Nada memiliki Kakak angkat bernama Naomi, mereka bertemu saat Nada berumur tujuh tahun saat sedang bersama Ibunya di sebuah restauran mewah, dan Naomi sedang menjual sebuah tisu duduk tanpa alas.
Nada berbincang dengan Naomi, dan sepuluh menit mereka berbincang. Nada merasa iba karena Naomi tidak memiliki orang tua, Nada merengek kepada Ibunya untuk membawa Naomi ke rumah.
Singkat cerita, mereka sudah saling berdekatan dan mengenal satu sama lain. Dari mulai mereka satu sekolah dan menjalankan aktivitas setiap hari bersama. Kedekatannya membuat orang tua Nada sangat bangga, mereka bisa saling menyayangi satu sama lain.
Menginjak remaja Naomi memiliki rasa ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua Nada. Dia tidak segan-segan memberikan segudang prestasi untuk keluarga Nada, dan itu membuat Naomi semakin disayang. Apa yang Naomi inginkan selalu dituruti, sampai akhirnya terlintas pikiran jahat Naomi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evhy Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
**
Kenzo dan Alex saling pandang dengan tatapan tajam, beberapa sekolah lain sudah tahu jika keduanya adalah musuh.
Geng Lion dan Geng Wolf Warrior musuh sejak lama, geng Lion selalu kalah dalam balapan lalu membuat mereka membenci Geng Wolf yang selalu menang. Apalagi ketuanya Alex yang selalu ingin berada di atas Kenzo.
"Ngapain Lo ada di sekolah gue?" tanya Alex.
Kenzo tidak menjawab pertanyaan Alex dia malah menatap Nada. "Ayok pulang!" sambil menarik lengan Nada.
"Eh, eh." Nada benar-benar terdiam sejak tadi, kala melihat keduanya seakan melemparkan bola api.
Alex tak mau kalah, dia pun menggenggam lengan Nada, dan kini posisinya Nada diperebutkan oleh Alex dan Kenzo.
Momen yang sangat langka, kala melihat dua ketua geng tersebut merebutkan seorang gadis. Semua siswa mengabadikan moment tersebut dan mereka kirim ke berbagai grup sekolah dan ya dengan sekejap mata info mengenai Kenzo, Nada dan Alex tersebar luas.
"Emm Ken, gue masih mau nunggu hasil lomba tadi," jawab Nada dengan nada perlahan. Dia sudah tidak nyaman dengan posisinya saat ini.
"Ini sorry banget ya, tolong lepasin tangan gue. " Nada mencoba melepaskannya sendiri dengan sangat hati-hati.
"Enggak!" jawab Kenzo dan Alex secara bersamaan.
Nada terkejut dengan suara lantang keduanya. Namun Nada tetap melepaskannya kali ini secara kasar dan akhirnya terlepas.
"Kalian kalau mau berantem sono di lapangan ya, gue mau ke aula lagi aja, bye!" ucap Nada sambil berbalik badan.
Kenzo tidak tinggal diam dia segera menarik tas Nada hingga gadis itu mundur ke belakang lalu mengenai dada bidang Kenzo.
"Pengumuman akan dibagikan nanti sore, sekarang Lo balik ke sekolah," jawab Kenzo dengan tegas.
"Dan Lo!" tunjuk Kenzo pada Alex. "Jangan halangi jalan gue!"
Kenzo pun berjalan sambil menarik lengan Nada pergi dari hadapan Alex. Alex menaikkan sebelah alisnya ke atas sambil menatap kepergian Nada.
"Alex sorry banget ya, gue pergi dulu!" teriak Nada sambil melambaikan tangan ke arah Alex.
Alex terkekeh dan membalas lambaian tangan Nada. "Menarik juga. "
Kini Kenzo dan Nada berada di parkiran, Kenzo menaiki motor dan menyuruh Nada untuk mengikutinya.
"Lo ngapain di sini? Gue kira udah balik."
"Gue di sini atau belum, bukan urusan Lo."
Nada berdecak. "Ya udah, gue juga di sini lomba dan itu bukan urusan Lo. Jadi mending Lo aja deh, yang balik sekolah."
"Naik sendiri atau gue gendong?"
Kenzo malah memberikan pilihan pada Nada, sedikit tercengang dengan pilihannya namun akhirnya Nada memilih menaiki motor tersebut sambil memaki Kenzo dalam batinnya.
Kenzo pun membawa motor keluar dari gerbang sekolah SMA Semesta. Di perjalanan Nada memegangi ujung jaket Kenzo, bisa dibayangkan Kenzo membawa motornya dengan kecepatan tinggi.
"Loh ini bukan ke arah sekolah kita," ucap Nada sambil menepuk pundak Kenzo berulang kali.
Kenzo tidak menjawab ucapan Nada. Dia malah memberhentikan motornya di samping bahu jalan.
"Ngapain ke sini?"tanya Nada.
" Turun!" bukannya menjawab, Kenzo malah menyuruh Nada untuk turun dari motor.
Nada pun mengikuti ucapan Kenzo, dan menunggu apa yang akan dilakukan pria itu.
"Nasi uduknya 1, Bu."
"Baik Den. Duh tumben sama ceweknya, enggak sama anak-anak yang lain?"
Kenzo tersenyum singkat. "Enggak Bu."
