10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Kalung berlian dengan liontin inisial huruf RM.
Kalung yg di pakai Zea itu adalah kalung pemberian Mark saat dia akan pergi ke Paris.
"Dasar bodoh." Zea menatap kalung nya, dan merutuki dirinya sendiri.
"Kamu tahu, mengapa aku sengaja memberi kalung itu untuk mu?." Mark melontarkan tanya pada Zea. Gadis itu langsung menggelengkan kepala nya.
"Tidak, yg aku tahu kamu memintaku untuk selalu memakai kalung ini." Sahut Zea.
"Kalung ini adalah suatu tanda, sebab kalung ini adalah kalung yg aku pesan khsusus untuk mu, dan hanya ada satu-satunya." Jelas Mark.
"Dari mana kamu mendapatkan uang untuk memesan kalung semahal ini?." Ara sangat penasaran, sebab saat itu Mark masih kecil.
"Tentu saja minta sama Oma, ahahaha." Jawab Mark enteng, dengan tertawa, karna dia harus membujuk Oma nya sehari semalam untuk mendapatkan kalung itu.
"Dan iya satu lagi, di kalung itu ada inisial huruf R&M yang artinya Raudhatul dan Mark." Tambah Mark lagi. Sekarang Zea faham mengapa Mark memberikan kalung dengan tulisan RM, semula Zea berfikir bahwa RM adalah Nama dari kalung tersebut.
"Terus kamu tahu dari mana kalau namaku Raudhatul Zea Az-Zahra?." Zea kembali angkat bicara.
"Tunggu sebentar." Mark bangkit dari duduk nya, kemudian lelaki tampan itu membuka laci nakas, dan mengeluarkan sebuah kotak.
Setelah mengambil kotak tersebut, Mark kembali duduk di samping Zea. Zea dan Ara menatap kotak yg barusan di ambil Mark. Mark membuka kota tersebut, dan mengeluarkan isi nya.
Zea langsung terbelalak menatap benda yg barusan di keluarkan Mark. Sebuah kalung berlian dengan liontin huruf R, Kalung Zea saat masih kecil, dan hilang entah kemana.
"Kak Mark, itukan kalung Zea." Gadis itu mulai berucap. Mark tersenyum manis.
"Betul, kalung ini terjatuh di mobilku, saat pertemuan pertama kita." Jelas Mark.
"Apakah saat kita melawan penjahat di mobil?." Tanya Zea antusias.
"Tepat sekali, dan dari inisial huruf inilah aku mencari tahu siapa nama asli mu, awal nya memang sulit, karna semua data-data tentang keluarga mu di lindungi dan sangat privasi, akan tetapi saat aku saling serang virus bersama Zio,disana aku sempat meretas data-data keluarga kalian dari email Daddy mu, dan aku mengetahui semua nama-nama kalian, itulah sebab nya saat kamu mengenalkan dirimu sebagai Raudhatul, aku sama sekali tidak terkecoh." Jelas Mark panjang leba
Zea memajukan bibirnya, ternyata dia yg bodoh, tidak gampang untuk menipu seorang Mark.
"Kirain kamu benar-benar percaya bahwa nama Zea adalah Zea Jelita." Kekeh Arania.
"Itu yg jadi pertanyaan? Katakan princess, mengapa kamu sangat suka menyebut dirimu Zea Jelita?." Mark bertanya sambil menatap lembut Zea. Zea tersenyum manis.
"Ehehe, itu karna Zea dengar lagu yg sempat viral di toktok, yg lirik nya begini, ada sebuah cerita tentang Zea Jelita." Zea menjelaskan sambil terkekeh geli, entah mengapa saat kecil dia begitu konyol.
Mark dan Arania mengangguk, ternyata karna itu Zea sering menyebut dirinya Zea Jelita.
"Cerita-cerita nya sudah, sekarang apakah kamu tidak ingin makan? Apa kamu tidak lapar?." Mark menatap Zea penuh perhatian.
Baru saja Zea akan menjawab, terdengar suara gaduh dari lantai bawah.
"Mark, turun kamu, berani sekali kamu menculik princess kami." Teriak beberapa orang, yang Zea hafal betul suara siapa itu. Zea, Mark dan Ara langsung saling bertukar pandang.
"Mark keluar kamu, jangan bersembunyi,hadapi kami." Teriak seorang lelaki yg tak lain dari Jonathan.
Iya yg datang ke mansion Sanjaya saat ini adalah Elang, Jonathan, Fathur dan Janssen.
"Ini rumah ku woy, bukan hutan, tidak perlu teriak-teriak." Arnold yg sedang beristirahat dengan sang istri harus terganggu lantaran teriakan Elang, dan Jonathan.
"Suruh putramu keluar, atau aku hancurkan mansions ini." Ancam Elang, sambil menatap Arnold sengit.
"Duduk lah dulu, Tuan Dirgantara, Jonathan, dan ini siapa?." Arnold menatap Fathur, karna ini untuk kali pertama nya Arnold bertemu Fathur.
Fathur mendengus, karna Fathur sempat melihat Arnold saat acara resepsi pernikahan Jonathan, mereka memang tidak bertemu tapi sempat berpapasan waktu itu.
"Kenalkan aku Fathur, dan aku adalah Papa nya Zea, gadis yg di putramu culik." Ucap Fathur dengan menatap kesal Arnold.
"Om kembalikan kakak Zea ku." Bocah yg sejak tadi diam, kini mulai angkat bicara.
"Kamu siapa wahai bocah?." Arnold meledek Janssen.
"Dia putraku." Sahut Jonathan.
