NovelToon NovelToon
Tawanan Bos Tampan

Tawanan Bos Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Teddy_08

Keira Maheswari tak pernah menyangka hidupnya akan berubah begitu drastis. Menjadi yatim piatu di usia belia akibat kecelakaan tragis membuatnya harus berjuang sendiri.

Atas rekomendasi sang kakak, ia pun menerima pekerjaan di sebuah perusahaan besar.

Namun, di hari pertamanya bekerja, Keira langsung berhadapan dengan pengalaman buruk dari atasannya sendiri.

Revan Ardian adalah pria matang yang perfeksionis, disiplin, dan terkenal galak di kantor. Selain dikenal sebagai seorang pekerja keras, ia juga punya sisi lain yang tak kalah mencolok dari reputasinya sebagai playboy ulung.

Keira berusaha bertahan menghadapi kerasnya dunia kerja di bawah tekanan bosnya yang dingin dan menuntut.

Namun, tanpa disadari, hubungan mereka mulai membawa perubahan. Apakah Keira mampu menghadapi Revan? Atau justru ia akan terjebak dalam pesona pria yang sulit ditebak itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teddy_08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Hati yang Berantakan

Mentari pagi kembali datang. Sinarnya begitu cerah, langit biru membentang luas menambah keindahan tersendiri pagi itu.

Namun, cerahnya tak secerah suasana hati Keira yang berubah kalut. Hidupnya menjadi kacau sejak kehilangan keluarganya. Ditambah memiliki suami yang digandrungi banyak wanita bukanlah sesuatu yang mudah.

Jantung Keira terus saja berdegup kencang. Berulangkali ia memeriksa ponselnya sendiri hanya untuk mengetahui apakah Alan menghubunginya atau tidak.

Tetapi yang semakin ia membuat ia resah gelisah adalah Bramantyo Baskara. Apakah nantinya pria itu datang karena ingin membantunya atau justru jodoh yang sengaja diciptakan Tuhan untuknya.

Ia bermuka masam menyambut paginya hari itu. Mematut diri di cermin pun menjadi malas. Hidupnya seolah tak bergairah.

Keira semakin cemas ketika melirik jam dinding yang terus berdetak dan berjalan. Akankah Revan berubah demi dirinya? Atau justru meninggalkannya seperti yang ia lakukan pada wanita simpanannya yang lain.

"Tidak Keira, kamu lebih baik. Lebih dianggap, spesial, wanita terhormat. Buktinya dia menikahimu meskipun hanya secara agama. Kamu tidak murahan seperti ayam yang dijajakan di pinggir jalan," desisnya lirih pada dirinya sendiri.

Ia mencoba bangkit dan menyiapkan sarapan pagi untuk Revan. Meskipun sedang marah menyiapkan segala sesuatunya adalah kewajiban.

Pagi ini, Revan tampak sibuk menatap layar laptopnya. Pekerjaannya mulai berantakan. Tentu saja sejak Keira mengabaikannya.

"Mas, sarapan dulu," sapa Keira sambil menyodorkan nampan berisi sarapan pagi untuk Revan.

Revan sontak mendongak dan meraih nampan itu. Wajahnya lesu, meski begitu tetap melemparkan senyuman setengah dipaksakan.

Dua insan yang sama-sama jatuh cinta dan sedang diuji cintanya. Tentunya keduanya merasakan sakit yang sama. Tetapi bagaimana dengan hati yang lainnya yang terjerat dalam permainan hati ini?

Waktu menunjukkan pukul 07.45 WIB. Revan melajukan mobilnya menuju hotel and resort kesayangannya beserta Keira yang ikut serta duduk disampingnya.

Rencananya Keira ingin naik kendaraan umum, tapi Revan melarangnya dengan alasan khawatir.

Namun, hatinya seakan remuk redam setelah tahu Bramantyo Baskara datang menjemput Keira di sana.

**

08.00 WIB — Hotel and Resort milik Revan

Keduanya saling menatap dengan penuh kebencian dari jarak hanya beberapa langkah dari tempatnya berpijak.

Dulunya orang tua mereka adalah kolega bisnis yang amat dekat. Tapi siapa sangka jika permainan bisnis menghancurkan segalanya.

Dua pria yang sama-sama memiliki rasa yang sama dengan satu orang gadis dan berada di depan mata. Rasanya begitu menyakitkan.

"Revan, kamu boleh saja memiliki raganya. Tidak hatinya," bisik Bram ketika keduanya berpapasan bak slow motion.

Revan menghentikan langkahnya sejenak. Tanpa menoleh sedikitpun. Kemudian kembali melangkah memasuki usahanya yang sejak lama dibangunnya sendiri.

Sementara Keira sedikit berlari mengekor di belakangnya sembari berteriak kecil memanggilnya.

"Mas Revan," panggil Keira. Ia mengubah panggilannya. Entah kenapa ketika ia menyerukannya di depan Bram rasanya sangat berbeda.

Ada rasa tenang. Dan juga bahagia seakan panggilan itu meruntuhkan ucapan Bram sebelumnya.

Revan menghentikan langkahnya sejenak. Kemudian menghampiri Keira dan mengecup puncak kepalanya, semua itu ia lakukan tepat di depan Bram.

"Aku akan membuktikan segalanya hari ini juga. Aku juga akan memecat Wina siang ini. Bukan itu saja, aku juga sudah memasang lowongan pekerjaan di mana-mana. Dengan usahaku dan juga atas bantuan HRD yang aku tunjuk," tukas Revan seraya menggapai tangan Keira yang terulur kepadanya.

