Istri Siri Uncle Victor

Victor memasuki perusahaaan milik Papinya untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Selama ini ia tidak pernah datang ke perusahaan Papinya meski ulang tahun perusahaan sekalipun. Setelah lulus dari pendidikannya ia langsung bekerja pada ADM Group saat itu sebagai asisten kepercayaan Kenzi. Ia lebih suka bekerja pada orang lain dari pada membantu Papinya. Ia ingin membuktikan diri jika ia bisa tanpa Papinya.

Dan hari ini ia terpaksa mengambil alih pimpinan karena kondisi Papinya yang tidak bisa lagi melakukan pekerjaan yang berat. Sebagai anak tunggal hanya dirinya yang diandalkan Papinya untuk meneruskan perusahaaan ini.

Kedatangan Victor sudah di tunggu oleh sekretaris Papinya.Ia sedikit kesal karena ternyata selama ini Papinya mempekerjakan wanita sebagai sekretarisnya. Selama ini ia lebih nyaman bekerja dengan sesama pria karena menurutnya kebanyakan wanita akan banyak drama.

"Selamat datang di perusahaan Dewangga Pak Victor. Kenalkan saya Alika dulunya sekretaris Pak Alfa dan mulai juga sekretaris anda nantinya Pak,"ucap wanita berpakaian modis bernama Alika itu dengan senyuman manisnya.

"Dimana orang kepercayaan Papi?,"tanya Victor melangkah lurus kedepan tanpa menoleh pada Alika sedikit saja.

"Pak Dean sedang berada di luar kota dalam kunjungan kerja memantau langsung pembangunan Mega proyek kita Pak. Dan beliau berpesan pada saya untuk menyambut kedatangan Pak Victor,"jawab Alika.

Victor mengangguk mengerti laku masuk ke dalam lift diikuti Alika dan beberapa orang lainnya. Pria itu menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apapun pada bawahannya yang ada bersamanya.

Alika terlihat menghela nafas dengan pelan, ternyata bos barunya jauh dari dingin dan datar tidak seperti Pak Alfa yang humble pada bawahannya.

Victor memasuki ruangan yang dulunya ditempati Papinya di ikuti Alika dari belakang. Pria itu melirik sebuah meja di sudut ruangan yang ia yakini adalah meja untuk sekretaris. Ini adalah hal yang paling tidak ia sukai sejak dulu, ia tidak suka bekerja satu ruangan dengan orang lain meski dulu bersama Kenzi sekalipun. Ia meminta ruangan sendiri untuknya dulunya pada Kenzi agar ia bisa fokus dalam bekerja.

"Pak ini berkas yang anda pada minta pada Pak Dean kemarin,"ucap Alika menyerahkan berkas yang ia bawa sejak tadi ada Victor.

Victor menerima berkas itu lalu membukanya, pria itu dengan wajah datarnya memeriksa setiap halaman dari berkas itu.

Sementara Alika terlihat masih berdiri di depan meja kerja Victor menunggu perintah apa yang akan ia kerjakan selanjutnya.

"Pak anda mau minum apa?. Akan saya buatkan,"ucap Alika karena bingung harus mengerjakan apa.

"Kau ini sekretaris atau office girl?,"tanya Victor tanpa menjawab pertanyaan Alika.

Alika meneguk salivanya dengan kasar mendengar jawaban Victor. Wanita yang berwajah ayu itu tidak menyangka jika Victor begitu sangat arogan."Saya sekertaris anda Pak,"jawab Alika berusaha untuk tetap tenang.

"Kalau begitu lakukan tugasmu sebagai sekertaris,"jawab Victor membubuhkan tanda tangan pada bekas itu lalu menyerahkan berkas itu kembali pada Alika.

Alika langsung melangkah menuju meja kerjanya yang ada di sudut ruangan. Namun langkah wanita itu terhenti saat suara bariton Victor menyerukan namanya.

"Alika...,"seru Victor.

Alika tersenyum tipis lalu berbalik badan menatap atasannya itu yang kini menatapnya dengan datar."Iya Pak, ada lagi yang bisa saya bantu?,"tanya Alika.

"Minta security untuk memindahkan meja kerja mu keluar!,"ucap Victor membuat Alika seketika melongo mendengar perintah dari Victor.

"Tapi Pak...saya dari dulunya memang bekerja dalam satu ruangan bersama Pak Alfa dan itu akan tetap berlaku saat ini juga,"jawab Alika.

"Siapa kau berani menolak perintah saya. Kau bukan lagi bekerja pada Pak Alfa, jika kau keberatan kau bisa mengundurkan diri,"jawab Victor dengan tegas karena ia paling tidak suka dibantah.

"Ba-baik Pak,"jawab Alika lalu melangkah keluar dari ruangan Victor meminta bantuan pada Security untuk memindahkan meja kerjanya keluar.

Victor melirik jam tangannya, dua jam lagi ada meeting di perusahaan MJ Group yang ia pimpin juga. Ia benar benar seperti robot sekarang bekerja pada dua perusahaan sekaligus.

"Alika...,"teriak Victor.

Tak lama Alika tampak muncul dari luar dari langkah tergesa-gesa mendengar teriakan dari Victor."Ya Pak...,"jawab Alika.

"Majukan meeting kita dan siapkan ruang meeting. Setengah jam lagi kita meeting,"ucap Victor.

"Tapi Pak... manager keuangan sedang tidak berada di tempat. Beliau mengatakan datang sedikit terlambat,"jawab Alika.

"Hubungi dia, jika masih mau bekerja datang sekarang juga. Dia pikir perusahaaan ini milik nenek moyangnya. Bagaimana perusahaaan ini bisa maju jika karyawannya bekerja seperti ini,"berang Victor.

"I-iya Pak,"jawab Alika segara keluar dari ruangan Victor mempersiapkan semuanya termasuk menghubungi manager keuangan. Hari pertama bekerja dengan bos baru membuatnya benar-benar kewalahan. Dia pikir Victor seperti Papinya memiliki sikap yang humble dan juga ramah pada karyawannya.

Victor mengambil ponselnya yang ada di atas meja, pria itu membelalakkan kedua matanya melihat notifikasi dari ponselnya. Pria itu menghembuskan nafas beratnya karena ia yakin saat ini Anna tengah menghamburkan uangnya untuk berbelanja.

Selesai meeting, Victor langsung meninggalkan perusahaannya. Ia tidak akan bekerja penuh pada perusahaanya karena ia masih mempercayakan semuanya pada orang kepercayaan Papinya.Ia akan datang jika dibutuhkan saja karena fokusnya pada MJ Group.

***

Di sebuah pusat perbelanjaan Anna keranjang belanja Anna terlihat sudah penuh. Ia baru saja selesai berbelanja kebutuhan pribadinya dan saat ini ia berbelanja kebutuhan dapur. Gadis itu membeli perlengkapan alat masak dan juga bahan masakan. Sebagai istri yang baik ia akan memasak untuk sang suami tercinta. Tapi mengingat foto yang diperlihatkan Bella saat itu membuatnya mengutuki suaminya itu.

Anna merasa begitu puas saat ini bisa menghabiskan begitu banyak uang Victor untuk hari ini. Ia membalas sakit hatinya dengan berbelanja sepuasnya tidak peduli nantinya Victor memarahinya karena sudah menghambur-hamburkan uang.

Sepulangnya dari berbelanja Anna menyimpan barang belanjaan pribadinya kedalam kamarnya setelah itu ia membawa barang belanjaan isi dapur ke belakang dan menatanya. Meski tubuhnya terasa lelah karena seharian berbelanja tapi ia merasa begitu sangat puas. Dan setelah membersihkan tubuhnya ia berencana untuk memasak.

Anna sibuk dengan masakannya saat Victor pulang dari kantor. Aroma masakan memenuhi unit apartemen. Anna terlihat begitu lihai dalam memasak karena selama enam bulan yang lalu ia belajar memasak bersama Mommynya.

Victor yang berdiri di tak jauh dari Anna, pria itu memasukkan kedua tangannya pada saku celananya menatap Anna yang belum menyadari kedatangannya.

"Ehem,"Victor berdehem pelan sehingga Anna yang fokus pada masakannya tersentak kaget.

"Uncle...kamu itu mengangetkanku saja,"ucap Anna lalu kembali fokus pada masakannya.

"Kamu berbelanja begitu banyak hari ini Anna?,"tanya Victor.

Anna mematikan api kompornya karena masakan sudah matang lalu menoleh pada Victor."Bukankah tadi pagi Uncle mengatakan aku bisa membeli kebutuhanku?. Dan aku melakukannya tapi aku juga membeli kebutuhan dapur dan juga perlengkapan memasak,"jawab Anna tanpa dosa.

...****************...