Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.
Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Sakit.
Malam hari itu, Keadaan rumah sepi dan sunyi tak ada canda tawa di antara kedua pasangan pasutri tersebut.
Bik Lastri sedang pergi ke swalayan untuk beli bahan-bahan masakan yang sudah habis, Fahira sendiri sedang masak makan malam untuk Rey.
Rey sedang rebahan memakai headset di kamar sambil nonton film pada ponselnya.
Dari pintu rumah nya, bel tiba-tiba berbunyi berkali-kali, Fahira memutar kenop kompor dan pergi ke arah pintu untuk membukanya.
"Hm... Cari siapa ya kak?" Tanya Fahira kepada tamu itu yang membelakangi pintu rumah.
"Kamu siapa? Pembantu nya Rey? Saya mau cari Rey" Jawab wanita tersebut yang bukan lain Naysila, mantan kekasih Rey yang baru saja pulang kuliah di jam siang nya.
"A Rey kebetulan lagi di kamar, sebentar saya panggilkan dia dulu" Kata Fahira dengan sopan.
"Okey jangan lama-lama ya, bilangin ada tamu penting" Kata Naysila.
"I-iya mbak oke" Kata Fahira, segera balik badan untuk pergi ke kamarnya di lantai dua.
"A Rey" Fahira menoel pinggang Rey sampai membuat dia kaget bukan main.
Rey melepas kedua earphone yang tersumpal pada telinga nya "Kenapa Neng?" Tanyanya.
"Ada tamu di bawah, katanya sih tamu penting" Jawab Fahira.
Merasa curiga, Rey langsung bergegas pergi ke pintu rumah. Sampai disana kecurigaan Rey terbukti.
"Sayangggg!!!" Wanita itu tak tau malu, asal main masuk rumah dan memeluk Rey dengan erat tepat di depan mata Fahira yang membelakangi tubuhnya.
"Hah sayang?" Kata Fahira dengan nada pelan sambil mengerut kening. Perkataan itu sama sekali di dengar oleh mereka berdua yang sudah seperti perangko.
"Jadi kan kita dinner sayang" Kata Naysila.
"Ikut sebentar" Rey mengajak Naysila ke tempat aman meninggalkan Fahira yang sedang berkecamuk dalam pikiran nya.
"Apa dia pacar nya A Rey?" Kata Fahira bertanya pada diri sendiri, walau begitu Fahira masih bisa tersenyum walau itu hanya tipis.
"Kalau mau ke rumah dibilang WhatsApp dulu!" Sewot Rey.
"Hehe kejutan" Kata Nay sambil berpeluk manja.
"Ya, tapi jangan bilang sayang tepat di hadapan cewek itu!" Kata Rey dengan nada bisik-bisik.
"Lah kan dia pembantu, emang salah aku berteriak?"
"Dia istri saya bukan pembantu"
"Dia?..." Naysila menoleh ke Fahira yang lagi melanjutkan masak makanan. "Ya maaf aku kira pembantu, cantik juga istri kamu, sayang"
"Dengar ya, ini yang terakhir kamu datang ke rumah baru ku seperti ini, aku gak mau kamu datang lagi dengan cara seperti ini" Sewot Rey.
"Ya, maaf sih kan gak tau" Kata Naysila.
"Cepat kamu pergi dari rumah ini, tunggu saya di depan Indomaret" Titah Rey. Dan itu dituruti langsung oleh Naysila.
Setelah kepergian Naysila, Rey langsung pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Tak butuh waktu lama untuk Rey berganti pakaian tersebut. Atasan kaos polos bawahan jeans pendek.
Deg.
Rey baru sadar dikala Fahira sedang menenteng makan malam untuk makan malam bersama.
Niatnya Fahira ingin memperbaiki masalah hubungan pernikahan nya dengan Rey.
"A kita makan malam dulu yuk" Ajak Fahira.
"Maaf neng, Aa mau pergi sama teman sekolah lama Aa" Jawab Rey.
Fahira pun tersenyum "Sama yang barusan datang ke rumah A?"
Rey menggeleng kepala dan menjawab dengan kebohongan "Sama cowok kok, neng tunggu dulu ya, gak lama kok"
"Oke A, neng tunggu" Selesai menjawab Fahira menyalami punggung telapak tangan Rey. Saat itu juga Rey sedikit kepikiran dan gak enakan ke Fahira.
