Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Rencana
“Sepertinya aku tidak perlu masuk karena yang dijemput sudah datang,” Raja Artha menghentikan langkahnya.
“Segitunya takutnya aku gak datang,” suara kecil Gibela.
“Gi mau aku gendong gak ? kamu pasti kesulitan menuruni tangganya,” Boy berjalan lebih cepat lalu berhenti didepannya Gibela.
“Tidak perlu kami yang akan membantunya,” Clara sinis.
“Maaf Guru tadi ada kendala kecil,” Gibela datang bersama Dion dan teman-temannya.
“Bidadari dari mana ini ?” puji Guru Hayeo.
“Dari gedung pod,” jawab Gibela.
“Ah benar kenapa aku lupa kalau digedung pod memiliki bidadari secantik ini,” ucapan Guru Hayeo melirik Gibela.
“Gedung pod memiliki harta karun yang luar biasa,” ucap Raja Artha.
“Terima kasih atas pujiannya,” mengangkat gaunnya sebagai rasa terima kasih layaknya seorang bangsawan.
“Jadi kapan kita berangkat ?” tambah Gibela.
“Sepertinya tuan putri sudah tidak sabar pergi bersamaku,” Raja Artha membantu Gibela menaiki kereta kudanya.
“Kalau begitu aku pergi dulu Guru.”
“Pergilah jaga dirimu,” Gibela naik lebih dulu disusul Raja Artha dan mereka duduk saling berhadapan di dalam kereta kudanya.
“Hati-hati di jalan,” Yeni melambaikan tangan begitupun dengan Clara.
Setelah memastikan gerbang tertutup dan Gibela sudah pergi jauh Guru Hayeo meminta murid-muridnya itu melancarkan aksinya.
“Ayo bergegaslah !” mereka mengangguk lalu bubar melaksanakan tugasnya masing-masing seperti yang sudah direncanakan.
“Senior Mey ??” teriak Clara.
“Aku disini,” muncul dari balik dingding yang tidak jauh dari ruang utama gedung pod.
“Sekarang waktunya menjemput dia !” Mey langsung paham dan pergi.
“Dimana kamu menyimpannya Boy ?”
mengobrak ngabrik lemari baju di ruang 3F.
“Kemarin aku menyimpannya diatas sini ?” mengecek lemari diloker kedua.
“Ray cepatlah !” teriak Boy.
“Ketemu,” mengambil baju berjubah warna biru tua.
Mereka berlari menuju lapangan latihan, disana sudah ada Guru Hayeo, Dion, Senior Erik, Clara dan Yeni.
“Kalian lambat sekali,” celetuk Clara.
“Kami sudah datang bukan jadi berhentilah mengeluh,” setibanya Boy dan Rayhan di tengah lapang.
“Ah iya dia dimana ?” tanya Rayhan belum melihatnya.
“Senior Mey lagi menjemputnya,” jawab Yeni.
“Mey sudah berangkat dari tadi kenapa dia belum datang ?” Dion mondar-mandir untuk menghilangkan kegelisahannya.
“Berhenti ! kamu membuatku pusing.”
“Maaf Guru,” seketika Dion langsung diam di tempat.
“Kami datang,” orang yang dimaksud Yeni adalah Siyoon.
Awalnya Yeni mengira Gibela tidak bisa mendengar suaranya karena kebetulan tetapi setelah diperhatikan lebih jauh lagi ternyata ketajaman indra pendengaran Gibela tidak mempan padanya.
“Akhirnya,” Clara menghela nafas lega.
“Cepat pakai baju ini !” Boy melemparkan bajunya.
“Sebentar tahan dulu !” mengeluarkan jenggot palsu yang panjang berwarna hitam.
“Bagus sekali idemu Cla,” puji Boy.
“Satu lagi,” Yeni menggambar kerutan di wajah Siyoon menggunakan pensil alis miliknya.
“Bagaimana Guru ?”
“Bagus kalian cukup terampil.”
“Jangan sampai ada yang kurang ataupun tertinggal !” Dion memutar Siyoon untuk memastikan semuanya sudah terpasang.
