Tiba-tiba Jadi Istri Dan Ibu
Kaluna seorang wanita yang berusia 26 tahun, ia tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya. Keluarga nya lumayan banyak dan selalu mendesaknya untuk segera menikah, karena teman seusia dirinya sudah ada yang memiliki 2 anak. Kaluna bekerja di salah satu perusahaan yang cukup terkenal saat ini, maka dari itu ia sering sekali lembur dan pulang pada malam hari.
"Capek banget kerja, kapan sih aku nikah?" Pertanyaan nya sendiri saat teman-teman yang lain ditunggu pasangan nya pulang dari kantor.
"Kal, gue duluan ya. Suami gue udah jemput."
"Iya duluan aja, gue belakangan." Kaluna membereskan lembaran kertas yang ia susun akan segera pulang.
"Kal, gue juga duluan nih pacar gue udah di depan." Pamit nya satu teman lagi, membuat Kaluna menghela nafas panjang.
"Iya, jangan ada lagi setelah ini. Yaiyalah kalau ada lagi berarti hantu." Kaluna bergidik ngeri lalu menyambar tas nya dan pergi untuk keluar dari kantor. Masih banyak orang di kantor, hanya saja di ruangan nya hanya ada mereka bertiga.
"Mbak, Kaluna." Sapa security yang berjaga.
Kaluna menjawab dengan ramah menunduk, ia tersenyum menyapa orang-orang dengan senyuman walaupun dirinya sudah lelah seharian kerja. Ingin berhenti dari kerjaannya, namun gaji juga lumayan mahal. Hanya badan yang hampir terasa hancur. Jika bukan buatan Tuhan, dan made in negara-negara mungkin sudah hancur berkeping-keping.
Kaluna menuju mobilnya, ia menyalakan mesin dan menyimpan tas nya terlebih dahulu sambil memposisikan tubuhnya dengan benar agar tidak salah posisi dalam menyetir. Kaluna mulai melajukan mobilnya karena jam juga sudah menunjukkan pukul 8 malam, ia merasa sedikit gerah dan akan segera mandi ketika telah sampai.
"Beli apa dulu ya, pengen makan enak tapi di rumah masakan mama juga lebih enak." Adiknya masih sekolah dan kedua orang tuanya juga biasa-biasa saja yang hanya seorang guru, walaupun mulia tapi guru tidak ada apa-apa nya dengan yang punya perusahaan besar menurut nya.
Jalanan saat ini terbilang cukup sepi, mungkin cuaca yang sedikit dingin dan musim hujan mengakibatkan orang malas untuk keluar rumah. Kaluna sendiri jika tidak bekerja mungkin dirinya memilih untuk istirahat saja dirumah.
Mobil melaju cukup cepat dari depan dengan lampu sorot yang sangat terang membuat siapa pun yang melihatnya silau. Kaluna menyetir dengan baik namun sedikit cepat karena sudah kepikiran akan segera mandi, hanya saja tiba-tiba mobilnya ke kiri menabrak pembatas jalan dan mengakibatkan mobil itu terlepas dari pembatas jalan tersebut, lalu masuk begitu saja ke rerumputan yang membuatnya terombang ambing. Kaluna menjadi panik sendiri di dalam mobil, ia membuka pintu mobil dan itu sangat susah.
"Ma, pa, dek, maafin Kaluna ya, sepertinya tidak bisa lagi bersama kalian." Kaluna masih ingat dengan orang tua dan adiknya, walaupun terasa tubuhnya mulai sakit semua.
"Nasib ku, bagaimana aku mati dalam keadaan jomblo begini." Ucapnya saat mobilnya mulai masuk ke dalam jurang, pintu mobil juga susah untuk ia buka. Kaluna sudah ikhlas dengan hidupnya yang akan pergi untuk selamanya tanpa merasakan punya pasangan dan buah hati seperti teman-temannya, ia memilih memejamkan matanya dan pasrah ia ingin pergi dengan tenang.
Kaluna sudah tidak bisa di selamatkan, mobilnya yang masuk ke dalam jurang itupun meledak dan hancur berkeping-keping.
Tit tit tit....
Seorang perempuan membuka matanya cepat, ia merasa bahwa dirinya berada di rumah sakit.
"Ternyata aku masih hidup? Siapa yang sudah menyelamatkan ku dan membawaku kesini?" Semua pertanyaan ia ajukan pada dirinya sendiri, kepalanya tiba-tiba pusing dan sekelebat bayangan muncul di dalam ingatannya.
"Siapa pria itu? Anak kecil itu, siapa?" Kepalanya terasa sakit, ia menoleh saat suara pintu terbuka.
"Nyonya sudah sadar?" Tanya nya membuat wanita yang mendengar itu pun bingung.
"Nyonya? Maaf anda salah kamar, mungkin anda akan masuk ke kamar sebelah." Wanita itu menunjuk ruangan sebelahnya.
"Tidak, saya tidak salah kamar. Anda adalah nyonya saya. Tuan menempatkan anda di ruangan VVIP."
Wanita itu terkejut mendengar penuturan yang diucapkan oleh orang setengah baya.
"Tidak, papa sama mama tidak mungkin merawat ku sampai di VVIP. Aku pasti sedang mimpi, iya aku pasti sedang mimpi." Wanita itu adalah Kaluna, ia bingung melihat orang di depannya yang menyebut dirinya nyonya.
"Mama," mata Kaluna beralih pada anak kecil usia 3 tahunan yang sepertinya takut untuk mendekat, ia melihat anak yang ada di ingatan nya itu.
"Si-siapa kalian? A-aku mungkin salah kamar." Kaluna sekarang yakin bahwa dirinya salah masuk kamar rawat.
"Nyonya tidak mengenal bibik dan tuan kecil?" Tanya nya mendekat, Kaluna merasa kepalanya berputar-putar beberapa ingatan dari pernikahan nya hingga memiliki anak.
Karena terlalu memaksa akhirnya Kaluna tidak sadarkan diri.
"Nyonya,"
"Mama"
Teriak mereka melihat Kaluna yang tiba-tiba pingsan.
Bibik itu membawa anak kecil yang selalu memanggil mama tadi, ia ingin memberitahu dokter dan akan segera menghubungi tuannya.
Tak lama setelah diperiksa dokter, laki-laki dengan postur tubuh tinggi tegap berjalan cepat untuk melihat bagaimana istrinya telah sadar.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya nya dengan nada khawatir.
"Istri anda sepertinya mengalami syok, entah apa yang membuat nya seperti ini, namun menurut pembantu anda, beliau tidak mengingat siapa pembantu dan putra anda."
"Jadi istri saya lupa ingatan dok?"
"Sepertinya memang begitu pak, tapi mungkin ini hanya sementara, karena menurut yang saya periksa tidak ada luka yang parah."
Kaluna kembali membuka matanya, ia melihat sekeliling masih sama seperti pertama kali ia membuka mata.
"Ara, kamu sudah sadar?" Tanya nya sambil memegang tangan nya, nama istri nya adalah Tifara glenna.
Kaluna melepaskan tangan pria itu.
"Maaf, siapa kamu?" Saat istrinya berucap seperti itu dirinya merasa sangat sakit.
Acuh dan sedikit tidak peduli dengan suaminya, tidak membuat pria yang bernama Mikael aryan itu menyerah, entah mengapa sejak istrinya melahirkan membuat Tifara tidak peduli lagi dengan suaminya bahkan anak nya yang sampai berusia 3 tahun. Tifara kembali bekerja sebagai model yang membesarkan namanya sebelum dirinya menikah.
"Sayang, aku suami kamu." Kaluna mengingat lagi ingatan itu memang ada orang di depannya ini.
Kaluna dengan tidak sopannya mengambil ponsel yang ada di tangan pria itu, lalu mengarahkan layarnya untuk ia berkaca.
"Arghhh
Trak duk.. Bunyi ponsel pria tersebut, anggap saja bunyinya begitu dari pada trang tong teng nong duk ser..
Pria itu justru mengabaikan ponsel nya, ia lebih khawatir dengan istrinya yang terlihat kaget.
'Aku dimana ini? Aku transaksi? Aduh apa namanya lagi, ah ya transformasi.' Kaluna asal menyebutkan saja, dirinya lupa apa itu yang berpindah ke tubuh seseorang.
"Sayang," pria itu menyentuh wajah Tifara, (sekarang Tifara bukan lagi Kaluna) namun tetap Tifara menjauhkan tangan Aryan dari nya.
"Kau juga melupakan Elzan? Dia anak kita." Aryan menunjuk Elzan yang ada di gendongan bibik, Elzan memang tidak mendapatkan kasih sayang itu dari mama nya.
"A-aku tidak mengingat kalian." Tifara memilih mengatakan jika lupa ingatan, padahal potongan-potongan ingatan yang selalu melintas sudah membuatnya yakin jika dirinya tau semuanya.
Terdengar helaan nafas panjang dari Aryan, ia begitu mencintai istrinya ini, namun ada juga raut bahagia di wajahnya karena ia akan mengatakan jika hubungan mereka baik-baik saja dengan keluarga kecilnya.
"Tidak apa sayang, yang terpenting kamu tau bahwa aku suami mu dan Elzan anakmu." Laki-laki itu tersenyum membuat Tifara terpesona, bos di kantor nya saja kalah dengan tampannya suaminya.
'Kalau begini menang banyak gue, dapat laki tampan plus anak lucu.' Kaluna menganggap dirinya sangat beruntung mendapatkan mereka ini.
Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...
Baca juga cerita bebu yang lain.
IG : @istimariellaahmad98
See you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments