Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 : Orang Asing
...- happy reading -...
...***...
Juan yang berjalan terburu buru menuju UKS setelah mendengar kabar bahwa Saka terjatuh di dekat lapangan pun semakin mempercepat langkahnya.
Sejak jam pertama, Juan meminta izin untuk melakukan latihan di ruangan dance, acara pensi yang di percepat membuat mereka sedikit keteteran karena harus mengejar gerakan dance yang susah.
Brukkk!!
Tubuhnya lagi-lagi terhuyung dan berhasil terjatuh. Juan baru saja di senggol oleh seorang siswa dengan hoodie berwarna putih, bahkan siswa itu hanya sedikit menengok dan kembali berjalan tanpa berniat membantu Juan berdiri.
"Ih! Bantuin kek, minta maaf kek! Ga ada sopan santun lo!"
Maki Juan kesal, karena lorong yang sepi, ia bergegas bangun dan menuju ke arah siswa tadi keluar, UKS.
"Saka lo ga papa? Mana yang sakit?"
Juan terlihat sangat khawatir, sembari mengecek keadaan sahabatnya itu. Sementara Saka hanya memutar bola matanya malas.
"Gue gapapa cuma luka ini sama keseleo tadi."
Saka mengambil ponselnya yang tadi sempat terlepas dari genggaman nya akibat terkejut dengan kedatangan Juan.
"Duh.. Iya deh lo disini dulu aja, btw lo sendiri? Yuda sama Gerald kemana?" Saka yang mendengar itu langsung mengedarkan pandangannya ke arah UKS lalu beralih menatap Juan yang bingung.
"Ke kantin, mereka lagi istirahat, tadi panik pas bawa gue ke UKS." Juan mengangguk lalu melihat seragam Saka yang sedikit kotor, ia jadi membayangkan posisi Saka saat terjatuh.
"Lo kok bisa jatuh sih? Di lapangan pula." Juan menepuk nepuk pelan bagian baju Saka yang kotor.
"Oh, itu tadi gue abis di panggil Bu Atik soalnya tugas gue ada yang kurang, pas gue balik malah kesenggol cowo. Ga tanggung jawab lagi."
"Cowok nya pake hoodie putih bukan?" tanya Juan penasaran, mendengar itu Saka terdiam sejenak.
"Hmm bukan, ga pake hoodie kok."
Juan mengernyitkan dahinya, bisa jadi itu orang lain atau orang yang sama hanya saja tidak memakai hoodie.
"Lo kenapa? Ditabrak tuh cowo juga?"
"Ngga, gue emang di tabrak tapi sama cowok hoodie putih."
Saka menatap datar Joanna.
"Kenapa sih pada suka serempet orang kaya gini, ga tau apa bisa nyelakain orang. Mana ga minta maaf lagi."
"Loh, Juan?"
Pintu terbuka dan menampilkan Gerald dan Yuda yang datang dengan banyak makanan di kedua tangan mereka.
"Gue pikir masih latihan." Duduk lesehan di bawah disusul dengan Saka.
"Iya ini juga belum selesai, istirahat selesai gue balik latihan lagi. Kayanya gue ga ikut KBM deh hari ini." Juan menatap ketiga teman nya.
"Ih enak banget lo, kenapa anak musik cuma latihan pas balik sekolah doang," gerutu Saka.
"Kan anak dance harus ngehafal banyak gerakan sayang, harus sinkron juga gerakan nya."
"Makanya kaya anak basket dong, santai aja ya gak Yud?" Tanya Gerald yang langsung di angguki oleh Yuda. Wajar saja, mereka tidak akan tampil di pensi.
📢 "Pengumuman kepada anak dance harap segera kembali berkumpul di ruangan, sekali lagi pengumuman kepada anak dance untuk segera berkumpul di ruangan, terimakasih."
Juan refleks berdiri saat mendengar suara Bobby di speaker pengumuman, tandanya ia harus segera kembali ke ruang latihan.
"Sorry ya, gue harus latihan lagi. Sorry banget ga bisa ikut nungguin disini." Juan memasang wajah tak enak kepada teman teman nya.
"Santai kali, sana latihan gih." Saka mendorong Juan agar segera pergi ke ruang latihan.
***
"Karena pensi lusa, jadi gue minta kalian buat jaga kesehatan sama berusaha maksimal ya," pesan Bobby pada anggota nya yang latihan hari ini.
