Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Problem Berikutnya
"Vir, lama kali aku tak lihat Om Ted?" todong Vano pagi-pagi.
Sebulan telah berlalu paska sidang putusan cerai, Vira telah menyandang status baru. Tapi tak ada satupun rekan kerja yang tahu. Vira menutup rapat tentang itu.
Vira mengulum senyum atas pertanyaan Vano.
"Sibuk," jawab Vira singkat.
"Lama tak kulihat om Ted jemput kamu," sambung tanya Vano.
"Kepo," balas Vira menimpali.
"Eh Vira, beberapa hari yang lalu gue ketemu sama Om Ted loh," sela Rena.
"Terus?" tanggap Vira.
"Om Ted sama temannya yang sering ikutan jemput kamu itu loh. Ganteng juga dia," puji Rena.
"Siapa? Daniel?" Vira menanggapi.
"Nggak tahu sih namanya.. He.. He...," Rena terkekeh.
"Lo beneran mau sama dia Ren?" Vano duduk ikutan gabung dengan kru jaga satu shiftnya itu.
"Emang kenapa? Ganteng loh dia. Iya kan Vira?" kata Rena meminta persetujuan Vira.
"Hhhmmmm gimana yaaaa....?" seru Vira. Menggantung banget tanggapannya.
"Vir, hati-hati sama pria itu. Kayaknya ada something deh," kata Vano dengan ajian menggosip yang barusan dimulai.
"Apaan?" Rena dibuat penasaran.
"Isshhh kepo aja sih lo," olok Vano.
"Gue cuman nasehatin sebagai teman kamu loh Vir. Jagain tuh suami kamu, bisa-bisa digaet loh sama dia," nasehat Vano menggebu.
"What? Apa dia.... Titik....titik.....," Rena menggerakkan dua jari sebagai simbol tanda kutip.
"Bisa benar bisa salah. Cuman gosipnya aja begitu," jelas Vano.
Hati Vira terasa miris. Andai mereka berdua tahu. Suaminya bukan lagi tergoda, tapi memang sudah bersama dengan orang yang dibicarakan oleh mereka.
"Darimana lo tahu?" tanya Rena.
"Hhhmmm kasih tahu nggak ya?" ujar Vano berteka teki.
"Isshhh menyebalkan banget sih lo," tukas Rena kesal
"Kalau berita gosip itu benar adanya Vira, lo harus ikat kencang Om Ted," saran Rena dan Vira hanya mengangguk.
"Jangan iya...iya aja. Tapi jaga beneran," lanjut Rena memberi nasehat.
"Iya... Iya... Makasih Rena," sambut Vira.
"Jangan dibolehin jalan berdua Daniel. Nggak baik. Ntar ada setan lewat, bisa-bisa mereka berdua malah masuk hotel," kata Rena bermaksud bercanda.
Vira tersenyum kecut.
Itu semua sudah terjadi Rena, kata Vira dalam hati.
"Oh ya, lama juga tak bersua dengan dokter Jo," seru Vano mengalihkan topik pembicaraan.
"Hhmmm, iya juga ya? Biasanya kalau kita ngobrol lama begini pasti dokter Jo negur," ucap Rena seakan mengingat masa-masa jaga bersama dengan Jonathan.
"Lo nggak pernah dapat kabar dari dokter Jo?" tanya Rena ke arah Vira.
Vira menggeleng.
"Nggak mungkin tuh. Dokter Jo tuh naksir berat sama kamu Vira," tandas Vano.
"Jangan nggosip aneh-aneh," seru Vira. Ingin rasanya menjitak Vano yang kalau ngomong kadang tak terkontrol.
"He... He... Semua orang di rumah sakit ini juga tahu lah Vir. Pandangan mata nya bagai orang yang jatuh cinta gitu," bahas Vano memperjelas.
"Hhmmm mulut lo mau kusobek?" ancam Vira dengan nada becandaan.
"Sadis amat," balas Vano terbahak.
"Isshhh... Sialan," umpat Vira.
"Jaga mulut. Ntar keceplosan di depan Cello dan Celly bisa berabe lho," kata Rena mengingatkan.
"Baik Eyang. Terima kasih nasehatnya," tukas Vira ikutan tertawa lepas.
