NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:43.4k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Go Away

Hubungan Lucyana dan Galen sudah go public, bahkan sudah terjalin selama tiga bulan. Permintaan Lucyana ingin bersekolah dengan tenang dikabulkan oleh Galen. Bahkan lebih dari yang Lucyana bayangkan sebelumnya. Akan tetapi ada yang membuat Lucyana resah. Hari-harinya sudah tergantung pada Galen, jika nanti Galen lulus dan melanjutkan studinya ke luar negeri, apakah dirinya bisa tanpa laki-laki itu?

TIN TIN

Mobil yang biasa Galen bawa berhenti di depan Lucyana. Bergegas gadis itu berjalan ke dekat mobil, dengan mengembangkan senyumnya, tetapi langkahnya terhenti begitu juga dengan senyumnya ketika bukan Galen yang keluar dari mobil tersebut.

"Selamat pagi, Nona Ana." Pria dewasa memakai setelan jas lengkap berwarna hitam keluar dari mobil. Membungkuk sembari memberikan salam.

"Ya. Anda siapa?" tanya Lucyana dengan kening yang mengerut.

"Saya suruhan tuan muda Galen. Beliau meminta saya untuk menjemput Anda," jawabnya. "Mari, Nona." Pria itu membukakan pintu mobil untuk Lucyana.

Lucyana mengangguk, lantas masuk ke mobil, meskipun masih bertanya-tanya kenapa bukan Galen yang menjemputnya.

"Ke mana Galen?" batin Lucyana.

Gadis itu duduk di kursi penumpang belakang. Pandangannya masih mengarah pada pria itu.

Mobil kembali melaju, meninggalkan area apartemen. Waktu yang sudah masuk jam kerja membuat jalanan terlihat padat. Lucyana kembali melirik ke arah pria yang sedang mengemudi di depannya.

Awalnya Lucyana ragu dan merasa canggung untuk bertanya mengenai keberadaan Galen, tetapi rasa penasaran mendorong gadis itu untuk bertanya.

"Emmm, boleh saya bertanya?" tanya Lucyana setelah cukup lama diam.

"Silakan, Nona," jawab pria itu.

"Galen ke mana ya?" tanya Lucyana ragu.

"Tuan muda pergi ke luar negeri bersama keluarganya. Mereka berangkat semalan, Nona," jawab pria itu

"Ke luar negeri? Arabella juga ikut?"

"Iya, Nona. Nyonya besar kami meninggal."

"Nyonya besar?"

"Nenek buyut tuan muda Galen dan nona Arabella."

Lucyana manggut-manggut mengerti. Pantas saja dari semalam Galen juga Arabella tidak membalas pesannya. Gadis itu merogoh tas mengambil ponsel dari dalamnya kemudian mengirim pesan kepada Galen juga Arabella.

"Aku turut berdukacita."

-

-

Di tempat lain.

Setelah berpuluh-puluh jam mengudara, Galen beserta keluarganya sampai di Amerika. Meninggalnya Ananta sangat mengejutkan mereka. Bagaimana tidak, sebelumnya tidak ada kabar sakit dari wanita itu.

Sampai di sana prosesi pemakan hampir selesai, beruntung mereka masih bisa melihat Ananta untuk terakhir kalinya.

Selesai pemakanan mereka kembali ke kediaman Ananta. Mereka berkumpul di ruangan tengah. Duka masih sangat terasa di dalam diri masing-masing orang.

"Om, Tante."

Semua orang menoleh ke asal suara. Galen yang baru akan mengambil ponsel dari saku celana menghentikan gerakannya. Ia mendengkus saat melihat keberadaan Safira.

"Safira." Aluna berdiri, menyambut kedatangan Safira dengan pelukan.

"Maaf, Tante aku telat datangnya," ucap Safira seraya memisahkan diri dari Aluna.

"Tidak apa-apa, Sayang." Aluna mengusap rambut Safira.

"Oma." Safira beralih pada Arleta, memeluk wanita paruh baya itu.

"Kamu datang ke sini sama siapa?" tanya Arleta.

"Sendiri, Oma. Mama sama papa akan menyusul besok," jawab Safira.

Pandangan Safira beralih pada Galen. Ekspresi wajah dan sikapnya sama-sama dingin. Laki-laki itu sama sekali tidak menyapanya, sekedar melirik pun tidak.

"Ma, Pa, aku ke kamar dulu." Galen berdiri sembari memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Iya, Sayang. Kamu istirahat. Kamu juga Ara," ucap Aluna disambut anggukkan oleh Arabella.

Galen lebih dulu pergi, tanpa melirik ataupun menyapa Safira, membuat gadis itu kecewa. Tidak ada yang menyadari hal itu kecuali Arabella yang sedari tadi memerhatikan Safira dan juga Galen.

"Safira, kamu juga istirahat. Ara, ajak Safira ke kamar," perintah Aluna yang langsung dianggukki oleh Arabella.

"Ayo, Kak. Kita ke kamar." Arabella berdiri, mengulurkan tangannya ke arah Safira yang langsung disambut oleh gadis itu.

Arabella berjalan beriringan dengan Safira. Sesekali Arabella melihat ke arah Safira yang terlihat murung. Sampai di kamar Arabella mengambil handuk untuk membersihkan diri, tetapi langkahnya terhenti karena perkataan Safira.

"Sampai kapan Galen akan bersikap dingin sama gue, Ra?" tanya Safira setelah lama diam.

"Gua gak tahu," jawab Arabella.

"Gue ingin hubungan kita kembali seperti dulu lagi. Jujur gue merindukan saat-saat itu," ucap Safira.

"Gue sebenarnya gak suka karena perasaan kak Galen ke lo bikin kedekatan kita menjadi renggang. Tapi … melihat dari sudut pandang kak Galen mungkin lebih baik kalian jaga jarak," ucap Arabella.

