NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Kenalkan saya Bayu."ucap pria tampan itu.

"Hmm..."lirih Azura yang baru saja menyedot jus strawberry miliknya hingga tandas.

"Kok hmm, sih nama mu siapa nona manis."ucap bayu.

"Azura."balas Azura.

"Wow langit biru, namamu memang sesuai dengan keindahan wajah mu nona Azura."ucap pria bernama Bayu.

"Terimakasih saya tidak punya uang untuk membayar pujiannya."ucap Azura yang menyelipkan dua lembar uang berwarna merah untuk membayar makanan yang ia makan tersebut lalu beranjak dari duduknya.

"Tunggu kita mungkin bisa berteman."ucap bayu .

"Ah terimakasih tapi saya tidak tertarik."ucap Azura yang akhirnya pergi.

"Oh ayolah nona manis aku sangat menyukai mu."ucap Bayu.

"Tidak terimakasih."ucap Azura yang kini berlalu pergi.

Azura berjalan sedikit terburu-buru meskipun langkahnya sedikit diseret karena terasa sedikit ngilu di bagian pahanya itu.

Sampai saat dia tiba di samping mobil, lagi-lagi dia melihat kemesraan dua pasangan yang ternyata baru keluar dari dalam restaurant tersebut.

Amalia sepertinya sudah sangat dekat dengan keluarga Delon tidak seperti dirinya yang dulu selalu menolak untuk bertemu dengan mereka.

Azura pun buru-buru masuk kedalam mobil tersebut dan langsung menyalakan mesin mobilnya dan bergegas menuju pulang.

Azura tetap fokus pada jalanan seperti saat tadi dia berangkat, Azura tidak ingin kembali mengalami kecelakaan seperti dulu yang mengakibatkan dia hampir cacat.

Sampai saat dia tiba di rumah dia langsung memarkirkan mobilnya di garasi yang kini pintunya tertutup secara otomatis.

Azura masuk kedalam rumah dan merebahkan diri di sofa tempat biasa dia bersantai setelah melepas sepatu dan meletakkan tas miliknya.

Azura pun kembali memainkan ponselnya dia sedang melihat video kelincinya yang tengah berlarian kesana kemari hingga sang bibi harus berlarian mengejar nya.

"Mochi jangan nakal."ucap Azura yang kini berbicara sendiri.

Azura semakin merindukan kelinci kesayangannya itu, tapi dia tidak bisa berpergian jauh saat ini apalagi saat ini dia akan menghadapi banyak kegiatan yang akan banyak menguras waktu nya karena dia ingin segera lulus kuliah dan mencari kerja.

Ditambah lagi dia akan magang jadi mungkin akan sedikit kerepotan, Azura yang sudah lelah pun akhirnya tertidur pulas di sofa dengan video yang terus berputar secara otomatis.

Azura terjaga pukul empat sore, rencananya hari ini dia akan kembali menempati kamar yang ada di atas, karena dia sudah bisa berjalan dengan baik meskipun tetap harus berhati-hati.

Gadis cantik itu menatap ke sekeliling ruangan yang mulai gelap karena minimnya pencahayaan di sana , dia pun berjalan menyalahkan saklar lampu di tempat santai dan juga yang lainnya hingga ia sampai di lantai dua rumahnya dia pun langsung bergegas menuju kamar pribadinya.

Azura pun memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian karena dia berencana untuk makan malam di luar.

Azura sudah berendam selama lima belas menit untuk merilekskan otot tubuhnya yang terasa tegang, dia melihat bekas luka yang ada di paha dan sikut tangan nya yang selama ini selalu dirawat dengan salep khusus dan saat ini sudah mulai samar.

Azura pun bergegas bergegas membersihkan busa di tubuhnya sambil keramas, beruntunglah bekas luka di bagian kepala tertutupi oleh rambut meskipun dia juga selalu mengoleskan salep yang sama di sana.

