Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.
Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 CIUMAN?
Usai makan mereka masih menunggu Arini yang masih di toilet, namun tiba-tiba dari arah belakang,
"Oh,,, jadi ini pacar kamu sekarang?"
Valeria dengan nada mengejek datang dari arah belakang mereka.
Syava dan Reyner serentak menoleh, Syava terkejut karena tunangan Aris menghampirinya.
Valeria menatap keduanya dengan tatapan merendahkan, dan kedua tangannya sudah terlipat didada.
"Pantesan Aris ninggalin kamu, selera kamu saja cowok magang seperti dia", tunjuk remeh Valeria pada Reyner.
Tepat sekali, Reyner kali ini hanya menggunakan kemeja putih dan celana hitam tanpa memakai jas kebesarannya layaknya pengusaha, pantas saja penampilannya itu nampak seperti orang yang lagi nyari lamaran kerjaan. Lagian Reyner bisa-bisanya ninggalin jasnya dimobil. (Author tepuk jidat)
Reyner ternganga dengan mukanya tak terima.
Syava pun juga tak terima dengan ucapan Valeria.
"Siapa kamu berani ngurusin hidupku, urus saja sana tunanganmu si keris?", wajah Syava tak kalah judes.
"What?, apa katamu?, berani sekali kamu ngatain tunangan aku ya?", mata Valeria sudah melotot.
"Ya, kamu fikir aku takut sama kamu, emang siapa kamu ditakutin, kuntilanak?", Syava mulai berani, dan Reyner ternganga penuh kagum diwajahnya.
Valeria melotot melihat keberanian Syava padanya, padahal menurutnya ia model yang dikagumi banyak orang.
"Kamu berani sama aku?, dengar ya aku
itu Valeria Zean Atmaja, model ternama di Indonesia", ucap Valeria sombong.
"Ohya?, terus aku harus bilang WOW gitu?, denger ya mbak, mau kamu itu model, modul atau apapun itu kalau ada yang berani menghina dan mencampuri urusan pribadiku, aku tidak akan mundur", Syava tak mau kalah, Reyner hanya menyimak pertengkaran mereka.
"Apa kau bilang tadi?, mbak?, yang bener aja, kamu fikir aku pelayan kamu panggil-panggil mbak?, nada Valeria sudah merah padam.
"Hahaha, wajah mbak itu memang pasaran, dan tidak pantas jadi model, kalau mbak memang model ternama juga mereka semua pasti pada ngejar-ngejar mbak buat minta foto, tapi mereka semua disini cuek-cuek aja", tawa Syava semakin kencang.
Reyner mengakui keberanian Syava, rasanya ingin memberi apresiasi dengan tepuk tangan meriah.
Valeria memang menyadari itu, dari tadi ia tebar pesona agar mereka yang ada di restoran ini memandangnya, namun mereka semua cuek.
"Kurang ajar kamu", Valeria yang ingin menyambar rambut panjang Syava pun dihentikan oleh teriakan Aris.
"VALERIA!"
Aris menghampiri mereka, Syava pun diam, begitu pun Valeria mengurungkan niatnya menjambak rambut Syava.
"Kamu ngapain sih?, aku 'kan sudah bilang tunggu aku diparkiran, kenapa kamu malah kesini?", tanya Aris tegas.
"Aku cuma mau ngasih dia pelajaran Ris, dia itu berani lirik-lirik kamu tadi", dengan nada yang emosi.
"Sudah cukup Valeria, jangan berbuat aneh-aneh, jika ada yang diam-diam vidioin kamu, semua orang akan menghujat kamu"
"Disini itu aku yang tertindas Ris, dia itu berani ngatain kamu, aku itu belain kamu loh", terang Valeria.
"Cukup Val, jangan membuat keributan lagi, jangan sampai perbuatan kamu ini mempengaruhi acara pernikahan kita nanti", kata Aris penuh penegasan.
Valeria pun tenang dan mau mendengarkan ucapan Aris, tapi matanya masih melirik Syava dan Reyner tajam, kini ia mengarahkan jari telunjuk pada wajah Syava.
"Oke, kali ini kau aman, suatu saat nanti aku akan,,"
Belum usai bicara, Reyner memberi peringatan.
"Tidak ada kata nanti, besok, atau kapanpun, jika kau berani menyentuh calon istriku kau akan tau akibatnya!", sentak Reyner.
Reyner selangkah lebih maju dari Syava, kini Syava berada dibelakang tubuh besar Reyner.
'Jadi mereka sudah sejauh ini, cepat sekali Syava mencari penggantiku, dan apa yang dia katakan? Calon istri?', Aris membatin.
"Heh, kau hanya pegawai magang jangan belagu", remeh Valeria.
"Oh ya?, siapa disini yang masih magang aku atau kamu?, atau kalau tidak aku akan menghubungi pihak agensimu untuk memberhentikanmu menjadi model amatiran", ancam Reyner.
"Siapa kau berani mengancamku?", tanya Valeria masih angkuh.
"Aku adalah atasan Prayoga yang mengangkutmu menjadi seperti sekarang", ujar Reyner penuh penekanan.
Seketika wajah Valeria pucat pasi, matanya melotot tak percaya.
Belum sempat Valeria bicara Aris mendahuluinya.
"Ehm, begini pak,,, tolong maafkan tunangan saya, dia memang sangat cemburuan, saya pastikan lain kali dia tidak aakn mengganggu anda dan calon istri anda ", wajah Aris juga sedikit cemas.
Valeria dan Aris beranjak pergi, Aris sedikit menyeret tangan Valeria, Valeria yang bingung pun hanya mengikuti langkah Aris.
"Aris apaan sih kamu, main seret aja kasar banget jadi cowok", Valeria protes.
Aris pun melepaskan genggamannya dari Valeria, Aris yang memijat pelipisnya pun akhirnya bicara.
"Bisa nggak sih kamu itu jangan cari masalah seperti tadi, kamu itu harus waspada, kalau namamu jelek aku tidak akan mau nikahin kamu"
"Apa maksud kamu Ris?", Valeria terkejut.
"Selama ini nama kita itu baik di media manapun, kau model dan aku CEO, jadi jangan pernah melakukan hal receh seperti tadi, itu sangat membuatku malu, kalau mau nglakuin apapun itu kamu mikir dulu, dampaknya sama aku itu apa?, selama ini aku mempertahankan image ku didunia maya agar aku bisa menarik para investor yang mau bekerja sama dengan perusahaan papa, agar usaha papa itu bisa berkembang pesat, tapi kau malah memperlihatkan image buruk", jelas Aris panjang lebar.
Valeria hanya diam sia dia mencerna semua perkataan Aris, dia terlalu dikuasai rasa cemburu hingga todak terkontrol ingin melabrak Syava.
"Oke aku minta maaf, lain kali aku tidak akan berbuat seperti itu lagi". Sesal Valeria.
"Ya, jangan pernah ulangi hal itu lagi, ingat!, kita menikah hanya karena perjodohan, jadi cobalah untuk bisa menempatkan posisimu", imbuh Aris.
Valeria hanya mengangguk dan mengikuti Aris menuju mobilnya dan meninggalkan restoran itu.
___
Sementara didalam restoran Syava dan Reyner masih berbincang.
"Are you oke?", tanya Reyner.
"Saya oke pak, saya tidak apa-apa, saya harus bisa melawan rasa sakit hati saya, kalau tidak saya lawan saya akan susah moveon", terang Syava.
"Jadi benar itu mantan kamu?", tanya Reyner.
"Iya itu mantan saya pak", jawab Syava.
"Em,, lumayan tampan, tapi lebih banyak saya", celetuk Reyner, membuat mata Syava terbelalak.
"Ih,, PD banget bapak, emang bapak tampan?, kan bapak tua", sambil menutup mulutnya menahan tawa.
"Aku tidak setua itu,,, kau jangan suka memancing amarahku, kalau tidak,,, ", wajah Reyner sudah merah padam, dan kini wajahnya mendekat pada wajah Syava penuh emosi.
"Kalau tidak apa? ", tanya Syava berani dengan matanya yang sudah dimainkan naik turun.
Reyner yang menatapnya pun seakan terhipnotis dan kehabisan kata-kata, pandangan mereka menyatu.
Namun adegan itu tak berlangsung lama, Arini yang datang tiba-tiba pun tekejut dengan posisi mereka.
"Eh,,, kalian mau ngapain mau ciuman ya,?, jangan disini dong banyak orang", sentak halus Arini.
Keduanya serempak menoleh, dan seketika kembali pada posisi semula.
"Eh mama?", Reyner salah tingkah.
"Tante", Syava ikut salting.
"Jangan mesra-mesraan didepan umum Rey!", pinta Arini.
"Enggak ma, mama salah liat, tadi Rey cuma mau ngambil sisa makanan di pipi Syava aja kok", alasan Reyner.
Syava hanya ikut mengangguk.
Arini memperhatikan keduanya, tampaknya tidak ada kebohongan pada wajah mereka.
"Oke kalau gitu, kita pulang?", ajak Arini.
"Ma, Rey balik kekantor ya?, tadi Jai bilang banyak laporan bulanan yang harus Rey periksa", sahut Rey.
"Oh begitu?, sama Syava juga?"
"Iya dong ma, Syava 'kan harus melanjutkan pekerjaannya, mama pulang sama pak Tomi ya,,, tadi Rey sudah menghubunginya untuk anterin mama pulang", ucap Rey.
"Oke".
Beberapa menit kemudian mereka pun akhirnya meninggalkan restoran, Arini menuju rumah, Reyner dan Syava kembali ke kantor.
Tapi mobil Arini tidak menuju rumah Reyner, melainkan berada di belakang mobil Reyner dan mengikutinya.
Tanpa sepatah kata, 8 menit kemudian mereka sampai di kantor.
Syava ingin membuka pintu mobil dan ingin segera keluar dari mobil, namun tangannya tertahan oleh Reyner.
"Ada apa lagi pak?"
"Tunggu disini!"
Reyner keluar dari mobil berlari kecil menuju pintu mobil tempat Syava duduk, ia membukakan pintu untuk Syava dengan gaya keren.
"Ayo turun!", bisik Reyner.
Syava masih bertanya-tanya, tanpa peduli ia pun turun dari mobil dan ingin segera masuk kantor.
Namun, seketika Reyner menarik pinggang Syava mendekat pada tubuhnya, kini posisi mereka sudah sangat dekat, sontak saja Syava mendelikkan matanya pada Reyner.
Syava ingin protes tapi tiba-tiba,,,