menceritakan seorang anak perempuan 10tahun bernama Hill, seorang manusia biasa yang tidak memiliki sihir, hill adalah anak bahagia yang selalu ceria, tetapi suatu hari sebuah tragedi terjadi, hidup nya berubah, seketika dunia menjadi kacau, kekacauan yang mengharuskan hill melakukan perjalanan jauh untuk menyelamatkan orang tua nya, mencari tau penyebab semua kekacauan dan mencari tau misteri yang ada di dunia nya dengan melewati banyak rintangan dan kekacauan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YareYare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2. Perjalanan Yang Berbahaya
Di tengah perbincangan Hill dan Levia ketika sedang berjalan menuju kota, tiba-tiba ada sosok makhluk besar yang membuat Hill dan Levia ketakutan. Mereka pun bersembunyi ke dalam sebuah lubang yang ada di belakang pohon besar. Melihat sebuah tangan yang besar dan menyeramkan, Hill ketakutan hingga tanpa sengaja mengeluarkan suara. Sosok jari-jari besar itu mencoba memasuki lubang tempat Hill dan Levia bersembunyi. Jari-jari itu meneteskan darah ke kaki Hill, membuat Hill dan Levia ingin berteriak karena ketakutan.
..Aku takut, aku takut. Tolong, Ayah, Ibu! Jarinya mendekat, dia akan menyentuh mataku! Tidak, tidak...
Saat jari besar itu akan menyentuh Hill, Levia melihat Hill yang sangat ketakutan. Levia pun memberanikan dirinya, dia terbang keluar dan berteriak.
"Hill, lari! Aku akan menyusulmu nanti!"
Makhluk besar itu melihat Levia, lalu mengejarnya. Hill langsung berlari sekuat tenaga menjauh dari tempat mereka bersembunyi. Hill mencoba melihat ke belakang karena khawatir dengan Levia. Banyak sekali pohon-pohon yang menghalangi penglihatannya, tetapi meskipun hanya sekilas, Hill saat itu untuk pertama kalinya melihat sosok makhluk yang sangat mengerikan dan sangat besar.
..Levia, kenapa kamu melakukan itu Aku tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali. Ini semua karena aku. Levia melakukan itu karena dia melihatku ketakutan...
Dengan pikirannya yang kacau dan hatinya yang terus berbicara, Hill terus berlari menjauh sekuat tenaga, tetapi dia sangat khawatir dengan Levia. Sambil berlari, dia memberanikan diri untuk menengok ke belakang. Seketika, Hill terkejut dengan makhluk yang dia lihat sekilas itu.
..Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi makhluk itu sangat besar. Saat dia sedang berlari mengejar Levia, langkah kakinya sampai membuat hutan ini bergetar seperti sedang terjadi gempa bumi yang besar. Aku harus terus berlari demi Levia yang sudah membuat makhluk itu menjauh. Levia, semoga kamu baik-baik saja...
Waktu pun berlalu, Hill yang sudah kehabisan tenaganya mulai merasa lapar dan haus. Dia sudah tidak tahu lagi saat ini berada di mana, tetapi Hill tahu jika saat ini dia berada di tengah hutan yang luas. Hill pun berjalan mencari makanan untuk dimakan dan mencari air untuk diminum.
..Syukurlah tas kelinci dan buku yang orang tuaku berikan tidak rusak. Ini adalah barang yang sangat berharga bagiku, aku harus menjaganya dengan baik...
Hill terus berjalan tanpa mengetahui arah ke mana dia pergi saat ini. Dia tidak tahu apa pun tentang hutan ini. Rasa lapar dan haus sudah sangat parah, sehingga membuat Hill tidak kuat lagi untuk berjalan. Namun, Hill terus berjalan memaksakan dirinya sampai akhirnya dia terjatuh karena lemas.
..Aku tidak akan menyerah. Aku harus bisa mencari makan dan minum sekarang. Jika begini saja aku tidak bisa, bagaimana aku bisa menolong ibuku...
Hill yang sedang terdiam di tengah hutan yang sunyi sendirian hanya bisa tertidur karena badannya yang sudah lemas. Perlahan, mata Hill pun tertutup.
"Ibu, tunggu aku. Aku pasti akan menolongmu..."
