ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terpuruk
Kepala al terlihat sedikit luka dan berdarah akibat benturan yang keras berulang kali, dia terlihat sangat stres dan putus asa, dia merasa semua sudah tidak ada artinya.
Karena darah yang terus mengalir dari keningnya, hingga membuat al pingsan, saliko menggendongnya untuk membawa ke rumah sakit.
Sedangkan tati mencoba menghubungi ambulan untuk mengurus mayat syakira, saliko dan tati tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, dia melihat syakira sudah tidak bernyawa di depan gedung.
Di rumah sakit kota al sedang mendapat perawatan dokter, karena kepalanya mengalami kebocoran karena benturan yang keras.
Bagas dan tari juga datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi al, namun mereka menunggu di luar, karena Al sedang dalam perawatan dokter.
"Apa yang terjadi sama al," Bagas bertanya kepada saliko.
"Kayaknya dia frustasi, semenjak kejadian itu," jawab saliko.
"Bukanya dia berhasil menaklukan Tiger," Bagas bertanya karena dia belum tau yang sebenarnya.
"Pembesar tiger adalah ayah al, dan yang meninggal tadi di gedung merah itu adiknya," sahut tati yang menjelaskan.
"Apa! Pembesar tiger bokap nya al," Bagas juga terkejut.
"Syakira itu anak dari jack pump, mungkin beda ibu, jadi kalian tidak tahu." Jelas tati dengan tegas.
"Oke jangan kalian kasih tau semua ini ke tari," kata bagas kepada mereka berdua.
Setelah dokter keluar, mereka semua masuk untuk melihat kondisi al, tari langsung menangis dan memeluk al yang terbaring belum sadarkan diri.
"Tolong jaga al sama tari, gua mau pergi dulu, nanti kalo al udah sadar gua bakal ke sini lagi," Bagas pergi untuk mengurus pekerjaan nya.
Zidan juga datang ke rumah sakit untuk menjenguk al, dia datang bersama beberapa anak buahnya.
"Gimana kondisinya," zidan menanyakan kondisi al.
"Dia gak papa, tinggal nunggu sadar aja kata dokter," jawab tati.
"Kenapa lu jadi begini al, lu harusnya tau kalo lu sendiri yang milih jalan ini," kata zidan di depan al yang sedang tidak sadarkan diri.
"Ya udah, gua mau ambil jasad syakira untuk di makamkan," zidan bergegas untuk membawa jasad syakira.
"Mending lu balik aja, soalnya jasad syakira udah di bawa sama bagas," saliko memberi tahu.
"Siapa bagas," zidan merasa asing dengan nama tersebut.
"Dia saudara al dan dia udah tau semuanya," saliko menjelaskan.
"Oke kalo gitu," zidan pergi meninggalkan mereka.
Zidan adalah bawahan tiger paling setia, dia tahu jika suatu saat tiger akan di gantikan oleh al, jadi dia terus membantu apa yang al perintahkan kepadanya, karena itu juga yang di perintahkan oleh Jack pump jauh sebelum kejadian tersebut.
Setelah beberapa jam, akhirnya al mulai sadar, tangan ya langsung mengelus kepala tari yang tertidur di sampingnya.
"Kakak udah bangun, tari takut kalo kakak kenapa-napa," kata tari sembari menangis.
"Tenang aja tar, kakak gak papa kok," balas nya.
"Kakak kenapa sih, kok bisa begini," tari menanyakan kronologinya.
"Gak papa kok, cuma kecelakaan kecil," ujar al yang tidak mau adiknya tau.
"Ya udah tari kabarin kak Bagas dulu," tari memegang hp nya dan keluar ruangan.
"Makasih kalian udah bantuin gua," Al melihat ke arah saliko dan tati.
"Kita bakal temenin lu sampe kapan pun al," ujar saliko.
"Lu juga gak boleh begini terus al, lu masih punya keluarga yang harus lu pertahankan, lu masih punya tari dan bagas, juga kita sebagai temen sekaligus keluarga lu," tari mencoba memberi nasehat kepada al.
"Iya ti', harusnya gua gak begini, gua merasa kalo gua terlalu lemah untuk ukuran lelaki." Al mulai menyadari sesuatu.
"Sedih terpuruk itu hal biasa, tapi jangan sampe kita terus terjerumus dalam bayang-bayang itu, kita harus bangkit," Tati terus memberi saran kepada al.
"Iya, gua juga minta maaf udah nyusahin kalian," Al merasa berhutang kepada mereka berdua.
