NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Keesokan harinya sekitar pukul 7:05 menit, Aletta bersiap-siap kembali ke kota setelah ia selesai menyiapkan sarapan pagi. Aletta, Pak Juan dan Galang makan bersama sekitar pukul 7 lewat 35 menit.

"Ayah sangat ingin menahanmu lebih lama di sini. Rasanya seperti hanya sebentar saja kamu datang dan sekarang kamu sudah bersiap untuk kembali." Kata pak Juan meluapkan seluruh perasaan yang sebenarnya pada putrinya.

"Ayah, kalau ada kesempatan libur lagi aku akan ke sini kembali. Jadi ayah nggak usah khawatir."

"Iya, ayah tahu. Tapi palingan juga akan lama kesempatan kita agar bisa bertemu kembali. Ayah masih ingat kunjungan terakhir kamu tiga bulan yang lalu. Paling sering kami yang akan datang menghampiri mu ke kota."

"Apa ayah marah karena sudah lumayan lama aku baru kembali berlibur kemari? Maaf ayah, itu karena tugasku di kantor sangatlah menumpuk. Tapi aku janji, setelah kerja beberapa bulan ke depan aku akan mengambil cuti lebih lama, biar kita punya banyak waktu."

"Ngapain juga ayah harus marah pada putri ayah. Ayah hanya sebatas rindu saja jadi mengatakan hal seperti itu secara spontan. Tiga bulan itu lama menurut ayah. Seandainya seminggu sekali ayah akan lebih senang."

"Seminggu sekali, orang kantor mana mau. Jika aku yang jadi bosnya mungkin setiap hari aku akan berkunjung."

"Jadi dari sini kamu langsung ke tempat kerja?"

"Iya yah, takutnya telat kalau harus pulang dulu."

"Lalu sarapan suamimu gimana?"

"Tenang saja ayah, aku yakin mas Brian akan cari makan di luar. Aku juga sudah bilang padanya akan langsung ke kantor dan dia sangat pengertian."

"Tuh benar kan apa yang ayah katakan kalau dia pria yang baik. Makanya ayah sangat senang saat kamu akhirnya menerima perjodohan ini."

"Iya ayah, pilihan ayah memang sangatlah tepat."

"Galang, ayo cepat makannya biar bareng sama kakak. Bukannya katamu hari ini kalian masuk pagi."

"Tumben masuk pagi?"

"Hari ini kegiatan ekstra. Mulai dari jam tujuh. Jadi kemungkinan pulangnya lebih cepat."

"Oh baiklah, cepatlah. Kakak akan menunggu."

"Hmm," dengan sangat cepat Galang menyelesaikan makannya karena ayah dan kak Aletta sudah selesai lebih dulu.

"Tunggu sebentar yah, aku bantu ayah cuci piringnya. Sebaiknya kamu sikat dulu gigimu selagi menunggu." Kata Aletta pada adiknya.

"Nggak usah piring biar ayah yang cuci, lagian piring kotornya tidak seberapa. Kamu kan sudah mencuci peralatan masaknya setelah selesai masak. Jadi piring gelas kotor kita bertiga biar ayah yang cuci. Letakan saja di situ! Kamu juga segeralah bersiap."

Karena itu permintaan ayahnya sendiri jadi Aletta nggak bisa menolaknya. Ia pergi menyikat giginya sebelum berangkat.

"Baiklah kalau gitu, aku berangkat dulu ayah." Aletta memeluk pak Juan dengan sangat erat. Pak Juan mencium kening putrinya dengan perasaan sedih. Ia sangat tidak ingin melepaskan putrinya. Tetapi putrinya telah mempunyai kehidupan baru, serta keluarga baru. Rasanya baru kemarin ia menggendong putrinya yang baru lahir ke dunia. Ia mengingat kembali bagaimana ia mengantarkan putrinya di altar pengantin, di situ perasaan sedih dan bahagia tercampur aduk. Ia semaksimal mungkin untuk tidak menunjukkan wajah sedihnya di depan sang putri, tetapi saat mereka pergi dia akan menangis dengan diam-diam dalam kamarnya tanpa menimbulkan suara.

"Aku balik dulu ya ayah, jangan lupa jaga kesehatan ayah dengan baik."

"Tentu saja putriku, seharusnya ayah yang mengatakan hal seperti itu pada kamu. Kamu yang harus menjaga kesehatan mu dengan baik."

Lambaian tangan pak Juan mengiringi kepergian mobil Aletta dari halaman rumah mereka.

Aletta menghentikan mobilnya di depan sekolah sang adik.

"Kakak berangkat dulu ya. Yang rajin belajarnya, jangan buat ulah. Hati-hati kalau mau melukis jangan sampai ketahuan ayah. Bila perlu kunci kamarmu saat sedang melukis. Dan jaga ayah untuk kakak."

