Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Sikap Robi
Mendengar jawaban Vin, membuat Mateo menjadi geram, Namun ia tak bisa melampiaskannya karena ada anak buah Robi.
"Katakan pada bos kalian, Aku tidak akan datang untuk menyambutnya dan katakan padanya juga untuk minta maaf padaku." Ucap Vin sambil terus menyantap makanannya. Mereka pun mengangguk dan segera keluar untuk menemui Bosnya.
Mateo pun meninggalkan Vin untuk menyambut tamu pentingnya, " Awas saja kamu Vin, kalau sampai semuanya menjadi kacau kamu harus bertanggung jawab." gerutu Mateo.
"Selamat datang tuan Robi, terimakasih sudah menerima undangan makan malam saya. Maaf jika saya sedikit terlambat menyambut. Ada sedikit masalah di dalam." Sabut Mateo dan menjabat tangannya.
"Bos di dalam ada tuan Vin. Beliau bilang tidak akan menyambut tuan sebelum tuan menyelesaikan masalah dengannya dan meminta maaf padanya." Bisik anak buah Robi yang diberi pesan oleh Vin sebelumnya.
Robi menatap Mateo, karena tidak memberitahu jika Vin ada di dalam. Tanpa banyak bertanya Robi ingin segera masuk namun segera di tahan. Mateo berfikir jika Robi akan melakukan sesuatu karena merasa ada yang tidak menghormati dirinya dan Vin membuat ulah yang akan membuat citranya hancur dalam sekejap.
"Dengarkan aku tuan, Dia bukan tamu undangan dan dia juga tidak ada hubungannya dengan ku. Jadi apa yang dia lakukan jangan sampai membuat kerjasama kita batal tuan. Saya janji tuan, saya akan segera mengusirnya." Jelas Mateo, namun mendengar ocehan Mateo membuat Robi kesal, ia pun segera mengangkat tangannya meminta Mateo diam.
"Tidak bisakah kamu bicara seperlunya?" tanya Robi dengan dingin. Membuat Mateo seketika membeku.
Robi dan para pengawalnya Segera masuk ke dalam restoran VIP tersebut dan langsung mendapati Vin masih sibuk makan tanpa memperdulikan Seseorang di belakangnya
Semua Anggota keluarga Mateo merasa sangat malu dengan apa yang di lakukan vin. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa kerena Robi tidak mengizinkan siapa pun buka suara.
Setelah selesai menikmati makanannya, Robi mengeluarkan sapu tangan miliknya untuk di jadikan Lap mulut dan tangannya.
"Akhirnya, kenyang juga perutku." ucap Vin, tanpa memperdulikan semua orang sedang memperhatikan Vin yang sedang duduk menyantap makanannya seorang diri.
Melihat perilaku iparnya itu, membuat Rania kehilangan muka karena malu pada keluarga suaminya dan juga para undangan yang memperhatikan tingkah Vin.
Sedangkan Sifa perlahan mulai terbiasa dengan apa yang dilakukan Vin, dan Sifa pun tak memikirkan lagi omongan orang.
Rania menarik baju Sifa agar lebih dekat dengannya. "Aku akan buat perhitungan dengan suamimu. Dia benar-benar sudah mempermalukan keluarga besar suamiku. Lihat saja sebentar lagi aku akan menendangnya keluar," ucap Rania lirih.
"Terserah, aku tidak perduli, tapi jangan pernah penyakitnya, atau aku juga bisa membalas perbuatan kakak," saut Sifa.
"Kamu-,"ucapan Rania terhenti saat melihat apa yang dilakukan tamu kehormatannya.
Robi membungkuk hormat saat Vin berpindah dari posisi duduknya dan berdiri untuk menyambut Robi.
"Maafkan aku tuan, atas kesalahan yang di lakukan Zen. Dan saya juga berterimakasih karena tuan telah memberi tahu saya tentang kebenarannya. Jika saja tuan tidak memberitahu saya saat itu, mungkin sampai sekarang dia akan tetap membohongi saya." jelas Robi.
"Lalu bagaimana hubungan kalian, dan juga Zen?" tanya Vin.
