NovelToon NovelToon
LADY OF DARKNESS

LADY OF DARKNESS

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Karlina

Petualangan para gadis-gadis cantik dengan berbagai rintangan kehidupan sehari-hari mereka.

Tak memandang jabatan apapun, mereka adalah gadis-gadis yang berjuang. " Di keluarga Riyu"

Bagaimana keseruan cerita mereka? yuk langsung baca,dan tinggalkan jejak sebagai tanda telah hadir mengabsensi diri dengan para gadis cantik! selamat membaca 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Di Hadang Bandit.

Sebelum matahari terbit, Raeba sudah bangun dari tidurnya. Gadis itu menggunakan gaun cokelat kehitaman dengan sedikit hiasan di bagian perutnya. Rambut blondenya di biarkan tergerai dan di bagian tengahnya di beri jepitan rambut berhiasan pernak-pernik menjuntai.Wajah cantik dengan tenda lahirnya tidak lupa di tutupi cadar tipis dengan hiasan permata.

Berjalan keluar dari dalam kamar menuju ruang tamu, dimana menjadi tempat perkumpulan jika ada tamu yang datang.

Sebelum pergi ke ruang tamu,ia,berjalan menuju paviliun belakang terlebih dahulu. Melihat kondisi sekitar pekarangan kediamannya adalah hal yang setiap pagi ia lakukan.

Karena belum memiliki orang lain untuk menjaga di bagian sudut kediaman itu, jadi terpaksa ia sendiri yang turun tangan untuk memeriksa setiap pagi,sambil berjalan untuk olahraga pagi.

Jika hanya mengandalkan Aya itu rasanya sangat keterlaluan, karena gadis itu tengah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

"Kalian sudah,bangun?"

Raeba, yang baru saja kembali dari paviliun langsung menghampiri Cintea Maglio dan Galena, dimana mereka sedang duduk di sofa ruang tamu sambil meminum secawan teh hijau dan kudapan buatan,Aya.

"Sudah dua jam kami menunggumu di sini." Ucap Cintea Maglio memutar bola matanya dengan malas.

Galena, hanya mengangguk karena sudah di jawab oleh junjungannya. Gadis itu tidak segan lagi untuk duduk di sofa karena perintah,Raeba, dan paksaan dari Cintea. 'Tidak ada babu dan tidak ada majikan' itulah kata,Raeba, kepada Galena.

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah lenganmu yang terkena racun itu sudah sembuh total?" Cintea Maglio ,membuka obrolan paginya,dengan maksud dan tujuannya.

"Hem,"angguk,Raeba,"seperti yang kau lihat,aku sudah baik-baik saja. Tapi,aku sangat penasaran dengan racun yang mereka pakai,aku bahkan belum sempat menyelidiki semuanya." Tutur Raeba dengan santai.

Cintea, tersenyum manis,"biarkan aku yang mencari taunya,apa kau mempunyai sample untuk aku teliti?"tanyanya dengan satu alisnya terangkat ke atas.

Pembicaraan mereka mulai terdengar serius. Galena memilih untuk izin pergi ke dapur untuk membantu Aya menyiapkan sarapan pagi.

Aya, yang sedang asik memasak sambil bersenandung kecil terkejut dengan kedatangan,Galena.

"Galena?" panggil,Aya.

"Hem. Ini aku." Sahut Galena mendekat ke tungku perapian yang di buat,Aya.

"Kenapa kau kemari? Biar aku saja yang membuat sarapan,kau beristirahatlah karena sudah menempuh perjalanan panjang dari kemarin." Ucap Aya basa basi saat Galena ikut membolak-balikkan daging rusa yang sedang di bakarnya.

Galena, menggeleng pelan."Sepertinya Nona Raeba dan Nona Cintea,tengah membicarakan hal yang sangat serius,aku tidak mau mengganggu waktu mereka berdua." jawabnya sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

"Hem,"angguk Aya mengerti."Kalau begitu kau boleh ikutan gabung bersama denganku. Tapi kalau kau merasa capek, istirahatlah di pojok sana,"tunjuk Aya ke sebuah tempat tidur kecil yang berada di ujung sudut dapur."Itu ranjang untuk aku bersantai sambil menunggu bakaran matang." Sambungnya, tersenyum tulus.

