Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."
Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengorbanan yang Tak Terelakkan
Lina membuka laptopnya dengan cekatan. Lampu layar yang terang memberikan sorot yang tajam ke wajahnya, memantulkan ekspresi serius dan penuh keteguhan. Di sekeliling mereka, rumah kecil itu terasa semakin sempit, seolah-olah dunia di luar mereka semakin jauh. Dunia yang mereka kenal, dunia yang biasa mereka jalani, kini hanya tinggal kenangan. Semua yang ada di hadapan mereka adalah kegelapan dan rahasia yang tak terungkapkan.
“Aku bisa memberi kalian akses ke sistem mereka,” kata Lina, suaranya rendah, hampir seperti bisikan. “Tapi... ini bukanlah langkah yang bisa diambil tanpa konsekuensi. Jika kalian melangkah lebih jauh, kalian tidak akan bisa mundur lagi. Helios akan tahu. Dan mereka akan datang untuk menghancurkan kalian.”
Alya menatap layar laptop itu dengan cemas. “Apa yang harus kita lakukan? Kita hanya ingin tahu apa yang mereka rencanakan. Kita harus mencegah mereka sebelum semuanya terlambat.”
Lina menghela napas, tangannya bergerak cepat di atas keyboard. “Ini jauh lebih besar dari yang kalian bayangkan. Helios bukan hanya sebuah perusahaan. Mereka sudah mengendalikan banyak aspek dari dunia ini—ekonomi, teknologi, bahkan politik. Mereka sudah berada di jalur yang tak bisa dihentikan tanpa perlawanan yang lebih besar.”
Arga mendekat, menatap layar laptop yang dipenuhi dengan deretan kode dan data yang tak familiar baginya. “Apa yang sedang kamu temukan?” tanyanya dengan suara yang tenang, meski di dalam dadanya bergemuruh perasaan was-was.
Lina mengangguk, menyaring data yang ada di layar. "Aku bisa melihat jalur komunikasi mereka. Aku bisa menyusup ke sistem mereka dan mengakses informasi internal mereka, tapi... kalian harus siap. Helios tidak akan membiarkan hal ini terjadi begitu saja."
Alya merasakan ketegangan itu semakin menggulung perasaan mereka. Mereka sudah berada terlalu jauh untuk mundur sekarang. Jika mereka berhenti sekarang, maka Helios akan terus melanjutkan rencana mereka, mengontrol dunia dengan cara yang tak terlihat, jauh di luar jangkauan banyak orang.
"Apapun yang terjadi, kita harus melanjutkan," kata Arga dengan tekad. "Kita harus tahu apa yang mereka sembunyikan."
Lina berhenti sejenak dan menatap mereka dengan penuh perhatian. "Kalian benar-benar yakin ingin melangkah ke dalam dunia yang lebih gelap dari yang kalian bayangkan? Mereka akan menggunakan segala cara untuk menutupi jejak mereka. Kalian akan menjadi target utama."
Arga menatap Lina dengan penuh keyakinan. "Kami sudah siap. Kami harus tahu apa yang sedang mereka rencanakan. Hanya dengan itu kita bisa menghentikan mereka."
Alya mengangguk, meskipun keraguan masih tampak di wajahnya. "Kita tidak bisa mundur sekarang."
Lina akhirnya mengangguk, matanya masih dipenuhi kewaspadaan. "Baiklah. Aku akan membuka akses ini. Tapi kalian harus bergerak cepat. Aku hanya bisa membantu kalian sebatas ini. Sisanya, kalian harus menanganinya sendiri."
Dengan ketukan cepat, Lina mulai mengakses file yang terkunci di sistem Helios. Setiap ketukan di keyboard membuat Arga dan Alya semakin tegang. Mereka tahu bahwa dengan setiap langkah, mereka semakin dekat dengan bahaya yang tak terhindarkan. Waktu mereka terbatas. Helios pasti sudah mulai menyadari bahwa mereka mengendus jejak mereka.