Di tengah kesunyian hutan, tiba-tiba Hill mendengar suara air yang mengalir. Mata Hill langsung terbuka setelah mendengarnya. Hill pun langsung berusaha bangun dan berjalan sambil memegang pohon-pohon yang ada di dekatnya. Dengan perlahan, Hill berjalan mendekati suara air itu. Semakin lama dia berusaha berjalan, semakin jelas dan semakin dekat suara air itu terdengar. Tak lama kemudian, di depan Hill terlihat sebuah tembok besar yang memiliki pintu. Hill pun mendekati pintu itu dan mendorongnya. Seketika, Hill terkejut melihat sesuatu yang ada di depannya saat ini.
..Apa ini? Indah sekali! Aku tidak menyangka di balik tembok akan ada sebuah danau besar. Ada sebuah air terjun di depan sana dan terdapat sebuah pelangi di dekatnya. Di pinggir sungai, banyak sekali pohon buah, dan di bawah pohon-pohon itu terdapat buah-buah yang seperti baru saja terjatuh. Tempat ini tidak gelap sama sekali, karena tidak ada pohon-pohon besar yang menghalangi sinar matahari. Aku harus ke sana...
Perasaan Hill seketika menjadi tenang dan takjub ketika melihat pemandangan yang dia lihat saat ini. Hill, dengan badan yang sudah lemas, memaksakan dirinya untuk berjalan ke pinggiran sungai menghampiri buah-buah. Tak lama kemudian, Hill memakan buah-buah yang terjatuh itu, lalu dia meminum air sungai. Hill pun tiba-tiba mengeluarkan air mata saat sedang memakan buah.
..Oh tidak, aku sudah berjanji tidak akan menangis lagi. Aku harus menjadi orang yang kuat agar bisa menolong ibuku...
Setelah Hill makan dan minum, dia pun sudah merasa kenyang. Hill melihat masih banyak buah di bawah pohon-pohon itu. Hill pun memasukkan beberapa buah ke dalam tas kelinci miliknya.
..Aku membutuhkan ini untuk perjalanan. Semoga segini cukup. Tetapi aku tidak bisa membawa air, aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan airnya. Untuk sekarang, aku rasa aku akan beristirahat di tempat ini. Tempat ini terlihat sangat aman. Aku bisa duduk di sini menunggu Levia, karena dia bilang akan menyusulku. Semoga dia baik-baik saja...
Hill pun duduk di dekat sungai di bawah pohon sambil merapikan buah-buah yang dia masukkan ke dalam tasnya. Tak lama kemudian, dia mengambil buku putih yang dia dapat dari ibunya.
..Buku ini lumayan tebal, tetapi ini sangat ringan, seperti aku mengangkat sebuah daun...
Hill pun membuka buku itu.
...Ini adalah buku bergambar yang memiliki sedikit tulisan di setiap gambarnya. Aku tidak mengerti ini apa. Gambarnya sangat aneh tidak jelas, dan aku tidak bisa membacanya. Ayah dan Ibu tidak mengajariku huruf-huruf ini. Hmm, di halaman ini, apakah ini sebuah pohon? Bentuknya sangat aneh. Lingkaran sihir? Apakah ini seekor burung? Gambar nya sangat tidak jelas...
Hill membuka setiap halaman yang ada di buku itu sambil berbicara di dalam hatinya, tetapi tidak ada satu pun hal yang dia mengerti. Waktu pun berlalu, Hill mulai merasa ngantuk. Hill duduk bersandar di pohon, lalu dia memeluk bukunya dan tertidur di bawah pohon yang tersorot sinar matahari.
...Meski keluarga kami tidak memiliki sihir, tetapi Ayahku adalah seorang dokter, dan dia sering dipanggil ke berbagai tempat untuk mengobati orang-orang...
"Hill, lain kali Ayah akan membawa mu ke tempat kerja Ayah. Kamu bisa bermain di sana, kamu pasti suka, hahaha."
"Yeeyyy, aku tidak sabar! Apakah besok boleh?"
"Boleh, baiklah, besok Ayah akan membawa mu."
"Hey sayang, besok tidak bisa. Apakah kamu lupa besok harus ke istana?"
