Darra Smith adalah seorang anak yatim piatu yang menikah muda dengan suaminya Raynard Walt. Di tahun kedua pernikahannya, semuanya berubah. Mertua dan kakak iparnya kerap ikut campur dengan rumah tangganya. Di tambah perusahaan yang dibangun suaminya mengalami masalah keuangan dan terancam bangkrut. Situasi kacau tersebut membuat Raynard selalu melampiaskan kemarahannya kepada Darra. Ditambah lagi Darra tak kunjung hamil membuat Raynard murka dan menganggap Darra adalah pembawa sial.
"Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu, Darra. Aku ingin bercerai!"
Kalimat itu seperti suara gelegar petir menghantam Darra.
Setelah kejadian pertengkaran hebat itu, kehidupan Darra berubah. Bagaimana kisah selanjutnya
ikuti terus ya....
Happy Reading 😊😊😊
Update hanya hari senin sampai jumat 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUMBUH DAN DIBESARKAN BERSAMA
💌 POSESIF SETELAH BERCERAI 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
VISUAL DAVE MATTHEW
BEBERAPA HARI KEMUDIAN.
Pagi hari yang cerah. Matahari semakin bergerak ke atas sehingga sinarnya menyeruak menerangi alam. Cahaya semakin terang kemudian berhasil meluncur bebas menembus masuk ke dalam rumah Dave Matthew.
Bunyi napas terengah dan keringat yang menetes sudah mewarnai pagi Dave. Ia sedang berlari di atas treadmill. Ia tak juga menyelesaikan tahap akhir olahraganya. Bayangan Angel selalu hadir di otaknya dan terus menari-nari mengganggu aktivitasnya. Angel adalah sosok gadis berhati lembut. Mereka tumbuh dan dibesarkan bersama di panti asuhan. Kini 10 tahun sudah berlalu sejak Dave diadopsi keluarga Matthew. Mereka putus komunikasi sejak Dave dibawa keluarga barunya ke London. Dave semakin mempercepat treadmill nya.
Tit...tit...tit...
Bunyi jam tangan digital membuat Dave harus menyudahi kegiatan itu. Ia memperlambat larinya, menyelesaikan tahap akhir olahraga ringannya dengan kardio pagi ini. Dave menghentikan mesin yang membuat kakinya berlari itu sambil menyapu keringat yang membasahi dahinya.
Sebelum turun dari sana, ia melihat akhir yang tertampil di display layar. Untuk melihat jumlah kalori yang terbakar. Dave mengembuskan napas berulang kali. Ia melangkah mengambil botol sport yang berujung kecil. Di teguknya air mineral segar, ia sedikit mendongak sehingga jakun mungil nampak bergerak naik turun di kulitnya yang mulus dan bersih. Aktivitas tersebut membuat rambutnya terlihat basah alami. Dengan menggunakan celana pendek dan jaket sport berbahan latex yang selalu menemani olahraga paginya.
Usai melegakan dahaganya, Dave melangkah menuju balkon dan bersandar di pagarnya. Kebiasaan Dave setiap hari. Beberapa detik kemudian Dave menghembuskan napasnya lewat mulut. Ia menatap jauh, memandang ke arah jalan. Sebagaimana pagi-pagi biasanya, terlihat adanya lalu-lalang para pengendara motor. Dave sesaat memejamkan mata, merasakan angin pagi menyapu wajahnya. Cuaca pagi sehabis hujan masih bisa ia rasakan. Masih terasa sejuk walau matahari sudah memancarkan sinarnya.
DDDRRRTTT.... DDDRRRTTT....!
Panggilan dari handphone Dave bergetar dari atas meja. Ia segera melangkah mengambil handphonenya sebelum panggilan itu mati. Dave mengerutkan kening karena panggilan itu dari asistennya.
"Hmmm." Dave hanya menjawab sambil berjalan di depan cermin ruangan private gym. Ia berhenti dan menatap tubuhnya yang atletis.
"Tuan, anda dimana?"
"Kenapa?" tanya Dave mengernyit heran. Tentu saja ia masih di rumah.
"Perusahaan Walt menarik kembali modalnya." Ucap lelaki itu dengan nada hati-hati.
Dave menautkan kedua alisnya hingga saling menyatu. "Perusahaan Walt, apa maksudmu Direktur Raynard yang angkuh itu?" tanya Dave memastikan pendengarannya. "Bukankah mereka yang mati-matian agar kita menerima modal dari mereka?" tanya Dave tersenyum kecut.
"Benar tuan." jawab pria itu dengan cepat.
"Cih..." Dave berdecak sambil menarik sudut bibirnya ke atas. "Apa alasannya?" tanya Dave tanpa ekspresi.
Pria diseberang nampak menarik napas singkat. Ia pun mengatur kata-kata yang tepat untuk diucapkan kepada bos-nya itu. "Alasan karena perusahaan mereka sudah mulai stabil. Penarikan dilakukan karena mereka menilai pasar modal mendapati reputasi buruk dan tidak saling menguntungkan dan beliau beralih ke perusahaan golden."
Dave menggeram kesal sambil mencengkram handphonenya dengan emosi. "Jadi apa maksudnya perusahaan kita akan bangkrut? Aku pastikan perusahaannya Walt yang akan mengalami kebangkrutan, aku pastikan itu." Ucap Dave dengan emosi. Selama ini, Dave tidak pernah main-main dalam mengolah perusahaan.
"Tuan, sepertinya perusahaan Walt menghasut para investor lainnya untuk menarik modalnya juga."
"Apa?"
Dave mengusap tengkuknya berulang-ulang. "Dia benar-benar mencemarkan nama baik perusahaan. Nanti malam pertemukan aku dengan direktur Walt. Aku ingin memberinya perhitungan."
