NovelToon NovelToon
Kerajaan Danemor : Diktator Bermahkota

Kerajaan Danemor : Diktator Bermahkota

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Perperangan / Barat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sergey

Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.

Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menakjubkan

Adolf, Eva dan pengawalnya terkejut bukan main, selain suara yang keras, besi bundar kecil yang mereka lihat di tumpukkan mampu membuat pohon itu berlubang, Darin yang melihat reaksi mereka, dia tertawa dengan bangga atas ciptaannya itu, Darin memanggil salah satu pegawai nya, ia menyuruh mengambilkan satu senjata beserta peluru nya untuk uji coba.

Setelah pegawai itu menyerahkan senjata, Darin kemudian mempraktekkan menggunakan senjata laras panjang, ia menjelaskan langkah langkah nya kepada Adolf.

"Yang mulia, pertama buka tutup yang ada ditengah ini, kemudian masukan bubuk hitam itu, kira kira sedikit seperti setengah sendok, kemudian masukan peluru itu kedalam lubang itu, kemudian tutup, arahkan senjata itu, kemudian tekan pelatuknya." jelas Darin.

seketika suara keras itu keluar, asap pun datang dari senjata laras panjang itu, Darin mengangkat laras panjang itu kemudian ia meniup ujungnya itu.

semua orang yang melihat nya merasa sangat takjub, bagaimana tidak, jika senjata itu digunakan di medan perang, tentu saja musuh akan terbunuh dengan mudah, jika tidak tewas, ia akan lumpuh karena rasa sakit yang luar biasa.

Kini Darin meminta Adolf untuk mencoba senjata nya itu, Adolf memegang senjata itu untuk pertama kali nya, ia merasa seperti memegang tombak, berat namun terkesan ringan, ia menyesuaikan postur tubuhnya agar kokoh, mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskan, mengarahkan sasaran nya ke target, kemudian ia menekan pelatuk nya.

Suara ledakan menggema di langit, Adolf yang menggunakan senjata itu telah merasakan perasaan yang baru, Eva yang melihat itu pun bersorak gembira sembari mengatakan.

"Anda hebat sekali tuan." ucap Eva yang bergembira sambil menepuk tangannya.

Adolf yang melihat kelakuan Eva hanya tersenyum manis, Darin menyipitkan mata nya, dia baru sadar kehadiran Eva disamping Adolf, ia pun akhirnya bertanya.

"Yang mulia, siapa kah wanita ini? Saya baru menyadari nya sekarang." tanya Darin.

"Perkenalkan, dia Eva, calon permaisuri kerajaan Danemor." ucap Adolf sambil menunjuk Eva.

Eva pun melanjutkan dengan sapaan ala putri kerajaan dengan mengangkat rok nya "Salam tuan Darin, saya Eva, saya berasal dari desa Yats."

"Salam kenal nona, maaf sebelumnya karena tidak menyadari kehadiran anda." Darin kini sedikit membungkuk untuk meminta maaf.

"Tidak masalah tuan, yang terpenting adalah saya menemani tuan Adolf." ucap Eva

Adolf pun kemudian berkata "Darin, untuk status Eva ini, tolong disembunyikan, aku tidak ingin bangsawan manapun tau jika Eva disini atas ajakan ku."

"Tenang saja tuan, saya tidak akan menyebarkan identitas nona, terlebih saya tidak peduli kalangan mana dia berasal, yang terpenting dirinya mampu membuatmu bahagia, itu sudah cukup untuk ku." ucap Darin dengan sungguh sungguh.

"Terimakasih Darin, oh iya, aku ingin kamu produksi masal senjata ini, kalau bisa kamu kembangkan lagi inovasi senjata ini, misal dalam senjata baru nanti, tak perlu lagi memasukkan bubuk hitam ini ke dalam senjata, namun sebagai gantinya peluru itulah yang diisi bubuk hitam didalamnya, jadi prajurit hanya fokus mengganti peluru saja tanpa repot mengisi bubuk hitam dan peluru."

"Akan saya usahakan tuan, namun dengan jumlah pekerja saya hanya bisa produksi 50 senjata setiap hari dan menghasilkan 400 butir peluru, untuk inovasi saya pikirkan lagi, karena jujur dalam tahap perancangan saya kesulitan mendesain letak letak komponen senjata, belum lagi mencetak nya, itu agak sulit, oh iya, senjata ini efektif pada jarak 0-100 meter, jarak maksimum senjata ini adalah 200 meter, semakin jauh jarak musuh, semakin sulit juga untuk membidik target, terlebih jika mereka bergerak, namun tidak masalah, saya akan berusaha lebih giat lagi untuk berinovasi untuk senjata ini." ucap Darin dengan penuh semangat.