"Aduh, itu tidak penting, sayang. Paling cuma mengobati orang yang terluka saat latihan sihir, dokter lain bisa mengobati itu. Keinginan Hill lebih penting bagiku, hahaha."
"Tidak boleh, nanti ketua marah."
"Eeeehhh, Ibu serem banget! Baiklah, maaf ya, Hill, besok Ayah tidak bisa. Bagaimana kalau Hill dan Ibu saja yang pergi ke tempat Ayah bekerja?"
"Aku ingin kita bertiga ke sana, tetapi jika Ayah tidak bisa, apakah Ibu bisa ke sana dengan ku?"
"Tentu saja, besok kita akan ke sana, ya, Hill."
"Horeee!"
Satu hari kemudian
"Hill, hati-hati, jangan lari, nanti jatuh."
"Eh, ada Bu Rith, selamat datang di rumah sakit. sudah lama kami tidak melihat Ibu datang, dan ini pertama kalinya kami melihat anak kalian. Dia lucu sekali."
"Iya, dia memang lucu, hahaha. Hill, kemarilah, beri salam kepada paman-paman ini. Mereka adalah rekan Ayah."
"Halo, Paman."
"Imut banget."
Beberapa waktu kemudian
"Hey, Ibu, apakah mereka mengobati orang-orang menggunakan sihir juga?"
"Tidak, Hill. Di dunia ini tidak ada sihir untuk mengobati, jadi luka ataupun sakit tidak bisa diobati dengan sihir."
"Lalu bagaimana mereka mengobati orang-orang?"
"Ada cara khusus untuk melakukan pengobatan orang sakit. Nanti Ayah dan Ibu akan mengajarkanmu."
"Baiklah, hehe, aku tidak sabar. Aku ingin bisa mengobati orang-orang, aku ingin bekerja seperti Ayah."
"Kamu pasti bisa, Hill."
...Mereka mengajarku cara membuat obat dan mengobati luka-luka saat umurku 6 tahun, tetapi mereka baru mengajarku sedikit. Aku hanya bisa mengobati makhluk-makhluk kecil seperti burung yang terluka atau hewan-hewan kecil saat umurku 7 tahun...
"Wah, Hill, kamu hebat! Di umurmu yang masih kecil ini, kamu bisa mengobati burung. Lihat, sekarang burung itu bisa terbang lagi. Ibu bangga padamu."
"Hehehe."
...Tak lama kemudian, Ayahku menangis sambil menceritakan hal itu kepada tetangga saat mengetahui hal itu, karena aku berhasil membuat burung bisa terbang lagi...
"Ayah, ayo bermain petak umpet!"
"Hahahaha, Ayah curang!"
"Aaaa, hiks hiks, Ayah, kaki ku sakit!"
"Wuaaahhh, sakitnya hilang. Terima kasih, Ayah!"
"Hill, lihat, Ibu memasak makanan kesukaanmu, kue bunga pini."
"Wow, enak sekali! Tapi, bukannya Ibu bilang bunga pini itu sulit didapatkan karena langka?"
"Ibu, aku tidak mengerti ini, dibacanya apa?"
"Ibu..."
"Hahahaha, Ibu."
"Ibu, tunggu aku."
"Ibu, itu geli, hahaha."
...Ada apa ini? Kenapa semuanya menjadi gelap?..
"Hill, hiduplah..."
Seketika Hill kaget dan terbangun dari tidurnya.
...Itu semua hanya mimpi. Kenapa di dunia ini ada perang? Jika itu tidak ada, saat ini Ayah dan Ibuku pasti berada di dekatku. Mereka akan mengelus kepalaku saat aku merasa ketakutan...
Hill yang sudah tertidur cukup lama, melihat hari sudah malam, tetapi Levia belum kembali. Hill sangat khawatir dengan Levia. Hill pun mulai berdiri dan berjalan.
...Levia bilang akan menyusul, tetapi sampai sekarang dia belum kembali. Apakah dia tidak tahu aku berada di mana? Mungkin saja saat ini dia sedang mencariku. Sebaiknya aku pergi dari sini dan mencari Levia...
Hill pun mulai berjalan keluar dari tempat istirahat ini, tetapi dia merasa takut karena hari sudah malam dan gelap.
