NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan CEO Tua

Wanita Pilihan CEO Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rahayu Dewi Astuti

Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sabrina

Tatapan mata Luci dan Sabrina bertemu sampai tak teralihkan sedikitpun. Sabrina yang terlihat begitu berbeda dari sebulan yang lalu membuat Luci kebingungan apa yang sebenarnya terjadi.

Simon yang sudah duduk tenang dijok pengemudi tiba-tiba saja keluar dan segera menghalangi tubuh Luci dari amukan Sabrina. Sabrina menarik jas yang dipakai Simon sembari berteriak.

"Semua ulahmu, jika saja malam itu kamu tidak membuat keributan kehidupanku tidak akan kembali hancur!" Sabrina menangis sembari mengamuk.

Luci hanya diam sembari seluruh tubuhnya bergetar, ia tak tau jika ulahnya malam itu benar-benar menghancurkan kehidupan sahabatnya.

"A..aku ti..ti..tidak tau ji..jika kau se...seperti ini, Maaf...maafkan aku Sabrina." Luci bergetar, ia sangat takut.

"KAU MENGHANCURKAN KEHIDUPANKU, DASAR JALANG."

Plak...

Satu tamparan mendarat begitu cepat dan kencang diwajah Sabrina, hingga semua menjadi sunyi dan terdiam termasuk Sabrina. Simon dengan refleks menampar Sabrina karena ia tak bisa ditenangkan bahkan beberap kancing kemeja Simon terlepas, selain itu terdapat luka cakar di lengan dan leher Simon.

"Simon, apa yang kau lakukan?" Luci segera mendekati Sabrina yang tersungkur ketanah.

Dengan tangan gemetar Luci memegang tubuh Sabrina melihat kondisinya. Sabrina masih diam sembari memegang pipinya kemudian ia menangis sejadi-jadinya.

Karena tak mau mengundang banyak tontonan, Ibu pemilik gedung menyuruh mereka untuk berbicara didalam supaya bisa berbincang lebih leluasa.

Luci membantu Sabrina bangun, memapahnya berjalan perlahan menuju kantor pemilik gedung karena disana terdapan sofa untuk duduk.

"Berbincanglah, aku akan menunggu diluar." Ujar wanita gempal itu.

"Terima kasih nyonya." Ujar Luci.

Kini didalam hanya ada Luci, Sabrina dan tentu saja Simon. Ia tak bisa meninggalkan Luci karena bagaimanapun ini adalah tugas yang diberikan William kepadanya.

"Simon, minta maaflah pada Sabrina karena kau telah menamparnya." Ujar Luci membuka pembicaraan.

"Tak perlu, aku baik-baik saja." Sabrina menjawab perkataan Luci sembari ia meneguk teh yang pemilik gedung suguhkan.

"Sabrina, atas kejadian malam itu maafkan aku. Aku bukan melupakanmu tapi aku cukup trauma atas apa yang telah terjadi malam itu." Luci menguatkan dirinya, ia kembali merasa cemas jika mengingat kejadian itu.

"Madam Elsa sangat marah padaku, bahkan dia menghajarku habis-habisan malam itu saat aku mencoba mencarimu." Sabrina menghela napas panjang. "Tapi aku tak terlalu khawatir karena tamu VVIPku yang menyelamatkanmu."

Luci terdiam sejenak, mencerna ucapan Sabrina. "Apa tamu VVIP yang kau maksud adalah William?" Tanya Luci.

"Entahlah aku tidak mengetahui namanya, hanya saja aku melihat jika ia menggendongmu keluar malam itu."

Kenapa Luci tidak tau jika William sedang bersama Sabrina malam itu, karena setelah kejadian itu William tak mau menceritakannya ia hanya pernah berkata jika semuanya telah selesai ia urus.

"Aku tidak mengingat apapun lagi malam itu karena aku jatuh pingsan, Lalu mengapa kau jadi berubah." Luci kini lebih ingin fokus pada kehidupan Sabrina yang nampak kacau.

"Madam Elsa merampas semua hasil jerih payahku. Aku ditipu olehnya, untungnya aku masih menyisakan sedikit tabungan untukku bisa tinggal di sauna atau motel yang murah."

Luci begitu prihatin, rasa bersalahnya amat membesar ia sangat ingin membantu Sabrina namun ia juga takut jika William marah padanya karena membawa orang lain ke apartemennya yang William katakan sendiri jika tempat itu tak banyak orang tau.

"Hey," Sabrina memanggil Simon. "Katakan pada Bossmu jika ia masih belum membayar jasaku malam itu." Sabrina tersenyum smirk.

Simon hanya menatapnya tetapi mulutnya tetap bungkam.

"Sabrina, bagaimana jika kamu tinggal di rusun ini. Aku akan membayar sewanya sembari aku berdiskusi dengan William mana tau dia bisa membantu kehidupanmu kembali lebih baik." Luci memberikan tawaran paling masuk akal untuk sekarang, ia tak ingin sahabatnya berkeliaran dijalanan tanpa arah.