“Sudah mirip,” ekspresi Rayhan begitu serius.
Setelah memastikan semuanya selesai Dion dan Siyoon langsung pergi meninggalkan lapangan dalam sekejap.
“Akankah penyamarannya berhasil ?” Rayhan merasa ragu.
“Pasti.”
“Semoga yang kamu katakan benar Yen.”
“Aku sepenuhnya yakin Guru.”
“Semoga mereka kembali dengan selamat.”
“Harus Cla karena Dia adalah sang penakluk Dunia Magic ini.”
Sebelum Gibela menyusul mereka di ruang kerja Guru Hayeo, mereka sudah menyusun rencananya dimulai dari menjelaskan pada Guru Hayeo dan Dion lalu membuat teknik serta rencana B untuk cadangan. Bukan hanya mereka Jay dan Meypun ikut bagian dari rencananya, mereka berdua ditugaskan memantau kedatangan Gibela. Saat Gibela datang mereka akan berpura-pura tidur dan Guru Hayeo berpura-pura terkejut dengan hasil gaun yang dibuat Dion serta Clara, Yeni, Boy dan Rayhan. Untungnya akting mereka sangat bagus sehingga Gibela percaya tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
Beberapa Jam yang Lalu :
“Clara bangun !!!” mengoyangkan kakinya.
“Apaan sih Yen biarkan aku tidur sebentar lagi aja.”
“Gak ada waktu lagi ayo cepat bangun !”
menarik tangannya sekuat tenaga.
“Boy Rayhan kalian juga ayoo bangun !”
“Astaga kalian ini bagaimana sih, kita harus menyusun rencananya sekarang kalau tidak kapan lagi.
“Kenapa kamu begitu kesal sih Yen ?”
“Masih bertanya kenapa ?”
“Jangan marah-marah melulu nanti cepat tua loh.”
“Hey Boy yang tua itu kamu tau …”
“Sedang meributkan apa sih kalian ini ?” sela Dion sambil menguap.
“Ya sudah biarkan saja Gibela mati dibunuh musuh,” Yeni merajuk kesal.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” Boy langsung bangun mendekati Yeni.
“Lagian kalian sih.”
“Loh ko kami ?”
“Aku kan sudah menjelaskannya pada kalian tadi malam.”
“Iya apa katakan dengan jelas !!”
“Rencana membuntuti Gibela,” Yeni pura-pura menangis saking kesal.
“Astaga maaf Yen kami lupa, bisakah kamu menjelaskannya kembali ?”
“Kalian benar-benar keterlaluan.”
“Rencana apa yang kalian maksud ?” Guru Hayeo tiba-tiba datang.
“Guru ??” mereka semua langsung bangun lalu duduk.
“Kalian tidak akan menjawab pertanyaanku ? Dion ?”
“Aku tidak tau apa-apa.”
“Sebenarnya kami sedang membuat rencana untuk Gibela Guru, selebihnya Yeni yang akan menjelaskan,” Clara mendorong maju Yeni.
Tatapan Guru Hayeo sangat tajam dan membuat Yeni ketakutan untuk berbicara.
“Maaf Guru kami tidak berniat menyembunyikan apapun, kami berencana memberitahumu setelah Gibela pergi. Kami hanya khawatir dengan Gibela yang kekeh ingin pergi ke festa Raja Artha, kami tidak ingin diam saja sedangkan teman kami dalam bahaya jadi kami membuat rencana.”
“Kami berencana untuk membututi Gibela,” sambung Clara.
“Rencana itu tidak akan berhasil Gibela memiliki indra pendengaran yang tajam.”
“Yeni memiliki solusi soal itu.”
“Guru ingat member BBS yang bernama Siyoon ?”
“Pria tampan yang berkulit putih ?”
“Benar Guru dia orangnya, kepekaan pendengaran Gibela tidak berlaku padanya. Sudah beberapa kali aku menyaksikan kalau Gibela tidak dapat mendengar suara Oppa Siyoon dari kejauhan.”
“Apa kamu yakin sudah memastikannya ?”
“Yakin 100% Guru.”
“Kenapa hanya dia ?”