"Tapi gue gak bisa, Ra," tolak Safira.

"Mulai sekarang lo harus bisa, Kak. Apalagi kak Galen udah punya pacar," ungkap Arabella.

"Apa? Galen sudah punya pacar? Secepat itu dia lupain gue?" Safira menggeleng seakan tidak percaya dengan kebenaran yang Arabella katakan.

"Gue juga gak tahu. Tapi itulah kenyataannya. Kak Galen sudah milih Ana untuk jadi pacarnya," ucap Arabella. "Kakak sebaiknya melupakan kak Galen," sambung Arabella. "Gue mau mandi dulu. Kakak istirahat saja."

Di ruangan lain, Galen baru selesai mandi. Dia langsung mengambil ponselnya mengingat ada pesan dari Lucyana yang belum sempat ia baca.

"Aku turut berdukacita."

Senyum membingkai di wajan Galen ketikan mendapati kiriman foto dari Lucyana. Gadis itu mengirim foto saat belajar, wajah imutnya terlihat cemberut. Galen tahu gadisnya sedang kesulitan mengerjakan soal matematika.

Galen melihat waktu pada jam yang tertera di layar ponselnya, waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Artinya di Indonesia sudah pagi. Galen membawa ponselnya ke dekat jendela kaca besar, berdiri dengan memasukkan satu tangan ke saku celana dan satu tangannya lagi memegangi ponsel yang berada di dekat telinganya.

"Hai," sapa Galen saat panggilannya tersambung dengan Lucyana.

"Hai."

"Lagi apa?"

"Aku lagi mau siap-siap ke florist."

"Jangan cape-cape."

"Iya, Kak. Emm, Kak aku turut berdukacita ya."

"Hmmm."

"Itu … kapan Kakak pulang?"

"Mau nyusul?"

"E-gak."

"Besok gue pulang."

"Iya."

"Galen aku kangen."

Galen cukup terkejut saat ia merasakan pelukan dari belakang. Tidak perlu melihat secara langsung Galen tahu siapa yang melakukan itu.

"Lagi telepon sama siapa sih?"

Aura Galen menggelap, tanpa izinnya Safira mengambil ponselnya lantas mematikan sambungan telepon itu.

"Berikan ponsel gue!" Suara Galen pelan, tapi penuh tekanan.

"Ambil sendiri kalau bisa." Safira menyembunyikan ponselnya di belakang tubuhnya.

Galen tidak tinggal diam, dia mencoba merebut ponselnya kembali, tetapi tanpa sengaja ponselnya terlempar jauh dari tempatnya.

"Lo gila!" maki Galen. Ia akan mengambil ponselnya, tetapi langkahnya dihadang oleh Safira.

"Len —"

"Minggir?"

Safira menggeleng, "Ayo kita pacaran. Gue udah pikirin ini dari lama gue mau jadi pacar lo."

Galen merespon perkataan Safira dengan dengkusan. "Kenapa? Lo dicampakkan sama si bajingan itu?"

"Len —"

"Pergi!"

"Gak!"

"Pergi atau mau gue paksa!"

"Gue gak mau sebelum lo iya-in mau gue."

"Go away!"

"Len—"

"Now!"

1
Shelvie Pandoju
akhirnya resmi juga. enjadi suami istri, menunggu cerita malam pertamanya 😆
Shelvie Pandoju
Ternyata Zayn menyukai Ara secara diam-diam, dan semua itu di ketahui Edgar
Alevin
thor selamat idul fitri yok bisa yok thr nya triple up 🤣🤣🤣
Echa: Mohon maaf lahir batin kakak
total 1 replies
miss blue 💙💙💙
bukannya tobat, malah tambah parah 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😤😤
Alevin
oh co cweeet
Alevin
thor gaalau aku thor blm update 🫠
Shelvie Pandoju
sepertinya Farel dan Rania sengajaa mengambil proyek di Amerika untuk menghindari rasa malu dan nda enak terhadap keluarga Edgar, lantaran perbuatan Safira
miss blue 💙💙💙
kok aq sangsi kalo si safira sadar ya.. 😤😤😤
miss blue 💙💙💙
baru gabung, moga ceritanya seru..
Alevin
bagus, syukur2 si safari firaun kena tembak suku indian disana
Alevin
buka tutup
buka tutup
buka tutup
blm update 🥹😭
pdhal keburu pengin baca safari firaun dkirim ke afrika temenan ma singa
Echa: maaf maaf. Kasih notif kak jadi kalau udah up ada notif masuk kkak gak perlu buka tutup 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
4U2C
nah kan SAFIRA otak dimana otakmu,,aku rasa otakmu dilutut🤣🤣🤣🤣🤣
4U2C
bodoh untuk kesekian lamanya baru berkata cinta,,dulu kemana saja kamu SAFIRA,,bukan kah GALEN sudah bagi peluang buat kamu sebelum LUCYANA hadir dihati GALEN,,kamu bekeras menolak GALEN kan..
Shelvie Pandoju
bagus ceritax
Neng Saripah
bagus ,,asingkan aja itu si safir
ke luar negeri
kalo perlu luarnya lagi
Echa: itu mah udah bukan luar angkasa lagi. tapi luar luar luar angkasa
4U2C: asingkan ke planet ploto biar hidup dengan allien🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
efridaw995@gmail.com
kenapa persahabatan Aluna dan Rania hancur karena anak Rania sering terjadi di alur cerita nya
Neng Saripah
padahal mami papinya org baik
kok bisa anaknya modelan bgtu
Shelvie Pandoju
bagus Rania tegas kepada anak yang selalu mencari masalah
Alevin
akhirnyaa safari digampar
Alevin
yok safariiii yok hancurkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!