Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pekerjaan Baru
Naura di panggil oleh pimpinan perusahaan. Partner Naura melimpahkan kesalahan pencatatan pada Naura. Padahal, Naura tak mengetahui apapun tentang hal itu. Akhirnya Naura diberhentikan dari pekerjaaanya.
Setelah keluar ruangan, Naura ke kamar mandi dan menangis. Apa salah dia? Padahal dia selalu mengerjakan tugas sesuai komando dari partnernya. Entah mengapa kenapa pada setiap kesalahan selalu dilimpahkan seluruhnya pada Naura. Padahal ia masih tahap belajar dan belum mengerti sepenuhnya.
Salah satu teman Naura yang lain menghibur Naura. Beberapa teman yang lain juga ikut menghibur Naura. Mereka tau yang dilakukan partner Naura hanyalah memfitnah Naura supaya diberhentikan dari perusahaan. Tak ada satupun yang suka pada partner Naura karena ia suka cari muka pada atasan. Salah satu teman Naura berpura-pura akan mengantarkan Naura pulang.
"Ayah......Naura sudah diberhentikan dari perusahaan itu. Naura tidak tau apa kesalahan Naura dan mengapa Naura harus berhenti ? padahal Naura sedang berusaha untuk memahami keuangan perusahaan tersebut tapi, sekarang Naura harus berhenti" ucap Naura sambil menangis.
"Tidak apa-apa Naura. Mungkin disana bukan rezeki Naura. Naura bisa melamar pekerjaan di tempat lain besok. Semoga Naura mendapatkan tempat kerja yang lebih baik dari sebelumnya" ucap ayah menenangkan Naura.
Beberapa hari berikutnya, ada teman Naura yang memberitahu bahwa akan ada jobfair di tengah kota. Naura awalnya malas untuk ikut. Tapi entah kenapa kata hatinya mengatakan ia harus mencoba lagi. Akhirnya Naura memutuskan untuk datang ke jobfair bersama ayah.
Ayah menunggu di parkiran, Naura masuk sendiri membawa beberapa berkas lamaran kerja. Ia mulai mendaftar ke beberapa perusahaan yang ia minati. Setelah selesai, Naura pulang.
Keesokan paginya Naura mendapat panggilan untuk interview. Naura datang pagi-pagi sekali diantar ayah. Dengan penampilan rapi Naura harus percaya diri dengan kemampuannya. Saat sampai di kantor, Naura bertemu salah satu teman di kampusnya yang ternyata juga mendaftar di perusahaan tersebut. Saat Naura dipanggil, ia mulai menjawab semua pertanyaan dengan baik, namun ditengah-tengah pertanyaan Naura kurang fokus dan menjawab pertanyaan terlalu apa adanya. Apalah hasil Naura belum diterima. Saat pulang Naura menyadari bahwa jawabannya terlalu asal, Naura menyesali itu dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi saat ada panggilan kerja selanjutnya.
Hari mulai berganti, Naura menghabiskan waktu setiap hari dengan membantu ibu di warung. Tak menyangka Naura mendapat panggilan interview lagi. Untuk kali ini, Naura harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dan berusaha untuk memberikan jawaban terbaiknya dengan sopan.
Naura sudah bersiap pagi-pagi sekali. Ia diantar ayah lagi untuk interview menjadi customer service pada salah satu bank swasta. Impian Naura adalah menjadi pegawai bank yang berpenampilan rapi, setiap harinya menggunakan seragam, id card, melayani nasabah dengan senyum dan sopan.
Pada interview kali ini, Naura benar-benar mempersiapkan diri. Mulai dari penampilan dari sepatu hingga rambut. Tutur kata dan tata krama yang baik. Hingga menjawab setiap jawaban dengan hati-hati. Saat itu juga, Naura dinyatakan diterima dan dapat mulai bekerja besok pagi.
"Alhamdulillah...... Naura diterima bekerja disini yah" ucap Naura pada ayah yang masih setia menunggu Naura di parkiran.
"Alhamdulillah semoga rezeki Naura memang ada di tempat ini ya nak. Selamat ya sayang" ucap ayah bahagia anaknya diterima kerja.