...Jika aku pergi dari sini sekarang, pasti akan sangat gelap di luar sana karena tertutup pohon-pohon besar. Siang saja sudah gelap, apalagi malam hari. Di sini terasa terang oleh bintang dan bulan. Sebaiknya aku diam di sini sampai hari terang. Mungkin aku akan berteriak memanggil Levia di sini. Mungkin saja dia berada di sekitar sini...
"Leviaaaaa! Leviaaaa, kamu di mana? Leviaaaa, aku ada di sini! Kemarilah jika kamu mencari ku."
Hill duduk sambil berteriak, berharap Levia datang. Beberapa waktu kemudian, setelah cukup lama memanggil levia, tiba-tiba terdengar suara daun-daun yang seperti sedang disentuh di balik semak-semak yang ada di belakang Hill.
"Levia, apa itu kamu?"
Hill pun mulai berdiri dan mendekati semak-semak itu.
"Levia, apa itu kamu?"
...Sebaiknya aku harus mendekatinya lagi. Semakin aku dekat dengan semak-semak itu, semakin berisik suaraannya. Semak-semak itu terlihat jelas sedang bergerak, seperti ada sesuatu di baliknya...
"Levia?"
Seketika, tangan Hill mulai menyentuh semak-semak itu, lalu tiba-tiba...
...Tidak ada apa-apa di sini. Suaranya menghilang. Sebenarnya, apa itu tadi?
"Hahahaha."
Hill kaget, tiba-tiba mendengar suara tertawa. Banyak sekali suara itu, seperti sedang mengelilingi Hill.
...Siapa itu? Aku melihat sesuatu di balik pohon dan semak-semak. Mereka ada banyak. Apa itu? Mereka banyak sekali, mengelilingiku. Semakin aku perhatikan, semakin jelas aku bisa melihat mereka. Mereka ada banyak, berada lumayan jauh, di belakang dan sampingku. Aku melihatnya... Apa itu? Badan mereka kecil berwarna hijau, telinga mereka panjang, mereka seperti memegang pisau. Aku harus pergi dari sini...
Hill merasa dirinya terancam oleh makhluk-makhluk di sekitarnya yang jumlahnya banyak sekali. Di depan Hill adalah dinding dan pintu tempat dia memasuki tempat itu. Semakin lama dia diam, semakin dekat makhluk-makhluk itu. Tak lama kemudian, Hill pun langsung berlari keluar dari tempat itu.
...Lari, lari! Aku harus berlari! Oh tidak, mereka mengejarku, gawat! Aku harus lari ke mana? Gelap sekali, aku tidak bisa jelas melihat. Mereka tertawa sambil mengejarku, gawat-gawat, mereka semakin dekat! Tidak! Aduh...
Hill yang berlari di tengah hutan yang gelap di malam hari, tanpa sengaja menabrak pohon sehingga membuatnya terjatuh...
...Kepalaku sakit. Oh tidak, mereka tepat di depan ku. Apakah aku akan mati? Dia mengangkat pisau-nya. Aku tidak bisa melakukan apapun selain berlari. Levia benar, aku hanyalah seorang anak kecil biasa. Mustahil bagiku menyelamatkan ibuku sendirian. Tolong aku, Levia...
"Leeevvviiiaaaaaa, ttooollloonnggg!"
"Dengan memanggil roh-roh api, ku perintahkan kalian untuk menghancurkan mereka yang sudah mengacau di hutan ini! TORNADO API!"
Sebuah tornado api menyerang kumpulan makhluk hijau itu dan membakar mereka tanpa tersisa sedikit pun.
"Levia, cepat pergi. Biar aku yang urus sekarang."
"Baik, Ratu."
"Hill, Hill, Hill, syukurlah kamu baik-baik saja. Maafkan aku karena terlambat. Monster besar itu mengejarku sampai sore, tetapi tiba-tiba dia berhenti dan berjalan mengabaikanku. Syukurlah kamu baik-baik saja. Aku khawatir kepadamu."
"Levia, mungkin sekarang kamu adalah satu-satunya orang yang berharga bagi ku yang di dekat ku. Syukurlah kamu tidak apa-apa."
"Ya ampun, Hill, kok kamu menangis? Hahaha."
