Jian Lushi menjadi salah satu korban tewas, dalam kecelakaan tabrakan mobil beruntun.
Akibatnya, jiwanya mengalami perjalanan melintas waktu ke dimensi lain.
Kemudian jiwanya masuk kedalam raga seorang gadis petani malang, yang tanpa sengaja mati akibat ulah saudaranya sendiri.
Yuk ikuti perjalanan Jian Lushi, dalam menjalani kehidupan barunya di dunia asing.
Mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Terjual Habis
...----------------...
"Kenapa rasa apelnya sangat lezat..." ucap seseorang setelah mencicipi potongan kecil apel.
"Benar sangat manis, renyah tapi tidak keras, dan banyak airnya..."
"Rasanya lebih manis daripada madu... Ini buah terenak yang pernah aku makan."
"Oh Persik ini juga manis sekali, tidak ada asam-asamnya sama sekali..."
"Iya benar, benar-benar berair dan menyegarkan .."
"Hahaha... Lalu tunggu apa lagi. Nona, cepat berikan aku dua kilo apel dan dua kilo persik." ucap bibi gemuk, yang sepertinya dari keluarga kaya.
"Oh tidak tidak.. Jangan dua kilo. Masing-masing lima kilo. Cepat nona. Orang tua ku pasti senang memakan buah ini." lanjut bibi gemuk, sebelum Lushi selesai menimbang.
"Baik bibi... Bibi tidak akan menyesal, telah membeli buah dariku. Buah-buahan ini di jamin kelas atas, dan stoknya terbatas. Hanya hari ini aku berjualan di sini, bibi..." jawab Lushi kemudian segera mengemas pesanan bibi gemuk tersebut.
"Ah.. kenapa tidak berjualan lagi?" tanya bibi gemuk terkejut. Bukankah kalau dagangannya laris, para penjual akan terus menjual barang dagangannya. Tapi kenapa gadis ini malah ingin berhenti berjualan.
"Karena buah-buahan ini istimewa. Dan hanya ini yang bisa saya dapatkan, untuk di jual di kabupaten. Sisanya sudah di pesan untuk di jual ke ibu kota." jawab Lushi dengan nada penuh keluhan dan penyesalan.
"Kalau sudah sampai di ibukota, harganya bisa lebih dari 10 Yuan." lanjut Lushi seakan-akan menyesal telah memberikan harga 5 Yuan.
Benar saja, setelah mendengar karangan cerita pendek yang di sisipi sedikit kebohongan, yang lain jadi ikut terangsang. Dan akhirnya memesan paling sedikit satu kilogram dari masing-masing buah.
Tidak ada yang menyadari tindakan Lushi yang diam-diam sering menambah buah di keranjangnya. Hingga masing-masing mencapai 50 kg.
Dalam sekejap buah apel dan persik yang di jual Lushi, ludes terjual. Hal ini membuat Lushi semakin bersemangat untuk berjualan, agar uangnya semakin menumpuk setinggi gunung.
Kerena harga buah apel dan persik, masing-masing 5 Yuan. Sedangkan Lushi menjual 50 kg buah apel dan 50 kg buah persik. Maka uang yang di hasilkan Lushi pagi ini, sebesar 500 Yuan. Hampir setara dengan harga satu ginseng liar berusia 20 tahun.
Jika begini terus, dalam waktu kurang dari satu bulan, Lushi bisa segera membeli rumah. Membayangkannya saja sudah membuat Lushi ingin melompat kegirangan.
Dengan senyum mengembang, Lushi segera mengemas barang-barangnya. Kemudian bersiap mencari kios yang menjual sarapan.
Tapi sebelum dia meninggalkan lapaknya. Bibi gemuk yang tadi pertama kali membeli buah-buahannya, tiba-tiba berlari kearahnya dengan tergesa-gesa.
Orang-orang yang berlalu lalang sampai terheran-heran melihat kehebohan bibi gemuk berlari.
"Hosh... Hosh... Hosh..." setelah sampai di lapak Lushi, bibi gemuk mulai mengatur nafasnya..
"Akh.. Di mana buah apel dan buah persik nya??" tanya bibi itu panik bercampur kecewa, saat melihat kedua keranjang semuanya kosong.
"Maaf bibi, buah apel dan persiknya sudah terjual habis." kata Lushi dengan nada penyesalan.
"Bagaimana ini... Apakah tidak ada yang tersisa sedikit pun?" tanya bibi gemuk sambil menatap Lushi penuh harap.
