Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Nana hilang
Melli dan Nani kaget karena mendengar suara teriakan dari arah belakang, Segera mereka berlari karena itu pasti lah Nana yang sedang berteriak. Entah apa yang sedang terjadi sehingga membuat Nana berteriak sekeras itu, Nani langsung masuk kedalam kamar mandi karena takut bila Nana sampai celaka, Melli juga melihat keadaan sekitar dan tak menemukan keberadaan nya Nana. Nani masuk wc juga untuk melihat apa Kakak nya ada di sana, Tapi sama sekali tak ada Nana di sana, Mereka kebingungan sekarang karena tiba tiba saja Nana menghilang tanpa jejak. Panik dan juga ketakutan karena suasana malam juga tampak tak bersahabat dengan mereka berdua.
"Di mana Nana? Ya allah kemana dia!" Pekik Melli ketakutan.
"Bagai mana ini, Kemana kamu, Kak?" Nani juga tak kalah panik nya.
"Astaga! Itu tadi mahluk apa, Ni?" Melli tersurut mundur ketika melihat sesuatu keluar dari jendela.
"Apa?" Nani memang tidak melihat karena masih fokus dengan hilang nya Nana.
"Tadi ada sosok hitam kurus meloncat keluar." Jelas Melli.
"Udah tak usah urus itu, Yang penting cari Nana dulu." Sergah Nani.
Melli melongok kedalam sumur dan Nani membawakan senter untuk melihat kedalam, Barang kali saja Nana tercebur kedalam sana. Melli dan Nani saling pandang ketika melihat celana yang tadi Nana pakai ada di dalam sumur yang jernih itu. Seketika otak mereka satu pemikiran, Bergegas Nani mencari orang yang bisa di mintai tolong masuk kedalam sumur, Tak apa bila nanti orang itu akan minta upah, Yang penting Nana bisa di angkat naik dulu. Kebetulan yang lewat adalah Ahmad, Pria itu kebagian tugas ronda bersama dengan pemuda lain nya.
"Mas tolong saya, Tolongin saya." Nani berkata tergesa gesa.
"Tolong apa, Nan? Kamu kok panik gitu!" Ahmad heran.
"Kak Nana tercebur dalam sumur kamar mandi, Tolongin dia keluar." Tangis Nani sudah pecah.
Ahmad dan yang lain nya segera masuk kedalam rumah karena masuk kedalam air akan sangat bahaya, Apa lagi bila orang itu tak bisa berenang. Air dalam sumur menjadi terang karena di sorot dengan cahaya senter dengan jumlah banyak, Ahmad masuk kedalam sumur untuk mencari Nana.
"Ini beneran masuk kedalam ndak?" Tanya Ahmad setelah lama mencari.
"Celana nya saja ada, Mas! Pasti dia masuk kedalam sumur." Nani berteriak.
"Tapi tidak ada sama sekali di dalam sini, Apa jarak nya sudah lama?" Tanya Ahmad karena mengira Nana sudah tenggelam.
"Tidak lama, Begitu dia berteriak kami langsung kesini." Melli yabg menjawab.
Sekali lagi Ahmad menyelam kedalam sumur yang sangat dingin itu, Mencari sosok Nana yang kata nya masuk kedalam sini. Menggunakan senter juga karena dasar sumur sangat gelap sekali, Supaya bisa melihat bila Nana ada di dasar, Namun sampai kaki Ahmad menginjak tanah. Dia tetap tak menemukan tubuh Nana, Mau menyelam lama pun dia tak kuat, Paling lama hanya lima menit saja dan sudah kembali muncul kepermukaan.
"Ada apa ini, Nani?!" Pak Irwin datang dan langsung kaget karena rumah mereka ramai.
"Kak Nana hilang, Yah! Celana nya ada di dalam sumur, Jadi ku rasa di tercebur." Jelas Nani panik.
"Ya allah, Bagai mana ini, Mas?!" Bu Asih sangat ketakutan bila putri nya celaka.
