NovelToon NovelToon
PELARIAN

PELARIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Sistem / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Noesantara Rizky

Dania dan Alvin menjalani pernikahan palsu, kebahagiaan mereka hanya untuk status di media sosial saja, pelarian adalah cara yang mereka pilih untuk bertahan, di saat keduanya tumbuh cinta dan ingin memperbaiki hubungan, Laksa menginginkan lebih dari sekedar pelarian Dania, dan mulai menguak satu demi satu rahasia kelam dan menyakitkan bagi keduanya,
Apakah Dania dan Alvin masih bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau memilih untuk menjalin dunia baru?
Ikuti kisah cinta Dania dan Alvin yang seru dan menengangkan dalam cerita ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noesantara Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Romansa Media Sosial

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, Lux Cafe mulai banyak pengunjung untuk makan siang. Berbagai kalangan datang ke sana karena menu makanannya memang variatif dan cita rasanya benar-benar membuat lidah bergoyang.

Para pengunjung sedikit aneh menurut Dania, dia sebenarnya tidak ingin terlalu percaya diri, namun semua mata seperti tertuju kepada dirinya. Perasaan itu juga dirasakan oleh Laksa yang mulai menoleh kanan kiri.

“Kita udahan yuk!” Ajak 

“Oke!” Kata Laksa yang mengangguk-angguk

“Sa, lo ngerasa nggak sih kalau kita dilihatin dari tadi,” bisik Dania yang mendekatkan wajahnya ke Laksa

“Iya, mereka pikir kita pasangan romantis kalik?” Jawab Laksa yang ikut berbisik.

Keduanya berdiri dan pergi, baru berjalan sebentar, tiba-tiba hak sepatu Dania patah, tubuhnya sulit menjaga keseimbangan hingga hampir jatuh ke lantai. Beruntung tangan dan tubuh Laksa dengan sigap menangkap Dania, tangan perempuan itu menggenggam erat kedua tangan Laksa, membuat jarak mata mereka sangat dekat.

Keduanya saling pandang dan menatap sangat dalam. Ada getar-getar asmara yang mulai tumbuh perlahan seperti bunga, berawal dari kuncup hingga mekar dan merekah. Walau perasaan Dania masih abu-abu, namun ada kenyamanan dirasakannya.

“Maaf..!” Kata Dania yang mencoba melepaskan pelukannya

“Ya….” kata Laksa yang sedikit aalah tingkah

Dani dan Laksa pergi ke kasir untuk melakukan pembayaran. Derap suara kaki terdengar begitu jelas menghampiri Dania, seorang perempuan paruh baya datang dan menampar Dania sambil berkata, “ini pembalasan karena kamu telah menyakiti Alvin.”

“Ibu? Apa-Apaan ini!” Kata Laksa yang berpindah tempat dan berdiri di depan ibu itu

“Itu hukuman bagi dia yang udah selingkuh sama kamu, nggak tahu malu kalian!” Kata Ibu itu yang menunjuk-nunjuk muka Laksa

“Selingkuh apa sih bu?” Kata Laksa yang dahinya mengernyit

“Kalau ibu nggak tahu, nggak usah sok tahu, saya bisa tuntut ibu loh!”

“Silahkan saja! Emangnya saya nggak tahu? Kalian peluk-pelukan di depan umum tadi!” Kata ibu itu

“Saya ini Alvin lovers, dia pengacara hebat, baik, gak pantes dapat perlakuan kayak gini dari kamu!” Lanjut ibu lalu pergi.

“Kamu nggak papa?” Kata Laksa yang tangannya menyentuh pipi Dania

“Nggak sih… tamparannya nggak keras.” Kata Dania yang menyentuh pipinya dan melihat ibu itu berlalu.

“Kita ke mobil!” Ajak Laksa yang tangannya menunjuk ke depan sebagai pertanda Dania untuk jalan duluan

Beberapa orang mulai terdengar kasak-kusuk dan melihat Dania. Kedua bola mata mereka tajam sekali melihat Dania, seperti perempuan itu telah menodai selembar kertas putih yang suci sehingga tak bisa lagi digunakan.

Bukan hanya di dalam resto, tetapi di luar juga sama. Pandangannya membuat keduanya merasa sangat tak nyaman, Laksa begitu sigap dalam melindungi Dania, membuat perasaannya merasa tenang dan damai.

“Lelaki ini…” kata Dania dari dalam hati sambil melirik ke arah wajahnya.

Keduanya masuk ke dalam mobil Laksa yang hanya berjalan lima langkah setelah pintu keluar. Dania dan Laksa melihat bagaimana beberapa mata pengunjung menunjuk mobil Laksa sambil membawa handphone, seperti ada hal besar yang tak mereka ketahui sebelumnya.

Sementara itu, handphone Dania berbunyi tanpa henti, dia membuka tasnya dan mengambil gawainya, matanya terbelalak tangan kirinya menutup bibir, menggelengkan kepala, nafasnya terasa berat.

“Dania, kenapa lo?” Kata Laksa yang tangan kirinya memegang bahu kanan Dania.

Tidak ada jawaban, dengan mata berkaca-kaca perempuan itu menunjukkan handphonenya ke Laksa. Perempuan itu benar-benar sulit untuk bersuara, karena sebuah fotonya dan Laksa di restoran yang tampak mesra itu beredar luas di media sosial dengan komentar miring.

