Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galang Sudah Ketemu Melvi
"Gimana Aira?"
Aira menatap Galang.
"Saya nggak bisa."
"Kenapa?"
"Pernikahan bersifat sakral. Kenapa harus ada persetujuan seperti ini Mas Galang? saya memang sakit hati dengan pengkhianatan Mas Adrian, tetapi untuk balas rasa sakit hati ini lewat pernikahan, saya tidak kepikiran sampai kesana. Jadi.. Maaf, saya sepertinya gak bisa terima ini. Saya akui saya memang sedang putus asa, tetapi saya nggak akan nikah dengan sembarang lelaki hanya karena balas dendam."
Sembarang lelaki?
Jawaban Aira membuat Galang kehilangan kata-kata. Kalimat terakhir Aira seperti kumpulan pisau yang menghujam tepat ke jantungnya. Serasa wanita itu sedang mengatai Galang lelaki sembarangan. Seumur-umur, Galang belum pernah mendapat penolakan yang membuatnya bingung harus bereaksi apa.
"Sembarang lelaki?"
"Maaf Mas Galang, maksudnya asal menikah karena bukan keinginan untuk menikah." Jawaban Aira menerbitkan senyum tipis di bibir Galang.
"Baiklah kalau begitu, memang kamu sepertinya ingin kembali pada Adrian."
"Nggak git--"
"Dilihat dari tekad Adrian yang rela apapun demi bisa kembali pada cincah nya, gak menutup kemungkinan dia bakal ngelakuin hal gegabah lain yang bisa ehem, nyatu lagi. Kamu juga sepertinya cincah mati sama dia."
"Bukan begit--"
"Pulung, simpan kembali berkas perjanjian, dan juga simpan kembali bukti pergulatan Adrian dengan Melvi yang sangat panaaaas itu. Semoga kamu dan Adrian bisa bahagia jika memang dipersatukan kembali oleh CINCAH."
"Tidak--"
"Saya masih punya kesibukan lain setelah ini. Saya yakin kamu pun juga sama. Pengambilan keputusan memang gak bagus terburu-buru. Ini kartu nama saya jika kamu mau berubah pikiran. Nggak usah ragu dan malu hubungi saya."
"Tunggu Mas---"
Galang mengangkat alis, apakah Aira sudah terpengaruh? "Ada apa?"
"Cincah itu apa?"
Pulung menahan tawa. Dia kira Bosnya diberhentikan karena sudah berubah pikiran. Tetapi jujur saja, Pulung baru menyaksikan Galang nggak bisa dapat yang dia mau.
"Cinta." Singkat, cukup membuat Aira tersenyum kecil. Galang urung pergi karena senyuman itu, sekaligus menunggu kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Aira setelah cewek itu tahu kosakata Galang.
"Se-skeptis-skeptisnya saya sama cinta, nggak kepikiran ganti cinta jadi cincah." Begitu kata Aira yang hanya ditanggapi Galang dengan menaikkan alis.
"Mas Galang, boleh saya minta sesuatu?"
"Minta apa?"
"Tolong tinggalkan surat perjanjian itu pada saya?"
"Kamu setuju?"
"Saya hanya mau membacanya di lain waktu."
Benar juga apa yang dikatakan Mas Galang kalau Mas Adrian pasti berusaha menggangguku. Aku akan terima ini kalau Mas Adrian sudah kelewatan dan aku gak bisa menghentikannya. Tapi sebelumnya aku baca dulu surat ini dan aku revisi yang sekiranya bukan jalan yang benar.
...***...
Sedangkan di lain tempat, Melvi uring-uringan surat gugatan cerai dari Galang sudah sampai ke tangannya. Dia gak nyangka banget, lagi senang-senang di rumah orang tua tau-tau ternyata galang nyuruh pergi dari rumah karena mau menceraikannya. Ya..meskipun pembangunan rumah benar adanya, tapi alasan sesungguhnya Galang sudah terkuak.