"Aku khawatir kepadamu. Aku tidak ingin kehilangan siapapun lagi."
"Hey, hey, kalian bukannya baru bertemu? Kok sudah sedekat itu sih? Itu lucu sekali! Hahahaha."
"Levia, siapa dia?"
"Oh, Hill, perkenalkan. Dia adalah Ratu ku, dia ratu peri yang ada di hutan ini."
"Halo, Hill. Selamat datang di Hutan Treeden. Untuk sekarang, mari kita pergi dari sini. Di sini berbahaya."
Mereka bertiga pergi dari tempat itu menuju tempat di mana Hill beristirahat sebelumnya.
"Tempat ini kan?"
"Tidak apa-apa. Aku memasang sihir pelindung sekarang."
Mereka pun diam di dekat sungai dan mulai berbicara.
"Hill, Levia akan memandumu. Meskipun begitu, dia sangat berguna meskipun kekuatannya sama sekali tidak berguna. Hahahaha."
"Ratu itu kejam sekali."
"Hill, Levia sudah menjelaskannya kepadamu. Jika kamu ingin pergi ke Kerajaan Yidh, kamu perlu mencari orang yang bisa melakukan sihir teleportasi. Tetapi itu tidak mudah karena Kerajaan Magi saat ini sedang berperang. Kenyataannya, mungkin mustahil bagimu untuk berteleportasi. Hal itu pasti akan ditolak. Jika kamu ke kota pun, mungkin kamu akan dibawa ke tempat pengungsian. Jika kamu dibawa, maka akan semakin sulit bagimu untuk menolong ibumu."
"Lalu bagaimana aku pergi ke Yidh?"
"Levia adalah pemandumu. Dia sudah menggunakan kekuatannya yang hanya bisa digunakan sekali, sedangkan cooldown-nya lama. Hahahaha."
"Aduh, dadaku sakit."
"Dia sudah melihat masa depanmu selama. Bukti dia bisa menemukanmu pun karena dia sudah tahu hal ini akan terjadi."
"Bukankah dia dan aku akan mati jika Levia memberitahu atau mengekspresikan masa depan ku?"
"Jika dia mengatakan kepada orang lain selain dirimu, itu tidak apa-apa. Jadi kamu tidak perlu tahu. Kamu cukup ikuti saja Levia. Anggap saja dia tidak melihat masa depanmu. Levia memberitahuku masa depanmu, tetapi jika aku memberitahumu, maka aku sendiri yang akan mati. Kekuatan dia seperti kutukan. Kutukan yang bisa diserahkan kepada orang lain. Hahahaha."
"Dadaku sakit."
"Hill, untuk berjalan ke kota lewat jalan utama, membutuhkan waktu 5 jam jika tanpa kereta kuda. Kamu waktu itu ke kota bersama orang tuamu naik kereta kuda sampai gerbang saja itu terasa sebentar, tetapi jika berjalan, itu perlu 5 jam. Sekarang situasi di luar sangat kacau, semakin waktu berlalu, semakin kacau dunia ini karena peperangan semakin besar. Jika kamu ke kota lewat jalan utama, itu sangat berbahaya."
"Apakah lewat hutan ini untuk pergi ke kota cukup jauh?"
"Memerlukan waktu 5 hari untuk sampai ke kota jika lewat hutan, karena hutan ini seperti kamu pergi lurus menjauh dari tempat tujuanmu, lalu belok dan kembali. Hutan ini sangat luas. Meskipun begitu, sekarang hutan ini sudah tidak aman. Sebelumnya hanya ada sedikit monster di sini dan tidak terlalu berbahaya, tetapi semenjak kemarin, peperangan terjadi, banyak monster asing yang masuk ke hutan. Sepertinya mereka bersembunyi dari kekacauan yang diakibatkan manusia saat ini. Banyak hutan di luar sana yang sudah tidak aman, ada juga monster kuat yang masuk hutan karena mereka ingin ikut mengacaukannya saja. Mereka tidak takut manusia. Mereka hanya ingin menghancurkan. Kalau begitu, Hill, sekarang pilihlah. Kamu akan melewati tempat terbuka yang sedang kacau, atau melewati hutan? Keduanya sangat berisiko bagi mu. Seperti yang kukatakan, semakin berjalan waktu, semakin kacau peperangan manusia. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah 5 hari kemudian. Apakah Kota Magi masih ada? Atau sudah hancur sepenuhnya?"
