NovelToon NovelToon
Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Raja Tentara/Dewa Perang / Roh Supernatural / Kultivasi Modern
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Author GG

Singgasanaku dibuat dari indung mutiara yang dibentuk menyerupai jalinan akar pohon.

Aku menyebutnya rumah, yang lain mengatakan ini penjara. Walau demikian penjaraku dibuat seindah tempat tinggal para dewa, mungkin karena ibu berharap putranya adalah dewa dan bukannya iblis.

Tidak ada pilar atau ruangan-ruangan lain. Hanya ada pohon tunggal yang tumbuh kokoh di halaman singgasanaku. Pohon yang menjadi sumber kehidupanku, kini semakin kehilangan kecemerlangannya. Saat pohon itu meredup lalu padam, aku juga akan sirna.

Sebelum aku menghilang dan dilupakan, akan kuceritakan masa singkat petualanganku sebagai iblis yang menyamar jadi manusia atau barangkali iblis yang berusaha menjadi dewa hingga aku berakhir didalam penjara ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author GG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hantu Gilda

"Baiklah Hyura, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Rupanya kami tidak pula melakukan apa-apa selain aku memandangi hewan kuning itu sampai pertengahan malam. Apa yang harus kulakukan padanya, apakah ide bagus membiarkannya berkeliaran begitu saja di kamarku? Atau membiarkannya memandangiku saat aku tidur?

"Hyura, jangan salah sangka, aku tidak bermaksud mengusirmu dari kamarku yang sangat kau sukai, tapi aku tidak cukup yakin bisa merawatmu lebih baik ketimbang Ka-Lam. Tidakkah kau ingin kembali ke kamarmu?"

"Oh, ya sudah."

Kubilang padanya, aku akan segera kembali. Sepertinya aku harus mencari Ka-lam untuk meminta sedikit petunjuk atau mengambil kandang Hyura, tapi yang mana kamarnya?

Gilda dalam keadaan sunyi, beberapa bangunan menyala, memancarkan kehidupan, disisi lain terlalu gelap. Burung mengepak, keluar dari pepohonan terbang ke langit. Malam ini bulan sabit menaungi gilda.

Hyura bukan satu-satunya alasan aku keluar, ada hal yang membuatku gelisah, angin membisikkan sesuatu yang tidak kupahami. Kakiku bergerak lebih dulu begitu terdengar gelak tawa dan dengung percakapan dikejauhan.

Sudah selarut ini, siapa?

Ini memanglah gilda yang mana anggota bebas keluar masuk dan barang kali mereka adalah anggota juga tapi instingku mengatakan lain, aku bergerak dikegelapan.

Sekelompok orang telah memasuki gilda dan tidak ada tanda-tanda bahwa satupun terlihat seperti anggota baik-baik. Aku mendarat di hadapan mereka. Orang yang berjalan paling depan merentangkan tangan, mengisyaratkan pada yang lainnya untuk berhenti.

Ada enam pria, yang satu tampak digelayuti dua gadis, dari tampangnya dia mewakili pria bajingan. Sepertinya orang ini pemimpinnya. Kecongkakkan terpampang jelas sekali di wajahnya.

Aku memikirkan Phoenix dan mungkin ada beberapa gadis lain yang tidur di gilda. Aku tidak mengerti kenapa Phoenix tidak memasang penjagaan ketat di pintu, apakah dia tidak pernah memikirkan ancaman semacam ini?

"Kami tidak menerima pengunjung di jam seperti ini," kataku. "Atau bisa perlihatkan kartu anggota kalian tuan-tuan?"

Orang yang tadi merentangkan tangan mendengus. "Kau tidak membiarkan kami lewat?"

"Sayang sekali, kau benar."

"Sialan! Anak iblis, minggir!"

"Tidak!"

Satu dari mereka hilang kesabaran dan menyerang ke arahku, melancarkan serangan yang amat payah, kupelintir lengannya lalu kujitak kepalanya dengan buku-buku jariku. Dia jatuh ke belakang, yang lainnya buru-buru membantunya berdiri.