“Aku juga tidak tau Guru.”
“Siyoon Hyung bisa mengikuti Gibela dari kejauhan dengan begitu kita bisa mengetahui informasi yang terjadi disana,” ujar Rayhan.
“Dia memang seorang artis terkenal tapi dia tidak memiliki kekuatan seperti kita.”
“Karena itu kami meminta bantuan Senior Dion dan Guru mencari solusi lainnya.”
“Selain itu Clara, kamu tau kan ada peraturan dilarang membawa manusia yang tidak memiliki kekuatan ke dunia ini.”
“Guru bisa mengatasinya, selagi Guru ikut adil dalam rencana ini aku yakin tidak akan ada masalah,” sahut Yeni.
“Tidak ada cara lain lagi selain mengirim Siyoon Hyung mengingat Gibela kekeh pergi sendirian kesana,” sambung Boy.
“Terlalu banyak hal tidak terduga di dalam kekuatan milik Ketua Gi.”
“Saking tidak terduganya Gibela bertemu Raja Artha dan membuatnya jatuh cinta.”
“Wanita seperti Gibela sangat langka dan hanya dia murid terbaik satu-satunya di gedung pod.”
“Guru ???”
“Kenapa ?”
“Kami juga muridmu, murid gedung pod.”
“Benar kalian juga muridku tapi Gibela lebih istimewa. Kekuatan miliknya sangat besar, sekali saja membuat kejahatan kalah mereka malah berbalik dan ingin membunuhnya.”
“Gibela di rebutin pria untuk di jadikan pasangannya itu lumrah secara dia gadis yang luar biasa lah ini musuh malah berebut ingin membunuhnya, tidak masuk akal.”
“Di hati mereka sudah tidak ada kebaikan jadi pantas saja mudah merasa marah dan ingin membalas dendam.”
“Itulah yang disebut penyakit hati.”
“Penyakit dari segala penyakit yang paling susah diobati.”
“Yeni ?”
“Iya Guru.”
“Katakan rencana pertamanya !”
“Itu artinya Guru setuju dan akan mendukung kami ?”
“Iya katakan !”
“Pertama Senior Mey dan Jey akan menjemput Siyoon Oppa.”
“Apa dia sudah tau soal ini ?”
“Jangan khawatir Senior Dion sebelumnya aku sudah berkomunikasi dengannya.”
“Baiklah lanjutkan !”
“Kedua pastikan Gibela pergi jauh agar kita bisa memulai rencananya. Siyoon Oppa harus menyamar supaya tidak ada yang mencurigainya. Satu kendala lagi …”
“Apa itu Yen ?”
“Harus ada seseorang yang mendampingi Siyoon Oppa kesana.”
“Dion bisa pergi dengannya.”
“Sempurna,” mendengar perkataan Guru Hayeo membuat Yeni semakin percaya diri bahwa rencananya akan berhasil.
“Kapan dia kemari ?”
“Aku sudah disini Guru,” Siyoon datang bersama Mey dan Jey.
“Sepertinya rencananya mulai berjalan.”
“Dia sudah disini sejak kapan ?”
“Sejak dua tahun yang lalu,” jawab Clara sinis.
“Hah ?”
“Ya ampun Boy sebelumnya kita sudah bicarakan hal ini di ruangan bahkan kamu juga ikut berkomentar,” Clara dibuat kesal olehnya.
“Yeni mungkin sudah memberitahumu soal Gibela yang akan pergi ke festa istana kegelapan jersvile sendirian. Istana kegelapan jersvile merupakan tempat pemilik kekuatan hitam dan malam ini ada festa perayaan Raja baru mereka, kekuatan kegelapan dari berbagai tempat dunia magic akan hadir. Diantara tamu undangan bisa saja teman ataupun musuh, dari awal aku tidak setuju Gibela pergi tapi jika dia sudak berkata akan pergi akupun tidak bisa menolaknya. Untungnya ada teman-temannya yang mendapatkan ide rencana membuntuti Gibela menuju istana kegelapan jersvile, sulit untuk membuntuti Gibela karena dia memiliki indra pendengaran dan penglihatan yang tajam aku dengar hal itu tidak berlaku padamu.”
