Wanita bernama Kaluna dengan usia 26 tahun terus saja di desak dan di tanya kapan nikah? Umur sudah cukup untuk membina rumah tangga.
Namun Kaluna tidak ada pacar dan sudah lama putus bagaimana caranya akan menikah? Dirinya saja malas untuk keluar saat teman- temannya mengajaknya nongkrong, dirinya masih percaya dengan kata-kata "Jodoh gak akan kemana."
"Nasib ku, bagaimana aku akan mati dalam keadaan jomblo begini." Ucapnya saat mobilnya mulai masuk ke dalam jurang, pintu mobil juga susah untuk ia buka.
Namun bagaimana jadinya, jika dirinya tidak jadi mati atau pending dulu untuk bertemu dewa kematian, ia malah masuk ke dalam raga seorang wanita yang sudah memiliki suami, bahkan anak?
Baca selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istimariellaahmad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyebarkan video
Teman-teman mama mertuanya sudah banyak yang ingin tau seperti apa sosok Tifara ini, namun yang mereka lihat memang Tifara sangat cantik dengan tubuh yang juga proporsional.
"Cantik menantunya jeng Hannah."
"Iya, tapi percuma cantik kalau jahat." Tifara lihat satu persatu teman mertuanya yang berada disana bersama anak atau menantunya yang ikut. Karena sebelumnya ia sudah melihat semua data teman-teman mamanya itu dan mendapatkan banyak sekali yang mengejutkan.
"Oh ini yang namanya Tifara? Menantu kamu lumayan juga, tapi menantu ku tak kalah oke dan tentu saja sangat baik." Ucap salah satu teman dari Hannah.
"Renita sukartono, menantu tante yang seorang model itu? Sangat baik, tapi itu hanya di depan keluarganya." Tifara tersenyum mengerikan sembari memberi tatapan mengejek pada Renita yang juga ikut mertuanya.
"Apa maksud kamu?" Tanya nya terkejut dengan yang di ucapkan Tifara membuat teman-teman nya yang lain juga bertanya karena ucapan Tifara yang dianggap tidak sopan.
"Kalau saya bilang sekarang, gak surprise dong." Tifara melihat wajah teman-teman mertuanya kesal dan dirinya harus menahan tawanya.
"Siapa juga orang yang mau percaya sama wanita jahat."
"Benar, menelantarkan anak dan suami."
"Hidup kamu tuh benerin dulu, jadi istri kok jahat." Ucap teman yang satunya lagi, Tifara melihat orang itu dengan seksama.
Tifara mengerutkan dahinya sambil melirik Hannah yang memang sudah pasti mertuanya itu yang memberitahu teman-teman nya dulu karena sikapnya yang tidak baik sebagai istri dan ibu.
Tifara mendekati salah satu teman mertuanya yang mengatakan dirinya tidak baik.
"Apa tante sudah baik bermain dengan laki-laki lain?" Bisiknya lalu menjauh sambil tersenyum.
"Kamu! Beraninya." Marah dan geram seakan ingin memukul Tifara, tau dari mana tentang perselingkuhan nya, namun gadis itu hanya tersenyum tenang.
"Kenapa tante marah? Bukankah jika seperti itu akan memperjelas jika orang itu memang melakukan nya."
"Apa yang kamu bisikin sama dia?" Tanya Hannah penasaran.
"Teman mama selingkuh dari suaminya."
"APA???" Hannah terkejut dengan yang dibisikkan menantu nya.
"Jangan berbicara omong kosong, kamu tidak memiliki bukti apapun? Aku bisa menghancurkan karir mu karena sudah merusak nama baik. "
"Oh ya ampun takut banget, emang yakin? Memangnya saya apain tante sampai merusak nama baik? Tapi, kalau saya yang benar gimana? Saya persebar luaskan semuanya." Wajah mengejek nya memang sangat mengesalkan bagi yang melihat, Renita dan mertuanya itu geram dan mendekati Tifara.
Plak...
'Matane cokkkk...' Makinya dalam hati.
Tifara sampai menoleh ke samping saking kuatnya.
"Ara! Ya ampun kamu apain menantu saya? Ara, kamu gak apa?" Hannah berteriak khawatir karena melihat sudut bibir menantu nya berdarah.
Tifara mendongak dan tersenyum melihat Hannah.
"Jangan pernah berani mengusik kehidupan ku ataupun keluarga ku, atau kalian semua hancur dan kehilangan apa yang kalian miliki saat ini."