Pak Irwin masuk kedalam sumur bergantian dengan Ahmad yang sudah menggigil sangking dingin nya, Pria ini berusaha mencari sang anak yang mendadak saja hilang. Namun hasil nya sama saja dengan Ahmad tadi, Nana memang tak ada dalam sumur ini, Sontak membuat heboh para warga yang sudah mendengar nya. Karena dengan masuk para peronda tadi membuat warga bertanya tanya, Sehingga mereka pun jadi tahu bahwa Nana menghilang di dalam kamar mandi nya sendiri. Bisik bisik mulai terdengar dari mulut kemulut, Mau di cegah pun sudah tak bisa karena banyak warga yang melihat, Bu Asih lemas di tempat karena putri sulung nya selalu mendapat cobaan.
"Tadi gimana to awal kejadian nya, Nak?" Bu Asih bertanya dengan suara lemas.
"Kami tadi lagi ngobrol dan dia pamitan mau pipis, Bu! Kami sudah tawarkan apa mau di antar, Tapi dia menolak." Jelas Melli.
"Ya allah, Kok bisa Nana hilang begini." Keluh Bu Asih.
"Tadi ada suara dia menjerit juga, Bu! Saat kami datang dia sudah hilang, Aku menduga dia masuk sumur karena celana yang dia pakai ada di sana." Nani menceritakan detail nya.
"Ini gimana sekarang? Kalau Nana masuk kedalam sumur, Pasti sudah ketemu sekarang." Lirih Bu Asih.
Karena upaya menyelam tak membuahkan hasil, Maka mereka pun menyedot air dengan mesin supaya habis sampai dasar nya dan bisa melihat apa benar bila Nana sudah masuk kedalam sini. Memakan waktu cukup lama karena air sumur juga sangat banyak, Dua mesin air yang di gunakan supaya cepat tersedot habis, Lebih baik di sedot begini dari pada hanya menyelam dan menghabiskan nafas.
"Anak kuuuu, Ya allah malang nya nasib mu anak ku." Isak Bu Asih.
"Yang sabar ya, Bu! Kita akan berusaha mencari nya." Ahmad berusaha menenangkan.
"Selamat kan anak kuuuu...Huhuhuhu, Nana!" Bu Asih kian terisak perih karena membayangkan penderitaan Nana.
Suara kucing mengeong dengan keras nya di atas genteng seolah dia juga sibuk dengan kejadian hilang nya Nana, Tak ada yang bisa melihat bagai mana bentuk kucing yang sangat hitam pekat itu. Dia berlarian kesana kemari di atas genteng dengan suara yang sangat keras, Bercampur dengan suara berisik dengan orang orang yang juga sedang sibuk menguras sumur. Sampai air sumur sudah mengering dan sekarang pukul dua belas malam, Tak ada sama sekali tubuh Nana di dalam sini, Hanya ada air yang semata kaki saja dan mereka juga tak bisa menemukan tubuh Nana, Sungguh di buat pusing mereka karena sangat susah sekali untuk berusaha mendapatkan kembali tubuh nya Nana.
"Ibu jangan teriak teriak begitu, Nanti kita akan berusaha mendapatkan Kak Nana." Bujuk Nani.
"Biar Ibu saja yang masuk kedalam sumur mencari nya, Pasti Ayah mu itu tak becus." Bu Asih berontak.
"Memang tak ada, Bu! Bukan karena Ayah yang tak becus." Nani memegangi Ibu nya.
"Bagai mana ini, Mas Ahmad?" Melli gemetaran sangking takut nya.
"Kita akan coba untuk cari lagi, Kalian yang tenang saja dulu." Sahut Ahmad.
Memang rasa nya agak susah bila sibuk mencari dan juga sambil sibuk menenangkan orang yang sedang panik, Mereka jadi tak fokus untuk mendahulukan yang mana, Rasa nya sangat bingung dan tak tahu harus bagai mana.