"Baik tuan." Jawab pria itu dengan cepat.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu ruangannya.
"Dave, kenapa lama sekali olahraganya? Kamu jadi kan ngantar mommy ke panti asuhan?" Tanya ibu Dave dibalik pintu.
"Jadi, mom! Tunggu saja 15 menit. Aku segera turun."
"Oke, mommy tunggu ya," Kata wanita itu tersenyum. Langkah kakinya terdengar menjauh dari ruangan private gym Dave.
"Baiklah! jangan lupa, pastikan Raynard menemui ku malam ini." Kata Dave tegas.
"Baik tuan."
Setelah mendengar konfirmasi dari asistennya. Dave langsung mematikan handphonenya lebih dulu.
Dave langsung menuju kamar mandi. Ia menyalahkan shower. Setelah 20 menit, Dave keluar dari kamar mandi. Ia keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Wajahnya sudah terlihat segar. Tetesan air di ujung-ujung rambutnya masih terjatuh. Otot-ototnya yang bidang terlihat menonjol dan sedikit basah. Sepertinya air nakal dari rambutnya belum ingin lepas dan mengalir dari pelipis hingga ke dada.
TOK TOK TOK!
"Dave, mommy pergi duluan." Wanita itu mengetuk pintu dan berucap dibalik pintu.
"Bukankah mommy pergi bersamaku?" Ucap Dave sambil memilih kemeja yang ingin dikenakannya hari ini.
"Daddy membatalkan janji temu dengan temannya. Jadi mommy pergi bersama daddy." Sahutnya.
"Oke, baiklah."
"Oh, iya, sarapan sudah disiapkan pelayan. Kamu jangan sampai gak sarapan ya."
Dave tersenyum, "Ya beres, mom!" sahut Dave dari dalam kamarnya. Jika Ia tidak sarapan dunia bisa kacau. Mommy nya tidak akan berhenti ngomel. Lagi-lagi Dave tersenyum sambil mengenakan kemejanya.
"Kabari ke mommy, kalau kau menyusul ke panti asuhan."
"Hmmm..."
"Mommy ingatkan jangan lupa sarapan!"
Kali ini Dave tertawa kecil sambil menggeleng. Ucapan itu akan berulang-ulang sampai mommy nya pergi.
"Iya, mom. Aku tidak anak kecil lagi."
"Mommy hanya mengingatkan sayang."
Dave lagi-lagi tersenyum, tak ada lagi pembicaraan setelah itu. Mommy-nya sudah pergi. Dave melihat jam dinding di atas tempat tidurnya sekilas.
"Sudah jam 08.50" gumamnya.
Dengan sedikit tergesa, ia segera memakai pakaiannya. Dave menggunakan kemeja putih dan celana panjang berwarna cream. Ia tidak lupa membawa jas hitamnya. Tuntunan pekerjaan membuat ia tidak bisa lepas dari pakaian formal itu. Dave pun berjalan keluar dari kamarnya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Dave disambut hangat oleh semua semua karyawan yang mengikuti rapat hari ini. Dave dikenal sebagai direktur yang hangat dan baik hati. Sebelum rapat dimulai, ia mereview ulang beberapa pekerjaan karyawannya. Tiba-tiba wajahnya mengerut. Saat memeriksa dokumen yang di bawa sekretarisnya. Ia memberi tanda di setiap berkas yang tak sesuai.
"Ini, tolong diperiksa kembali," Kata Dave menggeser berkas itu dan beralih ke berkas yang lain.
Sekretaris yang sejak tadi berdiri segera mengambilnya dan memberikan dokumen itu kepada pak Wili. Ia kemudian mundur dengan sopan, tepatnya berdiri di belakang Dave.
Dave melakukan itu agar karyawannya tetap semangat dan termotivasi untuk maju dan memperbaiki setiap kesalahan. Meski awalnya tantangan ini begitu berat bagi Dave selama dua tahun menjabat sebagai direktur utama. Tapi ia tidak bisa menyerah. Ia harus memberikan contoh kepada karyawannya dengan satu tujuan agar perusahaan ini bisa berkembang dengan baik.
Dave menunjukkan kesuksesannya bukan dengan cara instan. Ada hal yang harus diperjuangkan dan dikorbankan untuk mencapai semua itu. Karena Dave yakin sukses itu bukanlah kebetulan. Ia terbentuk dari kerja keras ketekunan, pembelajaran, pengorbanan. Dan yang paling penting, semua itu karena cinta dari orang-orang yang selalu mendukungnya.
Setelah memeriksa hasil pekerjaan karyawannya. Rapat pun dimulai. Semua berjalan sesuai yang diharapkan. Mereka memberikan ide-ide untuk kemajuan perusahaan ini. Hingga akhirnya, riuh tepuk tangan menyambut akhir rapat hari ini. Dave menyudahi arahannya. Senyuman menawan tak pernah lepas dari bibirnya, walau sedari tadi Dave menahan sakit kepala yang luar biasa. Ia mengedip pelan, merapatkan jas hitam yang berbalut mantap di tubuhnya.
"Rapat hari ini selesai," Ucap Dave bangun dari duduknya, melangkah meninggalkan ruang rapat. Dengan cepat asisten pribadinya mengikuti Dave.
Dave masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan direktur utama itu. Ia duduk di kursi kekuasaannya sambil menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi dan mendongak ke atas menatap langit- langit ruangannya. Beberapa detik kemudian Dave kembali melakukan aktivitas pekerjaannya.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel ke sepuluh aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
jangan Senin 🤪🤪🤪🤪🤪🤪
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/