"Dih, gue bukan cewek Lo, ya!" jelas Nada sambil duduk.
Kenzo menghela napas, dia membuka ponsel sambil membalas pesan teman-temannya.
"Ini Den, nasi uduknya."
"Makasih Bu."
"Sama-sama. Enengnya cantik ya, pacarnya Aden Kenzo?"
Nada terbatuk sambil melambaikan tangan. "Bu-bukan Bu, hehe saya bukan pacarnya."
"Emm, neng ini malu-malu."
Ibu penjual nasi tersebut mencolek bahu Nada lalu pergi meninggalkan keduanya, kembali ke dapur.
"Makan," titah Kenzo.
"Buat gue? Terus buat Lo mana?"
"Gue enggak laper. Buruan habisin gue mau ke depan dulu."
Nada menghela napas sambil memakan nasi uduk tersebut, sambil menunggu Nada makan Kenzo pergi keluar, dia sedang mengepulkan asap rokok yang selalu dia lakukan.
"Ketua osis malah ngerokok, contoh yang enggak baik itu," gumam Nada sambil melihat Kenzo menyender di tembok sambil mengapit rokok di sela jari.
Menghabiskan waktu lima belas menit, Nada selesai dengan makanannya. Dia melihat jam yang melingkar di tangannya baru menunjukkan pukul 14:00 siang, dan ada waktu satu jam lagi untuk menunggu pengumuman siapa yang akan mendaptkan juara.
"Gue udah selesai."
Kenzo melempar rokoknya kelantai dan dia injak sampai hancur.
Saat Kenzo melangkah, Nada menarik lengan Kenzo dan pria itu berbalik menatap Nada.
"Jangan anterin gue ke sekolah High school, anterin aja ke sekolah Semesta lagi. Gue mau dengar pengumuman di sana. Lagian jam sekolah juga udah pulang kan?"
Kenzo menatap manik mata Nada yang hitam pekat. Pria itu tidak berbicara namun Nada pasrah jika harus kembali ke sekolah.
**
Seseorang berlari masuk ke dalam kelas untuk memberikan kabar yang membuat mereka benar-benar sangat terkejut.
"Woy, woy liat di grup sekolah. Berita baru lagi anjir! Ini Nada anak IPA direbutin sama Kenzo dan Alex."
Semua siswa merogoh ponsel di saku seragam dan membuka grup sekolah, di mana video dan foto Kenzo, Alex dan Nada tersebar.
"Gila si Nada menang banyak, gue juga mau kali direbutin kaya gini."
"Impian banget sih, ah elah. Kenapa harus Nada sih? Kenapa enggak gue aja gitu yang direbutin! Kalau gue sih malah milih dua-duanya."
Semua berisik di dalam kelas dan di luar kelas, Naomi pun melihat foto tersebut kesal dengan Nada. Rasanya Naomi ingin mencakar Nada berulang kali.
Naomi mengepalkan lengannya. "Sialan Lo! Enggak dengerin omongan gue, Nad? Gue yang deketin Kenzo tapi malah Lo yang nempelin Kenzo terus, dasar murahan!" hardik Naomi sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku roknya.
Sedangkan di kelas, Jeno senyum-senyum melihat Nada berada di tengah antara ketua geng motor tersebut.
"Gila Lo Nad. Kenapa bisa Lo ada di antara ketua geng ini sih? Lo menang banyak banget, haha."
Jeno geleng-geleng kepala melihatnya, sedikit dia membalas ketikan semua siswa yang memuji dan menghardik Nada. Jeno tidak suka jika Nada dihardik oleh satu sekolah.
Sedangkan di atap sekolah, Bagas, Anggara dan Kiki sedang bersantai. Mereka melihat grup yang berisikan Kenzo di sana.
"Kenzo pacaran sama Nada?" tanga Anggara.
"Ya kagaklah, masa iya Kenzo pacaran sama Nada," jawab Bagas sewot.
"Ya bisa aja kan, Kenzo tiba-tiba nembak Nada terus mereka jadian."
Bagas menggelengkan kepala berulang kali. "Sejak kapan Kenzo tertarik sama cewek? Mana modelannya kaya Nada gini. Pokonya Nada tipe gue."
Anggara memukul bahu Bagas cukup kencang hingga sang empu mengaduh kesakitan.
"Dukung aja sih, lagian Nada kayanya anak yang baik."
"Terus Naomi gimana?"
Anggara mengedikkan bahu. "Enggak tahu, Kenzo juga selama ini kan kaya enggak anggap Naomi ada."
"Padahal Naomi cantik, kenapa enggak sama dia aja."
"Serah Kenzo kali, Lo enggak usah ngatur dia deh!" Anggara kembali memukul Bagas. "Waktu itu Lo bilang, Lo suka sama Naomi. Sekarang Kenzo dideketin Nada, Lo mau sama Nada gitu?"
Bagas hanya terkekeh melihat kekesalan Anggara padanya. "Tahu aja sih! Ya kali aja Nada jodoh gue." Seperti biasa Bagas menyugarkan rambutnya ke belakang.
"Kenapa di antara mereka ada Alex?" kini Kiki membuka suara dengan sebuah pertanyaan, membuat Bagas dan Anggara menggelengkan kepala seakan menjawab mereka pun tidak tahu.