Alina, seorang gadis lugu yang dijebak kemudian dijual kepada seorang laki-laki yang tidak ia kenali, oleh sahabatnya sendiri.
Hanya karena kesalahan pahaman yang begitu sepele, Imelda, sahabat yang sudah seperti saudaranya itu, menawarkan keperawanan Alina ke sebuah situs online dan akhirnya dibeli oleh seorang laki-laki misterius.
Hingga akhirnya kemalangan bertubi-tubi menghampiri Alina. Ia dinyatakan positif hamil dan seluruh orang mulai mempertanyakan siapa ayah dari bayi yang sedang ia kandung.
Sedangkan Alina sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Karena di malam naas itu ia dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang diberikan oleh Imelda.
Bagaimana perjuangan seorang Alina mempertahankan kehamilannya ditengah cemoohan seluruh warga. Dan apakah dia berhasil menemukan lelaki misterius yang merupakan ayah kandung dari bayinya?
Yukk ... ikutin ceritanya hanya di My Baby's Daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Chandra
Keesokan harinya.
Pagi-pagi sekali Imelda sudah terbangun dari tidur karena morning sickness itu kembali menyerangnya. Dengan tergesa-gesa Imelda berlari menuju kamar mandi dan menumpahkan isi perutnya di ruangan itu.
"Akh, mual ini menyebalkan!" gerutu Imelda sembari menyalakan kran air di westafel untuk mencuci muka dan berkumur-kumur.
Setelah merasa sedikit enakkan, Imelda pun segera melakukan ritual mandinya. Ia ingat bahwa hari ini ia akan segera bertemu dengan sang kekasih hati. Imelda berharap hari ini akan menjadi hari yang indah untuknya dan juga Chandra.
"Semoga hari ini akan ada titik terang untuk masa depan kami. Aku tidak minta apa-apa dari Chandra, aku hanya ingin dia menikahiku dan kami bahagia bersama anak kami nantinya," gumam Imelda sambil tersenyum sendiri di ruangan itu.
Selesai melakukan ritual mandinya, Imelda pun bergegas menuju kamar dan berpakaian bagus. Ia memilih pakaian yang paling mahal dan paling bagus, yang pernah ia miliki.
"Karena ini adalah hari istimewa kami, maka pakaian serta penampilanku pun harus istimewa, donk!" ucap Imelda seraya mengoleskan liptint ke bibirnya.
Imelda pun terlihat berbeda hari ini, yang jelas ia terlihat lebih cantik dari pada sebelumnya. Setelah merasa puas dengan penampilannya hari ini, Imelda pun bergegas keluar dari kamar setelah meraih ransel miliknya.
Dengan wajah semringah, Imelda menuruni anak tangga kemudian melangkah menuju ruang makan. Ya, saat ini Bu Dita bersama Sang Suami sudah bersiap di meja makan untuk menikmati sarapan sebelum berangkat ke tempat kerja mereka masing-masing.
"Selamat pagi, Ayah, Ibu," ucap Imelda setibanya di ruangan itu.
"Selamat pagi, Sayang," jawab Ayah dan Ibunya secara serempak.
Bu Dita memperhatikan penampilan Imelda yang begitu berbeda. Apalagi raut wajah gadis itu terlihat lebih bersinar dibanding beberapa hari yang lalu.
"Mau kemana kamu pagi-pagi begini, Imelda?" tanya Bu Dita sambil menautkan kedua alisnya saat menatap Imelda.
"Imelda mau jalan sama Chandra, Bu."
Bu Dita dan Sang Suami saling tatap. Sebenarnya baik Bu Dita maupun Pak Heri sama-sama tidak menyukai sosok lelaki yang kini dekat dengan anak gadisnya itu.
Imelda meraih sendok dan garpu kemudian memulai suapan pertamanya. Hari ini menu sarapan mereka nasi goreng buatan Bu Dita, nasi goreng favorit Imelda. Namun, baru saja makanan itu menyentuh kerongkongannya, Imelda bergegas berlari menuju westafel yang ada di ruangan itu kemudian memuntahkannya.
Hueeekkk ....
Bu Dita dan Pak Heri nampak cemas. Mereka menghentikan sarapan mereka kemudian menghampiri Imelda yang masih berdiri di depan westafel sambil memuntahkan makanannya.
"Imelda sayang, kamu kenapa, Nak? Kamu sakit?" tanya Bu Dita dengan wajah cemas memperhatikan wajah Imelda yang kembali terlihat memucat.
"Kamu masuk angin, ya? Jangan-jangan kamu begadang tadi malam," sambung Pak Heri yang juga tak kalah cemas dari sang istri.
Bu Dita mengelus lembut punggung Imelda agar gadis itu merasa lebih baik. Ketika merasa agak mendingan, Imelda pun menepis tangan sang Ibu kemudian menatap kedua orang tuanya secara bergantian.
"Imelda baik-baik saja kok, Bu, Yah. Hanya saja rasa nasi goreng itu bikin enek. Tidak seperti biasanya, apa Ibu kasih bumbu lain?"
Bu Dita menggelengkan kepalanya dengan cepat karena ia tidak menambahkan bumbu apapun selain bumbu yang biasa ia gunakan untuk membuat nasi goreng tersebut.
"Gak ada, Nak. Bumbunya masih sama seperti yang biasa Ibu gunakan," sahut Bu Dita.
Imelda terdiam sejenak setelah mendengar penuturan dari Sang Ibu. Sekarang ia sadar, bukan rasa nasi goreng itu yang bermasalah. Namun, masalah yang sebenarnya ada di indera perasa yang sedang terganggu akibat kehamilannya.
Sebelum kedua orang tuanya sadar kemudian mencurigainya, Imelda memutuskan untuk menyudahi sarapannya.
"Ehm, sebaiknya Imelda berangkat saja, Bu. Biar nanti Imelda sarapan di luar saja," ucap Imelda yang langsung pergi meninggalkan ruangan itu tanpa mempedulikan kedua orang tuanya yang masih kebingungan.
Imelda meraih ponsel miliknya dan mencoba menghubungi Chandra. Ternyata nomor ponsel lelaki itu masih tidak bisa di hubungi, begitu pula no WA-nya. Imelda kesal, ia kembali menggerutu dan mengumpat kasar.
"Semoga Chandra tidak membohongiku! Aku pastikan ia akan sangat menyesal jika berani melakukan hal itu kepadaku."
Cukup lama Imelda menunggu di tempat itu. Tempat yang menjadi saksi pertemuan kedua sejoli yang sedang dimabuk cinta tersebut. Bahkan tak terasa sudah hampir 2 jam Imelda berdiri di sana sambil menekuk kesal wajahnya.
Hingga akhirnya lelaki itu pun menampakkan batang hidungnya. Wajahnya terlihat datar dan tidak ada ekspresi apapun, tidak seperti biasanya.
Walaupun begitu, Imelda cukup puas dan ia sangat senang karena Chandra tidak membohonginya. Gadis itu memasang senyuman termanisnya untuk menyambut kedatangan Sang Pujaan hati.
"Chandra, aku senang sekali akhirnya kamu datang juga! Aku hampir saja berpikir bahwa kamu akan membohongiku lagi, seru Imelda seraya bergelayut manja di lengan Chandra sama seperti biasanya.
Chandra masih memasang wajah masam sambil sesekali melirik Imelda dengan tatapan kesal. "Sudah aku bilang 'kan, bahwa aku akan menjemputmu," sahut Chandra sambil memutarkan bola matanya. Nampak jelas bahwa lelaki itu sedang jengah dengan posisinya saat ini.
"Iya, Sayang. Maafkan aku." Imelda melirik wajah Chandra sambil tersenyum manis. "Sekarang, kita mau kemana?" lanjut Imelda.
"Ke suatu tempat, ikutlah denganku."
Chandra membuka pintu mobilnya kemudian mempersilakan Imelda untuk masuk. Dengan senang hati Imelda pun masuk ke dalam mobil mewah milik Chandra. Setelah Imelda masuk, Chandra pun segera menyusulnya kemudian melajukan mobil tersebut menuju suatu tempat yang sudah ia rencanakan sebelumnya.
olivia sm edgar. sean sm emelda. begitu kan thor.