“Aku siap membantu Guru,” mendengarnya Siyoon langsung paham dan setuju ikut serta dalam rencananya.
“Dunia ini berbeda dengan duniamu apa kamu yakin ?” Dion bertanya.
“Tidak memiliki kekuatan seperti kalian bukan berarti aku lemah, walaupun dunia ini bertarung dengan sihir aku tau caranya melindungi diriku sendiri.”
“Cla ? dia itu terkenal member yang mageran kan ?”
“Sebenarnya bukan mager Boy melainkan lelah jadi karena itu dia selalu malas melakukan apapun dan selalu tidur dimana saja aslinya dia itu pekerja keras.”
“Dia bisa bela diri,” ucap pelan Rayhan.
“Benarkah ?”
“Tekondo sabuk hitam,” Boy shock mendengar jawaban Rayhan.
“Meski tidak punya kekuatan ataupun sihir setidanya dia bisa memukul orang.”
KEMBALI KE CERITA SEBELUMNYA
Siyoon dan Dion tiba lebih dulu di perbatasan kerajaan kegelapan jersvile, disana sudah ada kuda coklat yang disiapkan Mey dan Jey sebelumnya untuk ditunggangi mereka berdua menuju istana kegelapan jersvile. Siyoon masuk kedalam istana tanpa di curigai prajurit yang berjaga sedangkan Dion menunggu di gerbang masuk istana kegelapan jersvile.
“Cek cek dimana posisi ?” Dion dan Siyoon menggunakan alat sihir untuk berkomunikasi.
“Sudah didalam tempat festa.”
“Hati-hati jangan sampai penyamaranmu terbongkar !” saat mengatakannya terdengar suara kereta kuda mendekat, Dionpun bersembunyi di semak-semak.
“Siapa disana ?” Dion tidak hati-hati menginjak ranting pohon.
“Itu hanya seekor kucing Panglima,” sahut Jendral Patrik.
Setibanya di depan istana kerajaan kegelapan jersvile rombongan Raja Artha disambut prajurit yang bejejer rapih di jalan masuk. Gibela turun dari kereta kuda dibantu Raja Artha, Gibela sangat anggun dan cantik baju yang dikenakannya selaras dengan sepatu berwarna putih tulang berhiaskan manik-manik. Tanpa disengaja Gibela menginjak pita di sepatunya sehingga hampir terjatuh untungnya Raja Artha segera membantunya, tangan Raja Artha melingkar dipinggang Gibela dan mata merekapun saling bertatapan.
“Yang Mulia,” seseorang datang menghampirinya.
“Ah iya …” melepaskan Gibela perlahan.
“Permaisuri memanggil Anda,” Raja Artha tidak menjawab melainkan meminta jawabannya dari Gibela.
“Mereka bersamaku,” melirik Jendral Patrik dan Panglima Fira.
“Jaga dia !”
“Baik Yang Mulia.”
“Mari Nona Gi,” Jendral Patrik meminta Gibela berjalan lebih dulu memasuki aula festa.
“Jendral Patrik aku serahkan Nona Gi padamu !”
“Mau kemana ?”
“Ada yang harus aku urus !”
“Nona Gi saya akan segera kembali !”
Gibela duduk di kursi tamu yang sudah disediakan disana. Jendral Patrik meminta seorang pelayan menyuguhkan anggur untuk Gibela lalu dia pergi ke kamar kecil. Pelayan itu tampak aneh saat mengambil minuman untuk Gibela, setelah menyimpan anggur dimeja Gibela pelayan itu tersenyum jahat dibalik kegelapan.
“Gibela sudah datang, aku harus terus mengawasinya jangan sampai kecolongan,” Siyoon memperhatikan Gibela dari kejauhan.
“Tunggu kenapa dia sendirian ?” hendak menghampirinya.
“Permisi nona nampaknya kursi ini kosong?” seorang wanita lebih dulu datang.
“Maaf saya bersama seseorang,” Gibela begitu acuh.
