NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:55.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum Juga Ditemukan

Sudah sebulan berlalu sejak Sun Yu Yuan menghilang dari kediaman Liang Si Wei. Namun, pencarian besar-besaran belum juga membuahkan hasil. Jejaknya seolah lenyap ditelan bumi. Kegeraman di hati Liang Si Wei tak kunjung reda. Justru, waktu yang terus berjalan membuat amarahnya semakin membara.

Siang itu, di ruang utama kediaman Panglima Perang, Liang Si Wei berdiri tegap di depan meja panjang yang dipenuhi peta besar. Di permukaan peta, bendera-bendera kecil berwarna merah menandai lokasi desa, penginapan, dan wilayah pegunungan yang sudah disisir oleh pasukannya.

Kepalan tangannya menghantam meja keras.

Duk!

"Belum juga ditemukan?!" bentaknya. Suaranya menggema, penuh tekanan dan kemarahan.

"Kenapa hanya mencari Sun Yu Yuan yang seorang wanita bisa sedikit ini mencarinya?" ucap Liang Si Wei dalam hati.

Empat orang pria berpakaian seragam penjaga elit berdiri di hadapannya, saling berpandangan dengan raut tegang. Mereka adalah Mo An, Mo Ci, Mo Shi, dan Mo Han, empat bawahan Liang Si Wei yang paling dipercaya yang selalu mengikuti nya dalam setiap pertempuran.

"Maafkan kami, Yang Mulia," kata Mo An hati-hati. "Kami sudah memeriksa setiap penginapan, bahkan desa-desa kecil di sekitar ibu kota. Tapi... tidak ada jejak adanya Nyonya disana."

Liang Si Wei menatap tajam. "Lalu bagaimana dengan kediaman Sun?"

Mo An segera menjawab, "Kami menempatkan orang-orang untuk mengamati gerak-gerik mereka. Sayangnya, tidak ada aktivitas yang mencurigakan. Semua pelayan tetap menjalankan tugas seperti biasa. Bahkan tidak ada surat, pesan, atau tanda-tanda mereka tahu ke mana putri mereka pergi. Beberapa ada yang datang ke kediaman itu, tapi hanya kerabat dari selir Jendral Sun."

Liang Si Wei mengerutkan kening. "Dia pasti sudah merencanakannya sejak lama, untuk menyelinap keluar dari kediaman ini." Ia Melirik tumpukan laporan yang menumpuk di samping meja. Matanya menyipit. "Apa laporan yang kalian serahkan sebulan lalu itu benar? Bahwa Sun Yu Yuan hanya menghabiskan waktu dengan belajar musik dan menulis? Menjalani kehidupan seperti wanita bangsawan biasa?"

"Benar, Yang Mulia," jawab Mo Shi. "Kami berkali-kali memeriksa pelayan dan orang-orang sekitarnya. Semua memberi kesaksian yang sama. Nyonya hanya belajar musik, kaligrafi, menulis puisi, dan menjahit."

Liang Si Wei menghela napas tajam. Ia mengangkat sebuah surat dari atas meja, surat cerai yang ditinggalkan oleh Sun Yu Yuan sebelum menghilang. "Tulisannya bahkan sangat jelek sekali!" gumamnya.

Liang Si Wei memegangi dahinya. Raut wajahnya berubah, ia tampak pucat. Tak berselang lama ia terhuyung.

Mo Han segera melihat perubahan itu. “Yang Mulia?! Apakah Anda baik-baik saja?”

Liang Si Wei mencoba berdiri tegak, namun tangannya bergetar lemah. “Hanya... pusing sedikit.”

Mo Ci maju selangkah, menahan bahunya. “Tuan, Anda terlihat pucat. Anda perlu beristirahat!”

“Tinggalkan aku...” Belum selesai kalimatnya, Liang Si Wei tiba-tiba mual. Ia menutup mulut, berbalik dan memuntahkan isi perut ke dalam wadah di samping meja.

Semua orang langsung panik.

“Yang Mulia!!”

“Cepat cari tabib istana!”

Mo Han melesat keluar, dengan qinggong nya. Tak sampai lima belas menit, ia kembali bersama Tabib Luo, tabib istana yang telah berpengalaman selama tiga puluh tahun.

Tabib Luo segera memeriksa Liang Si Wei, meraba nadi, menatap matanya, dan menekan beberapa titik di tubuhnya.

Liang Si Wei kini sudah berpindah ke kamarnya, ia tidur di ranjang nya dengan wajah pucat, matanya setengah tertutup.

“Bagaimana keadaan Yang Mulia?” tanya Mo Ci cemas.

Tabib Luo menghela napas sambil menarik tangannya kembali. “Tidak perlu panik. Yang Mulia hanya kelelahan berat. Tubuhnya terlalu banyak menanggung tekanan dan kurang tidur. Mungkin juga stres karena emosi yang tak stabil.”

“Saya akan tinggalkan beberapa ramuan penenang dan penguat tubuh. Tapi yang paling penting, yang mulia perlu tidur dan tenang, terutama secara emosional.” lanjut tabib Luo.

