NovelToon NovelToon
Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.

"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.

"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"

Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.

Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Diejek Anak Pungut

     Jam satu siang acara perpisahan di sekolah Silva baru saja selesai. Silva mulai keluar dari gerbang sekolah dengan memegang buket bunga di tangannya, sebagai simbol bahwa Silva merupakan lulusan terbaik sekolah itu.

     "Silva, kamu mau langsung pulang? Aku antar, ya," sapa seseorang menawarkan tumpangan. Silva menolehkan wajah ke arah orang itu.

     "Ramon! Aku mau naik grab saja, aku baru mau pesan grab," jawab Silva sembari meraih Hp nya dalam tasnya.

     "Nggak usah, biar aku antar sampai rumah." Anak lelaki seusia Silva itu terus memaksa untuk mengantar Silva pulang.

     Silva jadi serba salah, tapi tangannya sibuk membuka aplikasi grab.

     "Gimana?" lanjut Ramon lagi meminta kepastian.

     "Tapi, aku sudah mau pesan grab. Kamu duluan saja, aku tidak apa-apa kok," tolak Silva. Silva masih teguh pada pendiriannya, karena ia selalu ingat kata Davis yang melarangnya untuk menolak jika diajak orang lain pulang bersama.

     "Ya, sudah, aku tungguin kamu sampai kamu dapat grab saja. Tidak apa-apa, kan?" Ramon meminta persetujuan Silva.

     "Nggak apa-apa. Terserah kamu saja, Ram," balas Silva.

     "Mon, ngapain lu di sini? Mau nemenin anak pungut? Percuma pandai kalau asal usul tidak jelas," ejek salah satu teman Ramon tiba-tiba.

     Silva terhenyak, dia tidak mengerti kenapa Ardo salah satu teman Ramon tiba-tiba mengejeknya anak pungut. Tapi benarkah Ardo bicara seperti itu ditujukan padanya? Untuk meyakinkan, Silva menoleh ke kiri dan kanan depan dan belakang, barangkali Ardo sedang berbicara pada orang lain.

     Anehnya, tidak ada seorang pun selain dirinya, Ramon dan Ardo.

     "Elu anak pungut, kata mamanya si Risa, elu itu sebenarnya anak pungut. Anak dapat nemu dari pembuangan sampah," tunjuk Ardo ke arah Silva tanpa rasa bersalah.

     "Anak pungut?" herannya bingung.

     "Iya, elu anak pungut atau anak dapat mulung dari sampah. Emangnya elu tidak dapat cerita dari nyokap sama bokap elu kalau elu anak pungut?" tekan Ardo lagi berapi-api seakan ingin puas.

     "Do, apaan sih lu? Siapa yang elu kata anak pungut? Silva? Omong kosong? Dasar tukang gosip," hardik Ramon balik marah pada Ardo yang sudah mengata-ngatai Silva anak pungut.

     "Tanya saja sama mamanya si Risa. Tuh, tanya. Mumpung mereka mau lewat sini," tunjuk Ardo menuju pada iringan Risa dan teman-temannya serta mamanya.

     Silva menatap ke arah Risa dan mamanya Risa. Benaknya bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba mamanya Risa menyebarkan gosip kalau dirinya anak pungut.

     "Tante Riana," panggil Silva seraya menghalangi jalan mereka.

     Risa dan teman-temannya serta Tante Riana, alias mamanya Risa menghentikan langkahnya, lalu menatap Silva dengan tatapan tidak biasa.

     "Tante Riana ...."

     "Ayo, Ma. Kita cepat pulang saja. Aku sudah muak dengan sekolah ini, sekolah kok memihak pada anak yang nggak jelas asal-usulnya. Masa juara umum selalu saja si anak pungut," bisik Risa masih terdengar oleh Silva.

     "Risa, apa maksudnya?" Silva ingin mengejar Risa untuk meminta penjelasan, tapi Risa dan mamanya keburu pergi.