"Kita sudah lama disini ma, ayo kita pulang." Namun sebelum mereka keluar Tifara berbalik pada orang yang menampar nya. Padahal mereka baru setengah jam disana.
"Ingat semua nya, nanti sore saya akan buat pertunjukan seru. Nantikan saja, cepat atau lambatnya pertunjukan itu akan membuat orang itu benar-benar tidak mempunyai muka lagi untuk tampil di depan umum."
"So, tante mau reputasi diri sendiri? Suami? Anak? Menantu yang tante banggakan ini? Atau perusahaan yang anjlok? Uh bukan jawaban yang saya minta, saya hanya ingin kalian lihat yang akan saya tunjukkan nanti." Tifara memberikan pilihan pada orang itu, namun tentu saja itu hanya kepalsuan belaka, karena tidak akan ia biarkan orang itu memilih dan dirinya yang berhak untuk menentukan apa dulu yang akan di pertunjukan. Setelah itu Tifara menarik tangan mertuanya dan pergi meninggalkan mereka semua dengan tatapan melongo, sedangkan Renita dan mertuanya gemetar takut jika rahasia mereka terbongkar.
Saat di mobil Tifara meringis sakit dengan sudut bibir yang terluka, ingatan nya si pemilik tubuh muncul saat dirinya diperlakukan buruk oleh mama dan kakak tirinya.
"Ara, maafin mama. Kita ke rumah sakit ya?" Hannah benar-benar merasa bersalah karena melihat menantunya itu bukan hanya memegangi wajahnya, melainkan juga kepalanya dan sambil meneteskan air mata nya.
Sambil mengusap air matanya yang jatuh Tifara menatap mertuanya.
"Ara gak apa ma, hanya luka kecil."
"Tapi, jika suami kamu tau mungkin kita tidak bisa pergi bersama lagi."
Tifara tersenyum karena mertuanya itu memang baik. Tifara asli saja yang bodoh gampang dihasut dan di pengaruhi oleh kakak tiri nya.
"Mas Aryan tidak mungkin menyadari sudut kecil ini ma." Memang tidak begitu terlihat jelas, tapi jika di teliti bibir nya terluka.
"Apa salahnya ke rumah sakit, kita hanya perlu periksa saja." Tifara tetap menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa, supaya mas Aryan tidak sadar tentang luka ini Ara nanti tidur di kamar Elzan."
"Kamu tidak akan bisa mengelabui suami kamu, Ara."
"Bisa ma, mas Aryan datang malam jadi tidak akan tau." Hannah pusing dan diam saja karena tidak ada gunanya pada Tifara yang keras kepala.
Mobil mereka sudah sampai di rumah, dan turun Tifara langsung ke dapur untuk mengompres dengan es batu.
"Mau mama bantuin?" Tanya nya.
"Mama? Kenapa?" Tanya Elzan yang baru saja datang."
Tifara melirik mama nya. "Oma mau main sama Elzan, mama nanti nyusul ya."
Elzan mengangguk dan menarik oma nya untuk menjauh dari mama nya dan bermain. Namun sebelum bermain Hannah meminta cucunya menunggu untuk dirinya mengganti pakaian.
"Awas saja, gue buat nenek lampir dan menantunya itu gila. Belum tau aja dia kalau gue hacker handal di kantor. Untuk teman-teman mama yang lain kita lihat saja nanti." Lalu masuk ke kamarnya untuk menghapus make up dan berganti pakaian.
Siang hari saat bibi menyiapkan makan Tifara ikut membantu bersama mertuanya yang sering berada di rumah anaknya itu, karena merasa bosan di rumahnya sendiri.
Terdengar suara mobil dari depan rumah. Tifara memandang Hannah yang juga menatap ke arahnya.
Luka di sudut bibirnya tentu saja masih terlihat karena baru saja di alami dan sedikit bengkak.
"Siapa ma? Gawat nih. Bantu Ara, ma. Em gimana yah? Ara mau ke kamar Elzan, bilang kalau Ara kerja." Tidak menunggu jawaban mertuanya yang masih bingung, Tifara ingin berjalan menuju kamar putranya, namun suara suaminya dudah menghentikan nya.
"Sayang, mau kemana? Mas pulang mau makan siang di rumah." Tifara menggigit bibirnya tidak menoleh. Langkah kaki Aryan semakin dekat.
"Sayang." Panggil nya menyentuh lengan Tifara. Tifara menoleh sedikit karena sebelah kiri yang luka.
"Ah iya mas, ada mama jika ingin makan siang, rasanya Ara ingin istirahat siang ini di kamar Elzan, maaf ya Ara mau ke kamar Elzan dulu." Tofara ingin pergi dengan terburu-buru namun Aryan menahannya.
"Kenapa tidak mau menoleh? Apa kamu mulai benci dengan mas lagi?" Tanya nya membuat Tifara bingung ingin jawab apa.
"Aryan, ayo makan biarkan dulu istri kamu istirahat." Hannah ingin menantunya lolos dulu, namun tangan Aryan semakin mencekal lengan Tifara.
Tubuh istri nya itu ia balik dengan paksa untuk menghadap dirinya. Tifara yang belum siap langsung melotot melihat wajah suaminya.
Aryan meneliti wajah istri nya itu, ia mencari kejujuran di mata Tifara. Namun matanya tak sengaja teralih ke sudut bibir yang sedikit bengkak karena luka. Tangannya memegangi wajah sang istri dan menolehkan ke samping.
"Kenapa bibir kamu luka?" Tanya nya membuat Hannah dan Tifara tegang bersamaan, apa yang di tutupi serapat mungkin pasti akan tercium juga.
'Mampus gue.' Melihat tatapan suaminya tajam.
"A-ara sedikit ceroboh dan hair dryer yang di pegang mengenai bibir, gak masuk akal kayaknya tapi ya gitu lah." Mendengar jawaban itu Aryan mengerutkan dahinya dan mengangguk lalu menciun bekas luka itu sekilas.
"Semoga cepat sembuh, lain kali hati-hati ya? Takutnya kamu gak sadar melukai tubuh kamu yang lain." Hannah dan Tifara merasa aman.
"Iya mas, Ara mau istirahat dulu nemenin Elzan. Udah lama juga gak meluk dia."
"Nanti malam sama mas ya! Mas yang peluk kamu." Bisik nya membuat Tifara menegang dengan bisikan yang sungguh nafas Aryan menerpa telinganya.
"Sayang, katanya kamu mau ke kamar Elzan?" Menyadarkan Tifara dari diamnya.
"I-iya mas, maaf ya aku gak bisa temenin makan." Aryan mengangguk lalu mencium keningnya sebelum pergi ke meja makan.
Setelah makan siang Aryan masuk ke kamar nya lebih dulu dan menghubungi seseorang.
"Cari tau apa yang di lakukan istri saya tadi bersama mama saat di tempat arisan, jika ada yang janggal segera kabari saya."
"Baik tuan." Setelah itu Aryan memutuskan sambungan telepon nya.
"Jika ada yang berani dengan Ara, maka habis di tangan ku." Aryan langsung keluar dari kamarnya dan akan kembali ke kantor.
Jam menunjukkan pukul 3 sore Tifara mengotak atik laptopnya dan mencari sesuatu untuk ia perlihatkan pada semua orang. Ia mencari 2 video sekaligus, pertama video perselingkuhan teman mama nya, lalu teman model yang begitu angkuh itu.
Aryan yang sudah tau bersama bawahan nya akan membuat perusahaan milik keluarga itu hancur karena sudah berani mengusik istrinya. Namun mereka tidak jadi karena 2 video tiba-tiba membuat banyak orang membicarakan nya, apa lagi kalau bukan video perselingkuhan yang di sebarkan oleh seseorang yang misterius. Model yang sudah naik daun bersama mertuanya itu harus menanggung malu.
"Siapa yang menyebarkan video itu?" Tanya Aryan.
Membuat orang andalannya langsung cepat bekerja.
"Orang itu tidak bisa di tembus tuan, virus nya yang dibuat akan merusak sistem kita jika ditembus dengan paksa."
"Apa yang menyebarkan itu, Ara?" Gumamnya mencurigai istrinya sendiri, namun tidak mungkin jika istrinya tau dengan teman mama nya juga, bukankah hanya menantunya yang dikenal Tifara?
"Ada apa tuan? Apa tuan mengetahui siapa yang menyebarkan?"
"Tidak, mungkin tebakan saya salah." Jawabnya sambil ia akan mencari tau nanti.
Di tempat lain seseorang sedang tersenyum sambil menatap video yang sudah ia sebar luaskan.
Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...
Baca juga cerita bebu yang lain.
IG : @istimariellaahmad98
See you...