Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PEREMPUAN DUPLIKAT
" Dara, kenapa wajah mu pucat ?"
Anjani mulai gelisah, kepalanya seperti berputar. Dan akhirnya tubuh Dara lunglai.
>>>
Bola mata yang tertutup oleh selaput kulit, bergerak ke kiri dan ke kanan. Kemudian perlahan terbuka.
Anjani kaget, sontak ia duduk dan memperhatikan ke sekeliling.
" Aku ada dimana ?"
Barulah ia sadar jika berada di dalam kamar Dito setelah melihat foto pria itu terpajang di dinding.
" Hemm aku tahu sekarang, Pria itu diserang oleh para kawanan Serigala. Dan ia bisa mendengar suara ku di dalam sanubari gadis ini. Tapi kenapa pria tua itu justru membantai kami semua ?? Padahal aku tidak merasa mencelakai manusia ?"
Anjani menekan gigi nya serta mengepalkan kedua tangannya, ia teringat dengan kematian sang suami dan dirinya yang tengah mengandung.
" Aku akan membalas semua perlakuan mu pria tua, akan ku habisi seluruh keturunan mu"
Wajah Anjani mengeras, ia sangat murka sekali.
" Tapi, bagaimana aku melakukan nya? Aku tidak bisa menggerakkan tubuh gadis ini sewaktu aku akan menyerang pria tua itu ?"
Anjani memukul kasur, ia geram sekali. Tiba-tiba daun pintu terbuka, Kemudian muncul dua orang pelayan yang sama-sama membawa nampan.
" Eh, dia sudah sadar rupanya "
Dara menatap dua pelayan itu dengan tajam, sementara mereka tersenyum mengejek.
" Bagus lah, setidaknya dia tidak merepotkan kita lagi" Sahut pelayan yang lain. Keduanya meletakkan nampan dengan kasar, sehingga air hangat dalam baskom dan juga bubur ayam di nampan yang lain hampir tumpah.
" Karena kamu sudah sadar, cepat bersihkan tubuh mu sendiri dan makan bubur ini sampai habis " Cetus pelayan tersebut begitu sengit.
" Kalian lucu sekali" Gumam Dara, dua pelayan itu tersentak. Apakah benar yang mereka lihat ? Seorang Dara mampu melawan kata-kata mereka. Meskipun ia adalah cucu menantu kesayangan Tuan Lesmana, tapi jika jauh dari perhatian sang Tuan besar. Maka kedudukan nya seperti tidak berharga, lebih baik menjadi anjing kesayangan Donita, yang mendapatkan perlakuan khusus dari para pelayan.
Dara tersenyum miring, ia menyibak selimut kemudian menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang.
" Apa maksud mu menyebut kami lucu?!!" Hardik salah satu dari pelayan itu.
" Kalian terlihat seperti sepasang sahabat dekat, padahal kalian menjalin hubungan dengan satu pria"
Bola mata pelayan yang baru saja menghardik Dara membeliak lebar, kemudian berputar ke arah rekan seprofesi.
Teman nya nampak gugup.
" Ka- kau.. Ke- Kenapa menatap ku seperti itu ?" Wajah pelayan itu berubah seputih kapas.
Mustahil
Pikir nya, menepis pikiran buruk.
" Hey, perempuan kotor.. Rupanya kau sudah mulai gila ya" Si pelayan justru menghardik Dara, tanpa perduli status Dara di rumah tersebut.
Bibir Dara menyeringai tipis.
" Kekasih mu adalah supir pribadi perempuan duplikat itu kan?"
Jawaban Dara serta Merta membuat kedua alis si pelayan bertaut.
Perempuan duplikat??
Dia sadar jika yang dimaksud adalah Donita, karena dirinya memang pelayan kepercayaan yang melayani Donita sejak sebelum menikah.
Sebut saja namanya Sari, Darah hangat terasa mencapai ubun-ubun.
" Apa maksud dia Sari?" Teman Sari yang tidak tahu apa-apa kebingungan.
" Ah sudahlah, biarkan dia meracau seperti orang gila "
Sari langsung putar badan keluar dari kamar Dito, teman nya pun memilih untuk mengekor meskipun dirinya masih sangat penasaran.
Anjani menghela nafas sembari geleng-geleng kepala, situasi di rumah ini cukup rumit. Tapi dirinya tidak perduli, yang sangat ingin ia ketahui. Kenapa tubuh Dara menolak untuk menyerang tua bangka itu?
Belum sempat menemukan jawaban, Dito sudah muncul bersama dengan Sintia.
" Haduh ... Mau ngapain lagi laki-laki ini ?" Gerutu Anjani dalam sanubari.
" Kenapa ? Kau tidak suka aku datang ?" Seru Dito, Sintia melongo heran.
" Sudah tahu nanya " Balas Anjani dalam sanubari.
" Eh, ini kamar aku!! Suka-suka aku lah" Bantah Dito, Sintia makin kebingungan.
" Kalau ini kamar kamu, kenapa aku bisa berada disini ?"
Tentu Anjani yang bersuara dalam sanubari, sembari ia menjeling tajam ke arah Dito.
" Karena kau istri ku!!"
Anjani terperangah, ini kejutan apa lagi? Dirinya baru menyadari jika tubuh perempuan yang ia rasuki adalah istri dari pria yang menjadi mangsa keganasan kaumnya.
" Sayang... " Sintia bergelayut manja di lengan Dito, bagaimana pun ia sangat terusik dengan kalimat yang Dito ucapkan barusan.
" Kesel banget aku sama dia!!" Gerutu Dito.
" Tapi ??? Kenapa kau bicara sendiri ?"
Dito melongo.
" Apa maksud mu?"
" Sayang... Sejak tadi kamu hanya bicara sendiri, Dia diam saja" Sintia menunjuk ke arah Dara menggunakan telunjuk kirinya.
Dito semakin tidak mengerti, padahal suara Dara sangat jelas terdengar. Mendadak kepala Dito terasa pening, ia pun memilih keluar dari kamar tersebut menuju ruang kerjanya. Yang diikuti oleh Sintia.
Dara tersenyum kecut mengekori langkah dua manusia itu menggunakan ekor matanya.
***
Sari tergopoh-gopoh menghampiri Donita, perempuan paruh baya yang masih terlihat segar bugar itu baru saja selesai memukul bola golf dengan sangat kuat.
" Nyonya "
Donita menoleh, raut wajah Sari yang nampak gusar mengundang rasa penasaran.
" Ada apa ?"
Sekali lagi Donita akan melakukan pukulan jarak jauh.
" Perempuan murahan itu, perempuan murahan itu menyebut anda duplikat " Sari gemetar mengatakan maksud serta tujuannya.
Sontak Donita mengurungkan pukulan stik golf.
" Apa maksud mu?"
" Ummm saya juga bingung Nyonya, kenapa dia memanggil anda dengan perempuan duplikat ?"
Wajah Donita langsung berubah tegang, matanya menyorot tajam ke arah dalam rumah besar itu. Seolah-olah ia melihat Dara.
Donita membanting stik golf sembarangan, kemudian bergegas menuju ke dalam rumah. Sari pun cepat mengekor, dia tidak mungkin meninggalkan majikannya.
" DARAAA!!! DARAAAA!!!"
Teriak Donita sembari mendobrak masuk ke dalam kamar Dito.
Bantingan pintu yang cukup keras didengar oleh Dito dan Sintia yang berada di ruangan sebelah.
" DARa!!! Kemana kau perempuan sial??!!"
Dito dan Sintia membeliak lebar, apa yang mereka pikirkan mungkin hampir sama. Yaitu Tuan Lesmana akan mendengar suara lantang Donita.
Cepat-cepat Dito pergi ke kamar sebelah.
" DA.."
" Mama"
Dito memotong kalimat Ibunya segera mungkin agar berhenti berteriak.
" Dito?"
" Ada apa Ma? Kenapa berteriak keras sekali ?"
" Mana Dara?"
Dito celingukan mencari wujud Dara yang memang tidak ada disana.
" Tadi dia ada kok"
Sintia menyahut.
Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, kepala Dara menyembul diantara celah.
" Ada yang memanggil ku?" Tanya Dara dengan polosnya.
" Nah itu orangnya, sini Kau!!!" Donita cukup bersemangat untuk memberi pelajaran kepada Dara, namun Dito justru menahan lengannya.
" Dito, lepasin Mama!" Perintah Donita tegas " Mama harus memberikan pelajaran kepada dia agar tidak bicara kurang ajar !!!"
" Ma, tenang dulu"
" Ngapain harus tenang ? Hah!!!!" Balas Donita semakin kesal.
" Tante,,, Kakek masih ada disini " Akhirnya Sintia menjelaskan.
Barulah Donita menyadari kecerobohannya.
" Sttt sttt"
Ketiganya menoleh ke arah datang nya suara desisan.
" Ayo kesini "
Dara menggoda Donita dengan menggerakkan jari telunjuk nya.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara