Rahasia Desa Cendono Wenggi

Saat ini sore menjelang malam, dan malam menjelang tengah malam,dimana hari ini hari ke 3 Sela berada di rumah ini,dan hari ini juga dimana Sela akan berpisa dengan teman teman nya tepat jam 12 00 malam sebuah portal muncul dari arah hutan dimana awal mereka masuk dulu."Sel kamu yakin tidak mau pulang hiks- hiks- hiks,"Rara dan Juwita memeluk Sela sambil berlinang air mata tiba-tiba datang Pendi yang memegang tangan Sela.

"Sel aku mencintai kamu kamu pulang bersama kami ya,"Pendi mengelap air mata nya yang jatuh.

"Maap pan aku juga mencintai kamu tapi aku juga mau bersama ibu dan ayah,"Sela menangis di pelukan Pendi.

"Sel ber janji la dengan ku jika kamu berhasil menyelamatkan ayah dan ibu mu pulang lah kepelukan ku,hatiku tidak akan pernah tertutup untuk mu."

"Hiks-hiks-hiks Pen aku janji kepada mu aku akan pulang jika aku masih hidup."

"Kamu jangan begitu Sel,"Pendi mengelap air mata Sela,"selamat berjuang sela"pendi mengecup kening sela.

Dari kejauhan dibalik kayu yang besar teryata ada Mahesa yang menatap dingin ke arang Sela dan Pendi dia merasa curiga saat Sela sudah tiga hari tidak barada di dalam istana"siapa sebenar nya Sela"

Portal itupun berkedip-kedip menandakan bahwa waktu nya tinggal sebentar,mereka satu persatu memasuki portal begitu Pendi mau masuk tapi tidak jadi."aku tidak jadi pulang aku akan berjuang dan kembali bersama dengan sela ,"tiba-tiba sela yang berada di belakang Pendi mendorong Pendi masuk portal dan portal itupun tertutup."Maap Pendi aku tidak ingin kamu ikut dalam masalahku."

Saat beberapa menit kemudian pendi dan kawan kaman tiba di gerbang yang berada di tengah hutan."kalian suda pulang,"Pak Joko dan warga lain menghampiri mereka.

"Iya pak,"terlihat wajah mereka sembap dan bengkak karna sudah banyak menangis.

"Mana Sendi dan Sela?"Pak Joko melihat arah portal tapi tidak ada lagi.

"Dendi tidak mau pulang karna dia sudah nyaman disana dan akan segera menika,sedangkan Sela dia harus menyelamatkan ibu dan ayah nya,karna dia adalah keturunan raja berama dan ratu roro arimbi,"mereka berjalan sambil ngobrol di perjalanan pulang,saat sampai di desa mereka melihat ke dua orang tua teman-teman nya cuman tidak ada orang tua Sela

"Mana mana Sendi?"ibu Sendi berteriak histeris.

"Ibuk sabar ya,Sendi tidak mau pulang,"Arya memberikan sebuah surat yang dibarikan Sendi disana memang tulisan Sendi.

"Untuk Ibuku dan Ayahku yang sangat aku sayangi,aku Sendi memutuskan untuk tidak kembali dari alam iblis ini,aku akan menikah sebulan lagi dengan seorang pangeran dari dunia iblis,aku sakit hati Bu teryata Arya selingkuh dengan Lestari,aku pingin mencari lelaki yang berasal dari dunia lain,aku merasa pangeran Hendra sangat tulus padaku,aku sangat menyayangi kalian Ayah Ibu aku harap kalian merestui aku,jika suatu saat nanti aku kembali aku harap Ibu dan Ayah masi ada dan bisa melihat cucu Ibu.

"sendi."

"hiks-hiks-hiks,kenapa kamu meningalkan Ibu Sen,Ibu harap kamu bahagia dan kembali kesini,

ini semua ulah kalian anak ku pergi,"Ibu sendi menunjuk ke arah Arya dan Lestari.

"Sabar Bu ayo kita pulang,"Ayah Sendi mengajak sang istri pulang dan melajukan mobil nya.

"Ayo kita pulang anak-anak."

"Kami pamit Pak Joko nanti kalo kami ada waktu kami kesini lagi,"Pendi dan teman-teman bersalaman dengan warga.

"Sela aku harap kamu setia pada ku Sela."Pendi menatap jauh ke belakang ke arah hutan.

Satu minggu berlalu Sela sudah kembali ke istana dan turun dari kereta kuda dan disana tedapat permaisuri yang menatap sinis."Mulai hari ini kamu tidak lagi menjadi pelayan peribadi raja,karna pelayan sebelum nya sudah kembali,dan kamu sekarang bertugas membersikan halaman belakang dan pindah ke ruangan para satria karna-kamar yang kamu tempati sudah di isi dengan pelayan sebelum nya!!"

"Iya,ratu saya pamit undur diri,"Sela menunduk dan kembali ke kamar yang ia tempati, di kamar yang ia tempati sekarang adalah gedung kesatria,dan banyak laki-laki di sini wanita nya cuman ada beberapa orang saja.

"Jika bukan demi ayah mendingan aku tinggal di desa cendono wengi saja."

Raja yang memandang jauh ke arah gerbang menatap jalanan, sudah satu minggu ini tidak melihat Sela."kemana pelayan itu,eh untuk apa aku memikir kan nya ada ada saja,"Mahes mati mengaruk kepala nya karna bingung sendiri karna wajah Sela selalu terbang di pikiran nya.

Tiba-tiba masuk seorang wanita paru baya yang menjadi pelayan pribadi sebelum nya."Ada yang baginda perlukan saya yang kembali melayani anda,"raja pun menoleh.

"Wanita sebelum nya kemana."

"Apakah Sela baginda,Sela di pindahkan bertugas di kamar para kesatria dan tidur di sana."

"Waduh di sana kan laki-laki semua aku harus berbuat sesuatu jika nanti Sela di apa apain gimana,"Mahes Mati bangun dari duduk nya dan pergi begitu saja,Mahes Mati pergi ke halaman belakang dan melihat Sela sedang menyapu di sana seketika dada Mahes Mati berdebar sangat kencang.

"Sela maku kembali?"Sela pun menoleh dan melihat Mahes Mati menatap nya.

"Iya baginda raja aku baru kembali kemarin,ada perlu apa baginda raja kesini."

"Apa salah aku kesini aku cuman melihat kesatria ku latihan."

"he-he-he oh begitu."

Mahes mati pergi meningalkan Sela yang berdiri dengan memegang sapu lidi."dasar lelaki kulkas 2 pintu,kalo kangen sama aku bilang saja huuu dasar."

Di kediaman raja Roki yaitu Ayah dari Mahesa dan Mahes Mati mereka mempeributkan tentang Mahesa yang belum mau menika karna sudah banyak wanita yang melamar dia tapi dia tidak mau.

"Kapan kamu menika Mahasa?"

"Ayah sudah la jangan membicarakan itu terus."

"Kenapa emang,kamu itu sudah 26 tahun dan belum memiliki istri,Ayah tunggu kamu 1 bulan ini jika tidak Ayah akan nikahkan kamu dengan Jelita."

"Aku tidak mau dengan Jelita ayah dia bukan tipe ku."

"Ibu."Mahesa memelas ke arah sang Ibu tapi Ibu nya pura-pura tidak lihat.

"Ibu setujuh dengan Ayah mu,atau kamu Ibu nikahkan saja dengan pelayan peribadi kakak mu,aku melihat kalian sudah dekat."

"Tapi Nu apa Ibu mau memiliki menantu sebagai seorang pelayan?"

"Ibu tidak keberatan dan Ayahmu ikut saja!!"