Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 ( Malam panas setelah setahun menikah )
Malam gak up ketiduran😁
Warning!!
Ada adegan kekerasan di bab ini, sedih aku liat Bella😭
Bella termenung seraya menatap bunga di pekarangan rumah. Ia masih memikirkan perkataan Arrayan yang mengatakan satu kesalahannya menjadikan hidup Arrayan hancur. Bella sudah bertanya berkali-kali pada suaminya itu, tetapi Arrayan masih tetap bungkam.
Pria yang sedang dipikirkannya keluar dengan jas dengan harga ratusan juta serta kaca mata hitam bertengger di hidungnya yang tidak terlalu mancung. Namun, ia terlihat sangat keren walaupun sudah berumur tiga puluh tahun. Bella dibuat terkesima dengan ketampanan suaminya, tetapi ia hanya bisa memandang dari kejauhan, walaupun statusnya sekarang sebagai istri, tetapi itu hanya status untuknya kenyataannya ia hanyalah seorang yang menjadi pelampiasan di setiap kemarahannya.
Arrayan menatap sekilas Bella sebelum masuk ke dalam mobil, Bella memilih masuk ke dalam dan mengabaikan Arrayan membuat pria itu berdecak kesal karena merasa diabaikan. Padahal Bella tidak bermaksud mengabaikannya ingin sekali ia merasakan kasih sayang Arrayan yang dulu sempat ia rasakan. Tutur katanya begitu lembut bahkan kekasihnya itu dahulu tidak membiarkan Bella merasakan sakit walaupun hanya sedikit. Arrayan selalu setia mengantarkan Bella control ke rumah sakit setiap bulannya dan memberi semangat untuk kesembuhan di kakinya.
“Sial … Kenapa dia mengabaikan aku!” decak Arrayan dalam hati.
“Ada apa, Tuan? Kenapa kau terlihat kesal pagi ini?” tanya Toni yang melihat raut wajah masam bosnya dari spion dalam mobil.
“Bukan urusanmu! Kau fokus saja menyetir!” ketus Arrayan.
Toni tidak sakit hati ia hanya mendesah sangat berat dengan respon bosnya itu. Walaupun Tuannya seperti itu, terkadang Toni juga merasakan kebaikan yang sudah diberikan Arrayan dan keluarganya.
Sepulang kuliah Stella tidak langsung pulang ia terus saja berdandan karena hari ini ia akan datang ke kantor Arrayan dan mulai mendekatinya,”Dandan mulu, mau ketemu kekasih kah?” tanya Sofia teman dekat Stella.
“Kepo deh! Bukan hanya kekasih tapi calon suami gue,” ujar Stella merapikan rambut cantiknya yang tergerai.
“Udah, ya, gue duluan mau beliin makan siang calon suami gue terus langsung ke kantornya, deh,” lanjutnya.
“Ya, deh. Ditunggu undangannya,” balas Sofia dan Stella meresponnya dengan melambaikan satu tangannya ke atas.
Tiga puluh menit Stella sampai di perusahaan MH grup. Dengan penuh percaya diri dan senyum yang indah terukir di bibir seksinya Stella melangkah menuju ruangan Arrayan. Ia sudah tau di mana letak ruangannya dan para staff di kantor sudah hafal wajah Stella yang sedari dulu ikut Johan bertemu dengan Wiliam.
Tok! Tok!
“Masuk”
Suara baritone yang terdengar seksi di telinga Stella membuat jantungnya berdebar kencang saat perlahan ia membuka pintu,”Apa aku menganggu?” tanya Stella yang mana membuat Arrayan menghentikan jari-jari manisnya yang sedang mengetik dan menatap sosok wanita yang sangat ia kenal sedari kecil.
“Stella …? Mau apa dia kesini?” batin Arrayan tidak percaya.
Tidak ada jawaban dari Arrayan bukan berarti Stella menyerah dan mengurungkan niatnya untuk masuk. Malah sebaliknya dengan tersenyum bahagia ia langsung duduk di hadapan Arrayan yang masih melongo dengan kedatangan Stella.
“Eukhmm …” Stella berdehem membuat Arrayan tersadar.
“Eh! Kamu Stella? Ada apa, tumben ke kantor ku. Sudah lama kita tidak bertemu saat di pernikahan aku belum sempat menyapamu,” ujar Arrayan.
“Tidak masalah. Aku memakluminya karena sudah lama sekali kita tidak bertemu membuat aku pangling melihatmu,”
Arrayan langsung paham arah pembicaraan Stella. Jadi, itu alasan mengapa Stella tiba-tiba mendatanginya. Tidak lama Toni masuk untuk memberitahu kalau lima belas menit lagi Klien dari Amerika akan datang. Arrayan mengangguk paham Toni pun segera keluar dari ruangan, sekilas ia menatap Stella yang tidak lepas pandangannya menatap Arrayan membuatnya dahinya mengerut dalam dan sepertinya Toni merasa curiga dengan wanita itu yang seolah ingin menggoda Arrayan yang merupakan kakak iparnya.