“Sebenarnya apa tujuannya membawaku kesini sih,” keluh Gibela menyender ke sofa.
“Aura ini (mencari sumber aura yang dirasakannya) dia bukan pemilik anugrah, bagaimana bisa bukannya pesta ini khusus pemilik kekuatan hitam? tunggu tingkat kekuatannya tidak bisa aku rasakan, jangan-jangan dia adalah ….. tidak tidak mungkin. Sebaiknya aku pastikan sendiri,” wanita berambut merah melihat ke arah Gibela.
Wanita itu adalah ras unik, ras unik termasuk bagian kekuatan hitam namun mereka memiliki sisi baik tidak seperti pemilik kekuatan hitam pada umumnya. Dahulu kala salah satu orang ras unik berpihak ke pemilik anugrah, Raja kegelapan murka dan menghancurkan ras unik tidak ada satupun dari mereka yang tersisa saat itu. Dari sanalah ras unik dihilangkan dari daftar jenis kekuatan hitam duri dunia magis, tapi tanpa diketahui mereka ada satu kelompok ras unik tersisa yang diketuai seorang wanita bernama Vlora. Vlora dan kelompoknya menyamar dan menyembunyikan identitasnya agar bisa terus bertahan di dunia magis.
“Wanita itu berjalan mengarah ke sini, tidak ada siapapun selain aku disini kan?” Gibela melihat sekelilingnya.
“Hallo,” datang menyapa membawa 1 gelas anggur.
“Dia sepertinya bukan orang jahat,” suara hati Gibela.
“Boleh aku duduk bersamamu nona ?”
“Tentu.”
“Sepertinya nona bukan orang dari golongan hitam yah.”
“Loh Dia tau, bukannya Guru bilang …” Gibela terdiam tidak mengerti.
“Saya hanya menyapa tidak bermaksud lain.”
“Gelasku sudah kosong,” mengambil anggur lain yang dibawa pria tadi.
Gibela segera mengambilnya dari tangan wanita itu dan ‘pranggg’ gelas yang dipegangnya jatuh sampai pecah.
“Racun …” wanita itu shok melihat asap hitam keluar dari anggur itu.
“Siapa yang berani meracuniku ?”
“Racun itu bukan untukmu.”
“Jika bukan untukku lalu untuk siapa ?” melihat Gibela yang terlihat duduk tenang.
“Dari awal gelas itu memang tertuju untukku tapi kamu datang dan mengambilnya,” wanita itu semakin kebingungan mendengar jawaban Gibela.
“Siapa kamu sebenarnya ?”
“Namaku Gibela.”
“Gibela ……” namanya seakan tidak asing di telinga wanita itu.
“Dan namamu ?” mencoba mengalihkan perhatian wanita itu.
“Vlora nama saya Vlora, kamu bisa memanggilku Lara,” Gibela tersenyum.
“Saya berhutang nyawa padamu suatu hari jika membutuhkan bantuanku sebut saja namaku tiga kali, aku akan datang dimanapun kamu berada,” membungkuk.
“Ehh jangan terlalu berlebihan,” memintanya duduk kembali.
“Mari berteman,” mengajaknya bersalaman.
Vlora melihat sekilas sinar emas yang dikeluarkan tanda kekuatan bulan dan bintang Gibela.
“Ketua …” serorang berpakaian seperti pelayan datang berbisik pada Vlora.
“Gi aku harus pergi jaga dirimu,” meraih tangannya.
“Ada urusan yang mendadak yah.”
“Lain waktu mari bertemu lagi.”
“Jangan sembarangan mengambil minuman orang lain lagi.”
Vlora tersenyum lalu pergi bersama pelayan pria tadi.
“Sendiri lagi,” seseorang melemparkan gulungan kertas.
“Ehh apa ini ?” membukanya.
Setelah membaca isinya Gibela langsung meninggalkan tempatnya menuju belakang istana kerajaan kegelapan.
Gulungan kertas itu tertulis :
‘Datanglah kebelakang istana !’
#Siyoon
“Bagaimana bisa kamu datang kesini ?” setibanya dibelakang istana.
