NovelToon NovelToon
Kabur Dari Obsesi Hans JANGAN LARI MONA!

Kabur Dari Obsesi Hans JANGAN LARI MONA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: NURUL NUHANA.

DILARANG PLAGIASI! KARYA ORISINIL NURUL NUHANA.
Apa yang akan kalian lakukan jika menyadari kehidupan kalian dalam bahaya? Tentunya takut bukan?
Itulah yang saya alami, setelah secara tidak sengaja membantu membayarkan makanan seorang pria di sebuah Kafe. Sebuah kebaikan dan ketidaksengajaan yang membuat hidup saya masuk ke jurang kesengsaraan dan kriminalitas. Pria yang sempat saya tolong itu menjadi obsesi dan semua tindakannya untuk mendapatkan saya sudah sangat mengganggu ketenangan dan membahayakan.
Gilanya obsesi pria itu sampai memaksa saya untuk menikah dengannya. Saya yang ketakutan dan terancam, menerima pernikahan itu dengan terpaksa. Saya tetap saja tidak mencintai suami saya, walau perlakuannya seperti malaikat. Tapi suami saya juga bisa langsung berubah menjadi iblis jika saya memberontak.
"Kurang ajar! Kabur sejauh ini ternyata kamu ingin mengaborsi anak kita!" Hans membentak dan mencengkram dagu saya.
"Kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya Mona!" ejeknya tertawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NURUL NUHANA., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAYA BUKAN PELACUR!

"Siapa yang predator?" tanyanya seraya mengernyitkan alis.

"T-tidak. Lupakan saja," jawab saya gugup.

Pria ini terdiam, saya jadi salah tingkah dan mengalihkan pandangan ke bawah. Hening ... tidak ada obrolan lagi diantara kami. Hanya ada suara jangkrik yang baru terdengar.

"Mona ...," panggilnya lirih.

Saya menatap matanya dengan malu-malu dan bertanya,"Ada apa?"

Wajah datar dan tatapan sayu pria ini membuat saya sulit membaca pikirannya. Ia sangat sulit ditebak, saya takut pria ini tiba-tiba berubah seperti Riko.

"Siapa mereka itu tadi?" tanyanya.

Saya terkejut mendengar pertanyaannya, bahkan mata saya terasa seperti akan keluar. Saya menjawab,"Saya pikir kamu tahu siapa mereka, kenapa jadi bertanya ke saya? Tadi kata kamu "Maaf Mona, saya datang terlambat" itu artinya kamu tahukan saya kenapa? Kenapa jadi bertanya? Saya juga tidak tahu mereka siapa!"

"Saya bilang seperti itu karena melihat kamu ketakutan. Jadi saya menyuruhmu tenang, karena saya mengira kamu ketakutan ketika melihat saya. Terlambat maksudnya, karena saya terlambat untuk menepati janji saya datang ke rumah kamu," jelas pria ini.

"Jadi kamu benaran ke rumah saya?" tanya saya tak percaya.

"Iya," jawabnya singkat.

"Lalu kenapa kamu ada di sini?" tanya saya heran dan semakin mencecarnya.

Pria itu diam sejenak, namun jemarinya tetap membelai kedua pipi saya. Kemudian menjawab,"Insting saya yang mengarahkan kamu ada di sini, Panda ...."

"Panda?" tanya saya terkejut.

"Mffft ...."Tiba-tiba pria ini membekap mulut saya dengan tangan kanannya.

Iya menaruh jari telunjuk kirinya di bibir, memberi saya sebuah pertanda untuk diam. Saya menegang dan bergetar, saat tiba-tiba pria misterius ini melakukannya. Namun tak berselang lama, terdengar langkah kaki berlari menuju ke sini. Mendengarnya membuat mata saya tanpa sadar langsung menatap pria ini, saya yakin mata saya membulat sekarang. Pria ini mengedipkan lembut kedua matanya, seolah memperingatkan untuk tetap tenang dan jangan takut.

