NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15

Malam semakin larut saat Zed dan Kai terus melangkah menjauh dari Distrik Haze. Kota yang biasanya ramai kini terasa sunyi, hanya suara langkah kaki mereka yang bergema di antara gedung-gedung tua dan lorong-lorong gelap. Kecemasan menggantung di udara, membuat setiap bayangan tampak seperti ancaman yang siap menerkam.

Zed menatap Kai yang berjalan di sampingnya. Wajah temannya itu tampak tegang, penuh dengan pikiran dan kekhawatiran. "Lo yakin kita bakal selamat dari semua ini, Kai?" tanya Zed, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.

Kai menatap lurus ke depan, tapi dia berhenti sejenak sebelum menjawab. "Gue nggak tau, Zed. Tapi gue tau satu hal—kita nggak bisa balik ke kehidupan lama kita lagi. Volkov nggak akan pernah berhenti ngejar kita."

Zed mendesah pelan. "Gue juga sadar itu. Tapi apa kita nggak punya pilihan lain selain terus lari?"

Kai menggelengkan kepala dengan sedikit senyum pahit di bibirnya. "Nggak, Zed. Kita nggak bisa terus lari. Kita harus mulai melawan. Tapi sebelum itu, kita butuh rencana, sekutu, dan informasi yang lebih lengkap tentang Volkov dan jaringan kriminalnya."

Mereka terus berjalan, sampai akhirnya tiba di sebuah area yang lebih terbuka. Di depan mereka, sebuah jembatan tua membentang di atas sungai yang mengalir tenang, memantulkan cahaya bulan yang pucat. Jembatan itu tampak tua dan rapuh, seolah-olah sudah puluhan tahun tidak digunakan.

“Jembatan ini menuju ke luar kota,” kata Kai sambil menunjuk ke arah jembatan. “Kalau kita berhasil menyeberang, kita bisa sampai di perbatasan dan dari sana kita bisa menyusun rencana selanjutnya.”

Zed mengangguk, meskipun dia masih merasakan ketidakpastian dalam dirinya. “Ayo kita pergi dari sini sebelum Volkov menemukan jejak kita lagi.”

Mereka melangkah ke atas jembatan, suara kayu yang berderit di bawah kaki mereka membuat suasana semakin mencekam. Jembatan itu terasa seperti perangkap yang bisa runtuh kapan saja, tapi mereka tidak punya pilihan lain. Setiap langkah mereka terasa seperti permainan dengan nasib, namun mereka terus maju.

Ketika mereka sudah hampir mencapai tengah jembatan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah berlawanan. Zed dan Kai segera berhenti, memandang ke arah depan dengan waspada. Dari kegelapan di ujung jembatan, muncul beberapa sosok yang tampak familiar—sosok-sosok yang baru saja mereka hindari beberapa waktu lalu.

Volkov berdiri di sana, dengan senyum dingin di wajahnya, diapit oleh dua anak buahnya yang memegang senjata. “Gue pikir kalian nggak akan seberani ini untuk berhadapan langsung sama gue,” katanya dengan nada mengejek.

Kai merasakan jantungnya berdegup kencang, namun dia tidak menunjukkan rasa takut di wajahnya. “Kita nggak punya waktu buat main-main, Volkov. Apa yang lo inginkan?”

Volkov tertawa kecil, suaranya terdengar serak dan penuh ancaman. “Lo masih nggak ngerti, ya? Gue nggak mau apa-apa selain nyelesein kalian. Tapi sekarang, gue pengen denger sedikit cerita. Apa yang bikin kalian nekat ngelawan gue, hah? Kalian berdua cuma semut kecil di dunia gue.”

Zed menatap Volkov dengan mata tajam. “Kita mungkin cuma semut, tapi semut-semut kecil bisa bikin hidup lo neraka kalau lo nggak hati-hati.”

Volkov mengangkat alisnya, terkesan dengan keberanian Zed. “Berani juga lo ngomong kayak gitu di hadapan gue. Tapi sayangnya, keberanian itu nggak bakal ngebantu lo kali ini.”

Kai tahu bahwa mereka berada dalam situasi yang sangat berbahaya. Tidak ada jalan keluar yang mudah dari sini. Tapi dia juga tahu bahwa menyerah bukanlah pilihan. Dia merasakan keberanian yang mendalam, meskipun dihadapkan dengan kemungkinan kematian.

Dengan cepat, Kai meraih sesuatu dari kantongnya—sebuah alat kecil yang selama ini dia simpan sebagai pilihan terakhir. Dia memandang Zed dengan pandangan tegas, lalu mengaktifkan alat itu. Sebuah ledakan kecil namun cukup kuat terjadi di salah satu ujung jembatan, menyebabkan sebagian dari jembatan itu mulai runtuh.

Volkov terkejut, tapi dia masih mampu menjaga keseimbangannya. Namun, anak buahnya tidak seberuntung itu—mereka terjatuh ke dalam air yang dingin di bawah, hilang dalam kegelapan malam.

“Lo nggak bakal lolos dengan cara ini!” Volkov berteriak marah, mencoba menyeimbangkan dirinya di atas jembatan yang goyah.

Kai tidak menjawab. Dia dan Zed segera berlari ke arah berlawanan, meninggalkan Volkov yang masih berusaha menyelamatkan dirinya. Mereka berlari dengan kecepatan penuh, tidak memedulikan derit kayu jembatan yang semakin parah.

Ketika mereka akhirnya berhasil mencapai ujung jembatan, mereka berdua langsung melompat ke tanah, mencoba untuk mengatur napas mereka yang terengah-engah. Mereka menatap ke belakang, melihat jembatan itu mulai runtuh lebih jauh, meninggalkan Volkov di tengah-tengah kekacauan yang dia ciptakan sendiri.

“Kita berhasil… setidaknya untuk sementara,” kata Zed dengan suara serak.

Kai mengangguk, masih berusaha mengendalikan adrenalin yang mengalir dalam dirinya. “Kita nggak bisa berhenti sekarang. Volkov masih hidup, dan dia nggak akan tinggal diam.”

Mereka melangkah pergi dari jembatan yang hancur, melanjutkan perjalanan mereka ke luar kota. Mereka tahu ini bukanlah akhir, melainkan awal dari pertempuran yang lebih besar. Tapi mereka juga tahu bahwa selama mereka tetap bersama dan terus melawan, mereka masih punya harapan.

Dengan tekad baru, Zed dan Kai melangkah ke dalam kegelapan malam, siap menghadapi apa pun yang akan datang selanjutnya. Di balik setiap ancaman, di balik setiap bahaya, mereka tahu bahwa satu-satunya jalan adalah terus maju—dan suatu hari nanti, mereka akan menyingkap semua topeng yang tersembunyi, termasuk milik mereka sendiri.

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!