“Ada yang lebih penting dari pada itu. Pelayan pria yang memberimu anggur adalah suruhan Tuan Hura.”
“Tuan Hura ? siapa dia? Aku sama sekali tidak mengenalnya.”
“Kita tidak boleh meremehkan orang itu,” tadi Siyoon tidak sengaja melihat pelayan pria itu setelah memberikan anggur pada Gibela langsung menemui seseorang yang memakai topeng dan menyebutkan nama Ketua Hura.
“Kamu tidak mungkin kesini sendirian kan ?”
“Senior Dion bersamaku.”
Gibela mendengar suara Dion merintih kesakitan “Sekarang dimana Senior Dion ?”
“Gerbang utama,” begitu menjawab Siyoon di tarik Gibela.
“Itu kuda yang kami tunggangi,” Siyoon mengelus kudanya yang terus merintih ketakutan.
“Darah ? Senior dalam bahaya kita harus segera mencarinya ?”
“Tunggu,” menahan Gibela pergi.
“Mari kembali ke aula pesta !” memberi kode ada seseorang yang bersembunyi di semak-semak.
“Baiklah,” Gibela langsung paham.
Setibanya di aula pesta Gibela tidak sengaja menabrak seseorang sampai jatuh, orang itu marah dan hendak memukulnya. Siyoon segera menangkisnya pria itupun semakin marah, pedang miliknya siap menebas leher Siyoon.
“Lancang sekali !!!!!” Jendral Patrik datang tepat waktu, ‘trang’ pedang pria itu dijatuhkan Jendral Patrik.
“Wanita itu yang menabrakku Jendral Patrik,” menunjuk Gibela.
“Begitu kah caramu memperlakukan tamunya Yang Mulia.”
“Apa wanita itu kekasihnya Raja Artha,” bisik seorang wanita pada temannya.
“Saya tidak berani,” pria kekar itu ciut seketika setelah mengetahui wanita yang ditindasnya ternyata wanita Raja Artha.
“Nona Gi maaf ….??”
“Tidak apa itu hanya kecelakan kecil.”
Gibelapun kembali ketempat duduknya dan Jendral Patrik berdiri tepat disamping kursi, tidak lama kemudian Raja Artha datang.
“Yang Mulia,” Jendral Patrik memberi hormat.
“Nampaknya kamu menikmatinya,” duduk disampingnya.
“Aaww ..” tangan Raja Artha tidak sengaja menyenggol tangan Gibela yang terluka akibat jatuh tadi.
“Ada Apa ?”
“Tidak sengaja terjatu dan mendapat luka kecil.”
“Bagaimana bisa ?”
“Tadi Nona Gi tidak sengaja menabrak seseorang saat berjalan Yang Mulia,” jawab Jendral Patrik.
“Obati lukamu,” mengajaknya pergi.
“Tidak perlu nanti juga sembuh ko.”
“Mau digendong atau jalan sendiri ?”
“Aku bisa sendiri,” bergegas pergi.
Meski Guru Hayeo dan teman-temannya mengkhawatirkan Gibela mereka tetap melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya, saat ini Yeni sedang membaca novel yang dibuat Gibela “Ada yang membicarakanku,” telinga Yeni terasa panas dan memerah.
“Tolong rawat luka dia !”
“Baik Yang Mulia.”
“Astaga dari dekat Yang Mulia sangat tampan,” salah satu wanita penjaga ruang kesehatan kegirangan.
“Perhatikan sikapmu, sepertinya Yang Mulia bersama kekasihnya.”
“Aku kekasihnya ?” ekspresi Gibela tidak terima.
“Maaf nona apa sakit ?”
“Tidak lanjutkan saja.”
“Terima kasih.”
Saat diluar Gibela mendengar seseorang memanggil namanya “Sebelah sini !”
“Ada apa ?”
“Aku mau ketoilet dulu !” Raja Artha mengiyakan dan menunggu di luar bersama Jendral Patrik.
Semenjak kedatangannya ke istana kegelapan dua orang pria itu terus memperhatikan Gibela dari kejauhan.
“Tuan gadis itu sudah datang,” berlutut didepan seseorang.