Tak lama, suara derap kaki itu semakin terdengar kuat dan semakin mendekat. Dan benar saja, terlihat bayangan manusia dari arah kiri berlari melewati celah rumah sekitar lima pria. Ternyata mereka adalah sebagian dari segerombolan pria yang mengejar saya tadi. Mereka pasti berpencar untuk mencari saya keliling tempat ini. Saat mereka lewat, ternyata mereka berhenti sejenak dan terdengar sedang mengobrol.

"Kemana perginya mereka?" tanya seorang pria terdengar ngos-ngosan.

"Saya rasa, mereka berdua manjat tembok di sana tadi," jawab seorang lainnya yang juga terdengar tersengal.

"Kita cari lagi ke depan sana, siapa tahu ketemu," ajak pria lainnya.

"Tung-tunggu ...," ujar pria dengan napasnya yang sangat tersengal. Dan ia melanjutkan kata-katanya,"Kita istirahat sebentar. Lelah sekali, bisa mati kita."

"Kalau kita gak dapat cewek itu, bisa lebih mati kita!" sarkas temannya.

"Sudah ayo, kita cari lagi," ajak temannya.

Derap kaki langsung terdengar berlari menjauhi lokasi. Mereka berlima sepertinya sudah benar-benar pergi meninggalkan kami berdua. Pria ini melepaskan bekapannya, saya pun bisa bernapas lega. Saya cukup merasa tenang, setelah mendengar langkah kaki mereka pergi.

"Tolong jawab Mona ... kamu kenapa?" tanya lembut pria ini terdengar pelan.

Saya membalas tatapan lembutnya, dan menjawab,"Saya tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa bagaimana? Kamu jangan takut, beritahu saya," ujar pria ini sedikit emosi.

"Saya tidak apa, lagi pula untuk apa kamu tahu," ucap saya kesal.

Saya menyingkirkan kedua tangannya yang menangkup pipi saya, namun ia tiba-tiba kembali menangkupnya dengan sedikit kasar, ia pun berkata,"Katakan Mona, siapa yang membuat kamu seperti ini?"

"Saya tidak apa-apa! Kenapa kamu terlalu ingin tahu urusan orang lain!" Marah saya seraya mendorong dadanya, membuatnya sedikit terhuyung ke belakang dan membuat tangkupannya terlepas.

"Gak apa?" tanyanya seraya tersenyum mengejek.

"Iya!" jawab saya ketus.

Ia menatap mata saya dengan senyumannya yang seolah mengintimidasi dan mengejek, tatapannya juga seolah menusuk. Ia tiba-tiba saja merubah ekspresinya, entah apa yang sedang ia pikirkan. Tapi saya yakin, pria ini tahu jika saya sedang berbohong.

"Apa kamu menjual diri?" tanyanya.

"PLAK!"

Satu tamparan keras mendarat di pipi kirinya. Saya layangkan tamparan itu setelah mendengar pertanyaan sarkasnya itu. Pertanyaan itu sangat menyakiti hati bahkan menyinggung harga diri saya. Kenapa pria ini berani mengatakan hal itu, benar-benar kurang ajar.

Air mata sedih bercampur emosi mengalir di pipi saya. Saya benar-benar marah mendengar ucapannya barusan. Rasanya ingin saya bunuh dirinya sekarang. Mengapa dirinya bisa berpikiran seperti itu! Pria ini memegang pipi kirnya sesaat, lalu sedikit tertawa pelan dan kembali menatap saya. Senyum mengejeknya sangat membuat saya jengkel dan emosi.

"Apa kamu pikir saya Pelacur?" Tanya saya dengan pandangan yang berkaca-kaca, dan tanpa menoleh, tak sudi melihatnya.

Pria ini tertawa sekilas lalu kembali bertanya,"Kalau kamu bukan Pelacur, lalu untuk apa mereka semua mengejarmu?"

"Saya sudah bilang, saya tidak tahu!" jawab saya menatap tajam dirinya.

"Bisa saja mereka berbondong-bondong ini memakai jasamu," ucapnya.

"PLAK!"

