NovelToon NovelToon
Menuai Rindu

Menuai Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:50.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Mas Wira, kalau sudah besar nanti, Mega mau menikah dengan mas Wira ya?! pokoknya mas Wira harus menikah dengan Mega..?!" ucap gadis kecil itu sembari menarik lengan Wira.
Mendengar rengekan Mega semua orang tertawa, menganggapnya sebuah candaan.
" Mas Wira jangan diam saja?! berjanjilah dulu?! mas Wira hanya boleh menikah dengan Mega! janji ya?!" Mega terus saja menarik lengan Wira.
Wira menatap semua orang yang berada di ruangan, bingung harus menjawab apa,
" mas Wira?!" Mega terus merengek,
" iya, janji.." jawab Wira akhirnya, sembari memegang kepala gadis kecil disampingnya.
Namun siapa sangka, setelah beranjak dewasa keduanya benar benar jatuh cinta.
Tapi di saat cinta mereka sedang mekar mekarnya, Mega di paksa mengikuti kedua orang tuanya, bahkan di jodohkan dengan orang lain.
bagaimanakah Nasib Wira, apakah janji masa kecil itu bisa terpenuhi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

motor Wira

" Mega tidak mau kung, kenapa harus dengan mas Wira?" Mega tidak kunjung bangkit dari tempat duduknya,

" memangnya kenapa Mega? Kau dan Wira itu bukan orang lain?" kata Kakung heran kenapa Mega sampai menolak.

" Kalian tidak ingat kalau sudah menghabiskan masa kecil sampai remaja bersama?" imbuh Kakung,

" itu sudah lama Kakung, sekarang kami sudah sama sama dewasa?!"

" kau malu Mega? Untuk apa kau malu pada Wira, dia bahkan yang mengelap ingusmu dulu, menyisir rambutmu, dan membantumu memakai kaos kaki dan sepatu?"

Wajah Mega bersemu merah mendengar ucapan kakungnya,

" Kakung?!" protes Mega.

" Sekarang Kakung tanya, kalau bukan Wira yang membantumu lalu siapa? Kau tidak punya saudara laki laki, Kakung dan utimu pun sendiri di kampung ini, teman teman Kakung ya sama sama tua..

tidak ada kau selama ini Kakung juga selalu memanggil Wira jika ada kesulitan, karena Wira sudah seperti Cucu Kakung sendiri..

Kakung mengenal Wira sejak kecil,

tentu saja Kakung percaya padanya..

Sudahlah Mega, cucuku sayang..

Berangkatlah dengan Wira, dia akan mengurus segalanya untukmu..

Cepatlah, Wira menunggu.." kata Kakung sembari menarik tangan cucunya,

" ayo nduk..! Kau ini bukan anak kecil, jangan begitu..?!" suara kakungnya sedikit tegas.

Mendengar itu Mega akhirnya bangkit,

Ia mengambil cardigannya yang berwarna coklat muda.

Perempuan itu berjalan keruang tamu di ikuti kakungnya.

" Nah..! Berangkatlah kalian.." kata Kakung pada Wira dan Mega.

Wira bangkit, menatap Mega sekilas, lalu menatap Kakung.

" kenapa Wira?" tanya Kakung melihat ekspresi aneh di wajah Wira.

" ah, tidak kung.." jawab Wira, lalu berjalan keluar menuju pintu.

Mega mengikuti langkah Wira menuju rumahnya, karena motor Wira terparkir di teras ibunya.

Setelah sampai di teras Wira menurunkan motor itu ke jalan, dan menaikinya.

" Ayo naik." dan nada suara Wira masih seperti kemarin kemarin, ekspresinya pun kembali menjadi dingin setelah keluar dari rumah kakung.

Mega tentu saja merasa kikuk, tidak nyaman,

Apalagi jok motor Wira termasuk kecil, sudah pasti mereka akan duduk dengan posisi yang dekat sekali.

" Kenapa? tidak terbiasa naik motor? tuan putri mau naik mobil saja?" lagi lagi kata kata Wira menusuk hati.

" tidak mas, naik motor saja.." jawab Mega, baru saja Mega akan naik,

Terlihat budhe asri keluar dari dalam rumah.

" Lho?! mau kemana kalian?" tanya ibu Wira itu,

" disuruh Kakung mengantar Mega." jawab Wira pendek.

Budhe asri menatap putranya itu dengan senyum yang penuh,

" memangnya tidak apa apa naik motor Mega? Jok motor Wira sempit.." kata budhe asri saat melihat raut wajah Mega.