"Emang aku eyang kamu? Enak aja. Gini-gini gue masih muda kali," Rena kesal dipanggil eyang.
"Saking mudanya, sampai sekarang tak punya pacar," kata Vano ikutan mengolok Rena.
"Kalian ini...," Rena kesal. Sambil menghentakkan kaki Rena menjauhi mereka berdua, meninggalkan tawa Vira dan Vano bersamaan.
"Eh Vir," kata Vano dengan mode serius.
"Apa?" Vira menoleh dan menghentikan tawa.
"Lo bener nggak tahu?" tanya Vira penasaran.
"Apaan sih? Jangan buat gue kepo deh," tukas Vira.
"Dokter Jo akan bertunangan," kata Vano berbisik.
"Bagus lah Vano. Itu tandanya jodoh dokter Jo telah datang," kata Vira menyembunyikan keterkejutannya.
Sejak bertemu di pantai dan berakhir menginap di apartemen milik Jonathan, Vira belum pernah bertemu dengan lagi dengan pria itu.
"Lo nggak jelous?" tanya Vano.
"Ngapain musti jelous Vano?" kata Vira menegaskan.
"Iya juga ya. Lo kan udah punya suami. Dosa tau Vir," bahas Vano.
Vira mengiyakan saja, daripada dibahas kemana-mana sama Vano.
"Vir, aku dengar dokter Jo itu anak yang punya rumah sakit ini ya?" bisik Vano.
"Apa iya?" Vira memang tak tahu siapa sebenarnya Jonathan.
Tapi melihat isi apartemen, semua barang mewah yang ada di dalamnya. Pantas sih kalau Jonathan berasal dari kalangan atas.
Ponsel Vira berdering. Ada nama Pak No calling.
"Bentar ya," kata Vira.
"Hhhmmm, apa itu Pak No pengacara terkenal itu," komen Vano.
"Vir, lo nggak sedang ngadepin kasus pidanan kan?" telisik Vano penasaran.
"Issshh berisik ah," Vira menjauh daripada mendengar ocehan Vano.
"Halo tuan," sapa Vira.
"Jangan panggil Tuan deh Vira. Kita sudah lama mengenal, panggil Pak No aja," suruh pak No.
"Gimana hasilnya pak No?" tanya Vira.
"Mantan kamu masih kekeuh tentang hak asuh anak dan gono gini. Kayaknya dia tak ingin kehilangan aset secuilpun," kata pak No menjelaskan.
"Lantas? Kemungkinan kita menang?" tanggap Vira menanggapi.
"Aku akan bantu semaksimal mungkin Vir. Tim ku sedang menyiapkan semua," imbuh pak No.
Vira menghela nafas panjang.
Putusan cerai dengan Teddy telah ketuk palu. Ternyata di belakang itu masalah tak selesai begitu saja. Hak asuh dan gono gini muncul setelahnya.
Vira tak tahu lagi musti gimana menghadapi tingkah mantan suaminya itu.
Untung ada Pak No yang membantu menghadapi kasusnya ini.
Vira balik ke ruang jaga setelah menutup panggilan dari Pak No.
"Vir, lo dipanggilin HRD tuh," beritahu Vano.
"HRD?" tukas Vira.
Vano mengangkat kedua bahi tanda tak tahu.
"Kali aja mo naik gaji Vira. Positif thinking aja," sela Rena barusan gabung lagi ke ruang jaga perawat.
"He...he...," Vira tersenyum kecut.
Kalau sampai dipanggil bagian HRD, pasti ada something.
"Ke sana aja Vira. Biar nggak penasaran," suruh Vano.
Tok... Tok... Vira mengetuk pintu ruangan kepala HRD dengan harap cemas.
"Silahkan duduk Vir," kata kepala HRD dengan senyum sinis.
"Makasih kak," Vira duduk.
"Vira, kamu tahu kenapa dipanggil di sini?" Vira hanya menggeleng karena dia tak tahu beneran.
"Sebelum menyampaikan intinya, aku ingin minta maaf duluan," ujar kepala HRD.
Vira masih diam dan menatap lawan bicaranya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Like, komen dan subscribe dong guysssss.
Jatuhin bintang lima ⭐⭐⭐⭐⭐
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i