NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Ayah merupakan sosok yang penting dalam keluarga. Selain sebagai pemimpin, ayah juga sering dijadikan idola dan panutan anak-anaknya. Saat menjalankan kewajibannya dengan baik, ayah menjadi sosok panutan yang bertanggungjawab dengan melindungi keluarganya.

Begitu driver membukakan pintu untuk tuannya, langkah cepat dan lebar di lakukan oleh Pranadipa untuk cepat sampai di kantor polisi. Dahi yang berkerut, wajah merah dan mata yang memancarkan amarah di balik kacamatanya. Sangat jelas terlihat pada Pranadipa, ayah Fatih.

Tak ada pengacara yang mendampingi sosok pria yang sudah berumur setengah abad tersebut. Pranadipa dan istri tidak seperti orang pasangan pada umumnya. Butuh waktu puluhan tahun mereka jalani, hingga Allah mempercayakan mereka seorang anak. Tidak heran, anak satu-satunya dan lama di tunggu membuat Pranadipa dan istri sangat memanjakan putranya. Hingga kasih sayang mereka yang sangat berlebihan membuat Fatih tumbuh menjadi sosok anak yang nakal dan pembangkang.

Driver membukakan pintu yang akan membawa tuannya masuk ke dalam kantor polisi dan bertemu sang putra.

"Selamat Siang Bapak Pranadipa." Sambut seorang polisi yang langsung berdiri ketika melihat sosok pengusaha yang sangat terkenal. Keluarga konglomerat dan keluarga yang terpandang. Keluarga Pranadipa terkenal dengan kekayaannya yang tidak akan habis walau tujuh turunan.

"Selamat siang! Dimana putra saya?" tanya Pranadipa yang mulai geram.

"Dia di sana Pak!" tunjuk polisi tersebut pada satu sisi tempat duduk. Terlihat remaja yang memakai jelana abu-abu seragam sekolahnya, Hoodie hitam kesukaan Fatih dan telinga yang sudah di tindik dengan anting, wajahnya sedikit memar tapi tidak mengurangi ketampanannya.

Pranadipa berjalan menuju putranya. Dia berdiri tegak di depan Fatih. Sedangkan Fatih menunduk karena tahu konsekuensi yang akan ayahnya katakan.

Polisi mengikuti Pranadipa dari belakang.

"Korban sedang berada di rumah sakit karena luka yang di lakukan putra Bapak. Rahang korban mengalami luka karena pukulan yang bertubi-tubi." jelas Polisi tersebut menjelaskan kronologinya.

Pranadipa tak sanggup lagi berkata, kepalanya geleng-geleng tak mengerti dengan sikap anak satu-satunya itu. Pranadipa memang sangat menunggu Fatih membuat kesalahan agar dia bisa mengirimnya ke pondok pesantren. Tapi bukan seperti ini yang dia bayangkan. Sikap putranya sudah terlalu keluar garis.

"PENJARAKAN SAJA DIA!" kata Pranadipa dengan sangat keras, membuat yang ada di dalam ruangan tersebut berbalik melihat arah suara itu.

Ayah dan anak itu memang mempunyai hubungan yang kurang baik. Fatih tidak suka melihat ayahnya yang sering pulang malam dan membiarkan ibunya sendiri.

"Penjarakan saja, anak ini sudah keterlaluan. Papa sangat kecewa dengan kamu Fatih. Papa selalu memberikan apa yang kamu inginkan. Tapi apa balasan kamu pada papa? Sifat pengecutmu ini tidak pernah Papa dan Mamamu ajarkan kepada kamu." bentak Pranadipa pada putra satu-satunya. Dia memegang jantungnya dan terhuyung kebelakang. Untung saja sopir pribadi yang mendampinginya dengan cepat memegang tangan tuannya. Begitu pula polisi yang berada di samping Pranadipa, dia ikut membantu memegang lengan pria itu agar dapat menyeimbangkan tubuhnya. Polisi itu dan driver Pranadipa kemudian membantu untuk mendudukkan Pranadipa di kursi.

Dengan sangat frustasi, Pranadipa menunduk dan terus menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dengan kelakuan putranya.

"Fatih akan bertaanggung jawab dengan perbuatan Fatih. Jika Fatih akan di hukum penjara, Fatih akan meurut pada hukum yang berlaku." cetus Fatih menatap lekat ayahnya yang duduk di depannya.