"Saya masih memberi kesempatan satu kali lagi, dan berharap dia mau berubah dan bisa lebih jujur lagi. Dan untuk Zen saat ini saya sedang menghukumnya sebagai pelajaran." jelas Robi.
"Aku harap keluarga kalian bisa membenahinya diri, terutama istri tuan yang bersikap terlalu sombong."
"Tentu tuan, saya bisa pastikan dia tidak akan menyombongkan dirinya di depan tuan. Sekali lagi maafkan saya tuan." Robi sekali lagi minta maaf.
"Sudahlah paman, tidak perlu minta maaf lagi, tuan mau menerima saran ku itu sudah membuat ku senang." Vin pun menepuk pundak Robi, seperti saudara Membuat semua yang melihat begitu heran, karena derajat mereka yang berbeda jauh.
"Berikan saya nomor ponsel tuan, agar lain waktu kita bisa membuat janji," ucap Robi.
"Oh tentu paman." Vin pun segera memberikan nomornya Kepada Robi.
Mateo yang memperhatikan mereka nampak tercengang, tak percaya dengan Vin bisa di hormati oleh Tuan Robi yang jelas-jelas tidak sebanding dengan Vin. Dan lebih herannya lagi bagaimana mereka bisa akrab. Hal tersebut membuat Mateo tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Tuan, Silahkan duduk dan nikmat makan malam yang sudah disediakan secara khusus untuk tuan," ucap Mateo.
Robi melirik jam di tangannya, "Maaf sepertinya waktuku sudah habis. Aku harus pergi sekarang karena masih ada janji di tempat lain." Tolak Robi.
"Tuan Vin, saya harus pamit. Jika tuan butuh sesuatu jangan sungkan-sungkan untuk melibatkan saya. Saya akan selalu siap membantu tuan." Pamit Robi lalu pergi begitu saja, tanpa menikmati makan malam yang sudah di siapkan.
"Tuan... sebelum pergi setidaknya cicipi makannya sedikit saja." Pinta Mateo dengan suara sedikit tinggi karena diabaikan. Namun sayangnya hal itu tetap percuma. Robi tetap meninggalkan Restoran tersebut.
Mateo sangat marah, dan langsung menyalahkan Vin kerena membuat semua rencananya berantakan.
" Kau, apa yang kamu katakan pada tuan Robi, sampai akhirnya dia duduk pun tidak sudi. Aku yakin kamu sudah meracuni Pikiran Tuan Robi, iya kan," ucap Mateo dengan geram.
"Kenapa kamu jadi menuduhku, Itu tamu mu seharusnya kamu berusaha keras untuk bisa membuatnya bertahan dan menikmati makan malam. Kau lihat sendiri kan, dia yang datang minta maaf dan kamu juga bisa dengar apa yang dia katakan, lalu salahku dimana?" jawab Vin namun masih tetap tenang.
Saat sedang berdebat dengan Vin, adik Mateo yang bernama Risa datang bersama dengan Asraf masuk ke ruangan dan memperkenalkan Asraf kenapa orang tuanya.
"Ma, Pa kenalkan ini Asraf. Manajer perusahaan dan juga teman dekat Risa," ucap Risa.
"Wah, anak mama memang pintar kalau urusan begitu. Ayo kenalkan sana sama kakakmu. Biar dia juga merestui hubungan kalian," ucap ibunya.
"Iya ma," jawab Risa dan segera membawa Asraf menghampiri Mateo.
"Kak. "Panggil Risa saat ingin memperkenalkan Asraf. Namun saat Asraf melihat Vin. Asraf buru-buru melepaskan tangan Risa yang sedari tadi bergelayut di lengannya. Hal tersebut membuat Risa terkejut dan ingin protes namun belum sempat protes, Sikap Asraf membuat Risa tercengang.
Asraf tiba-tiba membungkuk di depan Vin untuk memberi hormat.
"Maafkan saya tuan, tidak memperhatikan kalau tuan ada di sini. Kalau tau, saya pasti akan mendatangi tuan untuk yang pertama kalinya," ucap Asraf.
Namun Vin masih sedikit bingung, karena dia tidak mengenal Asraf. Vin pun berfikir dari mana dia tau nama dirinya.
To be continued ☺️☺️☺️