     Ardo pun demikian, dia pergi sebelum Silva mencari tahu kenapa tiba-tiba mereka mengejeknya anak pungut.

     "Silva, gimana, grabnya sudah ada yang nyangkut?" Ramon tiba-tiba bertanya setelah melihat drama ejek anak pungut tadi.

     "Belum Ram," jawab Silva mendadak murung.

     "Silva, kamu pasti sedih gara-gara diejek anak pungut, kan? Sepertinya mereka itu iri melihat kamu juara umum terus, lalu mereka dengan dengkinya menyebar gosip kalau kamu anak pungut," hibur Ramon.

     "Aku juga bingung Ram, kenapa mereka tiba-tiba mengatai aku anak pungut?"

     "Biarkan saja. Mereka memang iri sama kamu, karena kamu setiap tahun selalu mendapat juara umum. Selamat, ya, Silva. Kamu memang keren. Lalu, setelah ini kamu mau ambil kuliah di mana? Kamu dapat beasiswa, kan?"

     "Entahlah, Ram. Aku juga masih bingung. Biar nanti aku diskusikan sama mama dan papa aku di rumah," jawab Silva dengan pikiran yang masih melayang pada ejekan Risa tadi.

     "Dek, ayo." Tiba-tiba sebuah motor berbody besar berwarna hitam berhenti di depan Silva dan Ramon. Silva tersentak, karena kedatangan Davis tidak disadarinya. Pria berseragam loreng itu menatap Ramon kurang suka. Ramon menunduk, lalu memilih mengalah dan menyalakan motornya, kemudian meninggalkan Davis dan Silva setelah ia sempat berpamitan pada Silva.

     "Silva aku duluan, ya," pamit Ramon seraya memacu kuda besinya.

     "Siapa dia, sepertinya perhatian banget sama kamu?" curiga Davis terdengar posesif.

     "Teman aku. Emangnya kenapa? Kakak curiga dia pacar aku?" Silva balik kesal dengan kecurigaan sang kakak.

     "Lagian, cara menatap kamu, sangat berbeda. Dia sepertinya menyukaimu," ujar Davis cemburu.

     "Biarkan saja, kalau Ramon suka sama aku, itu artinya aku masih menarik di mata cowok," tepis Silva membuat Davis muak, karena Silva seperti membela Ramon.

     "Ayo, naiklah. Kamu masih mau membahas teman kamu itu dan tinggal lebih lama di depan gerbang sekolah ini? Ya, sudah, kakak tinggal."

     "Kak Davis ih, kejam banget. Nanti bilangin mama, lho," rajuk Silva dengan bibirnya maju beberapa senti. Hal ini membuat Davis gemas ingin mencubit bibir Silva.

     "Naiklah. Kita pulang ke rumah," ajaknya kembali lembut. Silva menaiki motor Davis di belakangnya dengan kaki mengangkang.

     "Pegangan yang erat," perintah Davis. Silvani memegang besi belakang motor sangat erat sesuai perintah Davis.

     "Dek, dengar apa kata kakak, nggak? Pegangan yang kuat, kakak takut kamu jatuh," tegur Davis karena Silva belum juga memegang pinggangnya.

     "Aku udah pegangan kok. Kakak, kan nggak lihat," ujar Silva.

     "Bukan pegang besi belakang, tapi pinggang kakak. Ayo, pindahkan tangannya," titah Davis tidak mau dibantah.

     "Ih, kakak ini. Yang penting sudah pegangan. Ngapain aku harus pegangan di pinggang kakak, aku nggak mau seperti kemarin. Motornya kakak kejut-kejut, dada aku jadi sakit karena membentur punggung kakak," ungkapnya kesal.

     "Kamu tidak paham artinya romantis, sih, Dek."

     "Apa? Coba ulang sekali lagi?" pinta Silva seperti ada yang janggal dengan ucapan Davis barusan.