"Iya kakakku yang cerewet. Tenang saja, tanpa disuruh aku akan melakukannya. Hati-hati dalam perjalanan."

Aletta melajukan mobilnya ke arah barat menuju kota. Ia akhirnya tiba di kantor tepat waktu sesuai perkiraannya. Aletta memarkir mobilnya dulu dengan benar setelah itu masuk ke dalam. Ternyata orang kantor belum datang, berarti dirinya yang terlalu awal tiba.

"Tahu begini aku ke rumah dulu menyiapkan sarapan untuk suamiku." Aletta berjalan menuju mesin kopi. Ia berniat untuk membuat kopi untuk dirinya sendiri sambil menunggu rekan kerja yang lain. Aletta kembali ke mejanya, sesekali ia minum seteguk sambil jarinya mengutak-atik handphone miliknya mencari nomor sang suami setelah itu menelponnya.

"Halo sayang,"

"Hmm, iya."

"Kamu baru bangun?"

"Iya, maaf sayang. Entar lagi juga mau siap. Kan ini masih jam 7."

"Kamu ini, meskipun masih jam 7,tetap harus bangun pagi. Takutnya nanti kamu keteledoran tidur nya."

"Iya, ini aku bangun. Lalu kamu di mana sekarang?"

"Aku di kantor. Kan kemarin aku pernah bilang sama kamu dari rumah papa langsung ke kantor. Meskipun aku menyesal tidak ke situ dulu apalagi sekarang aku sendirian belum ada yang datang. Tau gitu aku ke situ siapin dulu sarapan untukmu." Keluh Aletta.

"Nggak apa-apa sayang, nanti aku bakal pesan secara online. Jadi kamu tenang saja."

"Ya sudah, setelah ini jangan tidur lagi oke."

Karyawan lain sudah mulai berdatangan, jadi Aletta pamit pada sang suami untuk mematikan panggilan.

Setelah merasakan kebebasan selama dua hari terakhir Aletta dihadapkan kembali dengan berkas-berkas yang menumpuk. Tapi untuk dirinya semua terasa lebih cepat selesai, bahkan bosnya kembali memujinya saat ia mengantar berkas yang telah diselesaikannya.

"Aduh Aletta, kamu memang kepercayaan ku yang tidak perlu diragukan lagi. Padahal perkerjaan mu menumpuk namun kamu masih bisa menyelesaikan nya."

"Sebenarnya tim saya sudah menyelesaikan nya pak, saya hanya mengkoreksi sebagiannya saja. Seharusnya bapak lebih memuji mereka biar semangat kerja mereka bertambah."

"Iya saya tahu, tapi kamu juga pengawas mereka dan aturan yang kamu buat sangat membantu kinerja kerja mereka. Makanya saya memuji mu karena kamu adalah bos yang handal. Nanti saya akan menyempatkan waktu untuk datang ke divisi mu. Apa kamu ingin mengatakan sesuatu karena saya sangat tahu tujuan mu saat mengantar berkas-berkas itu ke ruangan saya tanpa bantuan sekretaris mu."

"Oh itu pak, saya ingin memakai ruangan meeting untuk tim saya. Takutnya saat kami meeting nanti ada tim lain yang bertabrakan dengan jadwal kami."

"Oh boleh saja, saya akan bilang sama ketua tim lain."

Aletta pamit keluar setelah menyampaikan niatnya. Dengan segera ia memanggil anggota timnya untuk berkumpul di ruangan. Mereka melangsungkan meeting bersama yang memakan waktu 1 jam lebih.

"Setelah tadi saya memeriksa pekerjaan kalian, saya rasa banyak dari kalian yang mulai memahami ajaran saya selama ini. Dan kebetulan saya membaca bahan yang diserahkan sama Fian, itu sangat lah menarik. Selama ini saya tidak berpikir ke arah sana. Kita memang sangat perlu mempromosikan lewat internet. Tapi saran seperti apa menurut kalian internet yang akan kita gunakan?"

Fian tersenyum senang setelah namanya disebut oleh Aletta. Menurut mereka pujian dari Aletta merupakan pujian yang sangat berharga.

"Begini bu, setelah saya perhatikan presentase kemajuan kita selalu sama setiap tahunnya tanpa ada peningkatan. Itu mungkin kita hanya berpatokan pada satu atau dua investor luar saja. Dan menurut saya jika kita membuka pasar online lewat internet maka pasar kita bisa saja masuk pasar global. Dan bukan hanya itu, mungkin rakyat kita bisa menikmati nya juga. Maka pendapatan kita menjadi bagi dua, yang pertama investor umum(masyarakat) dan kedua investor asing."

"Ide mu bagus juga. Saya rasa kamulah yang paling pas dalam mengurus hal seperti itu. Saya akan meminta satu atau dua anggota untuk menemani mu menyelesaikan tugas ini."

"Makasih bu."

"Ya sudah apakah ada masukan lain?"

..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!