Keira menjawab dengan anggukan kepala, dibarengi mencium punggung tangan suaminya dengan rasa tak nyaman. Ada rasa bersalah dan nyeri di ulu hatinya ketika suaminya berkata demikian.

"Janji tetaplah janji! Dan aku terikat dengan perjanjian yang dibuat pak Bram. Jadi maafkan aku, Mas," sanggahnya dengan hati yang masih terasa perih.

Kedua pasang bola mata saling bertatapan dengan raut sendu. Membuat Revan berbisik lirih, "Semua pasti bisa kita lewati. Tunggu saja saat itu tiba. Kamu hanya cukup percaya dan menjaga hatiku."

"Keira, aku tahu saat ini posisiku selalu salah di matamu. Dan akan selamanya begitu. Tapi aku berjanji akan memperbaiki rumah tangga kita yang sudah retak ini," sambungnya kemudian.

Keira tak sanggup berkata-kata. Kecuali anggukan kepala pelan sebagai jawaban. Dan kemudian melenggang pergi meninggalkan Revan yang masih mematung di pijakannya menatapnya tanpa kedip hingga menghilang dari pandangannya.

Langkah Keira berubah pelan saat memasuki mobil milik Bram yang terparkir di halaman Hotel and Resort milik Revan.

Ia seakan ragu dengan keputusan yang diambilnya sendiri. Tapi, demi kebaikan hubungan dan juga kepastian statusnya Keira kemudian memantapkan niatnya.

"Hey Keira, jangan cemas. Semua akan baik-baik saja," sapa Bram sembari membukakan pintu mobil untuknya.

Keira mengangguk sambil tersenyum berlalu memasuki mobil, kemudian duduk dengan elegan di samping kursi kemudi.

Revan masih bisa menyaksikan kedekatan yang sengaja diciptakan oleh Bram pagi itu.

Ini pertama kali ia merasakan sesak yang luar biasa setelah sekian lama tidak jatuh cinta. Dulu ia pernah merasakan cemburu sama seperti saat ini. Hingga memutuskan untuk tidak main hati dengan siapapun.

Tapi kenyataannya berbeda. Revan kembali jatuh hati pada asisten pribadinya sendiri.

"Pak Revan, ada beberapa berkas yang harus di tandatangani. Aku juga sudah siapkan sarapan paginya," ucap Wina yang tiba-tiba muncul dengan sikap bergelayut manjanya.

Sebelum ketahuan berselingkuh. Revan bersikap biasa pada sekretarisnya. Entah kenapa setelah ketahuan oleh Keira, wanita yang hanya sebatas ia nikahi secara agama membuatnya tak nyaman bahkan ingin menjauh?

"Aku sudah sarapan, tumpuk saja berkasnya di mejaku! Aku akan memeriksanya dulu," sahut Revan dengan wajah tak bersahabat.

Membuat Wina yang kecewa mengerucutkan bibirnya. Bukannya pergi tapi ia justru menunggu di ruang kerja Revan.

Pagi ini, Revan berjalan lunglai dengan perasaan tak nyaman menuju ruang kerjanya. Betapa terkejutnya ia saat Wina langsung berhambur mendekapnya.

"Mas kenapa sih? Marah ya? Takut ketahuan istri? Aku janji jaga deh," ujarnya bergelayut manja mengeluarkan rayuannya.

Tangan Revan menghempaskan Wina dengan sangat kasar hingga tubuhnya terpelanting ke samping. Untung saja ia berpegangan di sudut meja.

"Stop! Jangan macam-macam dengan saya! Saya pecat kamu mulai saat ini juga!" teriak Revan dengan tangan gemetar.

Sontak Wina yang terkejut segera keluar meninggalkan ruangan. Seketika juga Revan memporak-porandakan barang-barangnya sendiri yang semula tertata rapi di atas meja.

"Aaaaargh …."

Revan tampak frustasi. Baru kali ini ia merasa menyesal, bersalah, dan kehilangan seperti ini. Ia duduk bersimpuh memegang lututnya sendiri. Sementara di sudut matanya mengalir bulir bening.

"Aku mencintaimu Keira Maheswari," lirihnya.

Beberapa karyawan yang melintas dan tahu Revan mengamuk tak berani mendekat.

Hari ini hati seorang Revan benar-benar hancur setelah mengetahui Keira bekerja untuk pria lain yang jelas-jelas menyukai istrinya itu.

"Ini belum terlambat bukan?" desisnya.

Kemudian bangkit dan mencari kunci mobil. Revan bergegas pergi meninggalkan ruang kerjanya yang porak poranda.

Di depan pintu, ia berpapasan dengan karyawannya, "Panggil office boy, suruh beresin ruanganku!"

Pemuda di hadapannya hanya mengangguk, sembari menatap Revan dengan ekspresi wajah yang begitu kesal sambil berlalu meninggalkan tempat.

— To Be Continued

1
Adinda
keira sama bram aja Thor
Teddy: makasih ya
total 1 replies
Adinda
keira keira kasihan kamu dapet suami seperti itu
Adinda
sepertinya sandiwara kakaknya pura pura bangkrut untuk merubah keira
Samantha
Cerita yang menarik, penuh emosi
Teddy: Tq Sam 🥰
total 1 replies
Samantha
seru ya
Lintang Lia Taufik
dilema
Lintang Lia Taufik
next
Lintang Lia Taufik
lanjut baca, wah makasih boom babnya ya Thor
Lintang Lia Taufik
makin seru
Lintang Lia Taufik
keren
Lintang Lia Taufik
Keren, semangat
Nina_Melo
Suka
Nina_Melo
Keren tulisannya, semangat ya. Aku tunggu Update-nya
qiuqiu
Endingnya bikin nagih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!