"Pantas tidak punya sopan santun, seperti Papa nya."Cibir Jonathan, tentu saja dengan nada bercanda.
"Mark, turunlah, jangan jadi pengecut." Fathur yg berteriak memanggil Mark.
Sedangkan di dalam kamar, Mark hanya terkekeh, dia sudah menduga kalau para penjaga Zea akan berdemo ke rumah nya.
"Ayo kita turun kak Mark, sebelum Daddy mendatangkan buldoser dan menghancurkan mansions ini." Zea berkata sambil menatap Mark dan terkekeh pelan. Mark tersenyum manis, kemudian menganggukkan kepalanya.
"Ayo." Mark bangkit dari duduk nya, dan langsung menggandeng tangan Zea.
Zea dan Mark berjalan bergandengan tangan, kedua nya memasuki lift untuk menuju lantai bawah, di belakang mereka Ara membututi.
"Iya, iya, biarkan hari ini aku menjadi obat nyamuk untuk kalian." Cebik Ara, karna dia sejak tadi di cueki dan bagai tak kasat mata bagi Mark dan Zea.
Mendengar cibiran Ara, sontak Mark dan Zea saling melempar pandang, kemudian kedua orang itu malah tertawa pelan. Yang membuat Ara semakin jengkel saja.
"Saat ini kamu masih bisa tertawa Mark, tapi sebentar lagi, kamu akan di hajar oleh para pria posesif pawang nya Zea." Ara menyumpahi Mark.
"Maka biarkanlah, aku akan membela kak Mark nanti." Zea malah membela Mark, gadis itu sengaja ingin membuat Ara semakin kesal.
Ketiga orang itu tiba di ruang tamu, tempat dimana bapak-bapak berada, dengan satu orang bocah laki-laki yg tak lain dari Janssen.
"Selamat datang, Om-om ku, apakah kalian begitu kebelet kangen dengan ku, hingga kalian berteriak tak sabar." Mark berkata seraya menatap Elang, Jonathan, dan Fathur bergantian.
Ketiga bapak itu menatap Mark, tak bisa mereka pungkiri, Mark semakin ganteng dan tampan, sangat serasi jika bersanding dengan Zea. Elang mulai bangkit dari duduk nya, dan berjalan menghampiri Mark.
"Princess, kamu tidak diapa-apakan kan oleh pria ini?." Elang berkata seraya menarik tangan Zea, dan melepaskan genggaman tangan Mark.
"Tidak Dad, Zea hanya ketiduran saat dalam perjalanan, karna itulah Kak Mark membawa Zea kemari." Sahut Zea, gadis itu menatap sang Daddy dengan mantap, untuk meyakinkan Daddy nya tersebut.
"Harusnya kamu mengantarkan princess kami pulang, mengapa kamu malah membawa nya kemari, dasar tidak tahu malu." Jonathan yg berkata kali ini, sambil menatap tajam Mark.
"Zea saja tidak keberatan, lalu mengapa Om Jonathan yg keberatan." Sahut Mark dengan santai nya, sedikit pun dia tidak merasa takut apalagi sungkan pada Jonathan.
"Kalau saja Zea tidak tertidur tadi, pastilah Zea tak akan mau kamu ajak kemari Mark." Ara mengompori ketiga pawang Zea.
"Om tadi Ara sudah melarang Mark, tapi dia ngeyel dan tak mau mengerti, pukul saja dia Om kasih pelajaran." Ara kembali menambahi, gadis itu sepertinya sangat dendam pada Mark.
"Tidak apa-apa Ara, kali ini Om akan memaafkan bocah tengik ini, selama dia tidak berbuat yg aneh-aneh pada Zea." Fathur mencoba bersikap bijak, padahal tadi dia yg paling tak sabar ingin berdemo, sekarang laki-laki itu malah melempam seperti kerupuk yg terkena air.
"Kalau Om mau menghukum Mark, Ara akan kasih alasan yg kuat agar kalian merasa pantas untuk memberinya pelajaran." Ara menambahi.
"Apa itu?."Elang menatap Ara dengan mata memicing tajam.
"Tadi saat Zea tertidur Mark mencuri-curi kesempatan dan menci.... Hfftttt." Ara tak bisa melanjutkan perkataan nya lantaran Mark telah menutup mulut gadis itu dengan tangan nya.
Janssen yg sejak tadi diam menyimak langsung bangkit dari duduk nya, bocah itu berjalan ke arah Mark, dan tanpa ada yg menyadari nya, bocah itu langsung menggigit tangan kiri Mark.
"Aaaaarrrgggghhhhh." Teriak Mark, karna dia merasakan sakit di bagian telapak tangan nya.
Ara, Zea, Elang, Jonathan dan Fathur hanya tertawa melihat nya. Begitu pula dengan Arnold, lelaki itu hanya terkekeh melihat Mark mendapat serangan dari seorang bocah.
Tangan nya yg semula membekap mulut Ara mulai terlepas. Mark langsung menunduk dan menatap tajam seorang bocah laki-laki yg tak lain dari Janssen.
Janssen berdiri menatap tajam Mark dengan berkacak pinggang.
"Apa yg kamu lakukan bocah, mengapa kamu menggigit tangan ku, apakah kamu keturunan drakula?." Mark menatap sengit Janssen.
"Sembarangan, dia putra ku, bukan anak drakula." Jonathan tak terima dong, anak nya di bilang keturunan drakula.
"Pantas bar-bar, perisis seperti ayah nya." Cibir Mark, remaja tampan itu berjongkok mensejajarkan tubuh nya dengan Janssen.
\*
Bersambung................
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.