"Itu bukan apa-apa, yang penting lu benerin dulu hidup lu, jangan lu bebani pikiran lu dengan sesuatu yang sudah terjadi." Ucap tati sedikit memberi arahan.
"Iya al, lu harus denger kata tati, lu gak boleh begini terus," saliko menambahkan.
Setelah beberapa lama Bagas datang, untuk menemui al di rumah sakit, dia sudah selesai mengurus pemakaman syakira.
"Tolong tinggalin kita berdua," ucapan Bagas yang baru datang.
Semua orang yang ada di sana keluar, termasuk tari, karena Bagas ingin membicarakan sesuatu secara 4 mata dengan al.
"Gimana keadaan lu, udah waras lu," Bagas dengan nada agak tinggi.
"Gua gak papa," jawab al.
"Kenapa lu sampe begini, kalo mau mati biar gua bunuh lu sekarang," tegas bagas dengan nada sama.
"Lu gak usah ikut campur urusan gua," kata al yang tidak suka dengan perkataan Bagas.
"Kalo lu masih begini, berenti aja jadi gengster, nyusahin orang lain!" Bagas dengan nada sedikit kasar.
"Cuma ada sedikit kendala aja, lu gak usah khawatir," balasnya.
"Lu bebas mau hidup kayak gimana aja, tapi lu inget, ketika lu terpuruk dengan pilihan lu, jangan salahin sapa-sapa, jangan menangis dan jangan lu nyusahin orang lain termasuk temen lu. Karena lu sendiri yang b udah nentuin ini semua, jadi jangan lemah, kalo lu lemah mending lu gantung diri aja selesai." Bagas sedikit memarahi al sambil memberi tahu konsep kehidupan.
"Gua tau ini salah gua dan gua gak nyalahin sapa-sapa," ujar al sedikit membela diri.
"Setidaknya lu gak usah bikin orang lain sedih, tanpa lu sadari lu nyusahin orang lain, temen-temen lu, tari juga sedih gara-gara lu. Harusnya lu mikir," Bagas terus menekan al.
"Kalo setelah ini lu masih begini, gua bakal bunuh lu," kecam bagas kepada al.
Al terdiam dan hanya mendengarkan, setelah itu Bagas langsung bergegas keluar, dia kembali pergi dari rumah sakit.
"Lu bener, gua yang terlalu lemah, gua udah banyak nyusahin temen-temen gua," dalam hati al yang masih memikirkan ucapan Bagas barusan.
"Kakak gak papa kan? tadi kak Bagas keliatan marah," tari khawatir dengan al.
"Gak papa kok, tadi kak bagas cuma nasehatin Kaka dikit," al menyembunyikan yang sebenarnya.
"Setelah ini nanti kamu bakal tinggal sama kak bagas ya, biar kamu lebih aman," kata al.
"Kakak gimana, kenapa kita gak tinggal sama-sama aja," tari sedikit sedih.
"Kamu tenang aja kakak bakal sering datang kok," al.
"Ya udah deh kalo gitu," tari merasa terpaksa dengan ucapan al.
"Kamu semangat kuliahnya, biar nanti bisa jadi orang yang sukses, ikuti apa yang di katakan kak bagas," ujar al kepada adiknya tersebut.
"Iya kak," jawab tari yang menurut.
"Saliko lu anter adek gua ke tempat bagas, setelah itu gua mau balik," perintah al.
"Siap al," saliko bergegas, begitu juga dengan tari.
Setelah mereka pergi al dan tati juga pulang, namun untuk sementara al akan tinggal di rumah Tati sampai sembuh, dai belum mau ikut campur dengan urusan pekerjaan nya.
Untuk sementara dia masih mau menyendiri sampai lukanya sembuh.
"Lu yakin mau tinggal di rumah gua, untuk sementara," Tati memastikan.
"Kalo gak boleh gak papa," balas al dengan nada datar.
"Gak gitu, kalo gua mah gak masalah kok, gua cuma mastiin aja," tari meluruskan ucapan nya.
"Untuk sementara gua gak mau ikut campur, sama dunia ini, gua butuh ketenangan sedikit, setidaknya sampai gua sembuh." Jelasnya kepada tati.
"Oke kalo emang itu keputusan lu," Tati mengikuti apa kata al.
Semua bisnis dan pekerjaan tiger, masih berjalan seperti biasa, zidan masih terus mengambil alih sampai al benar-benar kembali.
Karena al untuk saat ini benar-benar tidak mau ikut campur dulu masalah pekerjaan nya tersebut.