Azura menatap wajah nya di cermin setelah selesai mandi dan berpakaian saat ini dia menggunakan dress hitam selutut yang memperlihatkan keindahan dari lekuk tubuhnya dengan tali spaghetti di atasnya.

Azura tampak anggun dengan menggulung rambut nya keatas sehingga leher jenjang nya itu terekspos, dia juga sudah menggunakan makeup tipis dan natural yang semakin memperlihatkan kecantikannya.

Dia meraih tas tangan dan memasukkan dompet juga handphone miliknya, gadis itu pun pergi meninggalkan rumah menuju sebuah tempat yang ingin dia tuju sebelum dia pergi ke restaurant.

Dan disinilah dia berada setelah satu jam mengemudi ditengah kepadatan lalulintas karena jam pulang kantor.

Azura pun memasuki pagar rumah yang terbuka otomatis karena sensor pagar itu masih berfungsi dengan baik.

Dia menatap rumah yang sudah lama ia tinggalkan meskipun sesekali dia akan mengecek kondisi rumah itu yang masih sangat terawat tersebut.

Seseorang menghampiri nya."Nona datang."ucap asisten rumah tangga yang sengaja dia tempatkan untuk merawat rumah tersebut meskipun tidak setiap hari tapi sepertinya wanita itu baru selesai bersihkan di rumah tiga lantai tersebut.

"Iya bie, ada yang ingin aku ambil."ucap Azura yang kini masuk diikuti oleh wanita paruh baya itu.

Semua perabotan itu masih berada di tempat yang sama dan masih sangat terawat, Azura menitikkan air mata saat melihat itu."Aku datang mam, Pah."ucap Azura.

Gadis cantik itu melangkah menuju lantai dua dimana kamar almarhum kedua orang tuanya berada, Azura semakin terisak, dan itulah alasannya kenapa dia lebih memilih untuk tinggal di luar sejak kejadian itu.

Azura melirik ke sekeliling kamar yang cukup luas tersebut dia kembali melihat bayangan kedua orang tuanya yang sudah tidak bernyawa lagi dengan mulut berbusa dan saling berhadapan.

Azura sampai hampir terduduk lemas di sana tapi dia berusaha untuk bangkit dan bergegas menuju dingin dimana disana terdapat sebuah foto pernikahan kedua orang tuanya itu.

Azura menggeser foto tersebut hingga sebuah pintu rahasia terbuka, Azura langsung masuk kedalam dan menghampiri brankas kecil milik sang papah dia membuka nya dan meraih sebuah kotak penyimpanan yang ada di dalam sana.

Ada beberapa perhiasan dan juga beberapa kartu ATM yang sampai saat ini masih bisa digunakan karena Azura sudah mengecek semua itu sebelum dia pergi.

Rencananya saat ini dia akan memindahkan semua uang itu kedalam akun bank milik nya, dan juga perhiasan itu semua dia bawa untuk digunakan olehnya.

Awalnya Azura tidak mau mengganggu barang peninggalan kedua orang tuanya, tapi jika terus disimpan di rumah yang tidak di huni itu dia sangat khawatir jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi seperti perampokan rumah kosong yang biasa terjadi.

Disana ada juga surat-surat berharga dari rumah dan juga mobil rencananya dia akan simpan semua itu di rumah barunya supaya aman.

Azura pun pergi menuju lantai tiga dengan membawa tas miliknya sang Mama yang berisi barang berharga yang tadi ia ambil.

Sesampainya di dalam kamar nya, Azura meraih pintu lemari pakaian dan mengambil beberapa baju yang ingin ia kenakan untuk sehari-hari seperti dulu, kali ini dia dibantu oleh asisten rumah itu, membereskan semuanya kedalam dua koper besar.

Tidak hanya pakaian, ada juga tas dan juga sepatu kesayangan nya dan aksesoris lainnya.