"Hill, keputusan yang kamu pilih, lewat jalan utama atau hutan, aku akan tetap mengikuti mu. Jadi pikirkan baik-baik, mari kita berjuang bersama demi bisa menolong ibumu."
...Apa yang harus aku pilih? Kedua-duanya sangat berbahaya. Jika aku lewat jalan utama, maka aku bisa mati dengan mudah karena tempatnya sangat terbuka. Mungkin mereka akan langsung membunuhku jika aku ketahuan. Tetapi untuk sampai ke kota, sangatlah cepat. Ratu peri bilang kita tidak tahu apakah Magi masih ada setelah 5 hari ke depan. Lalu apakah penyihir teleportasi masih hidup nanti? Aku membutuhkan jalan tercepat...
Setelah sekian lama berpikir, akhirnya Hill membuat keputusan.
"Bagaimana, Hill? Apakah kamu sudah memutuskan?"
"Sudah kutetapkan. Aku..."
...Ini demi Levia, aku harus memikirkan Levia juga. Aku tidak boleh egois dan mementingkan diriku sendiri.
"Aku akan lewat hutan."
"Hehehe, menarik. Bukankah akan lama sampai ke kota? Kenapa kamu memilih lewat hutan?"
"Aku tahu kedua pilihan itu berbahaya, tetapi jika aku memilih lewat jalan utama, jika sampai aku ketahuan dan orang-orang jahat mencoba membunuhku, Levia akan kesulitan untuk melarikan diri. Karena di tempat terbuka, orang-orang akan mudah menyerang Levia meskipun dia bisa terbang. Tetapi jika lewat hutan, meskipun tetap berbahaya, jika terjadi sesuatu, Levia bisa melarikan diri dengan mudah melewati pohon-pohon dan dia bisa bersembunyi di dalam pohon-pohon besar. Itu mungkin membuat Levia lebih aman."
"Astaga Hill, kenapa kamu malah memikirkan aku? Kamu kan harus mencari cara cepat agar bisa segera menolong ibumu. Kenapa kamu memikirkan aku?"
"Ini adalah keputusanku. Aku tidak ingin membuat orang yang membantu aku mati."
"Hill, tapi ini adalah perjalananmu. Aku pun tidak akan membiarkanmu mati. Jika suatu bahaya terjadi, akulah yang akan menolongmu."
"Jika Levia berpikir seperti itu, kalau begitu sudah kuputuskan, aku tidak akan ketakutan lagi dengan hal apapun. Aku tidak akan membuat Levia khawatir lagi padaku. Jadi mulai sekarang, kita akan menjadi rekan yang saling membantu."
"Oh, aku terharu. Levia dan Hill, sepertinya kalian cocok menjadi rekan. Hahaha. Lalu, Hill, di umurmu yang baru 10 tahun ini, sebelumnya kamu adalah anak periang yang manja, sekarang kamu terlihat seperti orang yang berani dan bijak. Aku bisa melihat keseriusan tekadmu di ekspresimu itu. Menarik. Baiklah, sudah diputuskan, kalau begitu Hill, kamu tidurlah agar besok bisa berangkat dengan badan yang segar. Aku akan mempersiapkan sesuatu, sehingga di perjalanan nanti kalian tidak kesulitan mencari makan dan minum."
"Ratu peri, apakah kamu akan ikut bersama kami?"
"Hill, aku ingin membantumu, tetapi maafkan aku, aku tidak bisa ikut. Aku perlu memantau dan menjaga setiap sudut hutan, karena saat ini banyak monster aneh dan asing yang datang."
"Hill, apakah kau tahu? Jika Ratu Peri ikut dengan kita, pasti perjalanan akan lebih mudah, karena dia itu sangat kuat. Hanya dengan satu jentikan jari saja, dia bisa membakar seluruh hutan besar ini."
"Itu sangat berbahaya."
"Hahahaha, sudah-sudah, Hill. Kamu tidurlah saja, tidak usah takut. Levia akan menjaga kamu."
"Baiklah, selamat malam."