Adeline adalah putri dari kerajaan kecil yang diabaikan, setelah di jodohkan ia malah melarikan diri dari pernikahan dengan Grand Duke Bahdrika yang terkenal dingin setelah bercerai dari istri pertamanya. Siapa sangka setelah semua itu ia malah terlibat dengan putra grand duke, menjadi pengasuh duke muda dan tinggal di dalam Kediaman
Bahdrika.
Akankah identitas asli Adeline terbongkar?
Bisakah Adeline bertahan tinggal di kediaman itu?
Nantikan alur ceritanya pada bab-bab yang akan datang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lasri Anariya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
Bab 10
Sebelum pengaduan pelayan Rifanna, Cedric sudah tahu lebih dulu kejadian di istana permaisyuri melalui orang yang sudah ia atur untuk mengawasi Rifanna. Cedric hafal betul kapan waktu minum teh berakhir agar ia bisa mengunjungi Liana tanpa harus bertemu para selir, kedatangan Cedric tidak mengejutkan Liana bahkan ia akan heran jika nanti sang suami tidak datang.
"Anda sampai repot-repot kemari pasti ada masalah penting?" sindir Liana tanpa memperhatikan raut wajah Cedric.
Cedric pun berkata langsung pada intinya, "Berikan pangkuan mu pada Rifanna."
"Anda sangat hebat kaisar ku, baru saja menikah beberapa hari anda tidak asing lagi menyebut namanya. Tapi sayang sekali, pangkuan itu terlalu berlebihan untuk seorang istri yang berniat memonopoli kasih sayang suaminya tanpa memandang selir atas atau saya."
"Hentikan semua sikap keras kepala mu itu, tidak bisa kah kau membuat segalanya menjadi mudah? mau sampai kapan kau selalu memperumit masalah sepele?"
"Justru andalah yang memperumit segalanya. Selir agung hanya perlu tinggal di halaman barat dalam harem seperti layaknya seorang selir, anda bisa berkunjung padanya sesuai jadwal bahkan kalau nanti anda memberikan dia perhatian khusus tidak akan ada masalah. Jika selir kesayangan anda saja bisa hidup dengan tenang bersama kami, maka tidak akan terjadi apa pun pada selir agung apalagi dia sekarang adalah yang termuda."
"Masalahnya adalah kau, coba jawab aku begitu melihat Rifanna apa yang kau rasakan? api kecemburuan dalam hati mu pasti membara 'kan?"
"Cemburu? saya? serius anda bertanya hal itu pada wanita yang sudah menyaksikan suaminya menikah 8 kali? tidak ada tempat dalam hati saya untuk merasakan hal itu, anda lupa kalau semua rasa dalam hati saya sudah anda bunuh."
"Rifanna sangat mirip dengan Sera, aku tidak yakin jika kebencian mu padanya hilang begitu saja."
"Kalau Rifanna mirip Sera, lantas apa semua selir anda tidak mirip dengannya? anda membawa masuk semua wanita yang mirip dengan Sera ke dalam harem ini, memang selir agung sangat mirip dengan wanita itu. Tapi saya tidak akan merasakan apa pun, tidak peduli sebanyak apa wanita mirip Sera yang anda bawa ke mari," pungkas Liana, berdebat sekarang saja sudah melukai hatinya maka ia berdiri dan melangkah ke arah pintu ruang tamu.
"Aku belum selesai bicara permaisyuri, Rifanna tidak akan ku biarkan menjadi seperti Sera karena aku akan melindungi dalam jangkauan ku. Aku mencintainya." Cedric memprovokasi Liana untuk sesuatu yang selama ini Liana diamkan.
"Ingatlah Cedric, jika aku bisa membuat kau anak haram kaisar menjadi kaisar maka aku juga bisa membuat mu turun dari tahta. Jangan lupa itu," ancam Liana yang menghilang dibalik pintu.
Cedric merasa frustasi seraya bergumam, "Kau hanya perlu mengakui kesalahan mu dan aku akan memaafkannya, kenapa kau keras kepala Liana? Apa sulit mengatakan kau yang sudah membunuh Sera?"
Sheila yang menguping pembicaraan itu merasa sangat marah dengan kaisar, ia akan membuat rencana yang bagus untuk membuat Rifanna keluar dari istana kaisar.
*****
Kaivan baru membuka mata saat matahari sudah berada diatas kepala, kamarnya gelap sekali mengingat ia masih terlelap Sachi tidak membuka satu pun gorden agar cahaya matahari tidak masuk dan menganggu tidur Kaivan.
Kaivan tidak mau dilayani pelayan lagi setelah beberapa kali terjadi hal yang tidak inginkan, dari mandi sampai berpakaian dilakukannya sendiri kemudian Kaivan menarik tali yang ada di dekat rancang, tali itu terhubung dengan lonceng yang ada di kamar Jayden tidak lama pria itu muncul dengan setelan jas rapi.
"Berikan laporan hari ini," titah Kaivan, dengan sihir teleportasi Jayden pergi ke ruang kerja dan kembali dalam hitungan detik menyerahkan dokumen untuk diperiksa hari ini.