“Jadi ini, mereka sampai segitunya!” Kata Laksa yang jari telunjuknya memegang dahinya

“Siapa yang tega seperti ini ke gue?” Kata Dania yang menangis karena postingan itu membuat citranya buruk dengan berbagai reaksi netizen yang berkomentar begitu pedas.

Laksa tak mampu berkata-kata, dia langsung memeluk Dania dan mencoba memberikan bahunya sebagai tempat mengeluh perempuan itu, lelaki itu juga berkata, “Lo yang tenang, ya!”

Pelukan itu tidak cukup lama karena sahabatnya di kantor menelpon, perempuan itu mengusap air matanya, menenangkan dirinya dengan menarik nafas panjang, beberapa kali lalu mengangkatnya dengan hati-hati.

“Ya, hallo!” Kata Dania yang masih mengusap air matanya

“Dania, lo dimana?” Suaranya panik

“Kenapa?”

“Lo buruan ke kantor deh, gara-gara foto viral lo, kantor jadi kacau,”

Dania melihat ke arah Laksa dengan pandangan cemas, begitu pula sebaliknya, “Baik, gue kesana sekarang!” Dania mematikan handphonenya.

“Sabar ya, kita kantor lo sekarang!” Kata Laksa yang mulai meninggalkan resto

Lelaki itu menekan gas kendaraannya, melibas jalanan yang begitu banyak motor lalu lalang. Sambil fokus melihat jalan, dia juga melirik ke arah Dania yang sibuk membaca sekaligus membalas chat dari beberapa orang yang menghubunginya.

“Tenang Dania! Gue akan balas semua perbuatan Alvin ke lo,” kata Laksa dari dalam hati sembari berpikir apa yang bisa diperbuat untuk meredam semua ini.

Mobil Laksa sudah tiba di kantor Dania ada begitu banyak orang dan media di sana. Dania sengaja lewat pintu belakang agar terhindar dari berbagai pertanyaan, Laksa masih menunggu di dalam mobil, dia menghubungi seseorang untuk menjalankan rencananya.

“Halo… tolong lo unggah video Alvin dan voice note itu dan lo pastikan viral?” Kata Laksa dengan tatapan tajam ke.arah orang-orang yang ramai di area parkir tersebut, “Kita lihat berita mana yang disukai netizen,”

Dania mengendap-endap dan berharap tak ada yang melihatnya. Dia masuk melalui sebuah pintu rahasia yang menghubungkannya masuk ke dalam kantor, beberapa orang panik, suara telepon selalu berdering tanpa henti.

“Kenapa, Hes?” Tanya Dania yang melihat semua karyawannya menutup telinga dan takut menjawabnya.

“Banyak telepon masuk, dan ingin konfirmasi langsung, bahkan ada klien juga tanya tentang berita itu,” kata Hesti yang berdiri terdiam dan melihat Dania

“Gue harus gimana?” Kata Dania mulai mondar-mandir sambil memikirkan langkah selanjutnya.

Sementara itu, Laksa yang sudah siap dengan rencananya mulai menerobos barisan wartawan yang bertumpuk meminta kepastian berita. Petugas keamanan tetap siaga penuh berjajar membentuk barisan, menjaga situasi agar tetap kondusif, sehingga Laksa kesulitan untuk masuk ke dalam.

Lelaki itu keluar dari kerumunan dan menelpon Dania, kemudian berkata, “Gue nggak bisa masuk, penjagaan ketat banget dan awak media juga terlalu banyak,” kata Laksa yang berjalan masuk ke mobil agar percakapannya lebih aman.

“Kondisinya kacau, banyak yang telpon aku sendiri bingung harus gimana?” Kata Dania yang menatap.wajah Hesti.

“Gini lo bilang aja mau klarifikasi soal berita itu, lo jawab apa adanya ke wartawan.” Kata Laksa yang mengambil id cardnya di dalam laci mobil.

“Tapi…?”

“Udah loe kerjain aja apa yang gue suruh!” Kata Laksa yang mendekap handphonenya di antara bahu dan telinga kemudian memakai id card serta mengaktifkan alat perekam.

“Oke..” kata Dania yang menutup teleponnya dan berkata ke Hesti, “Lo bilang ke wartawan 5 menit lagi gue akan keluar buat klarifikasi,”

“Lo yakin?” Kata hesti memastikan bahwa Dania benar-benar yakin

Perempuan itu mengangguk dan berkata, “Harus yakin, daripada situasi bertambah buruk, citra perusahaan kita bisa turun!” 

Hesti mengerti maksud tersebut, dia mengangguk dan berjalan meninggalkan Dania, suara dering telepon masih terdengar sangat nyaring seperti hantu yang menakutkan bagi seluruh karyawannya. Perempuan itu menutup matanya dan fokus untuk menghadapi wartawan, dia membangkitkan energi positifnya dan berjalan dengan penuh keyakinan.

1
Ratih15
Seruu bangett kak ceritanya sukakk, semangat updetnyaa yaa kak. kalau boleh dibantu juga komen dan likenya di cerita aku "Cinta Dalam Dosa". Saling support yuk kak terimakasih 🥰❤
Noesantara Rizky: Alhamdulillah kak
oke siap nanti di gas lah
total 1 replies
Alida
Ngakak terus!
Noesantara Rizky: ngakak kenapa kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!