Aku berlagak mengaduh sambil mengibaskan tanganku. "Sialan, kepalamu sangat keras."

Yang lainnya maju lagi, aku berputar untuk menendang, ujung sepatuku mengenai dagunya. Kendi arak terbang melayang dan segera saja kutangkap.

"Lihat, wah apakah ini?" kugoyangkan isinya dan kuhirup. Aroma arak langsung menusuk hidungku, aku mengernyit. "Aih, apa ini persembahan untukku, eh?"

Mereka menanggapiku dengan menggertakan gigi.

"Aku tidak menerima persembahan seperti ini." Aku menjauhkan kendi itu dari hidungku. "Sudah seratus tahun aku benci arak dan kalian mecoba membawanya ke hadapanku? Amat tidak sopan. Coba kalian bawa manisan kumquat yang sangat disukai istriku."

Salah satu dari mereka berkata, "Beraninya, siapa kau?"

"Siapa aku? Kalian tidak tahu siapa aku heh? Yak, aku hantu di wilayah sini, tidak kah kalian gemetar karena telah berani-beraninya mengusik jiwaku? Jiwaku yang penasaran. Jiwaku yang tidak bisa pergi ke akhirat. Jiwaku senantiasa terikat di sini bersama bunga magnolia kesayangan istriku..."

Aku berdiri menunggu, "Dengarlah wahai tuan-tuan dan nona-nona! Ini adalah kisah seorang pemuda yang tidak dikenal yaitu... Aku!"

Mereka saling bertukar pandang. Mereka tampak skeptis namun penasaran. Aku melanjutkan dengan memasang ekspresi yang berlebihan.

"Aku datang dari desa kecil dengan impian besar! Mimpiku adalah menikahi wanita tercantik di negeri ini. Tapi lihatlah nasibku. Aku hanyalah pemuda miskin yang senantiasa mencuri roti untuk bertahan hidup."

Salah satu dari mereka mengejek. "Kenapa tidak cari pekerjaan saja."

Aku tidak terpengaruh. Kulanjutkan bualanku, mengatur nada suaraku seolah aku sampai di momen paling penting.

"Untungnya aku begitu tampan. Wanita itu terpikat dan mau menikah dan hidup susah denganku yang miskin. Setiap hari kami menjalani kehidupan yang bahagia. Setiap pagi istriku pulang dari pekerjaannya sebagai penari, dan aku selalu menyambutnya dengan penuh cinta di depan gubuk kami yang jelek, namun aku selalu kesal ketika dia tidak membawakanku arak."

"Suatu ketika istriku yang amat cantik tidak pulang... tahukah tuan-tuan sekalian kenapa?" Aku melangkah mendekat mencari-cari jawaban di antara sorot mata mereka yang mulai memasang kembali kewaspadaannya terhadapku.

"Dia pergi dengan pria kaya terhormat setelah memberiku teh... Ah bukan, bukan teh, itu racun, benar sekali, istriku meracuniku."

Aku selesai bercerita. "Bagaimana? Bukankah kisahku begitu tragis dan menyedihkan?"

"Kakak, apa yang harus kita lakukan padanya?"

Orang yang dimaksud mengibaskan tangan. "Habisi pembual ini."

"Nah, sudah habis," kataku, begitu tidak ada yang sanggup lagi berdiri melawanku. Tadi mereka menyerangku keroyokan, tidak butuh waktu lama untuk menumbangkan para pemabuk ini.

Kini tinggal menyisakan dua gadis dan si bajingan yang tadi dipanggil kakak.

"Silahkan yang berikutnya."

"Kurang ajar!" Dia menarik sebilah pedang.

"Apa menurutmu itu adil, heh?" Aku berdecak. "Lihatlah kau membawa benda tajam. Kalau begitu biarkan aku memilih senjataku juga."

"Jangan habisi dia, aku menginginkannya."

"Tutup mulutmu wanita, kau bersamaku malam ini."

"Bagaimana ya, tuan hantu itu lebih tampan daripada kau. Meskipun tuan itu agak gila."

Kini kuselipkan ranting ceri yang tadi jadi senjata di angkinku.

"Kan sudah kuperingatkan jangan mengusik hantu wilayah sini."

Dia bangkit sambil memegangi dada, meludah dan menatapku dengan berang. Dua orang pria yang sudah pulih membantunya berdiri, ketika ketiga pria dan satu wanita itu terburu-buru meninggalkan gilda Phoenix, aku tidak berselera mengejarnya.

"Apa yang harus kulakukan pada kalian, heh?" Aku memandangi tiga perusuh yang tidak sanggup kabur karena pingsan.

Nona ini juga tampaknya tidak baik-baik saja.

"Lihat mereka meninggalkanmu," kataku. "Ayo," aku berusaha membantunya berdiri.

"Kenapa kau tidak temani aku saja?" ocehnya. Dia menarik ikatan tali pakaian luarnya hingga sedikit melorot dan memperlihatkan bahunya. Gambaran wanita di buku Gairah Cinta Sang Kaisar milik si gadis liar. "Bagaimana bisa kau lebih berkilau daripada bulan di atas sana."

"Kau mabuk, sebaiknya istirahat. Aku akan pinjamkan kamarku."

Aku membimbingnya menuju kamarku, dia nyaris oleng ke kolam koi, aku menangkapnya sebelum ia jatuh tercebur.

"Hati-hati," kataku.

Aku mengikat para pria tapi aku tidak sampai hati membiarkan perempuan tidur di luar apalagi membiarkan nona ini bersama tiga berandalan pemabuk itu.

Aku membawanya ke tempat tidurku dan dia melirik buku yang tergeletak disana. "Bukankah kau menginginkanya?"

Kukibaskan lengan untuk menyingkirkan buku itu dari pandangannya sampai buku tersebut jatuh dan tersembunyi. Dia tersenyum dan menarikku lebih dekat, mencengkram pakaianku.

"Kau sudah baca bukunya? Kenapa tidak kita wujudkan seperti apa yang dikatakan buku? Pasti menyenangkan."

"Kau jangan sampai hilang akal, nona."

"Ada begitu banyak dewa, apakah kau salah satunya?"

"Aku akan ambilkan minum."

"Tidak, aku tidak butuh minum, aku..."

Dia menjerit dan melepaskanku. "Iw, singkirkan hewan itu dariku."

"Hyura!"

Hyura melecut-lecutkan ekornya, memandang gadis yang kini telah menaikan kedua kakinya di atas ranjang.

"Ayo, Hyura, kita biarkan nona itu beristirahat."

Hyura merayap ke kakiku sampai menemukan posisi yang pas di bahuku. Aku mengelusnya dan keluar kamar.

Diam diam aku berbisik pada Hyura, mengucapkan terimakasih karena kedatangannya aku terbebas dari nona itu.

"Hyura, sekarang aku tidak ada kamar, apa kau mau kembali ke Lam? Sepertinya aku akan pergi saja ke atap. Eh, apa? Apa kau mau ikut denganku? Baiklah, pegangan yang erat."

Aku melesat, dan mendarat di atap. Malam ini aku harus berjaga dari sini sampai Phoenix memasang keamanan di gerbang, siapa tahu mereka kembali untuk membebaskan kawan-kawannya. Aku memilih bangunan yang tepat mengarah ke pintu gerbang gilda Phoenix tanpa terhalang apapun.

"Apa? Kau namakan ini kencan?" kataku pada Hyura. "Yah, bukankah diatas sini sangat romantis."

1
F.T Zira
masih pov 1👏👏
F.T Zira
salam perkenalan..
masih nyimak
💫0m@~ga0eL🔱
hadir, slm perkenalan 🌹
Author GG: terimakasih, kak ❤️
total 1 replies
miilieaa
cambuk ke 48 , nggak bisa dibayangkan /Sob/
miilieaa: sudah nato semua pastiii
Author GG: pedih kk Milea /Silent/
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
kak aku mampir nih
Author GG: makasih, kak Wid ... 🫡
total 1 replies
Houtaru_kun
cerita kayak wuxia2 gini emang identik sama kantong uang, macem to liong to atau pendekar rajawali 😄 gege kuat juga ya bahkan senjata aja gak bisa membunuhnya, dan pistol di jaman ini pun palingan panah, soalnya senjata paling kuat yg aku tau itu pistol, apa pistol juga gak berarti ya buat gege kalo seandainya ada pistol hehehe.. apakah gege akan mendapat uang itu?? lanjuttkan!!! 😊👍
Houtaru_kun: iya kak soalnya kan bukan novel tema game online atau system juga hehehe 🤭 wah bagus kak kalo dapet ide 👍

mungkin. dan mungkin aja yg nerjemahinnya pake google translet 😄
Author GG: tapi bisa kyknya pakai e wallet cuman nanti certanya kyk sistem game online 😆 serius dari komenan ini malah dapat ide weh, .. 👌

kalau dapat dari googl biasanya berantakan gak enak bacanya, mklum gratisan kali yak.
total 4 replies
Houtaru_kun
kata2nya gak monoton, kursus nulis dimana kak? hehe 🤭 mantap!!! 👍 aku aja nulis cerita masih kurang kosakata hehehe 😄 erlang itu jadi ngingetin aku sama dewa erlang, dan ya erlang disini sama gagahnya dgn dewa erlang 😉 ehh malah lebih peduli sama ayam, maen sama ayam hehehehe 🤭 lanjuttt kak!!!! 😊👍
Author GG: siapp 🤗
Houtaru_kun: ok sip kak 😊👍 menunggu adegan seriusnya hehe 😉
total 3 replies
miilieaa
ayam jengger merah itu jago kah thor?
Author GG: sebenernya yg betina juga ada jengger merahnya 😂 itu cuma ngikutin karakter MC yg memang rada begitulah ...
total 1 replies
Houtaru_kun
kakak mendeskripsikan cerita ini dengan sangat baik 😊👍 piti kalo di padang itu artinya duit 🤭 mantap kak!!! suasana timurnya berasa, keren!!! 😉
Houtaru_kun: oohh hehehe, kebetulan tak terduga kak 🤭
Author GG: weh kebetulan yang pas, piti padahal singkatan dari point dari sana inspirasinya /Facepalm/ tapi maksudnya memang alat pembayaran 😄
total 2 replies
Houtaru_kun
wah keren juga ini, serasa baca novel2 silat kayak novelnya khoo ping ho.. 🤩 kukasih hadiah kak 😊👍
Houtaru_kun: iya kak. semangat nulisnya 😉
Author GG: Wah hehe makasih sudah intip-intip ... /Hey/
total 2 replies
AnakBalita
Niken 14 tahun masih sangat polos saat itu, sekarang ia sudah berumur 18 tahun hahaha
Author GG: iyakk...
total 1 replies
AnakBalita
Elis, Zahwa, Niken... nama-nama pengguna nt tahun 2020-an ya? Kau masih mengingatnya dengan baik
Author GG: Tata juga pasti salah satu orang dari masa lalu, hayo siapa ini eh ...
AnakBalita: Hanya seorang anak Balita hehe
total 3 replies
Aulia Nur
makasih kak ♥️
Author GG: Terimakasih kembali kak Aulia /Hey/
total 1 replies
Author GG
Kira-kira gambarnya mirip buatan aa drawing /Shame/
Ahmad Rezky
siapa penguntit nya
miilieaa
banyak penguntit nya yaa thor
Author GG: iya, betul kak Milea ...
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
mampir dikarya ku jg yah thor. tinggalkan jejek dicoment yah. tq
Author GG: Siap kak Wida, terimakasih sudah mampir ...
total 1 replies
Hani
Semangat berkarya Thor
Hani
semangat author
Hani: sama sama
Author GG: Makasih kak Hani /Rose/
total 2 replies
anggita
👍👍👌👌🔥.,
Author GG: Makasih jempolnya, kakak Anggit ...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!