Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tetaplah bersama
Suryo menatap putri keduanya itu dengan tatapan teduh, meski sesekali laki laki itu menghela nafas yang pelan sekali.
Laras tampak lebih baik sekarang, di banding saat pertama kali ia memutuskan untuk menikah dengan Pramudya.
Pipinya ranum, tentu saja lebih gemuk karena Laras sedang hamil.
Sorot matanya pun lebih hidup, Laras tampak begitu senang saat menceritakan bagaimana bayi kembar dalam perutnya aktif bergerak gerak pada ibunya.
" Apakah memang begitu Bu? Apa aku juga dulu menendang nendang perut ibu?" tanya Laras sembari memegangi perutnya.
" tentu saja, semua bayi begitu ras.." jawab ibunya tersenyum penuh arti.
Lama Suryo mendengarkan perbincangan antara istrinya dan putri keduanya itu,
Lama pula Suryo mengawasi perubahan perubahan emosi yang ada pada putrinya.
" Ras..." panggil Suryo akhirnya, memutus pembicaraan antara Laras dan ibunya.
" boleh ayah bertanya?"
" boleh yah.." jawab Laras menatap ayahnya.
" Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Suryo hati hati,
" baik yah.. Kenapa?"
" apa.. Pram memperlakukanmu dengan baik?"
Laras terdiam sesaat, raut wajahnya berubah,
" tanpa Laras menjawabpun ayah pasti tau.." jawab Laras akhirnya.
" Ayah tau benar, tapi ayah ingin mendengarnya darimu.."
Laras lagi lagi diam,
" Mari bicara dari hati ke hati dengan ayah ras..
Agar ayah tau apa yang kau rasakan..
Kau bukan remaja lagi ras..
Kau sebentar lagi akan menjadi seorang ibu..
Bahkan ibu dari dua orang anak sekaligus..
Katakan pada ayah ras..?
Apa kau tega meninggalkan mereka?"
Laras membisu, wajahnya terlihat kaget dengan pertanyaan ayahnya.
" ayahmu bertanya karena resah.. Mana ada kakek yang tega melihat cucunya hidup tanpa kasih sayang ibunya.." ibu Laras ikut bicara.
Laras tertunduk sekarang,
" ras.. Apa yang kau rasakan pada Elang itu benar benar rasa cinta?
Dan jika itu memang rasa cinta,
Apakah pantas kau korbankan darah dagingmu demi rasa cintamu itu?
Usia mu dan Elang bahkan masih begitu muda,
Elang akan menjadi sosok yang berbeda beberapa tahun lagi, dan kau belum tau apa yang akan berubah..
Sejak dulu aku mengenal Pram, aku juga ikut mendidiknya,
Dia bahkan lebih banyak berbicara padaku dari pada dengan papanya.."
" papa mau bilang apa sebenarnya?" Laras memotong kalimat papanya.
" Baiklah...
Papa ingin kau berpikir ulang, tentang keputusanmu setelah melahirkan anak anakmu,
Papa berharap kau tetap bersama Pram,
berumah tangga dengan baik, dan membesarkan anak anak kalian berdua.." Suryo terlihat berharap putrinya itu akan mengerti apa maksud dan keinginannya.
Laras lagi lagi diam, ia mengalihkan pandangannya dari kedua orang tuanya.
Terlihat keresahan yang luar biasa di mata Laras, perempuan itu langsung memegang perutnya, seakan takut kehilangan sesuatu.
" Apa yang kau rasakan ras..katakan pada ayah..?" tanya Suryo,
" ayah akan maju jika Elang mengamuk, ayah akan berdiri di depan untuk melindungi mu dan Pram..
Semua sudah seperti ini,
Ayah tidak bisa tetap patuh pada pak Cokro dengan memisahkanmu dan anakmu.