Setelah dipastikan semua kembali tertata rapi dan Azura kembali mengunci kedua kamar tersebut, Azura pun bergegas pergi bersamaan dengan wanita paruh baya yang kini pulang dengan hadiah yang Azura berikan.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Saat Azura keluar dari bank, dia kembali berpapasan dengan Diego yang sepertinya juga akan masuk kedalam.

Azura bersikap seolah tidak melihat pria itu, tapi kemudian tangan pria itu menghentikan langkahnya."Aku mungkin sudah membiarkan mu selama ini, tapi jangan pernah berfikir untuk berhubungan dengan pria lain. Katakan siapa pria yang tadi siang bersama mu di restaurant."ucap Diego.

Azura tidak menjawab atau pun melirik kearah Diego, dia hendak melanjutkan langkahnya tapi tangan kekar itu mencengkram erat pergelangan tangan Azura.

"Lepas tuan atau saya akan berteriak agar orang lain tau semuanya."ucap Azura yang kini mengancam tapi Diego tidak sedikitpun terlihat takut akan hal itu.

"Lakukan berteriak lah agar mereka semua tau bahwa kamu adalah seorang."

"Apa pel*cur maksudnya silahkan saja beritahu semua orang karena dengan begitu tuan juga akan mengalami masalah."ucap Azura yang seakan menantang.

"Babe, sudah lama aku mencarimu kamu kemana saja."ucap pria yang dulu menjadi penyebab utama dia mengalami kecelakaan.

"Berhenti memanggil istriku dengan sebutan itu atau kau akan aku hancurkan."ucap Diego.

Arga langsung membulatkan matanya saat melihat siapa yang kini berada di hadapannya."I istri."ucap Arga gelagapan.

"Honey kamu disini juga."ucap Leony yang baru saja tiba.

Genggaman tangan itu langsung terlepas, dan Azura melangkah pergi meninggalkan Diego yang kini mengepalkan tangannya meskipun sambil tersenyum pada istrinya itu.

"Oh jadi itu istri kedua anda."ucap Arga sambil tersenyum licik.

"Apa maksudnya honey?"tanya Leony yang melirik kearah wanita yang pergi tanpa dia tau siapa wanita itu.

"Jangan dengarkan dia, Ayudia tadi berpapasan dengan ku, dan kami saling menyapa tapi aku menyelamatkan dia dari pria hidung belang yang mengejar mahasiswi mu itu. Aku katakan jangan dekati dia dia istriku."ucap Diego .

"Ah aku kira apa?"ucap Leony sambil tersenyum manis.

"Ada perlu apa disini, bukankah uang bulanan sudah ku transfer ke rekening mu."ucap Diego.

"Aku hanya ingin mengecek kotak deposit ku."ucap Leony.

"Baiklah ayo aku temani sekalian aku mau transaksi."ucap Diego yang kini merangkul pinggang istrinya.

Sementara itu di tempat lain Azura yang diikuti oleh Arga terlihat sedang mengobrol entah apa yang dibicarakan yang jelas saat ini mereka terlihat serius.

"Babe kenapa kamu tidak menghubungi ku dan memberitahu aku bahwa kamu mengalami kecelakaan."ucap Arga yang terlihat sangat khawatir.

"Tuan Arga saya tidak mungkin melakukan hal itu jadi tolong mengertilah."ucap Azura.

"Babe aku sangat khawatir sama kamu."ucap Arga.

"Terimakasih atas kekhawatiran anda tuan saya mohon undur diri."ucap Azura yang kini hendak pergi.

"Temani aku makan babe please setelah itu kamu boleh pergi."ucap Arga.

"Saya juga mau pergi makan malam tapi ini belum masuk jam nya dan saya masih ada kepentingan lainnya mungkin lain kali kalau saya ada waktu tuan."ucap Azura yang benar-benar ingin pergi dari masalalu yang gelap itu.

"Mari kita menikah aku sudah memikirkan semuanya sejak saat itu."ucap Arga.