Satu tamparan kembali saya layangkan dengan kuat di pipi kirinya. Namun pria ini hanya tersenyum tanpa memegang pipinya seperri sebelumnya. Mungkin ia menerima tamparan itu atas mulutnya yang kurang ajar. Atau entahlah apa yang sedang ada di pikirannya.

"Jaga bicaramu!" tegas saya.

"Saya bukan Pelacur!" ujar saya menegaskan.

"Jangan malu, di Jakarta sudah biasa wanita penghibur sepertimu," ejeknya dengan senyum menyebalkannya itu.

"Mungkin kamu mau di gangbang sama mereka," ujarnya tersenyum mengejek.

Namun, saya tidak mengerti apa maksudnya. Entah apa arti kata gangbang yang diucapkannya barusan, dan bahasa apa itu. Namun melihat saya terdiam keheranan, pria ini seolah bisa membaca isi kepala saya. Ia pun melanjutkan kata-katanya, dengan tatapan menghina dan senyum yang menjengkelkan dan mengejek.

"Digilir ...," ucapnya.

1
NURUL NUHANA
Oh ya, sangat kejam.
Anonymous
Update Penulis tersayang/Sob/
NURUL NUHANA: Sudah Sayang Cinta/Determined//Sneer/
total 1 replies
Anonymous
Yey ... Hans datang/Whimper//Sneer/
NURUL NUHANA: Ih ... kok tahu?/CoolGuy/
total 1 replies
Anonymous
Hans?/Whimper/
NURUL NUHANA: Uh ... sampai terharu/Chuckle/
total 1 replies
Anonymous
Ya Allah Mona/Whimper/
Untung berhasil selamat.
Walau baju sudah compang-camping!
NURUL NUHANA: Iya bajunya koyak, hanya lengan bajunya yang masih tercantol/Cry/
total 1 replies
Anonymous
Kamu kayanya yang sawan Riko!!!
NURUL NUHANA: Hahaha Sabar ya
total 1 replies
Anonymous
Kejam ini si Riko!
Anonymous
Enggak, pasti Mona gak mati Penulis.
Anonymous
Bagus Mona! Lawan terus/Angry/
Tapi masa Mona mati?/Sob/
Anonymous
Ikut tegang, berasa capeknya/Facepalm/
Aini Nur
ditunggu kelanjutannya ...
NURUL NUHANA: Halo Sayang/Heart/
Penulis sudah mengupdate Bab baru ya/Sneer/
Terima kasih sudah membaca cerita Penulis dan tetap setia menunggu.
/Chuckle/
total 1 replies
NURUL NUHANA
TOLONG LIKE DAN KOMEN YA!
Anonymous
Oalah ... Hans ... Hans .../Drowsy/
Makanya jangan banyak tingkah Hans!
Masuk ICU kan jadinya/Drowsy/
NURUL NUHANA: Titisan monyet/Chuckle/
total 1 replies
Anonymous
Hayo ... siapa?
NURUL NUHANA: Gak tau/Proud/
total 1 replies
Anonymous
Ha/Gosh/ Riko?
Riko siapa ini?/Scream/
Anonymous
Sudah Penulis, saya selalu mendukung semua karya Penulis/Kiss/
NURUL NUHANA: Masya Allah. Terima Kasih/Wilt//Pray/
total 1 replies
Anonymous
Minum Antimo Milu/Joyful/
NURUL NUHANA: Sudah minum Antangin dia/Tongue/
total 1 replies
Anonymous
Em ... Riko anti patriarki ini/Whimper/
NURUL NUHANA: Idaman ya/Hey/
total 1 replies
Anonymous
Wah ... Masya Allah ...
Baru saya tinggal tiga jam sudah nambah saja nih popularitas dan likenya. Berkah ya Penulis ceritanya, semoga dapat gaji yang banyak. Aamiin.
Salam Dari Penggemar Setia/Kiss//Plusone//Good//Ok//Pray//Heart//Gift/
NURUL NUHANA: Alhamdulillah.
total 1 replies
Anonymous
Saya sudah mengerti kok sudut pandangnya sebelum Penulis kasih pengumuman hihihi
NURUL NUHANA: Bagus dong.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!