     "Huh, kakak ini memang omes alias otak mesum. Masa adiknya dikerjain? Nanti tahu rasa kalau tiba-tiba ceweknya cemburu gara-gara lihat aku dibonceng kakak, bisa-bisa aku dituding selingkuhan kakak, padahal bukan," dumelnya. Davis kecewa mendengar omelan Silva barusan.

     Davis mempercepat laju motornya mirip orang kesetanan, membuat Silva di belakangnya ketakutan dan terpaksa berpegangan erat pada pinggang Davis. Davis pun senang karena memang itu yang ia inginkan.

     Tiba di rumah, kepulangan Silva dan Davis disambut mama Verli yang kebetulan baru pulang juga dari butik miliknya.

     "Silva, cepat turun, ngapain pelukan begitu?" sambut Mama Verli dengan mata melotot, karena tidak suka melihat tangan Silva melilit di pinggang Davis.

     Silva segera turun dan menyambut tangan sang mama, lalu diciumnya. Mereka bertiga masuk ke rumah membawa pikirannya masing-masing.

1
Rosidahnamaku
penasaran
Nasir: Silahkan Kak mampir. Jangan lupa like n vote nya ya.
total 1 replies
Nasir
Hai Readers, kisah Davis dan Silva sepertinya pembaca masih malu2 mampir ya? Ayo serbu dong kisah ini, biar retensinya tercapai dan Author menulisnya semangat. Kalo retensi gak tercapai, sepertinya Author mau tamatkan lebih cepat. Ayo dong mampir biar Author semangat.
Mrs.Riozelino Fernandez
orang pacaran pun gak ada yang masuk ke kamar pacarnya,Davis ini udah kelewatan.kayak gak ada waktu lain untuk bicara sama Silva...
gak suka banget aku liatnya...
Lendra malayu
tambah seru nih,,, semangat thorrr /Kiss//Kiss/
Sukemi Nak Murtukiyo
perang dunia ke 3 ini,,,,,
Nasir: Hehheeee tungguin ya..
total 1 replies
Lendra malayu
wahh,, bs ngamuk nih si Davis /Frown/
Nasir: Heheh... kayaknya...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
🤮🤮🤮
Mrs.Riozelino Fernandez
naaah bener nih kata Danis👍👍👍👍👍
Mrs.Riozelino Fernandez
kok aku jijik jadinya dengan Davis ya...
klo menurut ku ini gak cinta sih,nafsu namanya...agak lain gaya pacaran nya...klo cinta itu pasti dijaga,orang pacaran sehat aja gak mau tiap sebentar cap cip cup...
Lendra malayu
mksh thorr udah rajin up 🥰/Rose//Rose/
Nasir: Sama2 Kak.
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
waaah ini oleh oleh khas kampung halaman ku di Medan kk Thor....
Bika Ambon dan lapis legit 👍👍👍👍
Nasir: Iya mantap Kak...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
uiiih...udah main tindih aja...
kk adek kandung mana ada begituan klo udah besar...aku aja dilarang masuk kamar Abg ku 😅😅😅
Nasir: Iya Kak... itu gak boleh...
total 1 replies
Lendra malayu
sepertinya kak danis mulai faham siapa wanita yg dimaksud davis
Miftahur Rahmi23
Gambaran manusia sekarang nih, apalagi di medsos, banyak nih komen2 kek gini. dia yg nyerang dia pula yg merasa terzholimi /Facepalm/
Nasir: Iya betul.
total 1 replies
Lendra malayu
semangat thorrr /Kiss//Kiss//Rose/
Nasir: Makasih Kak...
total 1 replies
mama Al
aku mampir
Nasir: Makasih Kak....
total 1 replies
Lendra malayu
ternyata dinding pemisahnya orang terdekat
Mrs.Riozelino Fernandez
mank kenapa klo Silva jadi mantu mu Ma???
Nasir: Entahlah. Mama hanya ingin dia jadi anaknya saja tidak lebih.
total 1 replies
Lendra malayu
naa,, si mama bs ngomel2 nih
Nasir
Hari ini satu bab dulu ya.... gpp ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!