Dia terus kepikiran sembari jalan ke garasi untuk mengambil sepeda motor nya, walau begitu, Rey tetap meluncur ke Indomaret tempat Naysila menunggu.
Butuh waktu hampir setengah jam, Rey dan Nay sampai di restoran yang mereka sukai.
Setelah sekian lama menunggu, makanan itu sampai di meja makan mereka.
Nay tak pernah berhenti pecicilan dengan foto-foto Selfi nya bersama Rey.
"Jangan posting di sosmed!" Pinta Rey
"Kenapa gak boleh?" Kata Naysila.
"Bukan gak boleh, ingatlah aku udah ada istri, dan kalau foto itu sampai dilihat papah, pasti urusan bakal repot"
"Iya-iya" Naysila pun makan akhirnya makan.
Walau Rey sedang bersama Naysila, pria itu tidak sama sekali menikmati waktu dinner nya. Malah di dalam otak nya selalu kepikiran Fahira dirumah.
Gimana gak kepikiran, disaat Rey memegang pergelangan tangan Fahira, tangan gadis itu terasa panas saat bersentuhan dengan nya.
"Apa Fahira lagi sakit?" Dalam hati nya Rey. Kegelisahan nya pun semakin menjadi-jadi.
"Nay cepat habisin, aku ingin pulang" Kata Rey.
"Lah kenapa sayang? Baru aja sampai sini gimana sih?" Jawab Naysila sebal.
"Aku gak bisa lama-lama dinner sama kamu, ada urusan yang harus saya lakukan dirumah"
"Padahal kita jarang ada waktu untuk seperti ini, tugas kuliah aku banyak juga" Kata Nay.
"Iya maaf ya, tapi ini penting banget. Kita bisa dinner lain kali" Kata Rey.
"Heum, Yaudah deh" Nay menuruti keinginan nya, dan kencan dinner pun tersudahi.
Rey mengantarkan Nay pulang ke rumah, sebelum akhirnya ia ngebut untuk pulang ke rumah baru nya.
Seolah pikiran Rey gak bisa di kontrol lagi.
Sampai Rey kembali ke rumah nya, Lampu ruang tamu sudah di matikan, padahal masih jam sembilan malam.
Terlihat makanan nya juga masih tersusun rapih tanpa ada sisa makanan di meja makan. Rey terus menatap meja makan itu penuh keseriusan.
"Apa Fahira sengaja gak makan ini semua? Apa dia sedang menungguku?"
Bahkan Rey melihat dua susunan piring yang masih bersih, walaupun Fahira sudah makan malam, pasti piring itu tersisa satu.
Rey langsung menaruh helm dan kunci motor nya, sisanya dia pergi ke kamar dan menatapi Fahira yang tertidur berselimut sebatas wajah.
"Sayang" Rey mengusir selimut nya, melihat Fahira yang menggigil kedinginan.
Gadis itu belum tidur, justru tak bisa tidur karena matanya terasa berat dan hidung nya pun sudah meler.
"Astaghfirullah, kamu sakit? Kenapa gak bilang Aa"
"Udah A pergi nya?"
"Iya sudah" Kata Rey. Sehabis itu dia pergi ke arah dispenser untuk mengambil air panas untuk mengompres kening Fahira.
Tak lama, Rey datang lagi dengan membawa air hangat di dalam baskom bersama kain bersih khusus kompres.
Lagi sibuk-sibuknya mengompres, Perut Rey tiba-tiba berbunyi. Dan itu didengar jelas oleh Fahira.
Walau tadi dinner dengan Nay, tapi Rey gak sepenuhnya makan karena terus kepikiran Fahira dirumah.
"Laper ya A? kirain aku kamu sudah makan, makanya aku tidur" Kata Fahira. Rey tidak menjawab, ia hanya merespon menggeleng kepala lemah untuk memberi tanda tidak.
"Hm yaudah yuk makan A" Fahira perlahan bangkit dari tempat tidur.
"Gak, kamu tetap disini, kita makan sepiring berdua, habis itu kamu minum obat" Kata Rey.
Fahira menuruti keinginan Rey, Rey pergi ke meja makan untuk mengambil nasi dan lauk pauk yang sudah Fahira masak. Tak lupa juga ia mengambil obat flu dan penurun demam di kotak obat.
Hingga waktu bergulir dengan cepat, dan itu berhasil merekam sebuah keromantisan kedua pasutri muda yang sedang makan bersama dalam satu piring dan sendok yang sama.