“Maaf, Stella sepertinya aku tidak bisa menemanimu lebih lama karena sebentar lagi aku ada meeting dengan Klienku,” terang Arrayan.
“Baiklah, aku mengerti,” Bella bangkit dan mendekati Arrayan dengan memberikan paper bag berisikan makan siang untuk sang pujaan hati.
“Jujur sekarang kau sangat tampan, besok malam bisa kau temani aku makan malam?” bisik Stella.
Arrayan menarik sudut bibirnya dan ia pun mengiyakan ajakan Stella membuat gadis itu tersenyum senang dan berlalu begitu saja keluar dari ruangan Arrayan.
Ck, dasar wanita munafik. Dulu saja dia selalu menghinaku tapi sekarang malah mengajak ku makan malam. Baiklah … lumayan kalau di jadikan mainanku,” ucap Arrayan.
*
*
Seperti malam-malam sebelumnya karena kesibukan Arrayan pria itu selalu pulang malam. Saat ini sudah pukul tujuh malam Bella yang sedang menyiapkan makan malam dibantu Ana dan Ani pun tidak pernah lepas pandangannya dari jam dinding yang terus berputar mengkhawatirkan suaminya yang belum juga pulang.
“Bella, bisa Paman minta tolong?” tanya Wiliam yang sudah berada di rumah satu jam lalu.
“Bisa, Paman. Apa yang bisa aku bantu?” jawab Bella.
“Tolong tebus resep dokter ini tadi Paman lupa karena buru-buru ingin pulang,” Wiliam memberikan secarik kertas Bella pun menangguk paham dan langsung pergi menuju apotek menggunakan taksi.
Satu jam kemudian Arrayan sedang dalam perjalanan menuju arah pulang, tetapi ia ingin mampir sebentar ke supermarket untuk membeli beberapa minuman kaleng karena persedian di rumahnya sudah habis. Toni langsung menancap gas menuju supermarket yang tinggal beberapa menit lagi sampai.
Toni memilih menunggu di mobil setelah mereka sampai dan Arrayan langsung bergegas masuk menuju rak minuman karena ia tidak suka bertele-tele ketika sedang berbelanja kebutuhannya. Tidak butuh waktu lama ia mengambil beberapa kaleng minuman dan segera membawanya ke kasir, tetapi langkahnya terhenti ketika ponselnya terus saja berbunyi notif pesan masuk membuatnya penasaran dengan cepat ia mengambil ponselnya dari kantong jasnya.
Nomor tidak dikenal, tetapi foto profilnya memperlihatkan foto Stella ia mengirimkan banyak pesan berupa foto begitu banyak pada Arrayan. Dengan rasa penasaran ia melihat satu persatu foto itu hingga terlihat jelas foto sang istri bersama seorang pria yang sangat ia kenal dan merupakan kliennya.
Berbagai macam gaya memperlihatkan Bella dan pria itu sangat dekat dan hampir berpelukan, Arrayan memperhatikan secara detail foto itu seperti nya lokasi tempat yang berada di foto itu sama dengan supermarket yang mana kini ia berada. Arrayan langsung mencari keberadaan lorong makanan sama persis yang ada di foto itu. Benar saja Bella berada di tempat yang sama dengan dirinya ia melihat sosok wanita yang merupakan istrinya sedang mengobrol dengan raut wajahnya yang terlihat bahagia dengan sosok pria yang ia kenal.
“Brengsek …! Aku kira dia wanita baik-baik. Ternyata bukan hanya pembunuh dia juga wanita j4l4ng! Awas kau Bella kali ini aku tidak akan mengampuni mu!" geram Arrayan menatap nyalang pada Bella, rahangnya mengeras sempurna tangannya menggenggam erat ponselnya dengan kemarahan yang sepertinya akan meledak saat Bella sudah sampai rumah.
Arrayan mengikuti Bella sampai keluar tanpa sepengetahuan Bella, Arrayan semakin marah saat Bella dengan mudahnya menerima ajakan Yahiko untuk pulang bersamanya, tetapi Arrayan tidak berniat mengikutinya dan memilih pulang ke rumah.
*
*
“Terimakasih sudah mengantar ku,” ujar Bella setelah mereka sampai di kediaman Arrayan. Yahiko tidak tau kalau itu rumah Arrayan.
“Aku yang harusnya berterimakasih padamu, kalau kau tidak menemukan dompetku aku gak akan bisa membayar belanjaanku dan pastinya membuatku malu nanti saat di kasir,” balas Yahiko.
"Baiklah, aku masuk dulu,” pamit Bella dan Yahiko menganggukkan kepalanya pelan dan melajukan kembali mobilnya.
Saat Bella masuk rumah terlihat sepi, ia langsung menuju kamarnya untuk meletakkan kantong belanjaannya lebih dulu baru menemui Paman Wiliam dan memberikan pesanan obatnya.
