Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Perpisahan Alvaro Penuh Haru
Hari demi hari Liona lalui dengan kesendirian. Setiap bangun dipagi hari, Liona selalu melihat kalender kamarnya, dan memberi tanda dengan spidol nama-nama hari yang berganti tanpa kehadiran Alvaro. Menghitung tiap tanggal yang berganti, dan berharap Alvaro akan pulang. Untuk hubungannya kedepan, Liona tidak terlalu berharap jika Alvaro menerimanya kembali sebagai Istri. Liona sadar, penghianatannya sangat menyakiti hati suaminya. Liona hanya menginginkan Alvaro pulang ke rumah dalam keadaan sehat. Sedangkan malam itu, Alvaro yang berada di rumah kakek jenggot sangat menikmati tinggal bersama kakek jenggot dan nenek Puri. Seakan Alvaro sudah tidak ingin kembali lagi ke rumahnya.
"Nak, kamu harus pulang menyelesaikan masalahmu dengan istrimu." ucap Sang kakek yang berusaha menasihati Alvaro. "Kamu jangan salah paham, ya. Bukan kakek mengusirmu, tapi kamu harus menghadapi masalahmu dan berusaha menyelesaikannya." ucap kakek jenggot lagi.
"Iya Kek. Aku tahu." sahut Alvaro sambil menghela nafas panjang.
"Kasihan istrimu, saat ini pasti sedang menunggumu." ucap kakek jenggot.
"Rencananya... Besok pagi saya akan pulang, Kek." kata Alvaro.
"Ingat Nak. Putuskan dengan bijaksana dan jangan terbawa emosi." kakek jenggot terus menasihati dan memperingati Alvaro dengan kata-kata yang lembut.
"Iya Kek. Saya juga sudah 2 bulan di rumah Kakek dan Nenek." ucap Alvaro.
"Kami berdua sangat senang kamu berada di rumah ini. Kalau kamu sudah menyelesaikan masalahmu dengan istrimu, kamu harus datang menjenguk kami lagi." ucap kakek jenggot dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa kakek menangis? Apakah saya merepotkan Kakek dan Nenek?" tanya Alvaro yang melihat kakek berlinang airmata.
"Bukan itu Nak. Kami hanya teringat anak-anak kami saja." ucap Sang kakek sambil menghapus airmatanya yang mengalir di kedua pipinya dan menatap nenek Puri yang 7 di sampingnya dengan sedih.
"Tidurlah Nak. Besok pagi kamu kan harus menempuh perjalanan jauh." ucap nenek Puri.
"Iya Nek." sahut Alvaro menuruti perkataan nenek Puri. Malam yang semakin larut itu membuat Alvaro tidak bisa juga tertidur. Alvaro harus mempersiapkan mentalnya untuk bertemu dengan Liona. Alvaro memaksa memejamkan matanya dan akhirnya Alvaro tertidur dengan lelap.
Keesokan harinya, nenek Puri sibuk di ruang belakang mempersiapkan sarapan buat Alvaro. Nenek Puri dan kakek Jenggot akan kembali merasa sepi tanpa kehadiran Alvaro di rumahnya. Selama ini kehadiran Alvaro di rumahnya membawa warna tersendiri bagi mereka. Alvaro membawa keceriaan,kebahagiaan tersendiri di hati mereka berdua. Begitupun dengan Alvaro, yang merasakan kasih sayang kakek jenggot dan nenek Puri bagaikan orangtuanya sendiri.
"Nak, makanlah dulu. Sebelum kamu pergi." pinta nenek Puri sambil membawa hidangan yang telah dimasaknya.
"Iya Nek. Terima kasih." ucap Alvaro. Nenek Puri dan kakek jenggot menatap Alvaro dengan mimik wajah yang sedih. Seakan ingin memberitahu Alvaro untuk tidak meninggalkan mereka. Setelah Alvaro makan. Alvaro berbicara kepada kakek jenggot dan nenek Puri.
"Kek, Nek. Jaga diri kalian, ya. Aku akan kembali ke rumahku." ucap Alvaro sambil menatap kakek jenggot dan nenek Puri.
"Hati-hati di jalan Nak. Ingatlah selalu dengan kami." sahut kakek jenggot dengan nada suara yang berat. Seakan berat melepaskan Alvaro.
"Jangan lupakan kami, Nak." ucap nenek Puri dengan mata berkaca-kaca. Kakek jenggot memeluk Alvaro dengan erat, seakan sangat berat melepaskan Alvaro. Kakek jenggot memegang wajah Alvaro dengan airmata berlinang di kedua pipinya. Pasangan suami istri itu sama-sama berat melepaskan Alvaro yang sudah mereka anggap anak sendiri. Sebagai anak yatim piatu, Alvaro sangat tersentuh dengan kasih sayang kakek jenggot dan nenek Puri terhadapnya. Alvaro memeluk nenek Puri dengan lembut, bagaikan seorang anak yang memeluk ibunya. Nenek Puri tidak dapat menahan airmatanya. "Hati-hati di jalan, ya, Nak." ucap nenek Puri. "Semoga, kamu bisa menyelesaikan masalahmu dengan baik." ucap nenek Puri lagi. Alvaro hanya tersenyum menatap wajah nenek Puri.
"Jika masalahku sudah selesai, aku akan mengunjungi kalian lagi." ucap Alvaro dengan mimik wajah yang sedih. "Dan ini, kalian simpan dan pergunakan untuk kebutuhan kalian sehari-hari, ya". Alvaro mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya, lalu memberikannya kepada kakek jenggot dan nenek Puri. Lalu Alvaro melangkah perlahan menuju ke mobilnya,sebelum membuka pintu mobilnya, Alvaro menoleh ke belakang menatap kakek jenggot dan nenek Puri dengan wajah sedih, lalu melambaikan tangannya. Perlahan Alvaro membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Kakek dan Nenek, menatap kepergian Alvaro dengan mata berkaca-kaca. Mereka sangat merasa kehilangan dengan kepergian Alvaro.
"Kang, kita akan kesepian lagi." ucap nenek Puri dengan airmata berlinang di kedua pipinya.
"Jangan sedih, Bu. Sesuatu yang bukan milik kita memang harus pergi." sahut kakek jenggot yang berusaha menghibur istrinya.
"Aku mulai sayang pada Alvaro, Kang." ucap nenek Puri. "Selama Alvaro tinggal bersama kita, dia banyak membantu kita." ucap nenek Puri.
"Iya, aku tahu. Nak Alvaro membantu memperbaiki rumah kayu kita, dan juga ruang belakang kita menjadi dapur yang layak." sahut kakek jenggot yang mengenang jasa Alvaro.
"Dan lihatlah, Kang. Dia juga memberikan kita sejumlah uang yang sangat banyak." ucap nenek Puri sambil memperlihatkan tumpukan uang yang berada di tangannya.
"Jika Allah berkehendak, Alvaro akan datang menemui kita lagi." ucap kakek jenggot dengan penuh harap. Nenek Puri hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada suaminya.
"Alvaro itu anak yang baik, Kang. Aku kasihan melihatnya saat dia menceritakan tentang rumah tangganya." ucap nenek Puri.
"Dia akan menemukan jalannya sendiri, Bu. Semoga, Alvaro bisa menyelesaikan masalahnya." sahut kakek jenggot.
"Iya Kang." ucap nenek Puri penuh harap. Sedangkan Alvaro, yang sedang dalam perjalanan menuju rumahnya, telah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi Liona. Selama Alvaro berada di rumah kakek jenggot, banyak hal yang dia pelajari. Kakek Alvaro juga sering memberinya ramuan khusus pria yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Pagi berganti siang, mobil Alvaro telah jauh meninggalkan daerah kakek jenggot yang sepi. Alvaro semakin mempercepat laju mobilnya. Seakan ingin berlomba dengan waktu.
"Aku telah meninggalkan daerah kakek jenggot. Sekarang, aku memasuki batas di kotaku." guman Alvaro. "sebaiknya aku mencari warung makan dulu, aku sangat lapar dan haus." lirih Alvaro. Siang itu Alvaro melihat sebuah warung makan, lalu Alvaro memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan keluar dari mobilnya. Alvaro masuk ke dalam warung itu dan memesan makanan seadanya, untuk mengisi perutnya yang telah berbunyi. Karena pengunjung di warung itu tidak terlalu banyak, seorang pelayan dengan cepat menyediakan dan membawa pesanan Alvaro ke mejanya.
"Ini pesanannya, Mas." ucap pelayan itu sambil meletakkan sepiring makanan lengkap dengan lauknya dan segelas air putih di meja Alvaro.
***