Kaivan berdecak kesal setelah melihat laporan di tangannya, "Kenapa pembangunan jembatan di desa Arum memakan waktu 3 bulan? konyol sekali, jembatan itu adalah satu-satu jalan penghubung antar desa, minta mereka mempercepat pembangunannya kalau tidak selama 3 bulan pasokan minyak dari salah satu tempat penghasil minyak terbesar di Selatan tidak bisa menjual minyak mereka, harga minyak akan naik karena kekurangan pemasok dan akan tercipta masalah baru. Katakan untuk selesaikan masalah ini sebelum musim dingin."
"Tapi akan ada masalah terjadi jika mempercepat pembangunan jembatan beton, bukan soal persedian yang menjadi masalah katanya mereka kekurangan tenaga kerja."
"Hah? bukankah tenaga kerjanya cukup? bagaimana viscount menangani masalah ini? Tinggal berapa hari lagi aku harus berangkat melakukan ekspedisi, masalah apa pun harus kau tangani. Lakukan sesuka mu agar mereka tidak menimbulkan masalah."
"Baik grand duke," jawab Jayden tersenyum senang, setelah sekian lama akhirnya dia bisa bekerja dengan kekuatan penuh.
"Apa ini Jayden?" teriak Kaivan memperlihatkan surat izin dengan tanda tangan Jayden, "Kenapa kau berikan izin pada Melvin meninggalkan kediaman, kita akan berangkat berapa hari lagi dan sekarang harus tanpa Melvin. Bagaimana kau menjelaskan ini?"
"Tenanglah grand duke, pernyataan Melvin di sini jika dia telah meminta anggota medis dari paviliun untuk berangkat bersama persediaan yang cukup untuk beberapa hari, dan dia akan kembali setelah 5 hari mencari herbal. Sebagai jaminan aku akan membakar paviliunnya jika sampai dia tidak menepati janji," jelas Jayden, dia sudah mempersiapkan segalanya karena ia termasuk orangnya perhitungan apalagi kepada sesama ras.
Akan tetapi walau pun demikian bagi Kaivan jaminan itu masih kurang, "Bakar bersama kebunnya sekaligus."
"Habislah kau Melvin. Aku hanya menjalankan perintah," batin Jayden membayangkan sensasi menyenangkan jika ia melihat Melvin tidak berdaya.
Kaivan menyerahkan semua laporan itu setelah memeriksanya, ia lalu mengambil pedang dan menghilang bersama dengan kabut berwarna hitam. Jayden sudah tahu ke mana perginya Kaivan, jika sampai menggunakan teleportasi maka lokasi tujuannya tidak dapat di ikuti oleh siapa pun.
"Ah! aku lupa, hari ini orang dari butik akan datang aku harus meminta laporannya pada Sachi nanti," batinnya.
Sementara itu di sisi lain pada waktu yang sama di ruang tamu kediaman Alice menatap nyalang Sachi bersama pemilik butik yang datang membawakan gaunnya, sudah tugas mereka melakukan itu setiap bulan.
"Butik mu kalau bukan berada dibawah naungan serikat dagang milik keluarga kami maka aku yakin sudah bangkrut sejak lama, benar kata ibu jika kualitas gaun kalian buruk," hina Alice, pemilik butik hanya bisa tertunduk.
"Nona muda, butik ini sangat terkenal dikalangan bangsawan karena desainnya serta kualitas tinggi dari bahan setiap gaun, tidak ada yang bilang kualitasnya buruk bahkan nona bangsawan dari keluarga lain beberapa kalian memesan dari butik ini," ucap Sachi memberikan pengertian kepada anak sahabat sekaligus majikannya.
"Terkenal karena dia berada di bawah serikat dagang kita, memang kualitas bahan gaun ini tidak dapat diragukan bahkan aku tau itu, hanya saja aku merasa kasihan pada ayah yang menyediakan bahan terbaik untuk desain seburuk ini." Sekali tidak senang maka Alice tetap akan mempermasalahkannya sampai ia puas.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti 😘
Adeline adalah karakter yang kuat dan kompleks, mewakili banyak wanita yang berjuang melawan batasan sosial. Dalam perjuangannya, dia harus menghadapi berbagai tantangan dan mempertanyakan identitasnya sendiri. Hubungan yang dia jalin dengan tokoh lain menambah kedalaman cerita, menciptakan ketegangan yang menarik.
Gaya Penulisan:
Gaya penulisan Lasri Anariya sangat engaging, dengan narasi yang mengalir dan dialog yang natural. Pembaca akan mudah terhubung dengan emosi dan perjalanan karakter, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam.
Kesimpulan:
"Mirage of Love" adalah novel yang menarik dan relevan, memberikan pandangan mendalam tentang cinta, kebebasan, dan identitas. Dengan alur yang menegangkan dan karakter yang kuat, novel ini akan membuat pembaca terbawa dalam kisah perjalanan Adeline.
Rekomendasi:
Bagi penggemar cerita romantis dengan elemen drama dan konflik emosional, "Mirage of Love" adalah pilihan yang tepat. Ini adalah bacaan yang akan membuat pembaca merenungkan pilihan hidup dan arti sebenarnya dari cinta.
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/