Mo An menunduk hormat. "Baik, Tabib Luo. Terima kasih atas bantuanmu."

Tabib Luo mengangguk pelan, lalu menyerahkan sebuah kantong kain berisi ramuan pada Mo Han. “Seduh dengan satu mangkok air penuh, dan tinggalkan hingga menyusut menjadi seperempat. Jangan lupa tambahkan madu agar rasanya tidak terlalu pahit. Kalau dalam tiga hari tidak membaik, panggil aku kembali.”

“Dimengerti,” jawab Mo Han cepat.

Begitu Tabib Luo berlalu dari istana, suasana kembali hening namun penuh ketegangan. Mo Han segera menuju dapur dalam, menyeduh ramuan sesuai instruksi tabib. Aroma herbal yang menyengat memenuhi ruangan, berpadu dengan sedikit harum madu.

Liang Si Wei masih masih tidur di ranjang nya. Wajahnya pucat, bahkan bibirnya tampak kering. Ia memejamkan mata sejenak, namun tiba-tiba bangun setengah duduk lalu menunduk dan memuntahkan lagi sisa cairan di perutnya. Beruntung tadi Liang Si Wei menyuruh bawahannya menaruh wadah besar kosong disana.

Mo Ci segera memegang bahunya. “Yang Mulia! Anda muntah lagi.”

Liang Si Wei mengangkat tangan, menolak bantuan. “Tidak perlu.”

Mo Han datang dengan mangkuk kayu berisi ramuan hangat. Ia berlutut, menyerahkannya hati-hati. “Yang Mulia, tolong minum ini dulu. Akan membantu menenangkan tubuh Anda.”

Liang Si Wei menerima mangkuk itu dengan tangan bergetar. Ia menatap cairan cokelat pekat, lalu meneguknya dengan cepat.

Setelah ramuan habis, ia menyerahkan kembali mangkuknya dan menyandarkan punggung ke kursi, menutup mata. Raut wajahnya mulai terlihat sedikit lebih rileks meski masih lemah.

Beberapa saat kemudian, ia membuka mata dan menatap ke arah keempat pengawalnya.

“Keluarlah kalian semua, biarkan aku sendiri.”

“Tapi Yang Mulia...”

“Keluar,” ulangnya tegas, meskipun suaranya tak setajam biasanya. “Aku ingin istirahat. Kalian hanya membuat ruanganku pengap.”

Mereka saling pandang sejenak, lalu mengangguk patuh.

“Baik, Yang Mulia. Kami akan berjaga di luar. Jika ada apa-apa, segera panggil kami,” ujar Mo An sebelum memberi isyarat pada yang lain untuk meninggalkan ruangan.

Saat pintu tertutup, Liang Si Wei akhirnya menarik napas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya, dan menatap langit kamarnya.

“Apa sebenarnya yang ingin kau buktikan, Sun Yu Yuan? Jangan biarkan aku sampai menemukanmu.” bisiknya.

Kelopak matanya perlahan menutup. Obat penenang mulai bekerja. Tubuhnya tenggelam dalam kantuk yang berat, menyisakan satu bayangan yang terus menghantui pikirannya

1
sasa adzka
emansipasi wanita ya Thor 😂😂..
wanita yg duluan bilang, aku akan melakukan nya pelan pelan.. ngakak aku 😂😂😂
@haerani-d
ya ampun daku kira ada apa thor, ternyata ayam lepas pertanda perwakilan dari pasukan quartet yang ngisengin sang ayah karena keegoisannya g ketulungan padahal dah cinta /CoolGuy/
Sribundanya Gifran
lanjit up lagi thor
syee..16
semangat thor
Maria Lina
outhor ni ud nmls up ya thor kadang kadang 2 kn kurang 😩😩
Viona Syafazea
aa otor yg satu ini ceritanya bikin aku candu terus... please dahhh crazy up thor.. /Sob//Sob/
Viona Syafazea
terjatuh dr kudanya sudah tinggal di injak sapinya belum.. 🤪🤪
Viona Syafazea
emangnya ikan pake alat pancing.. hadeuuhhh ada ada aja mahluk satu ini.. /Facepalm//Facepalm/
Warni
Astaga,bener2 jatuh dari kuda🤪
Viona Syafazea
/Joyful//Joyful//Curse//Curse/
Viona Syafazea
weeeehhhh bener-bener bibit unggul ya langsung jd empat sekaligus.. /Facepalm/
Viona Syafazea
aduhhhh macam mana otak si pm ni... /Facepalm//Facepalm/
月亮星星 ( yueliang xingxing )🌟🌙
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Viona Syafazea
kasiann seorang jendral perang yang gagah harus ngalamin kehamilan simpatik.. /Facepalm/
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
isterimu lah! saat melahirkan ke empat anakmu 😶😑
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
wwwih 3 laki2 dan 1 perempuan! mantabs 👍🏻👍🏻👍🏻
Lala Kusumah
wow kereeeeeennn quartet 😍😍😍❤️❤️❤️🥰🥰🥰
Murni Dewita
💪💪💪💪
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
hah?!? buset kembar 4 😳🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!