"Baiklah Darin, yang terpenting adalah jaga kesehatan mu." ucap Adolf dengan penuh kepedulian.

"Terimakasih atas perhatian anda tuan, silahkan lanjutkan untuk berlatih menembak, saya akan kembali ke ruang saya untuk melanjutkan ide ide inovasi senjata selanjutnya." Ucap Darin.

Setelah perbincangan itu, Darin pergi meninggalkan Adolf di lapangan, Pan, Roy, Rey pun ikut berlatih menggunakan senjata itu, mereka merasakan sensasi berbeda setelah menggunakan senjata itu, ada kepuasan tersendiri jika mengenai target dan ada rasa sendiri jika tidak mengenai target.

Adolf pun membimbing Eva untuk menggunakan senjata itu, awalnya Eva enggan karena gemetar terlebih dahulu, namun dengan paksaan Adolf, kini Eva hanya bisa pasrah dibimbing oleh Adolf, Eva membuka dan mengisi bubuk hitam itu, kemudian ia memasukan peluru bundar, setelah itu tangan Adolf memegang tangan Eva, Adolf mengarahkan tangan Eva yang sedang memegang Senjata itu ke arah armor besi yang telah disiapkan pegawai, kemudian tangan Adolf dan tangan Eva menekan pelatuk senjata itu hingga terdengar suara senjata itu menggema di langit.

Tangan Eva bergetar karena efek dorongan senjata itu, namun beruntung nya Adolf berada dibelakang Eva untuk menahan dorongan senjata dan tubuh Eva.

 terlihat bahwa armor besi itu tertembus dengan sadis oleh peluru kecil itu, yang dimana ditengah armor itu berlubang, dan bagian lainnya retak besar, Adolf pun tersenyum dan berkata.

"Hebat juga kamu dalam hal menembak Eva, aku sungguh terkesan." puji Adolf

"Diriku sendiri juga tidak menyangka tuan, padahal memegang senjata saja aku tidak pernah, namun sekali menggunakan senjata ini, aku bisa menembak dengan tepat sasaran." ucap Eva dengan wajah yang bangga.

Pan, Rey, Ron yang mendengar itu mereka berbisik kembali.

"Rey, Roy, seperti nya kita mempunyai calon permaisuri penembak jitu, aku jadi takut." ucap Pan.

"Benar kapten, aku juga terkesan melihatnya, padahal kita pun yang memegang pedang dan panah ratusan kali, belum tentu tepat sasaran jika menggunakan senjata ini." ucap Roy

Rey tanpa berbicara apapun mengangguk setuju pendapat Pan dan Ron.

sore hari, Adolf berpamitan dengan Darin, ia meninggalkan kerajinan pandai besi milik Darin dan pergi ke kota Sula, tak lupa mereka menggunakan jubah mereka kembali agar tidak dikenali oleh orang, dan mereka pun akhirnya berjalan perlahan pergi meninggalkan tempat Darin.

Saat tiba di pusat kota Sula, mereka berlima mengunjungi restoran untuk mengisi perut mereka, Adolf memilih tempat duduk di pojok ruangan restoran, dia memanggil pelayan restoran, Adolf memesan makanan khas di kota Sula, menunggu pesanan makanan datang, Adolf mengobrol sejenak dengan Pan.

"Pan, aku ingin seluruh prajurit untuk menggunakan senjata itu, namun seperti nya agak sulit untuk mematahkan doktrin penggunaan senjata tradisional, terlebih lagi waktu produksi yang lama." ucap Adolf dengan ekspresi bingung.

"Untuk mematahkan doktrin biarlah itu menjadi urusan saya tuan, namun yabg terpenting adalah persediaan senjata itu sendiri." ucap Pan.

"Baiklah, ah seperti nya aku mendapat ide, eh makanannya sudah sampai, makan dulu." ucap Adolf yang senang makanan datang

1
Muhammad anam
cerita nya seru
Safrul bay
keren sangat menginspirasi
Protocetus
El Adolf /Sweat/
Hiroki524
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
thalexy
Dialog keren.
Daina :)
Terinspirasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!