"Itu tidak mungkin tuan, anda tau siapa saya jadi sebaiknya buang jauh-jauh pikiran itu."ucap Azura yang akhirnya kembali masuk kedalam mobilnya itu.

Arga hanya bisa menghela nafas, baru kali ini dia benar-benar jatuh cinta pada wanita yang dulu sering memberikan kepuasan diatas ranjang padanya.

Dia bahkan tidak merasa jijik meskipun tau bahwa Azura sering bergonta-ganti pasangan, tapi Arga justru semakin tertantang untuk bisa mendapatkan primadona malam itu.

Azura pun melanjutkan perjalanan menuju restaurant tempat dimana dia dan keluarganya dulu sering datang ke tempat itu, entah kenapa dia begitu rindu dengan segala yang berkaitan dengan orang tuanya itu.

Sesampainya di sana beruntung tempat yang dulu menjadi favorit nya bersama kedua orang tuanya itu sedang kosong, dia disambut oleh pelayan yang sudah mengenal nya sejak dulu.

"Nona Ayudia? sudah lama tidak bertemu tuan dan nyonya juga tidak pernah datang lagi kesini."ucap seorang pria yang merupakan pelayan tetap di restaurant mewah itu.

"Ah iya, papa dan mama sudah tiada."ucap Azura yang membuat pria itu kaget bukan main karena dia benar-benar tidak tahu akan hal itu.

"Maafkan saya nona saya tidak tahu, tapi saya berdoa semoga tuan dan nyonya masuk surga dan anda diberikan ketabahan."ucapnya.

"Terimakasih bang, oh iya aku mau di tempat biasa."ucap Azura.

"Hmm... bagaimana ya nona, tempat itu sudah dipesan oleh orang lain oh itu orangnya datang."ucap pelayan yang kini tersenyum pada Diego dan istrinya.

"Selamat datang tuan, nyonya, silahkan masuk."ucap pelayan yang tadi mengobrol dengan Azura.

Sementara gadis itu hanya membuang pandangan nya, lalu kemudian memilih duduk di pojok agar tidak terlihat dari atas sana.

Ya letak meja yang Azura inginkan adalah di lantai dua restaurant tersebut.

Sementara tatapan mata Diego tertuju pada gadis yang tadi meninggalkan dirinya yang kini duduk di pojok, Diego melihat itu saat dia menaiki tangga.

"Maafkan saya nona."ucap pelayan tadi menghampiri meja Azura.

*Tidak apa bang, oh iya ini ada sedikit rejeki buat keluarga Abang anggap ini dari kedua orang tua saya."ucap Azura sambil tersenyum manis meskipun sebenarnya dia kecewa karena tidak bisa duduk di tempat biasanya.

"Terimakasih nona, anda dan keluarga memang sangat baik semoga rejeki yang kalian berikan diganti dua kali lipat oleh yang maha kuasa."ucap pelayan itu.

"Amin, oh iya bang boleh pesan sekarang saya sudah sangat lapar menunya seperti dulu semua harus ada, dan nanti bisa kan temani saya makan, setidaknya ajak teman Abang."ucap Azura meminta hal yang mustahil karena sebentar lagi mereka akan sangat sibuk.

"Begini saja nona, anda makan duluan nanti sisanya kami bungkus untuk dibawa pulang karena saya tidak bisa menemani anda makan."ucap pelayan itu.

"Ah tidak usah bang, saya pesan dua menu saja yang biasa dimakan oleh papa dan mama."ucap Azura lemah.

"Maafkan saya nona tapi."

"Sudah tidak apa-apa lagipula itu tidak penting saya hanya sedang sangat rindu pada mereka, jadi siapkan dua menu saja."ucap Azura.

"Hi...kamu disini Azura kenapa tidak gabung bersama kami saja."ucap Amalia yang kini menghampirinya bersama Delon yang terlihat menatap kearah lain.

"Ah maaf aku sudah pesan, silahkan lanjut saja."ucap Azura yang kini tersenyum manis pada keduanya meskipun terpaksa.

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!