" Tidak masalah budhe.. Cukup kok.." jawab Mega,

" budhe jadi ingat kalian sewaktu sekolah dulu, kemana mana boncengan.."

mendengar ucapan ibu Wira, keduanya terdiam.

" ya sudah, berangkat lah, hati hati wira? Jangan ngebut?!"

Wira tidak menjawab ibunya, namun ia mengangguk tak lama kemudian.

Mega naik ke atas motor itu dengan hati hati,

Cukup memang, tapi posisinya dan Wira terlalu dekat, bahkan tidak ada jarak karena jok motor Wira sangatlah pas.

Setelah merasakan Mega sudah naik, Wira mulai menyalakan mesin motornya, dan membawa Mega berangkat.

Di tengah perjalanan, Mega benar benar tidak nyaman, ia tidak berani sedikitpun menyentuh Wira, sehingga kedua tangannya ia taruh baik baik di kedua pahanya.

Angin membawa harum parfum Wira ke hidung mega, samar samar..

aromanya segar.. maskulin, namun tidak tajam.

Sepanjang perjalanan, beberapa ibu ibu menyapa Wira, lalu menatap Mega.

Mega mengulas senyum sepantasnya,

Dalam hati Mega,

" pastilah mereka akan menjadi bahan pembicaraan lagi..",

Tapi sudahlah, Mega tidak perduli terhadap gosip di kampung ini.

" Kenapa suamimu tidak ikut?" tanya Wira tiba tiba di tengah perjalanan,

Mega tampak kaget, untung saja Wira tidak bisa melihat wajahnya saat ini.

" Dia sedang di luar pulau, ada pekerjaan disana," jawab Mega.

" kerja dimana suamimu?"

" di salah satu perusahaan BUMN mas.."

" wah.. menantu idaman.." Wira tersenyum sinis.

di tengah perjalanan Wira tiba tiba menginjak rem, ada seorang anak kecil yang tiba tiba saja berlari keluar dari halamannya.

" Ya ampun..! Maaf mas..!" seorang ibu berlari keluar menarik putranya yang masih balita.

Wira tidak menjawab ibu ibu itu, tapi wajahnya terlihat terkejut, tentu saja, ia hampir menabrak anak kecil.

Setelah ibu itu menggendong anaknya masuk ke dalam rumahnya, barulah Wira dan Mega sadar,

Mega yang kaget itu tentu saja reflek memeluk Wira, tangan Mega erat melingkar di perut Wira.

" Maaf mas..?!" Mega buru buru menarik tangan dan tubuhnya ketika sadar.

Wira tidak menjawab, laki laki itu langsung menarik gas motornya kembali.

Pipi Mega terasa panas, ia sungguh malu dengan apa yang sudah di lakukan nya.

Belum lagi pikirannya yang kemana mana,

Setelah memeluk Wira, Mega benar benar merasakan perbedaan tubuh Wira yang dulu dan sekarang,

Sejak dulu Wira memang sudah tinggi, namun tubuhnya termasuk kurus,

Tapi sekarang, tubuh tinggi itu lebih berisi, dan lebih berotot.

Bahu yang dulu kecil itu sekarang terlihat lebar, dan punggung yang tepat di depan mata Mega itu terlihat kokoh.

Mega membuang pandangannya ke arah jalan,

Di usirnya pikiran yang kemana mana itu, bisa bisanya dia memikirkan hal semacam itu.

Setelah sampai di pinggir jalan utama, Wira menghentikan motornya.

Terlihat tanah yang luas, penuh dengan pohon jati yang masih berukuran sedang.

" Ini adalah tanah Kakung yang paling dekat dengan jalan raya." beritahu Wira setelah keduanya turun dari motor.

" karena jatinya belum besar, tidak masalah memotongnya." lanjut Wira.

" Apa tidak ada tanah Kakung yang berada di tengah tengah kampung?

Bukankah terlalu jauh jika anak anak kampung harus berjalan kesini?" tanya Mega,

Wira terlihat berpikir,

" Ada, tapi sedang di tanami jagung." jawab Wira.

" Kenapa tidak lihat yang disana saja?"

" kukira kau akan lebih suka jika letaknya di pinggir jalan raya?"

" tidak mas, tujuanku adalah anak anak kampung kita sendiri.." jawab Mega,

Wira menatap Mega heran,

" bukankah kau hanya liburan disini?" tanya Wira,

" memangnya kenapa mas?"