Ceklek
Pintu terbuka Bella terkejut melihat Arrayan yang sudah berada di kamarnya dengan mengenakan piyama tidurnya asal hingga memperlihatkan d4d4nya. Sontak Bella panas dingin dibuatnya tubuhnya mematung di tempat. Arrayan tersenyum menyeringai ia langsung menghampiri istrinya menarik pinggang lalu menekan tubuhnya di dinding.
“Dari mana saja ku! Sudah berani keluar malam-malam begini tanpa izin dari ku!” marah Arrayan menatap tajam Bella.
“A-aku, tadi pergi membeli obat untuk Paman,”lirih Bella.
“Bohong …!” sentak Arrayan.
“Kalau kau tidak percaya kau lihat saja ini, aku tadi membeli obat lalu …”
Bruuuk
Arrayan mengambil kantong belanjaan dan melemparnya ke sembarang tempat setelah itu ia meremas kedua bahu Bella dan kali ini tatapannya lebih membahayakan dengan kedua mata yang memerah,”Lalu, kau berkencan dengan seorang pria di belakangku, ia kan?” Bella menggeleng ia merasa takut melihat suaminya yang begitu sangat marah karena salah paham padanya.
“Aku tidak menyangka, kau itu wanita murahan. Apa mungkin ibumu itu juga seorang j4l4ng!” bisik Arrayan.
“Arrayan …?!” teriak Bella dan langsung mengangkat tangannya ke udara.
Plak
“Jangan pernah menyebut ibuku dengan sebutan itu!”
Plak
Bella mengamuk dan terus saja menampar Arrayan karena tidak terima Arrayan menjelekkan ibunya. Namun, ketika Bella ingin menampar lagi, Arrayan menahan tangan Bella dan menghempaskannya ke ranjang dan langsung menindih tubuhnya,”Jangan munafik jadi wanita, aku sudah tau kau wanita seperti apa! Kau memang tidak pernah menghargai ku sebagai suami, istri macam apa kau!” teriak Arrayan.
“Lepas kan aku! Istri … apa selama ini kau menganggap ku sebagai istri, hah! Apa kau selama ini memperlakukanku layaknya seorang istri! Hanya karena sebuah kesalahan yang kau katakan saat itu dan bahkan aku pun tidak tau kesalahan apa yang telah kau lakukan hingga membuatmu bebas memperlakukanku seperti bintang …. Hiks.
Mendengar kata kesalahan membuat Arrayan kembali mengingat kecelakaan malam itu dan seketika ia pun murka pada Bella. Dengan tega Arrayan mencengkram wajah Bella lalu berkata,”Aku yakin kau sudah tidak suci lagi, sudah berapa banyak pria yang sudah tidur denganmu? Sekarang kau harus melayani suamimu karena aku menginginkan hak ku sekarang juga!”
Bella menolak dan berusaha melepaskan cengkraman tangan Arrayan, tetapi tidak bisa karena pastilah ia kalah. Arrayan menc1um b1b1r Bella dengan brutal, setelah puas ia bangkit membiarkan Bella menghirup udara sejenak karena hampir kehabisan napas.
Sreeeeeekk
Arrayan dengan penuh amarah merobek dress Bella dan mata gadis itu pun terbelalak berusaha menutupi tubuhnya hanya dengan satu tangannya yang hanya terlihat pakaian dalamnya saja,”kau mau apa?!” teriak Bella ingin rasanya ia bangkit, tetapi ia benar-benar tidak bisa andaikan kakinya masih berfungsi ia ingin sekali menendang Arrayan dengan kedua kakinya.
Arrayan makin kalap ia membuang tongkat Bella kemudian menindih kembali tubuh Bella dan terjadilah malam panas setelah setahun menikah.
“Arrgghhhh … sakit!” teriak Bella.
Disisi lain Wiliam yang ketiduran berniat mencari Bella, tetapi tidak ketemu. Lalu ia memutuskan ke kamar Bella menanyakan pesanan obat yang tadi gadis itu beli.
Saat sampai di depan kamar, wiliam mengangkat tangannya ke udara untuk mengetuk pintu, tetapi urung ketika ia mendengar suara desahan Arrayan karena pria itu sudah mencapai akhir dari hasratnya.
“Ck, dendam katanya? Tapi dia menyentuhnya juga. Tidak apa-apa lebih baik begitu mungkin dengan begini Arrayan bisa mencintai Bella dan melupakan dendamnya,” ujar Wiliam melangkah pergi meninggalkan kamar Bella dengan senyum bahagia tanpa tau yang sebenarnya.
Jika saja Wiliam tau kalau yang menikmati itu hanya Arrayan sedangkan Bella meringis kesakitan dan menangis hampir tidak terdengar karena Arrayan membekam mulutnya seraya menikmati tubuhnya. Sungguh malang nasibmu Bella.
*
*
Bersambung.
😅