Naura pulang bersama ayah dan menyampaikan kabar gembira ini pada ibu. Bahagianya Naura impiannya terwujud bahkan tempat kerja Naura yang sekarang tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga Naura tidak perlu kost.
Hari ini, Naura memulai pekerjaannya. Ia dibantu oleh salah satu teman kerjanya. Naura hanya satu hari diberitahu tentang pekerjaannya. Mulai besok Naura harus bisa bekerja sendiri melayani nasabah. Naura mulai diperkenalkan produk-produk tabungan dan kredit. Mulai belajar juga menggunakan system komputer bank tersebut.
Karena Naura anak yang cerdas, ia dengan mudahnya mulai mengoperasikan semua sendiri. Jika ada kendala atau hal yang belum ia megerti, ia bisa bertanya kepada atasan di ruang sebelah. Naura begitu bersemangat menjalani pekerjaaanya kali ini. Ia tak memandang berapa gajinya dan berapa banyak pekerjaannya, tetapi ia menjalankan semuanya dengan penuh suka cita.
Hari kedua Naura bekerja, ia sudah bisa melayani nasabah pengajuan kredit, nasabah pengajuan deposito, pembukaan rekening dan nasabah yang akan melakukan pelunasan kredit. Walaupun ada dua bangku customer service, tapi ia bisa melayani semua nasabah sendiri. Atasan Naura menilai kinerja Naura lewat cctv. Ia melihat bahwa Naura begitu bersemangat menjalankan pekerjaannya. Jika ada nasabah yang belum dilayani, Naura selalu memberanikan diri untuk bertanya apa ada yang bisa saya bantu ?
Begitu senangnya menjalankan pekerjaan baru ini sampai tak terasa ternyata sudah satu bulan Naura bekerja. Setiap gaji yang ia terima tak sedikitpun Naura melupakan ayah ibu dan adiknya. Entah membeli barang untuk mereka atau sekedar membeli makanan untuk dibawa pulang, Naura selalu berbagi pada ayah ibu dan adiknya.
Beberapa bulan telah berlalu. Naura semakin handal dalam pekerjaannya. Ia selalu menyelesaikan semua pekerjaannya karena ia tak suka menunda. Bahkan, pernah Naura melayani Nasabah yang akan melakukan pelunasan kredit dan Nasabah yang akan membuka rekening secara bersamaan. Mengangkat telephone kantor dari Nasabah pengajuan deposito dan mengangkat telphone dari marketing yang bertanya tentang data nasabah secara bersamaan. Naura menyelesaikan semuanya dengan cekatan, sampai-sampai satpam dan teman-teman berkata bahwa ia selalu bisa memberikan informasi tanpa menunda walaupun ia sedang sibuk.
Naura mendapatkan tugas dari atasan untuk membuat sebuah laporan. Laporan yang Naura belum pernah lihat sebelumnya. Laporan yang harus ia buat hanya dengan melihat system komputer saja. Tak ada yang mengajarinya, Namun ia harus bisa. Ini merupakan sebuah tantangan untuk Naura. Berusaha semaksimal mungkin secara otodidak.
"Bagaimana ini???? " ucap Naura dalam hati.
"Maaf bu, saya mau tanya kalau angka ini dari mana ya ? " tanya Naura keadaan atasan.
"Coba kamu buka beberapa file di komputer tahun lalu dan kamu bandingkan data angkanya dengan yang asli di arsip lemari ya" ucap atasan Naura.
Naura sebenarnya belum mengerti, tapi ia tak berhenti berusaha. Akhirnya ia bisa membuat laporan itu hingga selesai dan mendapat persetujuan dari manajer dan direktur bank tersebut. Naura tak menyangka jika laporan itu benar-benar berhasil ia selesaikan.
"Alhamdulillah selesai juga" ucap Naura.
Atasan Naura selalu menilai di setiap pekerjaan yang Naura kerjakan. Mencoba untuk memberikan Naura pekerjaan baru. Apakah Naura bisa menyelesaikannya ? Ternyata Naura selalu bisa mengerjakan apapun yang diperintahkan padanya. Karena serba bisa, sampai-sampai ia juga harus membantu divisi lain untuk menyelesaikan pekerjaannya.