Pranadipa sontak berdiri kemudian menunjuk-nunjuk putranya karena luapan emosiyang tak tertahankan. "Segampang itu kamu mengatakan bahwa akan menurt pada hukum? kenap tidak semudah itu  juga kamu mengatakan akan menurut pada Papa?"

"Karena Papa tidak pantas mendapatkan itu dariku!" dengan lantang Fatih menjawab pertayaan ayahnya.

"Kurang ajar kamu!" hardik Pranadipa.

"Kamu kira enak hidup di penjara? Kamu kira di dalam penjara kamu akan mendapatkan fasilitas hunian sepertikamar hotel bintang lima, sehingga dengan mulutmu itu kamu sangat mudah mengatakan bahwa biarkan kamu di penjara."

Antara marah dan sedih semuanya bercampur rata. Marah karena sikap anaknya, sedih karena sebagi orang tua akan melihat anaknya di penjara dan semakin mencoret masa depannya yang kelam. Orang tua mana yang rela melihat anaknya menderita, termasuk Pranadipa. Walaupun kelakuan Fatih yang sudah terlalu, tapi Pranadipa masih sangat menyayangin putranya tersebut.

"Kita bicara dulu, Pak." ajak seorng polisi pda Pranadipa. Pria itu kemudian mengikuti ajakan polisi tersebut.

"Sebenarnya kesalahan ini bukan hanya Fatih yang menaggung, tapi semua siswa yang ada di tempat itu akan bertanggung jawab. Jadi bagi setiap orang atau mereka yang turut serta dalam penyerangan atau perkelahian itu diancam dengan Pasal 358 KUHP. Terhadap pelaku tawuran, diancam hukuman penjara paling lama 2 tahun 8 bulan apabila mengakibatkan luka berat. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18 tahun dan diduga melakukan tindak pidana. Sedangkan Fatih belum berumur 18 tahun. Terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) mengatur pidana pokok yang dapat dijatuhkan, yakni: Pidana dengan syarat: Pembinaan di luar lembaga, Pelayanan masyarakat, Pengawasan. Jadi Fatih akan berada dalam satu lembaga kemasyarakatan untuk melakukan kerja sosial yang akan membuat anak menjadi sadar akan tindakannya." jelas polisi tersebut dengan panjang lebar menjelaskan setiap ditail agar Pranadipa mengerti apa yang di sampaikan.

"Jadi putra saya tidak akan di penjara Pak?" tanya Pranadipa dengan tampang memelas.

"Semoga ini adalah kesalahan pertama dan menjadi terakhir. Fatih hanya akan di hukum bakti sosial paling lambat seminggu hingga satu bulan. Tapi dia masih berada dalam pengawasan kami." balas polisi tersebut.

"Terima kasih, terima kasih Pak. Walau bagaimana pun. Dia adalah darah daging saya. Seorang ayah tidak akan tega melihat putranya menderita. Selepas bakti sosial, saya akan mengurus pindah sekolah putra saya."

"Mau pindah kemana pak? Nanti kaburnya bisa lebih jauh." ucap Polisi tersebut khawatir akan Fatih yang akan jatuh kembali pada lubang yang sama.

"In syaa Allah. Semoga saja tidak. Di sana, penjagaannya lebih ketat. Saya akan mengirim anak saya itu ke pondok pesantren. Semoga setelah di bimbing oleh agama, dia akan merubah sifat dan sikapnya."

"Pilihan yang sangat tepat Pak. Tapi ingat, jangan pernah menjauhi putra anda. Karena anak yang nakal biasanya kurang mendapat kasih sayang dari ayah. Anda adalah sosok orang yang semua orang tahu bahwa anda sangat sibuk. Tapi jangan sampai kesibukan Anda membawa anda dan sang putra menjadi jauh." nasihat polisi tersebut membuat hati Pranadipa mencelos sedih. Dia memang seorang ayah yang sibuk, setiap hari sibuk dengan kerjaan yang tak selesai-selesai hingga tak bisa mencurahkan kasih sayangnya atau setidaknya hanya mengobrol tentang hari itu. Hal apa yang di lakukan sang anak. Karena pertanyaan yang remeh, akan membangun hubunganmu dengan anak menjadi lebih dekat. Hal tersebut juga akan membantu memahami semangat anak dan membantu anak jika mereka memiliki masalah di sekolah. Menjalin interaksi kepada anak merupakan kesempatan bagi orang tua untuk mengetahui perkembangan sikap dan perilaku anak.

1
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!