Kau tau benar, kasih sayang pak Cokro pada Pramudya dan Elang sangat berbeda,
Meski dari luar tampak Pram yang akan menguasai segalanya, namun Pram hanyalah sebuah robot yang bertugas untuk menjaga kekuasaan papanya.
Pramudya sungguh tidak punya kendali dan daya untuk menentang papanya.
berbeda dengan Elang, meskipun ia tidak tertarik dengan bisnis dan lebih memilih masuk militer, tapi Elang punya pengaruh yang besar dalam setiap keputusan pak Cokro.
Semua keinginan Elang selalu di wujudkan tanpa susah payah.
Kau harus paham, bagaimana keluarga Cokro hidup dan memperlakukan keluarganya.
Jika kau memang memilih untuk bertahan dengan Pram,
ayah akan membantu kalian,
Meski kekuatan ayah tidak sebesar pak Cokro, tapi ayah mampu membantu kehidupan kalian.."
" maksud ayah dengan kehidupan kami?" Laras menatap ayahnya,
Suryo menghela nafas berat,
" pak Cokro menginginkanmu untuk kembali bersama Elang,
itu berarti anak anakmu kelak akan menjadi keponakanmu,
Memanggilmu tante,
Dan ayah juga ibumu harus menahan diri untuk tidak terlalu dekat dengan cucu kamu sendiri.
Membayangkan itu saja sudah sesak Laras..
hati nurani ayah menentang keras..
Ayah juga Ingin anak anak itu mempunyai keluarga yang utuh,
Hidup bersama papa dan mamanya,
Bebas memanggilku kakek dan ibumu nenek..
dengarkan ayah Laras..
Pramudya adalah laki laki yang bertanggung jawab,
Jangan takut untuk hidup dengannya,
Dia akan mengusahakan apapun untukmu dan anak anakmu..
Ayah akan mendukung kalian.." ujar Suryo.
Laras mengalihkan pandangannya pada kakak perempuannya yang berdiri tidak jauh dari ayahnya, Yuniar.
Yuniar menggeleng pelan,
Melihat gelengan yuniar Laras kembali tertunduk.
" Elang akan pulang, meski sebentar.. Dia pasti mencariku seperti orang gila yah, karena aku tidak pernah menghubunginya selama ini.." suara Laras pelan.
" apalagi kalau dia sampai tau aku hamil dengan mas Pram, bahkan sudah menikah dengan mas Pram..
ini semua terlalu berat untuk Laras yah,
meski awalnya Laras benci dengan keadaan ini, kehamilan Laras..
Namun hati Laras mulai goyah,
yang di perut Laras adalah darah daging Laras,
Laras juga ingin bersama mereka yah,
Laras ingin belajar menjadi ibu meski dengan usia Laras yang masih begitu muda..
Apalagi mas Pram,
Dia sungguh tidak menuntut apapun dari Laras,
Dia bahkan berkata akan menjadi ayah dan ibu bagi anak anak..
Dan Laras harus meneruskan pendidikan setelah melahirkan..".
Suryo bertukar pandang dengan istrinya,
" benar yang di katakan Pram, kau harus sekolah lagi setelah melahirkan,
Tapi kau tidak harus meninggalkan anak anakmu,
Kau bisa tetap melihat mereka setiap hari..
jadi, tetaplah bersama Pram ras.." ujar ibu Laras,
" cinta seiring waktu bisa tumbuh ras..
Percayalah pada ibu.." imbuh ibu Laras.
Laras lagi lagi menatap yuniar,
" kenapa kau terus menatap mbak mu ras? Apa kalian telah membicarakan sesuatu?
Atau ada yang kalian sembunyikan?" tanya ibu laras.
" Tidak Bu, Laras hanya menatap Yuni karena bimbang,
Laras tentunya di kuasai kebingungan dan keresahan.." sahut Yuni.
" ayah tidak akan mentolelir jika kalian mengambil keputusan di luar persetujuan ayah.. " ucap Suryo tiba tiba, membuat Laras dan Yuni tertunduk diam.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini