Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Arthur tengah mengobrol dengan partner kerjanya di Korea. Namun, nampaknya kerja sama antara Arthur dan partner kerjanya itu akan terhambat. Sebab Arthur mendapatkan kabar dari patnernya tersebut, jika Daniel baru saja menelepon dan menawarkan uang investasi sebanyak 500 juta.
Arthur yang mendengarnya cukup terkejut, sebab dia hanya menawarkan 100 juta untuk kerja sama mereka. Terlihat dari obrolan partner dari Korea tersebut mulai tertarik dengan penawaran Daniel. Akan tetapi, Arthur berusaha untuk tetap mempertahankan kerja sama mereka. Sedangkan patnernya tersebut meminta Arthur untuk segera menghubungi mereka kembali.
Arthur mulai kesal, sebab rencana kerjanya yang hampir sempurna itu hampir digagalkan oleh Daniel. Arthur mulai tahu bagaimana cara kerjanya Daniel untuk membuat usahanya hancur.
" Bagas, kita harus pakai rencana B." ucap Arthur kepada salah satu anak buahnya.
" Tapi bos, rencana b tersebut justru sangat merugikan bagi kita."
" Tapi itu adalah cara agar kita tidak kalah. Aku tidak ingin Daniel menghancurkan rencana ku!" tukas Arthur nampak kesal karena ulah Daniel.
Setelah selesai bekerja, Arthur kembali ke kamar hotel. Dia masuk dan melihat Alana tertidur pulas di atas kasur.
" Bagas, kamu tolong hubungi tempat kerja Alana. Bilang pada mereka jika Alana sudah pulang ke apartemennya dengan aman." perintah Arthur.
" Baik, pak!" Bagas lalu keluar dari kamar.
Arthur berjalan menaiki kasur, dia lalu berbaring sambil menengok wajah Alana yang tengah tertidur. Dengan perlahan diusapnya pipi perempuan itu.
" Kenapa kamu selalu membuatku tertarik?" gumamnya.
" Astaga!" Alana terbangun dan terkejut, dia langsung duduk diatas kasur.
" Jam berapa sekarang?" tanya Alana kepada Arthur yang baru saja duduk.
" Kamu tidak perlu khawatir aku sudah menghubungi Maya. Dan bilang kalau kamu sudah pulang." jawab Arthur.
" Apa! Justru itu yang membuat Maya curiga."
" Tidak akan curiga, anak buah ku sendiri yang menghubungi mereka. jadi kamu tidak perlu khawatir." ucap Arthur.
Alana beranjak dari kasur, dia ingin pulang ke apartemennya. Namun, Arthur tiba-tiba saja menarik tangannya hingga Alana terjatuh dan terbaring di atas kasur.
" Aku mau pulang!" tukas Alana dengan tegas.
" Aku hanya bilang, kalau aku ingin selalu bertemu denganmu. Bagaimana kalau kamu tinggal bersama dengan saja?"
" Aku sudah menjawab, tidak! berarti tidak!" Tukas Alana lagi.
" Aku masih memberimu kesempatan untuk berpikir." ucap Arthur.
" Kamu ini kagak paham ya! Aku sudah jawab, tidak!" tukas Alana dengan kesal.
" Iya, aku tahu. Aku yakin kamu akan berubah pikiran nantinya. Kalau begitu aku yang mengantarkan kamu pulang."
" Aku bisa sendiri!"
" Kalau kamu begini, aku tidak akan membiarkan kamu pulang."
" Apaan sih!"
" Bagas, siapkan mobil. Aku akan mengantarkan Alana pulang." perintah Arthur kepada anak buahnya.
***
Alana mencharger ponselnya. Dia lalu duduk diatas kasur. Dia melihat Arthur yang tengah berdiri, karena baru saja mengantarkannya pulang.
" Makasih ya udah mengantarkan aku pulang. sekarang kamu boleh pulang." ucap Alana kepada Arthur.
" Aku berharap kamu pikir kembali apa yang aku katakan tadi." ucap Arthur.
" lebih baik kamu pulang deh, aku mau tidur." ucap Alana tidak mau membahas hal yang sama lagi.
" Kamu ini kayak kucing kalau lagi kesal."
" Aku manusia!" tukas Alana.
" Oke. Aku harap kamu pikirkan kembali."
" Apaan sih! Bahas itu terus dari tadi. Udah sana pulang ke rumah mu." usir Alana dengan membuat Arthur berbalik dan mendorong Arthur untuk keluar dari apartemennya.
setelah Arthur pergi, Alana segera mengambil ponselnya yang sudah menyala. Dia langsung menelepon Maya, untuk sekedar memberikan kabar jika dia baik-baik saja.
" Kamu perlu tahu Alana. Anak buahnya itu galak banget. Aku jadi takut, tapi syukurlah kalau kamu enggak apa-apa." ujar Maya dalam sambungan telepon.
" Aku enggak apa-apa. Kamu enggak perlu khawatir. sampai ketemu besok di kantor." ucap Alana mengakhiri sambungan telepon mereka.
Alana terdiam, berbaring menatap langit-langit kamarnya.
" Kok seharian ini aku enggak mikirin Alvaro ya? Kamu sudah ku melupakannya, pak Arthur." gumam Alana sambil tersenyum.