Masih berstatus perawan di usia yang tak lagi muda ternyata tidak mudah bagi seorang gadis bernama Inayah. Dia lahir di sebuah kota kecil yang memiliki julukan Kota Intan, namun kini lebih dikenal dengan Kota Dodol, Garut.
Tidak semanis dodol, kehidupan yang dijalani Inayah justru kebalikannya. Gadis yang lahir tiga puluh tahun yang lalu itu terpaksa meninggalkan kampung halaman karena tidak tahan dengan gunjingan tetangga bahkan keluarga yang mencap dirinya sebagai perawan tua. Dua adiknya yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan bahkan sudah memiliki kekasih padahal mereka masih kuliah dan bersekolah, berbeda jauh dengan Inayah yang sampai di usia kepala tiga belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan dicintai, jangankan untuk menikah, kekasih pun tiada pasca peristiwa pahit yang dialaminya.
Bagaimana perjuangan Inayah di tempat baru? Akankah dia menemukan kedamaian? Dan akankah jodohnya segera datang?
Luangkan waktu untuk membaca kisah Inayah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Diundang
Kegiatan olimpiade yang dilaksanakan selama tiga hari di Bandung terasa menyenangkan bagi Rayyan. Selain karena guru pembimbingnya Inayah dia pun kini benar-benar mulai menikmati apa yang sedang dilakukannya.
Selama masa karantina dengan berbagai kegiatan yang menguji pengetahuan dan keterampilan semua peserta tentang sains dan pengetahuan -pengetahuan lain yang disisipkan dalam setiap soalnya sebagai wawasan tambahan, Rayyan sungguh menunjukkan kapasitas dirinya.
Dari jumlah peserta sebanyak 27 orang yang mewakili kabupaten dan kota masing-masing, setelah mengikuti dua tahapan yaitu di penyisihan yang menyisakan 20 terbaik dan berhak mengikuti semifinal hingga tersisa sepuluh finalis tebaik yang akan dipertandingkan kembali di babak final sebagai tahapan akhir olimpiade sains itu, nama Rayyan adalah salah satu yang ada di deretan sepuluh nama peserta yang menjadi finalis grand final.
"Alhamdulillah ibu senang, akhirnya kamu sampai di tahap ini." Inayah dan Rayyan baru saja bisa bertatap muka dan berbicara. Biasanya Inayah hanya bisa melihat Rayyan di layar monitor setiap sedang mengikuti seleksi atau aktifitas lainnya.
"Berkat do'a ibu juga." sahut Rayyan santai.
"Alhamdulillah, tetap rendah hati ya." Inayah menepuk salah satu pundak Rayyan sebelum dia pergi keluar dari ruang temu dengan muridnya yang tentunya dibatasi dengan alokasi waktu yang sebentar.
"Terima kasih Bu, besok kita pulang ya?"
"Iya, Insya Alloh besok kemungkinan kita pulang sore hari."jelas Inayah membuat Rayyan tersenyum lebar.
"Dan sekarang kamu kembali ke kamarmu, istirahat yang cukup, besok pagi lebih segar." nasihat Inayah dan dijawab anggukan oleh Rayyan.
Inayah berdiri dari tempat duduknya, di ruang itu masih terlihat juga beberapa guru yang masih mengobrol dengan murid bimbingannya.
Segera Rayyan pun berdiri, mengulurkan tangannya untuk menyalami sang guru.
Cup
Rayyan mencium dalam punggung tangan Bu Inayah. Hal yang tentu saja membuat Bu Inayah seketika bingung dengan apa yang dilakukan muridnya itu.
Sesuatu yang terasa hangat seketika mengalir ke seluruh tubuhnya. Bagaimana Inayah tidak bereaksi seperti itu, Selama ini biasanya Rayyan hanya mencium punggung tangannya dengan cara di arahkan ke ujung hidung tapi berbeda dengan hari ini.
"Selamat istirahat ibu juga ya, ini sudah jam delapan lewat. Ibu tidur yang nyenyak, mimpi indah dan siapkan diri untuk besok membawa piala juara untuk sekolah kita." Rayyan berbicara dengan dibumbui tawa, tanpa rasa bersalah telah membuat jantung Bu Inayah berdegup kencang karena sikapnya barusan, walaupun Rayyan bicara santai namun dari intonasi dan sorot matanya jelas Inayah melihat tingkat kepercayaan diri Rayyan sungguh luar biasa.
Babak final tiba, pada tahap ini peserta akan diminta mengerjakan soal dengan durasi waktu dibatasi, mempresentasikannya dan tentunya diuji langsung oleh para penguji yang merupakan para akademisi terpilih baik pengetahuan maupun keterampilan.
Rayyan duduk tegak di kursinya. Wajahnya tenang dan penuh percaya diri. Inayah hanya bisa menyaksikannya dengan jelas melalui layar, dalam hati dia percaya akan kemampuan sang murid.
