Resiko orang ganteng mang gitu, banyak yang naksir, aku kan gak tega juga harus menolak, Jawab Frans santai sambil menyisirkan rambutnya hitamnya kebelakang.
Mendengar jawaban Frans Hana dan Dila menggelitik sahabatnya itu sambil tertawa, Frans yang posisinya berada diantara kedua sahabatnya itu hanya bisa menahan geli sambil tertawa keras.
Kelas yang semula sepi berangsur ramai dengan kedatangan mahasiswa yang mengikuti kelas. Kelas yang semula ribut menjadi hening ketika Dosen memasuki kelas.
****
Karin hendak turun dari mobilnya, tapi langkahnya terhenti karena ia melihat Aditya dan Aldo keluar dari kantornya dan berjalan masuk ke mobil yang sudah terparkir di depan kantor.
Karin mengikuti mobil Aditya, mobil Aditya berhenti di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor Aditya. Karin menunggu Aditya dan Aldo turun dan masuk ke dalam restoran. Setelah punggung Mereka menghilang dari pandangannya, Karin segera menyusul keluar dan masuk kedalam restoran.
Ia melihat Aditya dan Aldo duduk di ruangan VIP Restoran itu, mereka terlihat sedang memesan makanan pada seorang pelayan. Karin menghampiri meja dan duduk di sebelah Aditya sambil menyapa dengan manja.
"Siang Kak Adit, kebetulan banget kita bertemu di sini, ucap Karin sambil memegang tangan Aditya.
Aditya membuang napas kasar, ia menarik tangannya yang di pegang Karin. Ia menatap Karin sekilas lalu menyibukkan dirinya dengan HPnya, begitu pun dengan Aldo ia sangat malas melihat wanita yang ada di depannya itu.
Karin memanggil pelayanan untuk memesan makanannya.
" Menu ku sama kan saja dengan bapak yang ada disebelah ku ini, ucap Karin.
"Baik Nona, ucap pelayan itu sopan sambil berlalu dari hadapan mereka.
Melihat Aditya yang sibuk dengan telponnya dan merasa di cuekin Karin tetap tidak menyerah,
" Habis ini kita nonton yuk Kak, kata temanku ada film baru yang sangat romantis, bujuk Karin manja.
Aditya hanya diam tanpa sedikitpun memalingkan wajah nya dari layar HPnya.
" Kak Adit kok....
Bicara Karin terhenti karena pelayan datang membawakan makanan yang telah mereka pesan.
Aldo menatap Karin dengan wajah datar.
Sungguh wanita yang tidak tahu malu. Sudah di tolak masih saja ngotot. itu akan membuat Aditya semakin jijik melihat mu.
Aditya meletakan HPnya melihat makanan sudah datang begitu pun dengan Aldo. Karin dengan bersungut-sungut kesal akhirnya pun ikut makan.
Sambil makan Karin tak henti memandangi Aditya. Ia sibuk menawarkan makanan kepada Aditya dan ia juga berusaha untuk dapat menyuapi Aditya. Tentu saja tingkah Karin sedikit pun tidak mendapat respon dari Aditya.
"Kak Adit mau ya, Karin suapin, sekali aja? mohon Karin menatap Aditya manja.
Aditya yang mulai emosi melihat tingkah Karin, ia menyudahi makannya dan melangkah meninggalkan meja makannya. Melihat Aditya pergi Karin mengejar Aditya dan memeluk tubuh Aditya dari belakang. Ia tidak peduli dengan pengunjung restoran yang memandanginya. Aditya sangat terkejut tidak menyangkat Karin akan bertindak segila itu.
"Karin..! lepaskan!, perintah Aditya menahan emosi, ia berusaha bersikap tenang karena mereka sekarang berada di tempat umum.
" Tidak, Karin tidak akan melepaskan Kak Adit, bantah Karin mulai terisak.
Aditya susah payah menahan amarah yang mulai memuncak. Ia bisa saja menarik dan menghempaskan tangan Karin yang sedang memeluknya tapi ia tidak mau berbuat kasar di tempat umum seperti ini.
"Lepaskan dulu pelukan mu, ucap Aditya akhirnya dengan nada pelan. " kita bicara di luar.
Mendengar ucapan Aditya Karin akhirnya melepaskan pelukannya. Begitu Karin melepaskan pelukannya Aditya memberi kode pada Aldo. Aldo memegang tangan Karin dengan cepat, Aditya melangkah duluan dan berjalan ke mobilnya. Karin ingin mengejar Aditya yang ada di depannya, tapi cekalan tangan Aldo yang begitu kuat pada tangannya membuat ia tidak bisa melawan. Tenaga Karin kalah jauh jika ingin melawan tenaga Aldo karena postur Aldo yang tidak berbeda jauh dengan Aditya.
Karin berusaha meronta dari cengkraman Aldo, setelah sampai di mobil baru Aldo melepaskan cengkramannya. Sebelum melepaskan cengkramannya Aldo mengancam Karin,
"Aku tidak akan segan bersikap kasar kepada mu, kalau kamu berani bertindak konyol seperti tadi, berhenti mengejar Aditya karena ia tidak akan pernah menyukai mu.
Aldo berjalan masuk ke mobil meninggalkan Karin yang menatap punggung Aldo dengan penuh kekesalan. Sementara Aditya yang sudah duduk dalam mobil tak sedikitpun melihat ke arah Karin yang diam mematung di samping mobilnya.
Karin menatap mobil Aditya sampai menghilang dari pandangannya, sambil menghentakan kakinya dengan kesal.
***
Hana habis selesai mandi ketika HPnya berdering, Ia melihat layar HPnya ternyata yang menelpon adalah suaminya,
"Hallo Mas.
" Kamu lagi dimana?.
"Aku sudah nyampe rumah Mas, ini baru habis mandi, jelas Hana.
" Bersiap-siaplah, nanti mang Ujang akan mengantarmu kekantor Mas!
"Baik Mas.
" Sampai ketemu di kantor.
Aditya menutup telponnya.
.
.
.
.
Bersambung.
Terima kasih sudah komen dan like ny reader,
😍😍😍