" kalau hanya liburan kenapa kau harus repot repot membuat perpustakaan?

Setelah kau pergi siapa yang akan mengurusnya?"

Mega terdiam sesaat, bingung harus menjawab apa.

" Aku mungkin sedikit lama disini mas, karena suamiku juga lama di luar pulau," jawab Mega.

" Berapa lama? Setahun? dua tahun? Tiga tahun?" pertanyaan Wira sungguh di luar dugaan Mega, Mega tidak pernah mengira laki laki itu akan bertanya begitu dalam.

" Bisakah kita bicara tentang tanah saja?" Mega mengulas senyum pada Wira.

" Aku hanya penasaran Mega,

Mendengar rencanamu yang di ungkapkan oleh Kakung kepadaku, bahwa kau ingin membuka perpus, dan memberi les gratis untuk anak anak,

Aku jadi berpikir bahwa kau akan lama disini,"

" apa mas terganggu jika aku lama disini?" tanya Mega, dan keduanya bertukar pandang kembali,

" Aku bukan anak kecil Mega, kau bukanlah perempuan yang bisa mengangguku lagi." jawab Wira.

Mega tersenyum mendengar itu, sekarang ia mulai terbiasa dengan sikap sinis dan kata kata tajam Wira.

" Baguslah jika aku tidak bisa mengganggumu lagi mas, aku jadi tenang.. Dan memang seharusnya begitu kan mas.."

Wira membuang pandangannya ke arah lain, tidak menjawab.

" Ya sudah mas, ayo kita lihat kebun jagung Kakung.." ajak Mega mencairkan suasana.

1
Murni Zain
Serius Handoko menangis 🤔🤔
msh ada hati dn perasaan sedih lihat anknya bersimpuh.. menyelamatkan dirinya. 🙄
indy
Pak handoko ke anak sendiri saja tega apalagi ke orang lain
Mika Saja
bisa nangis kau pak Handoko, penyesalan mu SDH TDK berguna lg, tinggal menunggu semua yg kau pnya akan hilang sekejap mata,,,mba ayu minta up 1x LG ya 🤭🥰
Mika Saja: siap mba ayu👍🥰🥰
ayuningdianti: besok ya kak.. matanya udah berat..😁🙏🙏
total 2 replies
margareta nababan
AYO UP LAGI KAKKKK PLIS KAMI NUNGGUIN MEGA D BAWA WIRA
Mika Saja
dah Wira ayo bw pergi aja Mega,, pelayan nya SJ sampai blng bgtu,tentunya mrk tau apa yg terjadi dirumah itu,,,
Nene Juan
Sampai ketinggalan tiga part, kenapa gx ada notip, di hpku yah..
Lyna Elza
hadehhhh HANDOKO dipelintir tangan nya Uda kesakitan kayak gitu..... sok pahlawan
Iyee Kah
suksess slalu thorr
ayuningdianti: amin kak...
total 1 replies
Sitti Ramadan
aku nangis lo thor, sedih, terharu wira dtg untuk mega, trus yudha ikhlasin mega buat wira walaupun dia juga harus babak belur
Murni Zain
Alhamdulillah akhirnya pertolongan dtg tepat waktu.. mas Wira ❤😍🥰
mbk Ayu the best ❤❤❤
Wiwik Roviyantini
kok ada y orang tua macam Handoko 😶😶😶
margareta nababan
kakkkkk, ayo up lagiiii saya ga sabarr nii
ayuningdianti: agak malam kak..🙏
total 1 replies
evi Lusi
makash upnya mbak Ayu
evi Lusi
wuih tepat waktu maz wiraa
Murni Zain
Alhamdulillah... akhirnya Wira dtg... tujukan pesona mu Mas Wira, bikin Handoko menyesal.balas semua perbuatan Handoko untuk Mega.
Lyna Elza
yessss hancur kan HANDOKO
Ervina Ard
Gimana nasib Yudha? Kl mngl, Handoko bs kena tp bs jg lolos, tergantung kekuatan 'rahasia' penyuapan yg dilakukan papanya Yudha.
santhy
mas wira .. aku padamu maaaass 😍
Mika Saja
orang tua Mega benar2 sakit ini,,Wira CPT lah kau dtng,,ayo selamat Mega dan yudha,,,basmi orang bersafari dan Orang tua mega yg benar2 mengerikan s
evi Lusi
semakin grrget aku sama papanya mega ini
sangat arogan sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!