Galena,merasa takjub."Wah, Nona Raeba,sebaik itu,ya? Padamu." Galena bertanya sambil menatap ke arah Aya yang hendak berdiri mengambil wadah untuk daging yang sudah matang.

"Nona Raeba,memang baik. Sejak pertama aku melayaninya,Dia adalah seorang Nona bangsawan yang sangat pandai bersyukur,dan tidak suka merepotkan, meskipun aku adalah seorang pelayan baginya." sahut,Aya. Kembali duduk di samping, Galena.

Galena, manggut-manggut. Ia, tidak lagi membuka suara,dan fokus melihat apa yang akan di lakukan oleh Aya setelah ini.

Aya dan Galena masuk ke ruang tamu sambil membawa air dua poci. Saat keduanya ikut bergabung, Raeba, dan Cintea Maglio juga sudah selesai berbicara.

•••

Leader, menyiapkan dua ekor kuda untuk perjalanannya bersama,Rain. Mereka akan berangkat menuju kota Delia bagian Timur, dimana markas besar Zagra Narous berada di wilayah tersebut.

Tidak hanya kuda, Leader,juga sudah menyiapkan perlengkapan untuk di gunakan dalam perjalanan. Satu tas kain penuh dengan makanan dan stok minuman dan juga obat-obatan,P3K.

Leader, menghampiri Rafis—pemuda yang bekerja sebagai pengawal bawahan setelah Leader, Leader sendiri berstatus sebagai pengawal pribadi yang jauh lebih tinggi dari pada,Rafis.

"Bisakah kau menyelesaikan dokumen yang akan di antar ke,Istana? Hari ini kami akan pergi ke kota Delia,dan belum tau kapan akan kembali. Tapi, dokumen-dokumen yang harus segera di kirimkan itu belum selesai."

Rafis, mengangguk cepat,"bisa Tuan Leader,saya akan menyelesaikan dokumen tersebut." jawabnya dengan pasti.

Karena pekerjaan seperti mengurus dokumen dan keuangan yang menyangkut kediaman tidak hanya bisa di lakukan oleh,Leader. Rafis pun bisa menyelesaikannya. Kecuali rahasia penting antara Rain dan Leader sendiri,itu memang bukan bagian dari tugas,Rafis. Rafis, hanya bisa membantu jika itu bersangkutan dengan yang mereka akan kerjakan bersama.

Setelah mengatakan itu pada, Rafis. Leader kembali ke tempat kuda berada,dan ternyata Rain,sudah berdiri di samping kudanya.

"Sudah selesai,Tuan. Apakah kita akan berangkat sekarang?" Tanya Leader mendongakkan kepalanya menatap Rain sebentar, kemudian kembali menunduk.

Rain, mengangguk,"Ya. Kita berangkat sekarang!" Balasnya dengan suara datar.

Leader,tak lagi bertanya, dia langsung menarik kuda ke tempat yang terbuka. Rain,naik ke atas punggung kudanya,dan setelah Rain naik barulah Leader ikut naik ke atas panggung kudanya.Mereka melakukan perjalanan sebelum matahari terbit.

Rafis,Debra,Kiim,dan Gossean, menatap kepergian kedua orang itu. Setelah kepergian keduanya,mereka kembali masuk ke dalan kediaman,mengunci pintu pagar , setelah itu melakukan pekerjaan masing-masing.

•••

Waktu yang di nanti oleh Raeba sudah tiba. Gadis itu segera bersiap untuk menemui Zagra Narous di markasnya. Sedangkan Cintea Maglio dan Galena sudah kembali ke kedai makan setelah selesai sarapan pagi. Mereka hanya bertamu sebentar saja di kediaman,Raeba, karena ada pekerjaan yang harus di selesaikannya. Tidak mungkin meninggalkan Bibi Jema seorang diri untuk mengurus kedai,meski ada satu orang lagi yang bisa membantu Bibi Jema,tapi mereka pasti akan sangat kewalahan.