Sebenarnya bisa saja Lushi mengeluarkan buah lagi. Tapi dia tidak ingin melakukannya. Bagaimana kalau ada orang kedua ketiga dan seterusnya, yang datang lagi, seperti bibi gemuk ini.
"Aku akan membayarnya dua kali lipat." imbuh bibi gemuk lagi.
Dia berharap Lushi bisa menjual buah apel dan buah persik kepadanya lagi, jika harganya di lipat gandakan.
"Maaf bibi... Tapi buahnya benar-benar sudah tidak ada lagi." jawab Lushi sedikit tidak berdaya.
Kalau tau akan ada kejadian seperti ini, Lushi pasti akan lebih mempercepat berkemasnya. Sehingga bisa segera pergi sebelum bibi gemuk tiba di sini.
"Tolong jual buah-buahan lagi kepada saya, nona. Saya mohon.. Ini semua demi kedua orang tua saya." ucapan bibi gemuk menarik perhatian banyak orang. Membuat Lushi malu sendiri.
"Bukannya saya tidak mau menjual kepada bibi. Tapi buahnya benar-benar sudah tidak ada lagi, bibi. Mohon pengertiannya."
"Ah sayang sekali... Tau begitu, tadi saya borong saja semua buahnya."
"Kalau boleh tau, kenapa bibi ingin membeli buah lagi? Bukankah tadi bibi sudah membeli 10 kg?" tanya Lushi penasaran.
"Ini semua karena kedua orang tua saya. Sebelumnya mereka memiliki masalah pencernaan, dan sulit memilih makanan yang cocok di lidah tua mereka. Tapi setelah mencoba buah dari nona, mereka bilang rasanya enak, dan ingin makan buah setiap hari. Jadi saya berniat menyetok buah-buahan itu untuk orang tua saya."
"Benarkah bibi? Saya tidak menyangka kedua orang tua bibi, sangat menyukai buah-buahan yang saya jual." ucap Lushi dengan tidak percaya.
Sebenarnya dia sudah menebak, kalau buah-buahan yang di hasilkan dari ruangannya, akan sangat di sukai banyak orang.
"Benar. Makanya saya langsung bergegas kembali kesini. Tapi sayangnya saya terlambat." ucap bibi gemuk sedih.
Di sisi lain, nenek Su dan kakek Wang sudah dalam perjalanan menuju kota kabupaten. Masih dengan paman Yifu sebagai pengemudi gerobak sapinya. Dan paman Wu, sebagai anggota tambahan.
Begitu juga yang terjadi dengan Wang Cuilan, Lumiao dan Lusan. Mereka bergegas ke kabupaten pagi-pagi sekali, tanpa menunggu sarapan. Karena mereka berencana sarapan di kabupaten, ketika sudah bertemu dengan Lushi, dan mendapatkan uangnya kembali.
"Ibu, kakak ketiga, bukankah itu nenek Su dan kakek kepala desa?" tanya Lumiao sambil menunjuk tempat di ikatnya gerobak sapi milik kepala desa.
"Benar, Bu. Itu nenek Su dan kakek kepala desa." ucap Lusan setelah memastikan.
"Mungkinkah mereka juga ingin menemui gadis mati itu?" Bu Jian langsung menerka-nerka.
"Bukankah ini bagus, bu. Kita perlu mengikuti mereka untuk menemukan gadis mati itu."
"Benar yang di katakan kakak ketiga, Bu."
"Baiklah ayo ikuti mereka. Jangan terlalu dekat, agar mereka tidak melihat kita."
Setelah itu ketiganya mengikuti kakek Wang dan nenek Su yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju penginapan, tempat Lushi menginap.
"Jadi, kakak perempuan tinggal di penginapan ini. Kira-kira berapa banyak uang yang sudah di habiskan kakak perempuan, selama tinggal di sini?" ucap Lumiao, sambil melirik ibu dan kakak laki-lakinya.
Benar saja, memikirkan banyak uang yang sudah di habiskan gadis mati itu. Membuat Cuilan tidak senang, dan bertekad menemukan gadis mati itu, untuk membuat perhitungan, secepatnya.
Setelah nenek Su dan kakek Wang meninggalkan penginapan. Mereka bertiga segera bergegas masuk ke penginapan.
"APA..???"
"Bu, bagaimana ini?"
...----------------...
Jangan lupa like komen subscribe dan vote nya, jika berkenan...
Mohon dukungannya....
...----------------...
bunga mendarat/Rose//Heart/