Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saatnya kembali
Mirza menghela nafasnya yang terasa memberat. "Kakak tidak bisa menjelaskannya secara langsung padamu, Queen. Saat ini ada baiknya kau melihat keadaan Mamamu secara langsung karena Kakak yakin kau-lah yang menjadi alasan Tante Lita sakit sampai saat ini."
"Apa maksud Kakak?" Queen tanpa sadar meneteskan air matanya.
"Tante Lita sakit karena dia merindukanmu, Queen. Merindukanmu sebagai anak mereka yang sudah hampir dua tahun belakangan ini menghilang." Jelas Mirza.
"Tapi itu semua tidak—" Ucapan Queen terputus karena Mirza dengan cepat memotongnya.
"Sampai kapan pun kau tetap anak mereka dan sebagai seorang Ibu kau pasti paham apa yang kau rasakan jika anakmu berada jauh dari sisimu bahkan menghilang tanpa jejak." Ucap Mirza yang berhasil membuat Queen terdiam.
*
"Apa benar jika Mama sakit karena merindukanku?" Pertanyaan itu terus berputar di benak Queen mengingat ucapan Mirza beberapa jam yang lalu. Queen meraih ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas ranjang lalu membuka galery ponselnya. Jemari Queen pun mulai berselancar membuka satu persatu foto kenangannya bersama Mama dan Papanya saat mereka masih bersama-sama dulu.
"Mamah..." Queen tanpa sadar meneteskan air matanya saat mengingat betapa besar kasih sayang yang Mama Lita berikan padanya selama ini. Bukan hanya Mama Lita, Papa Adam pun turut memberikan kasih sayang yang tak terhingga padanya sampai mereka rela melepaskan Queen berjauhan selama empat tahun dari mereka demi terus bersama dengan Daniel.
"Maafkan Queen jika kepergian Queen-lah yang membuat Mama sampai sakit seperti saat ini." Lirih Queen lalu mengusap layar ponselnya yang basah terkena air matanya.
"Mommy..." Boy yang sudah merasa bosan bermain dengan mobil-mobilannya pun melemparkannya begitu saja lalu berjalan ke arah Queen.
"Boy..." Queen mengusap pipinya yang basah lalu mengangkat tubuh Boy.
"Nanis, Mom?" Ucap Boy sambil mengusap pipi Queen yang basah.
Queen tersenyum namun air mata masih nampak mengalir membasahi kedua pipinya. "Iya, Mom sedang menangis. Mom menangis karena merindukan Nenek dan Kakek Boy." Ucap Queen.
"Nenek..." Boy pun menunjuk foto kedua orang tua Queen yang turut terpajang di dinding kamar.
"Benar... Nenek dan Kakek." Ucap Queen.
Boy mengalihkan tatapannya dari foto lalu menatap wajah Queen dengan tatapan polosnya. "Daddy..." ucap Boy pelan namun dapat didengar oleh Queen.
"Apa Boy merindukan Daddy?" Tanya Queen.
"Iya." Balas Boy seolah paham apa yang Queen katakan.
Air mat Queen semakin mengalir dengan deras. Mengingat Mama Lita yang sedang sakit saat ini saja sudah membuatnya cemas dan bersedih ditambah kini Boy yang turut merindukan ayah kandungnya.
"Apa sudah saatnya aku kembali? Aku tidak ingin menyesal karena menyia-nyiakan keadaan Mama saat ini." Gumam Queen.
"Daddy, Mom..." Boy kembali menyebutkan Daddynya dengan lebih kuat.
Tangan Queen terulur mengusap rambut Boy. "Boy... maafkan Mommy yang sudah terlalu lama menjauhkanmu dari Daddymu. Maafkan keegoisan Mommy selama ini, Boy." Ucap Queen merasa bersalah. Queen pun mendekap tubuh Boy. "Boy, apa kau sudah siap untuk ikut bersama Mommy kembali ke kota dimana seharusnya Mommy tinggal? Kita akan kembali ke sana dan Mommy akan membawamu bertemu dengan Daddymu." Ucap Queen.
"Daddy... Daddy..." wajah Boy terlihat riang setelah mendengar ucapan Queen.
Queen pun melepas dekapannya lalu meletakkan Boy di samping tubuhnya. "Anak Mommy terlihat begitu senang akan bertemu dengan Daddy." Ucap Queen yang dibalas Boy dengan senyuman di wajah tampannya.
Queen pun mengambil kembali ponselnya lalu melakukan panggilan telefon dengan Mirza.
"Kak Mirza, aku sudah memutuskan untuk kembali ke kota bersama Kakak besok pagi." Ucap Queen dengan nada serius.
Di seberang telefon Mirza terdengar menghela nafas lega setelah mendengar ucapan Queen. "Syukurlah, kalau begitu Kakak akan memesankan tiket untuk kita kembali besok pagi. Sekarang kau bersiap-siaplah membereskan barang yang akan dibawa besok pagi." Balas Mirza.
Queen mengangguk mengiyakan walau Mirza tak dapat melihat gerakan kepalanya. Tak lama panggilan pun terputus dan Queen pun kembali melakukan telefon pada Bi Sarni untuk meminta tolong membereskan barang-barang miliknya dan Boy.
"Boy... sudah saatnya kita untuk kembali. Mommy harap keputusan ini bukanlah keputusan yang salah." Ucap Queen lalu mengecup kening Boy cukup lama.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee