Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.
Prolog...
Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.
Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.
Dan, matilah aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Misteri Dibalik Hilangnya Naya. 8
"Pak Jatmiko tersangkanya?" tanya Lenny Anggraini ketika kami berkumpul di rumahku.
"Ya. Kamu percaya itu Len?" tanyaku.
"Tidak lah. Dia orangnya baik, sering mampir ke Warung Mie pangsit ku. Sering bawain oleh oleh juga. Dan dia sangat baik dalam berbicara. Apa lagi, setelah tahu kalau aku anak yatim piatu, dia semakin sering membayar Mie ku dengan uang lebih."
"Aku kurang tau tentang dia." kata Angga. "Memang sih, beberapa Minggu yang lalu kami pernah saling bertegur sapa. Tapi, aku tidak mengenalnya sebaik kalian."
"Aku bahkan tidak pernah ketemu dia sama sekali." sambung Dika.
Semakin lama arah pembicaraan ini semakin ngaco. Lha kenapa? Soalnya Udin berkata begini. "Jangan jangan. Sosok wanita yang aku lihat di rumah itu beberapa Minggu yang lalu, itu arwah Naya?"
"Ngawur!" sahutku. "Naya dia di perkirakan meninggal baru lima hari yang lalu."
"Kalau begitu, dia masih hidup saat itu, dan sering menampakkan diri?"
"Din, omonganmu ga jelas banget." kata Lenny. "Tapi, ini penilaian ku dari apa yang aku dengar dari kalian ya. Sosok hitam yang sering kalian lihat, itu pelakunya, dan Naya yang sering terlihat di rumah itu, sebenarnya dia sedang mencari pertolongan."
"Jadi? Menurutmu memang bukan Pak Jatmiko pelakunya?" tanyaku.
"Kan di video yang di rekaman oleh Angga terlihat jelas. Kalau ada bayangan seseorang selain kalian waktu beres beres rumah itu."
Setelah mendengar pendapat atau deduksi Lenny, kami terdiam cukup lama, sampai kami akhirnya di kejutkan oleh ketukan pintu.
"Assalamualaikum."
"Waalikumsalam. Eh, Levi. Kok tumben sekali kamu mampir ke rumahku." aku melihat Levi di ambang pintu rumahku. "Sini, masuk."
Dengan langkah ragu ragu, dia masuk ke dalam rumahku. "Permisi. Aku dengar kalian menemukan mayat di kali Gimun kan? Aku penasaran, jadi aku mampir ke sini setelah mencari kalian di mana mana."
Setelah dia aku persilahkan untuk duduk, aku mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi di kali Gimun. Mulai dari cerita Udin tentang kuntilanak, lalu explore ku di rumah itu dan di tutup dengan penemuan mayat hari ini.
Lalu, pembicaraan kami terulang lagi seperti tadi. Saling bertukar pendapat, dan saling menerka nerka, apakah benar Pak Jatmiko adalah tersangka atau dia hanya korban salah tangkap saja.
Aku dan Lenny Anggraini berencana pergi menjenguknya di Polsek karena kami berdua paling dekat dengan dia. Berhubung besok adalah hari Minggu, di putuskan besok kami akan langsung ke sana.
Nex
Malam harinya. Aku tidak bisa tidur, pikiranku melayang layang. Selalu kepikiran tentang kasus yang terjadi tadi pagi. Dan juga karena aku tinggal sendirian, di tambah melihat kondisi mayat yang tewas tidak wajar, itu membuatku semakin tidak nyaman malam hari ini.
"Huuu... Huuuu..."
"Oi? Siapa?" aku mendengar suara tangisan seseorang dari arah luar rumah. Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan menuju ruang tamu, lalu mengintip dari balik jendela.
"Huuu.... Huuuu..." suara itu kembali terdengar, sangat dekat. Tapi, tidak ada sosoknya.
"Halo? Siapa? Apakah kamu butuh bantuan? Apa yang terjadi?" Aku membuka pintu, dan keluar rumah untuk mencari sumber suara tangisan tadi.
Karena tidak ketemu juga setelah aku mencari di sekitar halaman rumah. Aku berjalan menuju warung kecil yang ada di bawah pohon rambutan. Dan tidak ada siapapun juga.
Tapi, suara tangisan itu masih saja terdengar. Semakin dekat, tapi, saat di dekati, suara itu berpindah tempat.
Ketika pandanganku tertuju ke rumahnya Udin, aku terkejut dengan penampakan ganjil yang aku lihat di jalan menuju kali Gimun. Ada sosok wanita berbaju putih, berambut hitam bergelombang, dan berkulit putih. Dia, sedang menangis sambil menatap ke arahku.
"Hei! Ada apa mbak?" Aku menghampiri dia. Tapi, dia malah berjalan menjauh dan menuju ke arah kali Gimun. "Oi! Tunggu!" Aku balik ke rumah untuk menutup dan mengunci pintu. Lalu, berlari menuju ke kali Gimun.
Sial! Aku kehilangan jejaknya! Dia sudah tidak terlihat lagi di mana mana! Aku sekarang berada di tepi kali Gimun sambil melihat ke sekeliling. Mencari wanita muda yang cantik tadi.
Ingatanku tentang sapi penasaran kembali teringat. Anehnya, aku sama sekali tidak merasakan takut seperti yang dulu. Karena sapi penasaran itu hanya muncul di depan mukaku sekali itu saja.
Heiii ngapain ngomongin sapi penasaran? Sosok tadi woi!!
Oh iya. Kok melebar kemana mana..
Ketika melamunkan sapi penasaran, suara tangisan wanita tadi kembali terdengar. Aku menoleh ke arah sumber suara itu.
Dari rumah Pak Jatmiko? Aku memperhatikan rumah itu. Ada police line berwarna kuning di pasang tepat dibawah pohon nangka raksasa tempat penemuan mayat Naya. Aku menoleh ke arah dahan dimana dia tergantung.
Buset!! Sosok wanita tadi sudah berdiri di atas sana!! Saat pandanganku tepat menatap ke matanya, dia langsung berjalan menuju rumah Pak Jatmiko. Dan masuk ke dalam rumah.
Oi, Gimana dia bisa masuk ke dalam rumah itu? Kan kuncinya aku bawa!!
Aku bawa?
Benar juga! Aku harus masuk ke dalam rumah itu dan menemui wanita tadi.
Waktu aku sudah berada di ujung tangga lantai dua. Sosok wanita tadi terlihat sedang berdiri sambil menatap ke arah kamarnya Naya. Saat dia sadar aku sudah berada di sana, dia langsung masuk ke dalam kamar Naya.
Aku mengejarnya. Dan.....
Saat aku masuk ke dalam kamar tidur Naya. Sosok wanita tadi sudah hilang entah kemana. Di sinilah aku tersadar kalau tadi bukan manusia. Sosok tadi adalah arwahnya Naya!!
Aku menyadari saat melihat salah satu sudut dinding kamar Naya. Ada sebuah foto yang tertempel di dinding. Itu terlewat dari pantauan ku beberapa kali saat meng explore tempat ini. Di dalam foto tersebut ada dua orang. Satu Pak Jatmiko dan satunya wanita muda yang aku ikuti!!