"Ini gak bisa dibiarin. Masa aku diceraikan Mas Galang tiba-tiba. Memang apa salahku?"
"Kamu gimana si Mel?! katanya tinggal disini sementara waktu karena rumahmu sedang direnovasi menjadi gedongan. Lha ini apa? kamu malah dicerai." Ibunya Melvi menyambar.
"Aku juga gak tahu bu."
"Ini gak bisa dibiarin. Masa gak ada sabab-musabab kamu dicerai to. Pokoknya gapapa deh cerai, asal ada harta gono gininya." Bapaknya Melvi juga ikutan.
"Bener juga apa kata bapak. Kamu sebenarnya berantem masalah apa si Mel?"
"Aduh udah Bu, mending kalian diam aja deh."
Melvi kerepotan berkutat sama hp mau telepon Galang. Tapi sebelum telepon tersambung, Galang sudah datang ke hadapan mereka.
"Mas Galang.. Mas.. kamu darimana aja Mas? dan ini apa? (ngangkat kertas gugatan cerai) kamu lagi nggak ngeprank aku kan?"
"Itu betulan alias nggak ngeprank. Sekalian saya disini mau menyampaikan satu hal sama bapak, bahwa saya memulangkan kamu kepadanya. Saya talak tiga kamu wahai Melvira binti Tarjo."
Melvi ternganga, menyugar poninya yang membahana seperti gulungan ombak.
"Atas dasar apa kamu menceraikan aku Mas?"
"Atas dasar kamu selingkuh sama suami teman kamu sendiri, si Adrian."
"Iiiih, memang kamu punya bukti apa Mas sampai menuduh aku kejam seperti itu?" Melvi menaikkan tensi darah Galang.
"Iya kamu main nuduh saja Galang. Asal kamu tahu, keturunan ku tidak ada yang berbuat seperti itu. Kita ini keluarga terpandang yang selalu menjaga harkat dan martabat keluarga. Harga diri nomor satu!" Ayah melvi berang Galang main tuduh anaknya selingkuh.
"Bapak mau lihat buktinya? ayo Pak kita nonton bareng ngopi. Ini saya datang nggak disuguhin minum atau apa kek gitu?"
"Semprul!"
"Hei Galang sontoloyo yang sudah main fitnah anak saya. Cerai ya cerai saja jangan segala minta dijamu di sini. Lagian kamu juga mandul nggak bisa ngehamilin Melvi. Kami nggak nyesel kamu mundur dari menantu keluarga kami, karena masih banyak laki-laki ganteng dan mapan yang tentunya bisa kasih keturunan."
"Merekanya pada mau nggak sama anak ibu?"
Semakin berisik saja caci makian keluarga Melvi terhadap Galang sampai-sampai pertanyaan Melvi bukti perselingkuhan belum terjabarkan lantaran Galang yang terus meladeni omongan sampah mantan mertuanya.
"STOP!"
Melvi berteriak menghentikan keributan.
"Mas, ku mohon jangan kelewatan bercandanya. Ini nggak benar kan?"
"Nggak benar dari mana?! Emangnya gua pernah main-main sama omongan." Galang sudah kelepasan. Sebodo amat bahasanya mau gimana, yang penting dia nggak berurusan lagi sama keluarga toxic ini.
Lama-lama bukti pun dibeberkan Galang, dan Melvi beserta keluarga keluarga terdiam berwajah pias. Tapi nggak lama emaknya Melvi kembali memberikan pendapatan.
"Ya wajar to Melvi sampai begini. Wong kamunya jarang di rumah, kerjaan gak jelas, tampang juga masih kalah sama Bary Prima waktu masih muda. Kalau Melvi selingkuh itu pasti kesalahan kamu yang udah bikin dia mencari kebahagiaan di orang lain. Harusnya kamu yang intropeksi diri Galang."
Busyet dah!! jadi ngerti kena mamake gak setuju banget besanan sama keluarga ini. Baru tahu gua sekarang, padahal setiap bulan gua kasih jatah duit buat mereka.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️