"Bukan ide yang buruk, beri aku uang juga untuk membeli baju dan makan." Sabrina seperti sedang memalak Luci.

"Ya... apa yang kau lakukan, Luci mari kita pergi." Simon sedikit emosi melihat tingkah Sabrina yang masih saja angkuh pada kondisi yang tidak baik ini.

Luci mencoba menahan Simon, ia juga memberikan tanda dengan kedipan mata jika tidak apa Sabrina seperti itu padanya.

"Baiklah, aku akan mentransfer sedikit uang untuk kau membeli kebutuhan hidupmu." Luci membuka ponselnya kemudian ia mengirimkan uang sebesar tiga juta kepada Sabrina.

Setelah obrolan mereka selesai, kini Luci kembali menandatangani kontrak sewa baru dengan pemilik gedung namun kali ini Sabrina yang akan tinggal disana. Merekapun berpamitan untuk pulang karena setelah ini Luci masih perlu bertemu dengan William.

"Antarkan aku ke kantor." Perintah Luci pada Simon.

"Tidak, aku akan mengantarkanmu pulang." Simon menolak keras permintaan Luci.

"Baiklah, jika begitu turunkan aku disini. Aku akan pergi sendiri menaiki taxi." Luci merajuk pada Simon.

"Jika kau tiba-tiba ingin menemui CEO seluruh karyawan akan gempar, ditambah disana juga ada Maria."

"Aku tidak peduli, karena aku dan William sudah resmi bersama." Luci sedikit berbohong.

Simon menelan salivanya dengan susah payah saat mendengar pengakuan itu dari Luci, jika ia tidak mengantarkannya maka Wanita yang duduk di belakangnya akan tetap saja nekad untuk datang ke kantor. Sehingga pilihannya Simon tetap akan mengantarkan Luci kekantor.

"Apa kau masih menolakku? jika iya maka turunkan aku sekarang!"

"Aku akan mengantarkanmu." Jawab Simon singkat, padat dan jelas.

Berselang 20 menit, kini mereka telah sampai diperusahaan yang memiliki kurang lebih 20.000 karyawan itu namun staff yang bekerja digedung utama hanya sekitar 400 orang saja.

"Ikuti aku." Ujar Simon.

Luci mengangguk, benar saja banyak pasang mata yang kini sedang menatap tajam Luci, beberapa orang ada yang berbisik saling melempar tanya siapa wanita yang datang dengan orang kepercayaan William nomer satu.

Mereka kini telah berada diruang kerja William, tempatnya sangat luas dan nyaman sekali. Luci sampai berdecak kagum melihat kemegahan ruang kerja William.

"Dimana Mr. William?" tanya Simon pada anak buahnya.

"Sedang rapat, mungkin sekitar 15 menit lagi selesai."

"Ok, tolong ambilkan minuman dingin untuk Nyonya Luci dan temani dia sebentar aku akan pergi mengganti pakaianku."

"Baik, tapi apakah terjadi sesuatu? kau nampak sedikit berantakan."

"Urus saja pekerjaanmu!" Jawab Simon dingin.

Anak buahnya itu mengangguk kemudian pergi untuk mengambil minuman dingin yang telah diperintahkan oleh Simon.

"Nyonya, Mr.William sedang rapat sekitar 15 menit lagi selesai. Aku akan mengganti pakaian sebentar, nanti anak buahku akan menemanimu."

"Baiklah, terima kasih Simon sudah membantuku."

Simon bergegas pergi keruangannya untuk menggati pakaiannya, sembari membuka satu persatu kancing pakaiannya ia juga mengelus beberapa luka yang cukup perih meskipun kecil.

Simon mengoleskan salep pada lukanya, namun tiba-tiba pria itu tertawa nakal karena isi kepalanya terlintas bagaimana buasnya Sabrina tadi.

"Menggemaskan." ucapya pelan

1
Reysha Maharani
ceritanya sangat fresh, dan membuat penasaran bagaimana nantinya hubungan Lucu dengan Mr.William perbedaan umur 20 tahun sangat menarik
Reysha Maharani
puas banget Simon nampar Sabrina /Scream/
Reysha Maharani
seru sekali, aku gak bisa stop baca Thor... jangan stop update yaaa
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ita Putri
typo....sabrina thor bukan sandra
Eemlaspanohan Ohan
waw. Simon sama sabrina
Eemlaspanohan Ohan
mampir thor
Abu Yahya Badrusalam
Ceritamu bikin aku susah move on thor, keep writing 👏👏
Withtiwi: terima kasih kak(^v^)bikin aku jadi semangat buat nulis nih
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Terima kasih udah bikin cerita keren kaya gini. Jadi pengen jadi penulis juga.💪🏼
nabila Nisa
Wah, seru banget nih ceritanya, author jangan berhenti ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!