NovelToon NovelToon
KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Wanita Karir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Riana, seorang CEO wanita yang memegang kendali beberapa perusahaan, bertemu dengan Reyhan, anak muda yang masih sangat....sangat idealis, dengan seribu satu macam idealisme di kepalanya, pada sebuah pesta ulang tahun anak Pak Menteri. Keduanya harus berhadapan dengan wajah garang ibu kota dan menaklukkan ganasnya belantara Jakarta dengan caranya masing masing. Bisnis, intrik dan perasaan bergulung menjadi satu. Mampukah keduanya? Dan bagaimanakah kelanjutan kisah diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 : KUNJUNGAN

Angkasa Bersuara, hampir seluruh sopir di Jakarta, baik sopir pribadi, sopir taksi konvensional maupun online, pasti tahu alamatnya. Seolah nama itu seperti Bandara Soekarno Hatta atau Stasiun Gambir atau Kebun Binatang Ragunan saja.

    Padahal, astaga, sudah sampai di tempat nya, Riana belum juga menyadari. Beberapa kali sopirnya mengatakan bahwa mereka sudah sampai, dia masih bingung juga.

    "Disini, Pak?"

    "Ya, Bu."

    "Yang mana kantornya?"

    Tidak ada bangunan gedung di tempat itu. Apalagi yang bertingkat. Apalagi yang seperti kantor pusat perusahaannya di Jakarta Pusat. Cuma ada deretan kios kios setengah permanen. Yang ada papan nama membuat stempel, studio foto, penjual topi, warung kopi dan jaket pengendara sepeda motor.

    "Itu, Bu. Agak di tengah. Yang ada tulisan di atas pintu masuknya."

    "Oke. Terima kasih."

    Riana keluar dari mobil, berjalan meniti deretan kios.

    Hatinya mencelos. Di tengah deretan kios itu memang ada satu kios, juga terbilang semi permanen, yang agak besar, tapi tetap terasa panas dan pengap, yang ada tulisannya Angkasa Bersuara. Di depan kios itu, banyak sekali anak anak terutama remaja yang berkerumun. Antri. Mana panasnya bukan main.

    Berada di tengah kerumunan itu, Riana terdorong dorong. Panas sekali.

    "Mau ambil pesanan apa, Tante?" tanya seorang pemuda berambut gondrong. Sudah biasa baginya melihat emak emak dan bapak bapak ikut mengantri karena mengambil pesanan anak atau keponakannya.

    "Saya mau bertemu dengan Max. Apa benar di sini tempatnya?" sahut Riana.

    "Max? Max siapa ya Tante? Nama lengkapnya, maksud saya. Karena tidak ada yang namanya diawali dengan kata Max disini."

    "Oh, mungkin kalian mengenalnya dengan nama Reyhan. Ada?"

    "Tante siapa?" pemuda gondrong itu menyipitkan matanya, menatapnya dengan curiga. Padahal Riana tidak ada potongan sama sekali untuk menjadi intel atau polwan.

    Ini pertanyaan kurang ajar bagi Riana. Tapi sebenarnya juga wajar bertanya demikian.

    "Saya Riana. Katakan pada Reyhan, Riana ingin bertemu."

    "Maaf, boleh minta tanda pengenal, Tante?"

    Ini kurang ajar sekali dan tidak wajar. Seperti mau masuk ke gedung Kementerian saja. Masa mau masuk kios model begini dan bertanya, diwajibkan setor tanda pengenal. Memang seberapa pentingnya seorang Reyhan sampai harus dilindungi sedemikian ketat? Rasanya bertemu Ali Khameini pun tidak separah ini.

    Riana bingung. Tapi ia membuka juga tas tangannya dan menyerahkan KTP. Rasanya sudah lama sekali tidak menyentuh KTP itu. Untuk apa? Urusan bisnisnya selama ini rata rata dengan orang orang yang telah mengenalnya, bahkan anak buah Pak Menteri pun mengenalnya.

    Pemuda gondrong itu menerima KTP Riana sambil berkata: "Tunggu sebentar, Tante. Saya tanya bos dulu." Iapun ngeloyor masuk ke dalam kios.

    Masih harus menunggu giliran lagi.

    Sementara itu anak anak dan remaja yang lain sibuk mengamati pesanan yang baru saja mereka ambil. Seperti yang dimiliki Santi. Panasnya sungguh tidak tertahankan. Tapi anak anak dan para remaja itu seakan tidak memperdulikan. Mereka sibuk saling memberi komentar. Kios yang cuma berukuran tiga kali enam meter itu benar benar  seperti gerbong kereta api yang melewati padang pasir selama sebulan.

    Riana tidak tahan berdiri menunggu tanpa melakukan aktivitas apapun. Panasnya minta ampun. Keringat mengalir deras di lehernya. Apalagi di tengah tengah para remaja yang demikian berisik. Ia memutuskan berjalan jalan melihat kios yang disebut kantor Angkasa Bersuara ini.