"Nona? Semua perlengkapan sudah berada dalam tas rajut ,ini."

Aya, meletakkan tas rajut milik Raeba di atas kursi rotan yang berada di pelataran rumah kediaman.

"Terima kasih,Aya. Jangan menungguku pulang, karena mungkin akan lebih lama dari biasanya." Ucap Raeba sebelum gadis itu menyambar tas rajut dan pergi keluar untuk menemui Zagra Narous.

"Baik,Nona Raeba." Lirih,Aya. Gadis itu melihat punggung Raeba yang semakin menjauh, setelah junjungannya tidak terlihat lagi,ia segera menutup pintu pagar,dan masuk kembali ke kediaman.

Di perjalanan yang masih temaram Raeba mengacu kudanya dalam kecepatan sedang, berjaga-jaga dari batu dan ranjau kayu yang bertebaran. Gadis bersurai blonde itu tidak mengambil jalanan yang biasa di lalui para penduduk,ia lebih memilih jalanan setapak yang di tumbuhi oleh semak-semak liar.

Perjalanan menuju ke wilayah bagian Timur dimana markas Zagra Narous berada menghabiskan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari kediaman,Raeba. Agar gadis itu tidak terlambat ia berangkat lebih awal,dan sebelum mendatangi tempat pertemuan ia juga bisa berjalan-jalan sebentar di alun-alun kota Delia.

Dua orang Bandit menghadang jalannya,Raeba. Membuat gadis itu terjatuh dari atas punggung kuda karena kurang fokus saat melihat kedatangan kedua Bandit tersebut.

"Hei.. lihat? Bukankah Dia yang di maksud oleh Tuan kita?" Salah satu dari kedua Bandit itu mengeluarkan suara berat yang sangat menggangu indera pendengaran,Raeba.

"Benar, hanya dia yang menggunakan pakaian jubah bertudung selama kita berkeliaran di hutan ini." jawab temannya,memandang lamat ke arah Raeba yang sudah kembali berdiri di depan mereka.

"ENYAHLAH! AKU TIDAK PUNYA URUSAN DENGAN KALIAN!" Sentak Raeba datar dan dingin.

Pengganggu seperti ini yang membuat Raeba malas untuk banyak basa-basi terlebih dahulu, mereka seakan mendapatkan mangsa yang di carinya,namun nyatanya mereka salah orang.

"Hei,apa kau mendengar Dia berbicara?"

"Tentu saja. Ternyata dia seorang perempuan."

"Tangkap!"

Kedua Bandit itu menyerang Raeba dengan kapaknya, mereka mengepung langkah Raeba meskipun hanya depan dan belakang. Raeba mengubah posisi kuda-kudanya, saat Bandit itu menyerang secara bersamaan,ia melompat dan menendang punggung dari salah satunya.

Satu orang jatuh tersungkur dengan hidung yang menghantam ke tanah lebih dulu. Keterkejutan temannya yang satunya lagi, hingga dia mundur satu langkah ke belakang.

"KAU!!"Geramnya,sambil melayangkan kapak panjang itu ke arah Raeba yang berdiri dengan santai.

Dengan mudah gadis itu menangkisnya dan melayangkan tinjunya di hidung Bandit hitam gosong tersebut.

Buk!!

Seperti suara nangka matang jatuh dari pohonnya,Bandit itu tergeletak dengan dadanya yang sesak, karena hantaman,Raeba.

"SUDAH AKU KATAKAN KEPADA KALIAN,JIKA AKU TIDAK PUNYA URUSAN DENGAN KALIAN BERDUA!"

Raeba, memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarungnya. Menaiki kuda dan kembali melanjutkan perjalanan.

1
🇮🇩🍁ꪶꫝFAIZ 𝓐𝔂⃝❥❣️🤎
Sungguh cerita yang menegangkan, aq sampai ikut kuatir Raeba ketahuan
🦋Karlin🍂🦋: Tenang kak, Raeba,sudah bersembunyi dengan aman🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!