"Aku sudah dapat aksesnya," kata Lina, suaranya datar namun penuh peringatan. "Sekarang kalian bisa melihat data mereka. Kalian akan menemukan semua yang kalian cari di dalam file ini. Tetapi ingat, begitu kalian mengunduhnya, mereka akan tahu. Mereka akan mengejar kalian tanpa henti."
Arga menatap layar dengan intens, membaca setiap kata yang tertera di sana. File yang terbuka itu mengungkapkan sesuatu yang lebih mengejutkan daripada yang mereka kira. Helios tidak hanya berencana untuk menguasai pasar global, tapi mereka juga merencanakan sebuah perubahan besar dalam sistem keuangan dunia. Mereka sudah menciptakan sebuah teknologi yang dapat mengendalikan pasar tanpa harus terlibat langsung, sebuah teknologi yang dapat mengendalikan aliran uang global dan ekonomi dunia.
“Jadi ini tentang mengendalikan ekonomi global?” tanya Alya dengan tak percaya. "Mereka bisa mengubah dunia hanya dengan mengendalikan aliran uang?”
Lina mengangguk. “Ya. Mereka sudah merencanakan ini bertahun-tahun. Teknologi ini akan mengubah cara orang bertransaksi dan bahkan memengaruhi kebijakan ekonomi negara-negara besar. Dan mereka punya cukup kekuatan untuk memanipulasi pasar global dengan cara yang tak terlihat.”
Arga merasakan kepalanya berpusing. Ini lebih besar dari apa yang mereka bayangkan. Mereka tidak hanya berhadapan dengan sebuah perusahaan besar. Mereka sedang berhadapan dengan kekuatan yang bisa mengubah tatanan dunia.
“Jika mereka berhasil, tidak ada yang bisa menghentikan mereka,” kata Alya, suaranya semakin teredam. “Mereka akan mengendalikan segalanya. Politik, ekonomi, bahkan kehidupan pribadi kita.”
Arga menggenggam erat tangannya, berusaha menenangkan diri meskipun badai ketakutan mulai melanda. “Kita tidak bisa membiarkan mereka berhasil. Kita harus menghentikan ini sebelum terlambat.”
Namun, saat mereka mulai berpikir untuk menyusun langkah berikutnya, sebuah suara datang dari pintu belakang. Tanpa mereka sadari, seseorang telah memasuki rumah itu. Dengan gerakan cepat, seseorang muncul di balik pintu, menodongkan senjata ke arah mereka. Lina sepertinya terkejut, tapi tidak cukup terkejut untuk kehilangan kendali.
“Ada yang datang,” kata Lina, matanya terfokus pada orang yang baru muncul. "Mereka tahu kita di sini."
Seseorang berpakaian hitam, mengenakan masker dan membawa senjata dengan gerakan penuh pengalaman. "Kalian seharusnya tidak mengakses data ini," katanya, suara maskernya terdengar datar dan penuh ancaman. "Sekarang kalian akan membayar harganya."
Arga dan Alya berdiri tegak, siap menghadapi apa yang akan datang. Tetapi mereka tahu, ini bukan hanya pertempuran fisik. Ini adalah pertarungan yang jauh lebih besar dari yang bisa mereka bayangkan.
“Kita harus pergi,” kata Lina, suaranya terengah-engah. “Mereka akan menghancurkan kita jika kita tidak segera melarikan diri.”
Namun, saat mereka berbalik untuk keluar, pintu depan rumah terbuka lebar, dan lebih banyak orang berpakaian hitam muncul, menghalangi jalan keluar mereka. Helios tidak main-main. Mereka sudah tahu bahwa Arga dan Alya sedang berusaha mengungkapkan rahasia terbesar mereka.
Arga memandang Alya dan Lina. "Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus berlari dan mencari tempat aman. Ini baru permulaan."
Tapi mereka tahu, ini bukan hanya tentang bertahan hidup. Ini adalah pertarungan untuk masa depan dunia mereka. Mereka hanya memiliki sedikit waktu sebelum semua yang mereka coba usahakan hancur.
---