    Ada pajangan kaos bergelantungan di segala sudut, dengan tulisan macam macam. Kacau balau, norak, kampungan, kadang juga menyindir kelompok tertentu. Satu kaos yang dipajang bertuliskan: KAOS INI IKUT VOYAGER MENGELILINGI DUNIA. Yang lain bertulisan lebih norak lagi: KAOS INI PEMBERIAN MERTUA, SEBAGAI HADIAH PECERAIAN KAMI. Ada juga yang lain bertulisan begini: AKU PAKAI KAOS TAPI AKU BAHAGIA, DARIPADA PAKAI JAS TAPI BANYAK HUTANG. Kurang ajar, pikir Riana. Tapi masih ada lagi: JIWA PERINTIS MEMANG BERBEDA DENGAN JIWA PEWARIS.

    Sementara stiker dan poster yang ditempelkan sebagai contoh, diberi nomor, juga banyak sekali, dengan warna dan selera amburadul lebih banyak lagi. PENYUNAT GAJI GURU MASUK NERAKA. ITUPUN SETELAH DISUNAT TIGA KALI LAGI. Lalu : UNTUK MENJADI CANTIK ITU PERLU DUIT BABE, TIDAK GRATIS YA. Berikutnya: AYO KERJA KERJA KERJA JANGAN CARI KONEKSI MELULU atau: BIARPUN BERANTAKAN INI HASILKU, BUKAN PEMBERIAN.

    Ada pula poster besar. FILM TERBAIK: PERTARUNGAN PENGGEDE. PEMAIN IDIOT, FIGURAN LEBIH LAGI.

Bahkan ada satu poster lebih besar lagi, dengan gambar wanita cantik dan mobil Mercedes C Clas seperti miliknya dengan tulisan yang membuatnya ingat stiker yang pernah ditempelkan Reyhan di mobilnya: KAMU CANTIK KALAU JALAN KAKI TAPI JELEK KALAU MENGENDARAI MOBIL.

    Lelah memutari kios, Riana mencoba duduk di sebuah bangku kecil. Keras, tidak seperti tempat duduknya di kantor, di ruang meeting, di rumah atau bahkan tempat duduk yang sekelas staf kantornya. Cuma beberapa saat, ia berdiri lagi, duduk lagi, berdiri, tersenggol sengaja, terdesak mereka yang memilih milih, melihat, memesan dengan suara ribut, berisik, panas, membuat keringatnya makin berleleran.

    Riana makin keki ketika matanya melihat tulisan yang cukup mencolok di dinding kios itu: Orang Harus Sabar, Sebab Tidak Sabar Itu Tanda Jiwa Yang Keropos.

    Bila dipikir pikir, sehebat apa Reyhan kok menemuinya perlu perjuangan demikian sulit? Komisaris bukan. Direktur juga bukan. Menteri apalagi. Selama ini Riana tak pernah kesulitan menemui orang orang penting kolega bisnisnya. Tidak perlu berdesakan, tidak sampai mengeluarkan keringat berlelehan karena kepanasan, tidak harus antri bermenit menit. Kalaupun harus menunggu karena yang akan ditemui sedang sibuk atau menyelesaikan meeting, ia akan dipersilakan menunggu di ruang tunggu yang nyaman, dengan kursi empuk dan penyejuk ruangan. Apa yang seperti ini yang dikagumi ayahnya? Anak muda ekonomi yang langka, menurut istilah ayahnya. Langka karena berani memasuki dunia bisnis hanya berbekal semangat, keberanian dan sejuta idealisme serta.......ketololannya.

    Dibandingkan dengan Denny dan Diandra, perbedaannya sangat jauh, bagaikan bumi dan langit. Apakah mungkin Diandra menyukai Reyhan? Kalau tidak, kenapa Diandra sampai meminta Pak Menteri untuk menunda dua proyek yang sudah disetujui hanya gara gara ia dianggap dekat dengan Reyhan?

    "Tante Riana, silakan masuk." Pemuda berambut gondrong itu memanggilnya. Risi Riana mendengarnya. Sudah beberapa kali ia dipanggil tante hari ini? Padahal pemuda itu juga bukan anak anak seumuran Santi. Hampir seumur dengan Reyhan barangkali. Sudah setua itukah aku? pikirnya

    Ketika Riana akhirnya dipersilakan masuk ke ruang sebelah, atau ruang dalam, ia makin terheran heran.

-----------------------------------

Jangan lupa dukungannya ya guysss....

1
Nay'anna
lanjutannya mana kak
aca
lanjut kan
aca
Q kasih giv bunga
julius: terima kasih kak
total 1 replies
aca
masih penasaran rehan siapa
julius: lanjut baca terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
aca
lanjuttt baca
Griselda Nirbita
siapakah Rayhan??? jadi penasaran
julius: Sabar kak. Pelan pelan makin jelas kok 🙏
total 1 replies
Griselda Nirbita
aku mampir kak... semangat
julius: Terima kasih dukungannya kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!