Beberapa menit lalu, Inayah menerima informasi dari grup whattsapp sekolah. Jika rombongan sekolah yang sengaja datang untuk menjadi supporter Rayyan yang bahkan bisa bertahan.
"Rayyan semangat ya!" Inayah antusias mengatakannya sedangkan Rayyan hanya nyengir sembari mengacungkan jempol.
Fokus, itulah trik Rayyan saat ini. Apa yang ada di pikirannya hanya apa yang sedang dilihat dan dia kerjakan saat ini.
Hasil tidak mengkhianati proses akan Allah sesuaikan dengan apa yang kita usahakan.
Pengumuman hasil perolehan nilainya grand final akan diumumkan satu jam kemudian, dilanjutkan dengan penutupan kegiatan dan pembagian hadiah bagi para juara.
Rayyan sudah berkumpul dengan kepala sekolah, guru-guru, dan rekan-rekannya yang aktif di OSIS dan menjadi mata bagi siswa lainnya untuk menonton Rayyan selama live. Mereka menyambut antusias kebanggaan mereka. Rayyan Alfarizky Mahardika.
"Dan untuk juara satu Olimpiade sains tingkat SMA se-Jawa Barat tahun ini sekaligus menjadi wakil Jawa Barat di tingkat nasional diraih oleh ..." seorang pembawa acara membuat debar para peserta dan penonton semakin menjadi.
Keputusan final diambil bukan hanya berdasarkan nilai pengetahuan mereka, tetapi juga dari keterampilan, dan sikap selama mengikuti karantina.
"Selamat kepada Rayyan Alfarizky Mahardika ..." suara MC menggelegar mengisi setiap sudut gedung yang digunakan untuk penutupan diikuti alunan musik penyemangat dan juga oleh gemuruhnya tepuk tangan saat panitia menayangkan di dua layar besar yang ada di aula itu foto-foto dan cuplikan video tentang proses yang diikuti Rayan pada setiap tahapannya di olimpiade itu.
Nama baik bukan hanya milik Rayyan. Setelah kembali ke sekolah nama Inayah turut menjadi trending topik pasca kejuaraan tingkat provinsi dijuarai oleh murid bimbingannya.
Kehidupan Inayah sudah sangat tenang. Hari-hari dia lalui dengan keceriaan. Dia seolah lupa pernah memiliki masalah yang begitu pelik. Namun Inayah bersyukur ternyata Allah semudah itu membuat hatinya benar-benar move on.
Inayah juga semakin bersemangat ketika kembali mendapat mandat untuk menjadi salah satu pembimbing Rayyan di tingkat nasional, tentunya bersama panitia tingkat kabupaten Garut dan juga provinsi Jawa Barat. Dia bersungguh-sungguh mendedikasikan diri, pikiran dan waktu membimbing Rayyan dengan tulus. Menurut Inayah apa yang dilakukan dengan hati yang tulus akan selalu dirasakan bahkan ketika kita sudah tiada.
Karena hidup sejatinya adalah perjalanan untuk terus berbagi cinta dan cahaya-Nya kepada sesama.
Inayah juga percaya jika di setiap kejadian dalan hidup akan banyak terkandung hikmah. Tugas kita agar terus menggali hikmah dan semakin pandai mengendalikan diri dan bersyukur.
Bagi Inayah setiap langkah dihadapkan pada arah, dimana harapan dan impian bertemu dengan berkah.
Namun sayangnya ketenangan Inayah kembali terusik saat tiba-tiba seorang wanita datang ke sekolahnya. Entah bagaimana caranya dia bisa memasuki ruang audio. Dengan lantangnya dia mengenalkan dirinya bahwa dia adalah seorang istri dari laki-laki yang telah direbut oleh Inayah.
Secara gamblang dan terdengar oleh telinga semua orang, seluruh siswa, guru bahkan para tamu yang sedang berada di ruang kepala sekolah dan wakasek mendengar dengan jelas jika Inayah dicap buruk sebagai pelakor (perebut laki orang) melalui audio sekolah yang jelas terdengar ke setiap ruangan di sekolah dan kantor yayasan itu.
Tidak hanya selesai sampai di sana. Suara wanita yang juga mengaku tengah berbadan dua namun dicampakkan gara-gara direbut oleh si pelakor masih menguasai ruang audio sekolah itu bahkan mengatakan jika bukti-bukti bahwa Inayah telah merebut suaminya itu sudah terpampang di papan informasi yang terpajang di setiap lantai semua gedung kelas dan perkantoran.
Sontak, para siswa yang baru saja selesai dengan pembelajaran sesi satu dan akan beristirahat segera berlari ke area yang dimaksud tamu tak diundang pada pusat suara itu.
padahal aku pengen pas baca Inayah ketemu sama siapa ya thor...🤔🤔🤔🤔🤔 aku kok lupa🤦🏻♀️