"Tapi sejauh ini dance kalian udah bagus, tinggal kompakin aja. Berarti besok kita ga usah dispen ya? Latihan aja sampe jam 5 sore, biar kalian ga drop."
Setelah itu mereka pun kembali latihan, Bobby juga nampak puas dengan hasil tarian mereka, gadis itu bertepuk tangan setelah melihat masing masing penampilan dari grup yang sudah dibagi.
Setelah membahas soal pakaian, akhirnya mereka pun kembali ke kelas masing-masing dimana jam pelajaran terakhir sedang berlangsung. Irene juga sudah kembali ke kelas. Setelah membahas soal pakaian, akhirnya mereka pun kembali ke kelas masing-masing dimana jam pelajaran terakhir sedang berlangsung. Saka juga sudah kembali ke kelas dengan di papah Gerald dan Yuda.
Juan mengetuk pintu dan berjalan masuk setelah di izinkan oleh guru yang sedang mengajar. Gadis itu duduk di tempatnya dan berbisik pada Saka.
"Lo udah gapapa?" Dan dibalas anggukan oleh Saka.
Melihat itu Juan merasa lega lalu tangan nya meraba loker meja berusaha meraih buku paket yang sengaja ia letakkan disana. Namun tangannya ikut merasakan sebuah benda.
Setelah mengeluarkan nya, Juan bingung melihat lagi lagi susu cokelat dan ada sebuah sticky notes disana.
💬 : Semangat latihan dance ya
Lagi lagi surat itu ditulis dengan tulisan yang rapi. Juan langsung mengedarkan pandangan nya dan matanya bertemu dengan mata Yuda. Yuda menaikkan alisnya seolah bertanya 'apa?' pada Juan
Juan menggeleng lalu mengantongi susu itu beserta sticky notes ke dalam kantong roknya. la mulai memfokuskan pandangan nya pada pelajaran.
"Anjir, berat banget lo Sak. Ini pasti karena dosa lo yang banyak..." celetuk Yuda dan berhasil dihadiahi tatapan maut Saka dan jitakan di kepalanya.
"Ampun, ampun...!" pekik Yuda.
Saat ini ketiganya sedang sibuk membantu Saka menuruni tangga. Juan dan Yuda yang memapah Saka serta Gerald yang membawa tas milik Saka yang lumayan berat.
Juan dan Yuda segera menghela nafas lega setelah mereka sampai di tangga terakhir.
"Tuh cewek lo jemput." Juan menunjuk ke arah Grace yang nampak khawatir.
"Lo kok bisa gini sih? ga hati hati pasti," ujar Grace sembari melihat kaki Saka yang luka.
"Gak papa, bantuin gue kek ke dalem mobil ajah ya," Celetuk Saka. Grace pun memapahnya, sebelumnya ia berterima kasih pada teman-temannya Saka.
"Anjir! kalo Grace jadi cewek gue pasti gue udah diabetes, cantik banget, kaya pula."
Gerald memandang Grace dengan tatapan memuja. Lalu perempuan itu meringis kesakitan akibat terkena botol minum milik Juan.
"Jangan ngadi-ngadi, masa mau nikung temen sendiri."
"Dih, kan gue bilangnya kalo, kalo loh ya..."
"Halu lo ketinggian," sahut Yuda lalu ketiganya berjalan beriringan ke arah gerbang. Disana mereka melihat Laras yang sudah duduk di atas motornya.
"Eh Juan, baru keluar?" tanya Laras basa basi.
"Juan doang nih yang disapa?" celetuk Yuda.
"Lo berdua udah dijemput tuh." Laras menunjuk ke arah dua mobil yang tidak jauh dari mereka.
"Lah iya anjir, gimana nih Ju?" tanya Gerald.
"Santai aja, kalian balik duluan gih."
"Beneran loh ya? Kalo dah sampe rumah kabarin kita," ucap Yuda sambil berjalan mundur.
"Iya bawel, sana balik." Setelah keduanya pulang, tinggal Laras dan Juan disana.
"Ayo Ju, gue anter balik."
"Eh? Gapapa Kak, nanti juga Kak Joanna nungguin pulang bareng." Laras terkekeh.
"Joanna nitipin lo ke gue, dia ada urusan mendadak jadi langsung balik."
"Hah, urusan apa Kak?" tanya Juan bingung, kalau urusan keluarga seharusnya ia juga pulang lebih cepat.
"Itu Ardan udah balik sekolah hari ini. Mungkin CLBK, ga tau gue." Laras menaikkan bahunya.
"Ardan..." gumam Juan.