“Biarkan dia senang-senang sebelum ajalnya tiba hahaha …..”
“Tuan acaranya akan dimulai !”
“Awasi dia !”
“Baik.”
“Dia lama sekali?”
“Yang Mulia lebih baik pergi lebih dulu, saya dan Nona Gi akan menyusul,” tanpa berkata apapun Raja Artha langsung pergi sambil melirik kepintu toilet.
“Eh dimana dia ?”
“Nona ?”
“Jendral Patrik.”
“Yang Mulia menunggu di aula festa.”
“Emnn.”
“Ditempat yang ramai seperti ini masih ada yang ingin bermain denganku,” tersenyum licik.
“Begitu banyak gadis cantik di seluruh negeri kekuatan hitam tapi tidak ada satupun yang dilirik Yang Mulia.”
“Benarkah ?”
“Nona adalah satu-satunya gadis yang mampu menarik perhatian Yang Mulia.”
“Biasanya di kerajaan ada perjodohan atau sering disebut pernikahan politik.”
“Permaisuri maupun Ibu Ratu berkali-kali melakukannya namun ditolak mentah-mentah oleh Yang Mulia.”
“Nampaknya Raja Artha sangat ditakuti sampai-sampai Ibu dan Neneknya tidak berani memerintahnya.”
“Benar Nona.”
“Yang duduk disamping kiri Artha pastinya Permaisuri dan sebelah kanan adalah Ibu Ratu.”
“Nona Gi ?”
“Eh iya Jendral ada apa ?”
“Yang Mulia meminta Anda kesana !”
“Tidak perlu aku disini saja.”
“Dasar keras kepala,” berjalan mendekati Gibela.
Para tamu undangan bertanya-tanya siapa gadis itu sampai-sampai Raja Kegelapan Jersvile turun menjemputnya dan duduk disamping singgasananya.
“Ayo !”
“Apa ?”
“Berdansa.”
“Hah ? tidak aku tidak bisa.”
“Ikuti saja gerakannya,” menarik Gibela maju.
“Yang Mulia jangan memaksanya !” ucap permaisuri.
“Ajaklah wanita bangsawan disana, mereka sudah mahir berdansa,” sambung Ibu Ratu.
“Tidak perlu Gibela bisa belajar dengan cepat.”
“Apa dia bercanda ?” suara hati Gibela.
“Taruh tangamu disini,” mengarahkan tangan Gibela di atas pundaknya lalu Raja Artha memegang pinggangnya.
“Maju mundur ikuti alunan musiknya !” Gibela mengikuti intruksi Raja Artha tanpa kesalahan sedikitpun.
Riuh suara tepuk tangan semua orang memenuhi aula festa, Gibela tidak menyangka dirinya benar-benar bisa berdansa walaupun ini pertama kalinya.
“Gadis itu sangat cerdik dengan mudahnya bisa mengambil hati cucuku satu-satunya,” melirik Gibela penuh kebencian.
“Tanganmu masih sakit ?” tanyanya melihat Gibela langsung memegang tangannya yang terluka.
“Sedikit.”
“Yang Mulia tidak bisa meninggalkan aula festa yang sedang berlangsung, hal ini bisa mencemarkan nama baik kerajaan kita,” cegah Ibu Ratu.
“Tidak masalah aku pergi sendiri saja.”
“Jendral Patrik temani dia !”
“Baik Yang Mulia.”
Jendral Patrik mengantarkan Gibela keruang istirahat, Gibela terus berpikir bagaimana caranya pergi dari sana. Keberuntungan di pihak Gibela, Jendral Patrik melihat Gibela yang sudah tidur lalu menutup pintu dan berjaga di luar ruangan.
“Ternyata sederhana cukup dengan berpura-pura tidur,” segera mencari celah keluar dari ruangan.
“Dia dimana ?” mengendap-ngendap.
“Eeh ..” seseorang menariknya dan menutup mulutnya agar tidak berteriak.
“Suuttsss,” Siyoon memintanya diam.
Gibela berkali-kali mengedip pelan melihat Siyoon berpakaian seorang pangeran.